SMS dari Abu Fauzan Bekasi
assalamu wr wb.sholat tarowih pakai bilal,dalilnya apa pak ustadz,gmna drajad
haditsnya?
Saya jawab: Tidak ada.
Komentarku ( Mahrus ali):
Anda boleh baca dalam buku karya saya “ amaliyah sesat di bulan Ramadhan “.
Dzikir dengann suara keras apalagi dengan sepiker jelas menyalahi tuntunan karena ada ayat:
وَاذْكُرْ
رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلاَ تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.[1]Di ayat lain, Allah menyatakan sbb:
ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.[2]Apalagi sholawat atau bacaan setelah dua rakaat taraweh tambah aneh lagi dan bukan budaya para sahabat atau ulama dulu. Ia sekedar budaya ahli bid`ah.. Karena itu, tidak saya lihat hal itu di kalangan masarakat Mekkah, Medinah, Muhammadiyah, LDII atau salafy dengan segala macam kelompoknya.
Biasanya bacaannya setelah salam pertama salat Tarawih sbb:
صَلُّوا
سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum
menjawab secara bersamaan sbb:
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
Lalu
Pak mudin membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum
menjawab dengan bersamaan: :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah
salam Tarawih kedua, mudin membaca:
أَوَّلُ
خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ
الصِّدِّيْقِ
Artinya Kholifah rRasulullah
yang pertama adalah Abu bakar asshiddiq Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ
Lalu mudin
membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum
menjawab dengan bersamaan :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah salam salat Tarawih yang ketiga, Pak mudin membaca
dengan suara keras sbb :
صَلُّوا
سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum
menjawab secara bersamaan sbb:
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
Lalu Pak mudin membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum
menjawab dengan bersamaan: :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah
salam Tarawih ke empat, mudin membaca dengan suara keras sbb:
ثَانِي
خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابْ
Artinya Kholifah rRasulullah
yang ke dua adalah Umar bin Khotthab Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ
Mudin membaca
dengan suara keras sbb :
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum menjawab dengan suara keras sbb :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Ketika
membaca jawaban ini sangat ramai, bahkan bersaing antara makmum langgar satu
dengan lainnya, siapakah di antara mereka yang paling keras. Terkesan
permainan. Dan banyak anak kecil yang menunggu giliran untuk
mengeraskan suara mereka . Mereka berkunjung ke langgar disamping untuk
menjalankan salat taraweh adalah untuk mengucapkan sholawat yang terkeras,
bahkan kebanyakan mereka bertujuan mengeraskan suara itu dengan bersamaan
. Ini sudah popuper dan bukan rahasia lagi. Siapapun yang hidup di kalangan NU
akan mengertinya, dan harus mengerti. Hal ini di larang karena mirip dengan
suara himar. Allah berfirman:
وَاقْصِدْ
فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ اْلأَصْوَاتِ لَصَوْتُ
الْحَمِيرِ
Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.[3]
عَنْ أَبِي
مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ: لَمَّا غَزَا رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ، أَوْ قَالَ: لَمَّا
تَوَجَّهَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَشْرَفَ النَّاسُ
عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ
أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ
غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا، وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ
دَابَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي
وَأَنَا أَقُولُ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَقَالَ لِي: يَا
عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ
عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ
اللهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Dari.
Abu Musa Al Asy’ari menuturkan: “Ketika Rasulullah saw menuju perang Khaibar
bersama sahabat-sahabatnya, ketika mereka mendaki suatu lembah, maka mereka
mengucapkan kalimat Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illallah dengan suara
yang keras.”
Sabda
Rasulullah saw: “Kasihinilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak menyeru
Dzat yang tuli dan yang gaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha
Mendengar dan Maha Dekat dan Dia menyertai kalian.”
Kata Abu
Musa ra: “Pada waktu itu, aku berada di belakang kendaraan Rasulullah saw dan
beliau saw mendengar ucapan: “Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”
Maka
beliau saw berkata kepadaku: “Wahai Abu Qais.”
Jawabku:
“Labbaika ya Rasulullah.”
Tanya
beliau saw: “Maukah engkau aku tunjukkan sebuah kalimat yang termasuk
perbendaharaan kekayaan surga?”
Jawabku:
“Mau ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku.”
Sabda
beliau saw: “Laa haula walaa quwwata ilaa billah adalah perbendaharaan kekayaan
surga.” (Bukhari, 64, kitabul Maghazi, 38, bab peperangan khaibar).
Saya tidak
mengetahui komentar al albani tentang hadis tsb
Saya
katakan hadis tsb muttafaq alaih, imam Muslim juga meriwayatkannya di
nomer 2704 Tirmidzi 3374 Abu Dawud 1526 Ibnu Majah 3534
Ahmad 19026
Mereka itu
menganggap Allah tuli hingga di keraskan ketika baca sholawat. Anehnya imam dan
makmumnya terus saja melakukan salat berikutnya dan setelahnya akan ada
bacaan sholawat yang keras lagi. Bertahun – tahun hal ini berjalan dan di
biarkan saja lalu merasa benar dengan kekeliruan ini. Kembalilah
kepada ayat:
قُلْ
مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا
وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu
dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah
diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika
Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang
yang bersyukur."[4]Setelah salam Tarawih ke lima, pak mudin membaca:
صَلُّوا
سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum
menjawab secara bersamaan sbb:
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
Lalu Pak mudin membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum
menjawab dengan bersamaan: :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah
salam Tarawih ke enam, pak mudin membaca:
ثَالِثُ
خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُثْمَانُ بْنُ
عَفَّانْ
Artinya:
Kholifah ke tiga rRasulullah adalah
Usman bin Affan Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ
Lalu pak
mudin membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum
menjawab:
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah
salam Tarawih ke tiujuh, mudin membaca:
صَلُّوا
سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum
menjawab secara bersamaan sbb:
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
Lalu Pak mudin membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum
menjawab dengan bersamaan: :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
رَابِعُ
خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيُّ بْنُ أَبِى
طَالِبْ
Artinya:
Kholifah ke tiga rRasulullah adalah
Usman bin Affan Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ
Lalu mudin
membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum
menjawab:
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah
salam yang ke sembilan, mudin membaca:
آخِرُالتَّراَوِيْحِ
رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum
menjawab secara bersamaan sbb:
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
Lalu sebagian makmum membaca dengan suara keras:
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum
menjawab dengan bersamaan: :
اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Selingan dzikir seperti itu jelas sekedar budaya lokal belaka, bila di cari dalilnya sampai tubuhmu capek atau ngantuk dan panik, kamu tidak akan menjumpainya. Lebih baik tinggalkanlah karena tidak ada tuntunannya dan jalankan hadis ;
مَنْ
عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ *
Barang siapa yang menjalankan
sesuatu yang tidak cocok dengan urusan kami maka tertolak.[5]
«.
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ ».
Barang siapa mengada-ngadakan
sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan
sendirinya tertolak * [6]
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo. Jatim.
[2] Al a`raf 55
[3] Lukman 12-19
[4] Alan`am 63
[5] Sahih Bukhori
[6] HR Bukhori / Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah
/ 3990. Ibnu Majah / Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan