Wawancara Suara Islam dengan
Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Jibril
“Anak Saya Disiksa Di Depan
Gories Mere”
Kalau dulu di zaman Orde Baru
muncul nama Jenderal (TNI) Leonardus Benny Moerdani sebagai tokoh pembantai
para aktivis Islam, sekarang kembali muncul nama Komjen (Pol) Gories Mere
sebagai tokoh pembunuh aktivis Islam yang difitnah sebagai teroris.
Kedua Jenderal tentara dan
polisi itu memiliki banyak kesamaan. Keduanya sama-sama penganut Kristen
Katolik fanatik fundamentalis, berlatar belakang intelijen, membenci Islam, bernafsu
menghabisi para aktivis Islam, ahli rekayasa terorisme. Kalau di zaman Orde
Baru sengaja dibuat Komando Jihad, Teror Warman, Gerombolan Woyla dan lain-lain;
sekarang dibuat istilah teroris.
Semuanya itu dimaksudkan
untuk menciptakan stigma negatif terhadap Islam dan umat Islam Indonesia. Padahal
semua itu sengaja diciptaan rezim penguasa untuk terus menerus mendiskreditkan
umat Islam sehingga menjadi lemah dan akhirnya mudah dikendalikan. Sebaliknya
gerombolan Kristen dan Katolik fanatik fundamentalis terus berkembang pesat dan
akhirnya berkuasa di Indonesia.
Kalau dulu ada Benny Moerdani, sekarang muncul Gories Mere.
Berikut ini wawancara Abdul
Halim dan fotografer Fuad al Faroeq dari Tabloid Suara Islam dengan Wakil Amir
Majelis Mujahidin Ustadz Abu Jibril, seputar
sepak terjang Gories Mere selama ini dalam mendiskreditkan Islam dan umat Islam
Indonesia.
Komjen (Pol) Gories Mere
ternyata masih memimpin operasi Densus 88, seperti terungkap ketika penangkapan
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan insiden Bandara Polonia Medan dengan TNI-AU. Bagaimana
komentar anda?
Saya kembali ke sejarah. Dulu ketika zaman Orba, para pemuda yang
aktif dalam gerakan penegakan syariat Islam mendirikan Himpunan Pemuda Masjid
di Jogjakarta yang saya pimpin sendiri, kemudian menjadi Badan Komunikasi
Pemuda Remaja Masjid se Indonesia (BKPRMI), yang merupakan gabungan para pemuda
dan remaja masjid yang memiliki wawasan bagaimana penegakan syariat Islam di
Indonesia.
Pada mulanya adalah gerakan
Salibis internasional, yang dimulai dari pengumuman Perang Salib modern tahun 2001
lalu oleh Presiden AS George W Bush pasca insiden 11/9 yang disebut Global War
on Terrorism (GWoT). Sebenarnya pada waktu itu Menlu Australia sudah mencirikan siapa
yang bisa disebut sebagi teroris. Adapun cirinya adalah ulama yang selalu
bicara syariat Islam dan khilafah yang ditegakkan dengan dakwah dan jihad serta
menolak demokrasi. Mereka selalu berpakaian baju koko atau jubah, memakai
serban, jenggot, istrinya berjubah besar dan cadar. Kalau diteliti ini semua
mengarah kepada umat Islam. Inilah yang mereka sebut sebagai teroris.
Padahal menurut Wapres Hamzah
Haz pada waktu itu, di Indonesia tidak ada teroris. Namun setelah SBY jadi
Presiden, stigma teroris yang dilekatkan kepada umat Islam menjadi sangat
populer. SBY banyak sekali terlibat dalam pengenaan stigma negatif kepada umat
Islam ini. Bahkan selama 10 tahun sejak
SBY menjabat Menkopolkam hingga Presiden, istilah teroris di Indonesia
sangat terkenal. Mereka yang ditangkapi atas perintahnya selama ini mencapai 530
orang. Sedangkan yang dibunuh baik
secara eksekusi Pengadilan atau ditembak langsung di jalan-jalan kurang lebih 40
orang. Sedangkan tokoh yang paling berperanan dalam memburu mereka yang dituduh
sebagai teroris adalah Gories Mere. Meski tugasnya sebagai Kepala Badan
Narkotika Nasional (BNN), tetapi masih merasa perlu untuk memburu teroris.
Memang selama ini SBY dikenal
sebagai kaki tangan yang paling dicintai AS di Indonesia. Dia sengaja
mengangkat orang-orang yang bisa membantu tugasnya seperti Gories Mere. Karena AS
mayoritas Kristen Salibis, tentu ada suatu perjanjiannya supaya perkembangan
Kristen di Indonesia berjalan pesat. Maka apa saja gerakan Kristen selalu
berjalan mulus. Meski minoritas, mereka berani membantai umat Islam di Ambon
dan Poso, termasuk pembantaian 500 santri Ponpes Walisongo di Poso (2001). Bagaimana
kalau mereka mayoritas, tidak dapat kita bayangkan kekejamannya. Selama ini
mereka tidak pernah mendapat tekanan dari pemerintah sebagaimana yang selalu dialami umat Islam. Karena yang
berkuasa adalah SBY dan algojonya adalah Gories Mere. Selama ini orang yang
paling sibuk mengurusi teroris adalah Gories Mere. Dia ada dimana saja, seperti ketika terjadi
penangkapan, pembantaian, penembakan, termasuk ketika menangkap anak saya
Muhammad Jibril. Ternyata Gories Mere ada ditempat ketika Muhammad Jibril
disiksa anak buahnya.
Mengapa selama ini nama
Gories Mere tidak pernah muncul dalam setiap operasi anti teroris?
Itulah yang mengherankan, mengapa
tidak pernah dimuculkan nama Gories Mere, ini yang perlu dipertanyakan. Ketika
terjadi pembantaian dimana-mana, kok namanya selamat saja. Akhir-akhir ini baru
muncul dan itupun secara kebetulan karena adanya peristiwa insiden dengan TNI
AU di Bandara Polonia Medan.
Sepandai-pandainya anjing meloncat, pasti akan jatuh juga. Barangkali inilah
waktunya kejatuhan Gories Mere.
Adanya rumor, sejak
penangkapan Ustad Abu Bakar Ba’asyir, peristiwa Medan, pengerebegan, penangkapan,
pembantaian yang dikaitkan dengan teroris, Gories Mere pasti hadir disitu. Jadi
semua kegoncangan akibat isu terorisme di Indonesia, dialah orang pertamanya.
Gories Mere diduga mendapatkan banyak dana dalam memimpin operasi anti teroris
tersebut. Jadi Gories Mere adalah biang
keroknya penyiksaan, penangkapan, pengerebegan dan pembantaiana tertuduh
teroris di Indoensia. Terorisme
merupakan undang-undang yang dilegalkan penguasa thoghut untuk
menghentikan dan mematikan gerakan jihad bagi penegakan syariat Islam dan
khilafah. Terorisme merupakan undang-undang yang dilegalkan untuk menangkap, memenjarakan,
membunuh para ulama mujahid dan para mujahidinnya.
Kabarnya anda bertemu dengan
tiga Jenderal di Mabes Polri pasca penangkapan Muhammad Jibril?
Pada waktu anak saja Muhammad
Jibril ditangkap Densus, kami dari MMI pada 27 Agustus 2009 menemui tiga Jenderal di Mabes Polri, yakni
Komjen Susno Duadji (Kabareskrim), Brigjen Saud Nasution (Kadensus) dan Irjen
Saleh Saaf. Waktu itu MMI menanyakan penangkapan Jibril pada 25 Agustus 2009. Saya
minta bertemu Jibril, tetapi tidak diizinkan. Lalu saya menuntut supaya isu
terorisme harus selesai di Indonesia.
Maka MMI memberikan solusi supaya pemerintah melalui Polri, DPR, MPR dan para
ulama mujahidin untuk menjelaskan bagaimana jihad versus terorisme, bagaimana
mujahid versus terorisme. Dengan adanya definisi atau batasan ini, maka Polri
melalui Densus tidak akan sewenang-wenang melakukan pembantaian dan pembunuhan
terduga teroris. Namun hingga sekarang, ternyata belum ada respon dari Mabes
Polri.
Waktu itu saya minta ketemu
Jibril, tetapi dijawab baru bisa setelah tujuh hari. Saya minta Jibril jangan
disiksa, ternyata ketiga Jenderal polisi itu menjawab dengan sumpah: “Demi
Allah, anak ustadz tidak akan disiksa”. Lalu saya katakan: “Kalau sampai
terjadi penyiksaan, saya doakan ketiga bapak ini akan kualat. Karena bapak
sudah bersumpah tidak akan menyiksa anak saya”.
Setelah itu saya terus aktif
menelpon Saud Nasution. Pada hari ketujuh, delegasi MMI kembali ke Mabes Polri,
ternyata Muhammad Jibril ada di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Subhanallah, dengan izin Allah kami dapat
bertemu Jibril dan ternyata seluruh
bagian tubuhnya bengkak semuanya. Ternyata selama tujuh hari dia mendapat
penyiksaan biadab. Jibril tidak tahu ketika disiksa berada dimana, tetapi
sepertinya tempatnya luas dan indah, penyiksaannya berada di ruang bawah tanah.
Disitulah Jibril ditelanjangi untuk diperiksa karena dituduh sodomi. Ternyata
yang mengejutkan, Gories Mere ikut menyaksikan penyiksaan Jibril. Berarti yang memerintahkan penyiksaan adalah
Gories Mere dan dilakukan anak buahnya. Tindakan biadab itu dilakukan untuk mengambil data dan keterangan dari
Jibril.
Setelah saya lihat Jibril
babak belur karena disiksa, ketika ketemu Saud Nasution saya mengatakan: “Pembohong
kamu ! kalau seorang jenderal seperti kamu sudah berbohong, gimana anak buah
kamu”. Padahal waktu itu AKBP Zamri yang pernah mengobok-obok rumah saya
setelah Jibril ditangkap Densus, ada di samping bosnya tersebut. Kemudian saya
mengancam akan menceriterakannya di televisi. Kemudian Saud Nasution memohon
jangan diceritakan di televisi.
Sudah berapa banyak yang
disiksa, tetapi mereka tidak boleh berbicara. Hanya anak saya Jibril yang
berani bicara dan dimuat di media massa. Kalau mereka sampai bicara, maka
sangsinya akan dihabisi di dalam penjara. Mereka semua tidak ada yang tidak
disiksa, dimana ada yang dicopot kukunya, tubuhnya disetrum listrik dan
sebagainya. Anehnya, tidak ada satupun koran atau televisi yang memberitakannya.
Terakhir kita lihat Abdullah Sonata dimana dua giginya sampai hancur dan sekarang sudah diganti dengan gigi yang
baru. Jadi para tertuduh teroris itu tidak ada yang selamat dari penyiksaan. Memang
itulah cara mereka untuk mengorek data dan keterangan, persis seperti perilaku
tentara Zionis Israel terhadap tawanan Palestina. Sudah jelas mereka belajar
dari tentara Yahudi itu bagaimana cara menyiksa para tawanan. Selama ini Densus
selalu menembak tersangka teroris dengan alasan mereka membawa senjata. Demikian
pula pasukan Zionis Israel selalu menembak terlebih dahulu seperti dalam kasus
pembantaian di atas kapal Mavi Marmara. Jadi sesungguhnya tentara Zionis Israel
merupakan guru besarnya Densus 88.
Insiden Bandara Polonia Medan,
ternyata mampu membuka kedok Gories Mere yang selama ini disembunyikan?
Ya, jadi sampai terakhir ini
baru muncul nama Gories Mere setelah insiden Bandara Polonia Medan dengan TNI
AU. Jika tidak ada insiden itu, niscaya
nama Gories Mere tetap akan tersembunyi. Memang dalam memimpin operasi, Gories
Mere dikenal tidak pandang bulu termasuk terhadap orang yang lagi sholat, seperti
yang dialami Ustadz Khairul Ghozali di Sumut. Dimana rumahnya ditembaki secara
membabi buta dan Ghazali diseret serta diinjak-injak meski sedang menjalankan
sholat. Ini semua terkait dengan operasi Densus yang dipimpin Gories Mere. Semua
tawanan yang ditangkap pasti disiksa
termasuk Ghozali.
Adapun rumor yang kita dengar,
Gories Mere yang memimpin langsung operasi penangkapan Ustadz Abu, memang
berusaha mencari nama ke SBY agar menjadi Kapolri. Sehingga tidak pernah putus-putusnya
rekayasa penangkapan terduga teroris di Indonesia. Semua sudah ditentukan waktu
dan targetnya untuk ditangkap dan disiksa oleh Densus.
Mengapa setiap menjelang
kunjungan pejabat AS atau Australia ke Indonesia, selalu muncul kasus terorisme?
Ketika para bos mereka dari
luar negeri berkunjung ke Indonesia, memang selalu disuguhkan tangkapan berupa
para aktivis Islam yang dituduh teroris.
Nyawa para mujahid itu
disetorkan kepada mereka seperti tumbal.Waktu Menlu AS Condolizza Rice (2008) dan
Hillary Clinton (2009) berkunjung ke Jakarta ada penembakan teroris. Waktu
Presiden Obama mau ke Jakarta, juga ada penembakan terduga teroris. Sepertinya
berbagai penembakan itu sudah menjadi target utama dan dipilih waktunya.
Setelah Dulmatin dibunuh, Ustadz
Abu ditangkap. Setelah itu muncul peristiwa Medan dan nama Abu Tholut
dimunculkan. Setelah ini siapa lagi yang akan diangkat namanya. Saya kira ini
merupakan suatu proyek agar dana besar dari luar negeri terutama AS dan
Australia segera turun. Jadi umat Islam selalu dijadikan konsumsi dan komoditi
mahal. Terorisme merupakan komoditi mahal untuk dijual ke AS dan Australia, sehingga
Gories Mere menjadi tokohnya. Jadi sesungguhnya biang kerok isu terorisme di
Indonesia adalah Gories Mere sedangkan Presidennya SBY. Sebab sejak Menkopolkam
hingga Presiden sekarang, SBY lah yang berkuasa. SBY memang memiliki
keistimewaan, selalu mencari simpati rakyat dan tebar pesona dengan isu
terorisme. Seperti gambar latihan penembakan teroris tahun 2004 lalu dimana SBY
dijadikan sasaran tembak, ternyata itu juga diperlihatkannya kepada rakyat
tahun 2009 lalu agar mendapat simpati. Adapun yang terakhir adalah SBY meminta
simpati rakyat pada kunjungannya ke Bandung, setelah itu Ustadz Abu ditangkap
di Banjar Patroman, Jawa Barat.
Kapolri BHD pernah menyatakan
teroris ingin mendirikan negara Islam. Bagaimana tanggapan anda?
Memang ada pernyataan Kapolri
gerakan teroris ingin mendirikan negara Islam. Menurut Kapolri, pada 17 Agustus
lalu para teroris berencana mengacau suasana peringatan proklamasi dengan
menembak Presiden dan Wapres serta pejabat tinggi negara lainnya. Setelah itu
besoknya mereka akan mendeklarasikan berdirinya negara Islam di Indonesia. Wah
kok hebat sekali para teroris itu ! Saya kira itu hanya ancaman versi Kapolri. Dengan
isu itu mereka berusaha memunculkan nama seperti Syahrir dan Syaifuddin Zuhri
untuk kemudian dibunuh.
Sekarang setelah isu Medan, dibuat
lagi isu teroris yang merampok. Padahal para perampoknya terlihat orang-orang
yang berbadan tegap dan cara memegang senjatanya kelihatan sudah profesional. Kemudian
mereka menyerang Mapolsek Hamparan Perak. Di televisi dikatakan pelurunya sama
antara perampok bank dengan penyerang Mapolsek, sehingga dikejarlah mereka. Inilah
gerakan terakhir kali dari Gories Mere. Inilah program Gories Mere menggantikan
Benny Moerdani.
Para teroris dituduh mencari
dana dengan cara merampok bank untuk fai. Bagaimana komentar anda?
Itu beritanya tidak jelas. Benarkah
mereka mengatakan fai, siapa yang mengatakannya ? Karena sudah berpengalaman
sebelumnya, maka dimunculkan fai, seperti yang dikatakan si penghianat Nasir
Abbas. Jadi fai itu dihubung-hubungkan dengan perampokan. Kebetulan ditangkap mantan anggota MMI Sumut, Marwan
yang diminta bicara di Metro TV. Ketika ditanya apakah kenal dengan Ustadz Abu,
dia mengatakan pernah sebagai pengawal Ustadz Abu kalau berkunjung ke Sumatera
Utara. Padahal dia sudah lama dipecat dari MMI. Saya menduga ini mau dikait-kaitkan
dengan Ustadz Abu di pengadilan nanti. Marwan hanya datang ke MMI kalau ada
Ustadz dari Jawa, sehingga dianggap tidak disiplin dan akhirnya dipecat.
Bagaimana harapan anda jika
nantinya Komjen (Pol) Timur Pradopo dilantik menjadi Kapolri menggantikan BHD?
Memang selama ini dia banyak
berkomunikasi dengan ormas Islam, tiba-tiba dia menjadi calon Kapolri. Terus
terang saya pesimis, sebab Dai Bahtiar diangkat Kapolri ternyata melindungi SBY,
demikian pula dengan BHD yang juga melindungi SBY. Saya khawatir karena Timur
Pradopo juga ditunjuk SBY, jangan-jangan nanti dia juga akan melindungi SBY. Inilah
kekhawatiran saya. Tetapi saya berharap, mudah-mudahan dia nantinya berpihak
kepada umat Islam, jangan seperti Gories Mere yang membantai umat Islam.
Saya berharap Kapolri Timur
Pradopo nanti mampu membubarkan Densus 88. Sedangkan kami sekarang sedang
melakukan judicial review ke MK agar Densus dibubarkan. Meski tingkat
keberhasilannya kecil, tetapi kami sudah berusaha untuk membubarkan Densus. Tetapi
paling tidak kebrutalan Densus bisa dihalangi, sehingga tidak dapat melakukan
penembakan dijalan-jalan dengan semena-mena atas nama UU Anti Terorisme. Kami
berharap Gories Mere segera dipensiunkan jika nanti Densus dibubarkan.
Setiap orang berkuasa seperti
Kapolri, harapan kita dia menjadi baik dengan umat Islam dan membubarkan Densus
88, ini yang paling penting. Adapun yang lebih penting lagi adalah dia menjadi
orang sholeh. Wallahu A’lam.
Source : suara-islam.com
——————————————————————————————-
Ralat tulisan pada suara-islam.com:
“Disitulah Jibril
ditelanjangi dan disuruh melakukan sodomi bahkan disodomi oleh penyiksanya.”
seharusnya:
“Disitulah Jibril
ditelanjangi untuk diperiksa karena dituduh sodomi.”
KOmentar:
Allohuakbar ....semoga Alloh
senantiasa melindungi orang2 yg berjihad di jalan Alloh.Memang seperti
itulah karakter orang2 kafir dan fasik.licik dan biadab....Tetapi
sebenarnya mereka lupa ISLAM semakin di padamkan maka cahayanya semakin
berkilau.Berapa ribu MUJAHID yg telah dibantai UNTUK MEMADAMKAN API
JIHAD?.........MUJAHID SMAKIN TUMBUH SUBUR KARENA MEREKA BERJIHAD DAN
BERPERANG MEMANG UNTUK MATI/SYAHID...TETAPI ORANG KAFIR BERPERANG HANYA
UNTUK MENCARI HARTA DAN KEKUASAAN DAN YG JELAS MEREKA TAKUT MATI.....
-
-
wah berita ini sempat terlewatkan
.. ngeri n kasian banget ya muslimin yg bner2 beribadah kpada Allah di
tuduh terroris dan di siksa gitu aja
-
umat islam memang butuh media, arrahmah keep istiqomah tuk membongkar kebusukan anshr thogut!!!
-
jgn minta kapolri tuk membubarkan densus, itu mustahil!!!pake besi bubarinnya!!!
-
Maaf,Jika memang terbukti ada
penyiksaan dan intimidasi kepada terduga tahanan,mending dilaporkan,biar
si Garis miring dapat hukuman,kalo dihukum juga.Sebab cuma hukum Allah
SWT yang benar-benar adil.Wallhua'alam.
-
ya klu g disiksa bukan mujahidin
pak usztad,begitulah resiko jd pejuang syariat islam,aku hanya bisa
mendoakan,krn msh kt bukan kafir tp pr munafikin.
-
Untuk para penulis berita, sekali
lagi hati2....jika antum salah menulis berita mungkin mudah untuk antum
meralat dan meminta maaf, tp apabila orang yang membaca kesalahan
penulisan berita antum kemudian Qodarulloh tidak pernah bisa melihat
lagi ralat atas kesalahan berita antum, maka bagaimana antum akan
mempertanggungjawabkan kesalahan antum di hadapan Alloh Azza Wa Jalla ?
-
Yang sedang khusu' melakukan
peribadahan dimasjid haromain, kini saatnya bangkit mengangkat senjata,
pecahkan kepala para thogut itu densus88 la'natullah alaihim. balaskan
dendam ini dengan memenggal lehernya gories mere, dan dapatkanlah sYurga
dngannya..
kini saatnya telah wajib bagi kalian untuk berjihad setelah beriman....
perlu kalian ketahui dien ini tidak akan teagak melaikan dengan jalan Jihad....
Jihad melawan orang2 kafir, pemerintahan kafir, dan juga pemimpinnya...
kalu
kalian masih ragu dangan Jihad pada saat ini wajib,maka keimanan
kalian yang dipertanyakan. kemana para orang2 yang sholat?, kemana
orang2 yang shoum?, kemana orang2 yang haji&umroh? kemana kaum
muslimin? disaat sodara2 kita disiksa, dihinakan dilecehkan? kemana?
kemana?. mereka bersembunyi di masjid2 takut dengan alasan beribadah.
-
ketika ada penyiksaan yang
dilakukan oleh tentara di papua banyak televisi swasta yang meng Ekpos
tetapi giliran orang muslim yang di Dzolimi semua bungkam seribu bahasa.
-
Guries mere itu kalau nggak salah kalau jalan pasti mereng 2 apalagi otaknya pasti lebih mereng Namanya aja " GORILA MERENG "
-
mana ada polisi yang baik.
-
Segala puji hanya milik Allah
Rabbul ‘aalamiin, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
Amma ba’du:
Ikhwani fillah, materi kita hari ini adalah tentang Anshar thaghut (pembela atau pendukung thaghut).
Pada uraian-uraian yang lalu kita sudah mengetahui tentang status
thaghut, baik si thaghut itu adalah hukum buatan ataupun si pembuat
hukumnya itu sendiri atau berupa orang yang menerapkan hukumnya.
Jadi, siapa yang dimaksud dengan anshar thaghut itu dan bagaimana
status mereka serta apa saja dalil-dalilnya yang menunjukkan terhadap
hukumnya tersebut? Kita akan mengetahuinya setelah menyimak penjelasan
berikut ini… insya Allah.
Yang dimaksud dengan Anshar Thaghut adalah orang-orang yang
membela-bela atau berjuang atau berperang untuk membela dan
mempertahankan thaghut, baik dengan lisan, tulisan ataupun dengan
kekuatan (senjata).
1. Anshar Thaghut Dengan Lisan & Tulisan
Yaitu para pembela thaghut yang berjuang membela thaghut dengan
lisan, dan kelompok yang masuk di dalamnya adalah ‘ulama-‘ulama suu’
(jahat) yang membela-bela thaghut dengan menyatakan bahwa pemerintah
(Thaghut) adalah pemerintah Islam atau Amirul Mu’minin atau pemimpin
kaum muslimin yang wajib diberikan loyalitas, sedangkan orang yang
memberontak terhadap thaghut ini atau orang yang berusaha untuk
menjatuhkannya, maka mereka katakan sebagai bughat (pembangkang) atau
sebagai Khawarij. Atau para Mujahidin yang berupaya untuk menjatuhkan
dan memeranginya, mereka (ulama-ulama suu’) katakan sebagai bughat atau
Khawarij. Maka ‘ulama yang seperti ini termasuk dalam barisan anshar
thaghut.
Juga masuk ke dalam bagian ini adalah para i’lamiyyun seperti
orang-orang media yang membela thaghut dengan lisan dan atau tulisannya,
yang menyebarkan paham (isme) thaghut atau membela sistem thaghut
dengan lisannya melalui media-media mereka, baik itu televisi, media
cetak, radio atau melalui apa saja yang membela-bela thaghut dan
mengokohkan sistem thaghut, maka ini termasuk anshar thaghut.
2. Anshar Thaghut Yang Membela Dengan Senjata Atau Dengan Fisiknya.
Dalam kelompok ini masuk di dalamnya aparat-aparat thaghut yang
memang secara sengaja mereka dibentuk dan diadakan untuk tujuan
mengokohkan atau untuk menjadi aparat pelindung yang menegakkan hukum
thaghut ini, atau untuk mengokohkan singgasana thaghut atau sistemnya.
Jika kita meninjau Undang Undang Dasar 1945 yang ada di negeri ini,
maka kita akan mengetahui bahwa aparat kepolisian itu adalah sebagai
aparat keamanan yang menegakkan keamanan dan penegak hukum. Mereka
adalah sebagai aparat thaghut yang menegakkan hukum thaghut ini dan
mereka juga yang menghadang orang-orang yang berupaya untuk merongrong
hukum thaghut ini atau melanggar hukum thaghut ini.
Kemudian aparat militer atau tentara, mereka adalah sebagai pelindung
yang menjaga serangan dari luar dan yang mengokohkan pemerintah kafir
ini, juga yang menghadang segala penyerangan, baik itu penyerangan dari
kelompok orang-orang yang bertauhid atau pun dari kelompok lainnya.
Jadi, tentara atau aparat militer dibuat dan dibentuk sebagai pelindung
yang melindungi negara kafir ini dan termasuk di dalamnya sistem thaghut
ini b
2. Anshar Thaghut Yang Membela Dengan Senjata Atau Dengan Fisiknya.
Dalam kelompok ini masuk di dalamnya aparat-aparat thaghut yang
memang secara sengaja mereka dibentuk dan diadakan untuk tujuan
mengokohkan atau untuk menjadi aparat pelindung yang menegakkan hukum
thaghut ini, atau untuk mengokohkan singgasana thaghut atau sistemnya.
Jika kita meninjau Undang Undang Dasar 1945 yang ada di negeri ini,
maka kita akan mengetahui bahwa aparat kepolisian itu adalah sebagai
aparat keamanan yang menegakkan keamanan dan penegak hukum. Mereka
adalah sebagai aparat thaghut yang menegakkan hukum thaghut ini dan
mereka juga yang menghadang orang-orang yang berupaya untuk merongrong
hukum thaghut ini atau melanggar hukum thaghut ini.
Kemudian aparat militer atau tentara, mereka adalah sebagai pelindung
yang menjaga serangan dari luar dan yang mengokohkan pemerintah kafir
ini, juga yang menghadang segala penyerangan, baik itu penyerangan dari
kelompok orang-orang yang bertauhid atau pun dari kelompok lainnya.
Jadi, tentara atau aparat militer dibuat dan dibentuk sebagai pelindung
yang melindungi negara kafir ini dan termasuk di dalamnya sistem thaghut
ini berikut para thaghutnya.
Begitu juga Badan Intelejen Negara, mereka yang mengokohkan thaghut
ini dengan fisiknya, atau memata-matai kaum muslimin (tajassus ‘alal
muslimin) maka mereka ini termasuk anshar thaghut. Kelompok atau front
atau barisan atau apa saja yang mana mereka menggunakan fisik dan
senjatanya dalam rangka mengokohkan sistem thaghut ini, baik itu
undang-undangnya atau sistem demokrasinya atau pemerintahan kafirnya
ataupun falsafah syiriknya, maka mereka itu termasuk barisan anshar
thaghut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam banyak ayat Al Qur’an telah
menggolongkan atau telah menyamakan thaghut bersama ansharnya di dalam
hukum atau sanksi di dunia dan sanksi di akhirat.
Sanksi di dunia ini adalah sebagaimana saat Allah menghancurkan
Fir’aun bersama bala tentaranya. Fir’aun adalah thaghutnya, kemudian
bala tentaranya adalah ansharnya. Allah telah menghancurkan mereka
semua, Allah menyamakan mereka semua dan tidak memilah-milah antara
Fir’aun dengan tentaranya atau thaghut dengan ansharnya, Allah Ta’ala
mengatakan:
“Maka Kami siksa dia (Fir’aun) dan bala tentaranya lalu Kami
lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang
tercela”. (Adz Dzaariyaat: 40)
Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyamakan Fir’aun dengan
bala tentaranya (ansharnya) dalam hukum atau sanksi yang diberikan
kepada mereka di dunia ini.
Kemudian dalam masalah hukum atau vonis di akhirat yang berkaitan
dengan masalah dosanya, maka Allah menyamakan mereka, yaitu Fir’aun
dengan tentaranya atau thaghut dengan ansharnya, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala mengatakan:
“Sesungguhnya Fir’aun dan Haaman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah”. (Al Qashash: 8)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Fir’aun (thaghutnya), Hamman
(dia adalah menterinya) atau para pejabat yang ada di sekelilingnya, dan
para tentara-tentaranya; seperti polisi atau aparat militernya, bahwa
mereka adalah orang-orang yang bersalah.
Dalam dua ayat di atas Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyamakan
mereka (thaghut dan ansharnya) dengan hukum atau sanksi, baik itu di
dunia maupun di akhirat. Dalam surat Adz Dzaariyat dikisahkan bahwa
Allah menenggelamkan mereka semua tanpa memilah-milah mana thaghut atau
mana yang ansharnya, dan di dalam surat Al Qashash Allah juga memvonis
mereka sebagai orang-orang yang bersalah.
Fira’aun dan para pejabat bawahannya serta bala tentaranya atau
thaghut dan ansharnya, Allah samakan dalam vonis di dunia dan akhirat,
dikarenakan si thaghut ini tidak bisa menjalankan kekuasaannya atau
melaksanakan hukum-hukum bathilnya, kekafiran dan kezhalimannya tanpa
ansharnya itu. Thaghut hanya memerintahkan atau menginstruksikan saja
sedangkan ansharnyalah yang langsung melaksanakan kezhalimannya. Tanpa
ada anshar di sekeliling thaghut, maka si thgahut tidak akan bisa
berbuat apa-apa. Ansharnyalah yang mengokohkan thaghut berikut
sistemnya.
Seandainya ada sekelompok masyarakat yang ingin membunuh thaghut yang
mana padahal dia hanya sendirian, sebelum berhadapan dengan thaghut
maka sekelompok masyarakat ini akan berhadapan dengan ansharnya terlebih
dahulu, ansharnyalah yang pertama kali menghalangi sekelompok
masyarakat itu untuk membunuh thaghutnya. Jadi thaghut ini dilindungi
oleh ansharnya. Anshar ini sebagai pasak atau pengokoh singgasana
thaghut dan pemerintahannya, dengan anshar inilah si thaghut itu
melaksanakan kebathilannya. Dengan sebab inilah Allah memvonis para
anshar ini sebagai autad (pasak), Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
“Dan Fir’aun yang mempunyai autad/pasak-pasak (tentara yang banyak),
yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak
kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka
cemeti ‘adzab” (Al Fajr: 10-13)
Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan bahwa Fir’aun kokohnya
adalah dengan autad (pasak/paku), tanpa ada anshar maka kekuasaan
thaghut tidak akan berlangsung lama. Kokohnya sisitem thaghut ini adalah
karena adanya anshar di sekeliling thaghut. Sehingga sanksi yang akan
mereka terima adalah sama, baik itu thaghutnya maupun ansharnya, dan
begitu juga dalam sisi kebersalahannya…
Maka dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa status anshar
thaghut itu sama dengan thaghutnya, yaitu KAFIR. Anshar thaghut
mendapatkan vonis seperti apa yang diterima oleh thaghutnya. Di dunia
dia divonis kafir dan di akhirat juga dia kekal di dalam api neraka
(jika sebelum mati tidak bertaubat, ed.).
Dalil-Dalil Tentang Kekafiran Anshar Thaghut
I. Dari Al Qur’an
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang
kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah wali-wali syaitan itu”
(An Nisa: 76)
Dalam ayat ini secara jelas Allah menetapkan vonis bahwa orang yang
berperang di jalan Allah maka dia adalah orang yang beriman, sedangkan
orang yang berperang di jalan thaghut adalah orang kafir.
Orang yang berperang, baik itu berperang dengan lisan, tulisan atau
dengan senjata dan fisiknya. Jika dia berperang atau melakukan
pembelaannya di jalan Allah, maka dikatakan sebagai orang-orang yang
beriman, dan orang yang berperang atau melakukan pembelaan di jalan
thaghut, maka itu adalah orang kafir.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memvonis secara sharih (jelas dan gamblang)
bahwa orang yang berjuang dalam rangka mengokohkan sistem thaghut atau
membela thaghut adalah orang kafir, baik itu dengan lisan/tulisan
seperti para ‘ulama suu’ atau orang-orang media ataupun orang yang
terjun dengan fisik dan senjata seperti aparat tentara dan polisi atau
orang-orang intelejen atau yang sejenisnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala
mengatakan tentang orang ini: “maka perangilah wali-wali syaitan itu”.
Dari ayat ini diambil kaidah baku, bahwa hukum asal pada anshar
thaghut adalah hukumnya kafir. Atau hukum asal pada orang yang
menampakkan sikap pembelaan terhadap thaghut adalah hukum kafir. Atau
hukum asal dari barisan anshar thaghut adalah hukum kafir.
? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang tawalliy[1] kepada mereka maka ia termasuk golongan mereka” (Al Maidah: 51)
Para ulama menjelaskan bahwa barang siapa membela mereka atas kaum muslimin maka dia termasuk golongan mereka
Anshar thaghut yang membela-bela dengan lisan/tulisan atau dengan
fisik dan senjata ini, baik itu dalam rangka untuk memerangi kaum
muslimin mujahidin atau tawalliy kepada hukumnya itu sendiri berupa
sikap setuju dan mengikutinya. Orang yang tawalliy kepada mereka Allah
vonis bahwa dia termasuk golongan mereka, yaitu kafir sama halnya dengan
mereka. Barangsiapa tawalliy kepada orang kafir apa saja keyakinannya,
maka dia sama kafirnya dengan orang kafir tersebut.
? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka
dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran), mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah: 257)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan bahwa orang yang
walinya atau pemimpinnya adalah thaghut, maka dia adalah orang kafir,
sedangkan bagi anshar thaghut pemimpin mereka yang mereka bela-bela
adalah thaghut, maka Allah mencap kafir orang yang menjadikan thaghut
menjadi walinya.
? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Barang siapa yang mana dia itu musuh bagi Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”. (Al Baqarah: 98)
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang Yahudi, di mana ketika mereka
mengetahui bahwa yang turun membawa wahyu kepada Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam adalah malaikat Jibril, maka orang-orang Yahudi tidak
menyukainya. Mereka mengatakan bahwa “(Jibril) itu adalah musuh kami”.
Padahal malaikat adalah rasul Allah dan mereka hanya memusuhi Jibril
saja, akan tetapi mereka Allah vonis dengan ayat ini.
Orang yang memusuhi satu rasul Allah, baik itu rasul dari kalangan
malaikat atau manusia, maka sesungguhnya orang itu telah menjadi musuh
Allah, musuh rasul-Nya, musuh malaikat-malaikat-Nya, maka Allah
Subhanahu Wa Ta’ala memvonisnya sebagai orang kafir.
Bentuk permusuhan macam apa yang lebih dasyat daripada sikap thaghut
dan ansharnya yang mana mereka meninggalkan ajaran Allah dan justeru
malah membuat ajaran atau hukum sendiri yang diambil dari orang-orang
bejat dan cabul, mereka memerangi wali-wali Allah yang akan menegakkan
hukum Allah, mereka memenjarakannya, menyiksanya, membunuhnya,
mepersempit hidupnya, dan malah memberikan keleluasaan bagi orang-orang
bejat, para pelacur, para penjudi dan orang-orang durjana, orang-orang
kafir, orang-orang murtad dan orang zindiq untuk merusak ajaran Allah
dan merusak di muka bumi ini… bentuk permusuhan terhadap Allah macam apa
yang lebih dasyat dari sikap macam tadi…??! Di sini Allah mengatakan
bahwa orang yang seperti itu adalah orang-orang kafir.
Sedangkan anshar thaghut, mereka dibuat dalam rangka mengokohkan
hukum thaghut dan dalam rangka mengokohkan ajaran yang dimusuhi oleh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu anshar thaghut dan
orang-orang yang semacam mereka, Allah katakan bahwa mereka adalah musuh
bagi Allah dan mereka adalah orang-orang kafir.
Jadi, ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa siapa yang memusuhi
satu rasul Allah, maka itu artinya memusuhi semua malaikat dan memusuhi
semua para rasul. Sebagaimana Allah juga mengatakan: “Kaum Nuh telah
mendustakan semua rasul”, padahal kita mengetahui sebelum Nabi Nuh belum
ada rasul karena beliau adalah rasul pertama, tapi Allah memvonis bahwa
kaum Nabi Nuh mendustakan para Rasul. Orang mendustakan Nabi Nuh maka
itu telah mendustakan seluruh rasul-rasul Allah yang akan diutus
setelahnya.
II. Dalil Dari As Sunnah
Ketika perang Badr, kita mengetahui bahwa di antara kaum musyrikin
ada orang-orang yang mengaku Islam yang tidak hijrah, kemudian mereka
dipaksa untuk ikut berperang di barisan kaum musyrikin dalam rangka
memerangi kaum muslimin, yang mati dari barisan kaum kafir Quraisy
sebanyak 70 orang dan yang menjadi tawanan adalah 70 orang. Dan di
antara mereka terdapat Al ‘Abbas (paman Rasulullah), kemudian ketika
ditangkap Al ‘Abbas mengatakan: “Ya Rasulullah, saya ini dipaksa”, maka
Rasul berkata: “Zhahir kamu di barisan kaum musyrikin memerangi kami,
adapun rahasia bathin kamu maka urusan itu atas Allah, tebus diri kamu
dan dua keponakanmu”.
Di sini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan Al
‘Abbas sebagai orang kafir dengan menawannya dan menyuruh Al ‘Abbas
untuk menebus dirinya sendiri, padahal Al ‘Abbas mengatakan bahwa “saya
ini dipaksa”.
Bila saja orang yang berada dibarisan kaum musyrikin untuk memerangi
kaum muslimin dengan kondisi dipaksa adalah diperlakukan sebagaimana
halnya orang kafir (secara hukum dunia), maka apa gerangan dengan orang
yang berada dibarisan kaum musyrikin atau di barisan thaghut tanpa
dipaksa tapi penuh ikhlash dan dengan sukarela…???, bahkan dengan cara
menyuap agar mereka bisa masuk ke dalam barisannya, mereka mendaftarkan
diri dengan mendatangi setiap Kodim atau Polda untuk menjadi calon
anshar thaghut, dan ketika sudah masuk menjadi anshar thaghut mereka
merasa bangga dengan Korps-nya atau bangga dengan seragamnya…??? maka
mereka lebih kafir lagi…!
Ini adalah nash hadits dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
yang memperlakukan Al ‘Abbas sebagai orang kafir karena berada di
barisan kaum musyrikin dalam rangka memerangi kaum muslimin di Badr,
meskipun Al ‘Abbas ini dalam kondisi dipaksa.
dibarisan
kaum musyrikin atau di barisan thaghut tanpa dipaksa tapi penuh ikhlash
dan dengan sukarela…???, bahkan dengan cara menyuap agar mereka bisa
masuk ke dalam barisannya, mereka mendaftarkan diri dengan mendatangi
setiap Kodim atau Polda untuk menjadi calon anshar thaghut, dan ketika
sudah masuk menjadi anshar thaghut mereka merasa bangga dengan Korps-nya
atau bangga dengan seragamnya…??? maka mereka lebih kafir lagi…!
Ini adalah nash hadits dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
yang memperlakukan Al ‘Abbas sebagai orang kafir karena berada di
barisan kaum musyrikin dalam rangka memerangi kaum muslimin di Badr,
meskipun Al ‘Abbas ini dalam kondisi dipaksa.
Jadi hukum orang yang berada di barisan kaum musyrikin adalah kafir,
sebagaimana juga apa yang menimpa pasukan yang akan menginvasi Ka’bah,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala membenamkan mereka semuanya mulai dari barisan
paling depan hingga paling belakang, Allah membenamkan mereka semua
dengan tanpa memilah-milah antara yang dipaksa dengan yang tidak atau
orang yang sedang musafir dalam perjalanannya dan berpapasan dengan
pasukan mereka, dan dengan tanpa memilah mana orang yang kafir dan mana
orang yang muslim, padahal Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang
menyembunyikan keimanan di antara mereka dan Maha Mampu untuk memisahkan
mereka, Rasul mengatakan tentang kisah ini: “Mereka dihancurkan
semuanya dan Allah membangkitkan berdasarkan niatnya”.
Begitu juga bila seandainya ada salah seorang dari barisan thaghut
itu yang menyembunyikan keimanannya, namun dia belum berlepas diri dari
barisannya karena menunggu suatu moment tertentu dan waktu yang tepat,
maka kaum mujahidin tidak disalahkan bila dia (orang yang menyembunyikan
keimanan itu) tertembak oleh pasukan mujahidin. Jika saja Allah Maha
Kuasa dan Maha Mampu tidak memilah-milah orang yang berada di barisan
kaum musyrikin yang memerangi kaum muslimin, maka apa gerangan dengan
seorang mujahid yang hanya manusia biasa yang tidak mengetahui hal yang
ghaib…?
III. Dalil Dari Ijma
1. Ijma dari para shahabat
Ketika terjadi riddah (kemurtaddan) di kalangan kabilah-kabilah Arab,
di antaranya kelompok Tulaihah Al Asadiy dan kelompok Musailamah Al
Kadzdzab si nabi palsu. Di sini thaghutnya adalah Tulaihah dan
Musailamah sedangkan ansharnya adalah para pengikutnya. Di dalam Tarikh
disebutkan bahwa pengikut Musailamah Al Kadzdzab berjumlah sekitar
100.000 orang.
Khalifah Abu Bakar dan semua shahabat ijma (sepakat) bahwa para
pengikut Musailamah dan para pengikut nabi-nabi palsu yang lainnya
adalah orang-orang murtad. Padahal kita mengetahui bahwa kebanyakan para
pengikut Muslilamah adalah tertipu oleh seorang da’i yang diutus oleh
Rasulullah ke Yamamah tapi kemudian dia malah membelot kepada Musailamah
dengan membenarkan apa yang diucapkan Musailamah dan bahkan bersaksi di
hadapan masyarakat Banu Hanifah (di Yamamah) bahwa benar Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyertakan Musailamah dalam
kenabian, masyarakatnya pun mempercayainya dan akhirnya mereka ikut
mendukung Musailamah. Akan tetapi para shahabat ijma bahwa mereka yang
mengikuti Musailamah itu divonis murtad.
Syaikh Muhammad ibnu ‘Abdil Wahhab rahimahullah juga mengatakan
bahwa: “Para ‘ulama ijma (setelah menyebutkan bahwa mereka itu tertipu
oleh saksi tadi) bahwa mereka itu murtaddun walaupun mereka itu bodoh
akan hal itu karena tertipu oleh saksi palsu itu”.
Shahabat ijma atas kafirnya mereka, bahkan para shahabat memerangi
mereka sampai akhirnya mereka terdesak dalam peperangan, kemudian datang
utusan Buzakhakh kelompok Tulaihah Al Asadiy kepada Khalifah Abu Bakar
untuk meminta damai. Abu Bakar radliyallahu ‘anhu tidak menerima
permintaan damai mereka kecuali dengan syarat-syarat tertenu, dan di
antara syarat yang diutarakan oleh Abu Bakar dan disepakati oleh para
shahabat yang harus mereka terima adalah mereka harus bersaksi bahwa
“orang yang mati di barisan mereka (para pengikut Musailamah) itu adalah
masuk neraka”, ini adalah di antara syarat yang harus mereka terima.
Ini merupakan ijma dari para shahabat atas kekafiran atau kemurtaddan anshar thaghut Musailamah Al Kadzdzab dan yang lainnya.
Dan dalam kisah ini ada sekelompok kaum muslimin dalam barisan anshar
Musailamah, tapi mereka tidak cepat bergabung dengan barisan kaum
muslimin padahal ada kemampuan untuk bergabung karena kekuatan pasukan
kaum muslimin yang mendominasi, di antara kelompok itu adalah Muja’ah
Ibnu Murarah. Dia tidak mengingkari Musailamah dan tidak cepat bergabung
dengan pasukan kaum muslimin, dia ada di antara tawanan pasukan Khalid
ibnul Walid, Muja’ah mengatakan: “Saya ini muslim dan saya tidak pernah
merubah keyakinan saya”, maka Khalid berkata: “Kamu ini sudah berubah
dari sebelumnya”, Muja’ah mengatakan: “Jika seandainya musailamah itu
nabi palsu maka itu urusan dia, karena seseorang tidak memikul dosa
orang lain”, kemudian kata Khalid: “Kenapa kamu tidak mengingkari
seperti Tsumamah dan Al Yasykuriy…?, jika kamu tidak mampu, lalu kenapa
kamu tidak cepat bergabung dengan kami ketika mendengar pasukan kami
dating…?”. Di sini Khalid ibnu Walid memperlakukan Muja’ah yang ada di
barisan Musailamah sebagai orang kafir dengan menjadikannya tawanan,
padahal Muja’ah tidak mendukungnya dan hanya berada di barisan
Musailamah.
Yang menjadi inti di sini adalah sikap atau ijma shahabat atas
kekafiran Musailamah dan ansharnya, dan ketika mengambil perjanjian
damai dengan mereka, maka disyaratkan bahwa mereka harus bersaksi bahwa
orang-orang yang mati di antara mereka adalah calon penghuni neraka. Ini
adalah vonis kafir di dunia dan di akhirat.
Ini adalah ijma para shahabat yang berlandaskan kepada nash tentunya…
IV. Kaidah Fiqh (Qawa’id Fiqhiyyah)
Dalam kaidah fiqh ini dikatakan bahwa Thaifah Mumtani’ah Bisy Syaukah
(kelompok yang memiliki kekuatan dan melindungi diri dengannya), maka
status individu dalam kelompok ini adalah sama seperti status kepala
atau pimpinannya.
Ini berlaku dalam segala hal, jika pimpinannya adalah muslim bughat
(pemberontak) maka bawahannya juga bughat. Seperti kelompok Mu’awiyyah
ibnu Abu Sufyan radliyallahu ‘anhum, beliau waktu itu membangkang dan
tidak mau membai’at terhadap Ali, maka setiap individu dalam kelompok
yang membangkang ini disebut bughat, bukan hanya Mu’awiyyah (sebagai
pemimpinnya,ed) yang di sebut bughat. Oleh karena itu Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang kabar kematian ‘Amar
radliyallahu ‘anhu: “Kamu akan dibunuh oleh kelompok yang membangkang
(baghiy)” dan Amar waktu perang Shiffin ini berada di pihak Ali dan
terbunuh oleh pasukan Mu’awiyyah radliyallahu ta’ala ‘anhum ajma’in.
Jika ada sebuah kelompok Khawarij di Darul Islam dan mereka
melindungi diri dengan kekuatan pasukannya, maka pimpinan dan seluruh
bawahannya adalah Khawarij.
Juga seperti kelompok Musailamah Al Kadzdzab, dia murtad di wilayah
Darul Islam dan dia melindungi diri dengan pasukannya, maka setiap
individu yang ada di dalam kelompoknya adalah murtad sama seperti
pimpinannya.
Jika thaifah mumtani’ah ini ada di luar Darul Islam seperti thaghut
(pemerintah) sekarang, di mana mereka yang memegang kekuasaan,
pimpinannya adalah thaghut maka setiap individu atau person-person dari
ansharnya seperti polisi atau tentara atau intelejennya adalah sama
kafirnya seperti thaghut pimpinannya.
Ini adalah empat dalil yang menunjukan bahwa anshar thaghut itu
statusnya adalah kafir sama dengan thaghut pimpinannya itu sendiri.
Ini adalah materi yang berkaitan dengan pembahasan Anshar Thaghut
(pembela atau pendukung thaghut), semoga shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya
sampai hari kiamat. Alhamdulillahirabbil’alamin…
[1] Di antara makna tawalliy adalah seperti apa yang telah dijelaskan
dalam bahasan Hukum Loyalitas Kepada kaum Musyrikin, yaitu:
1. Al Mahabbah (Kecintaan)
2. Al Mudlaharah atau An Nushrah (Pembelaan)
3. Al Muwaffaqah (Menyetujui)
4. Al Mutaba’ah (Mengikuti)
-
Ngikuti pola pikir abu jibril,
endasku dadi mumet. Enakan sluku-sluku bathok sambil ngopi nasgithel.
jaman provokasi untuk jihad sudah lewat. Silahkan pak jibril jihad
sendiri. jangan nyuruh jamaah untuk jihad lewat buletin atau
ceramah2nya. Jihadlah duluan ke Israel atau Pakistan.
-
mumet kenapa harus memet,kalo
pikiran kita jernih kita ga akan mumet tapi kita OPTIMIS ISLAM pasti
menang,Walaupun byk mujahidin yang tertangkap,disiksa,justru orang 2
islam semakin bersemangat UNTUK berjihad menegakkan syari'at
ISLAM,karena yang mereka cari hanya RIDHO ALLAH,BUKAN DUNIA.skrg msh
mumet pak???
-
ya ALLAH SBY,GORIES MIRING sudah
buta matanya karena uang,mereka menjual negaranya,benar2 sudah tidak
punya akal,HEWAN saja ga sekejam itu,berarti mereka sudah tidak punya
akal kasihan,PARA MUJAHID SEMANGAT MARI KITA KOBARKAN JIHAD KITA BIAR
PARA TOGE2 LARI TERBIRIT-BIRIT,KITA HARUS TERUS BERJUANG WALAUPUN NYAWA
TARUHANNYA,ALLAHUAKBAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan