Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi
mengkritik Salafi Mesir yang mendukung kudeta militer atas Presiden
Muhammad Mursi. Beliau mengatakan, bahwa bagaimana pun pemerintahan
Mursi dan manhaj Ikhwanul Muslimin, Mursi dan Ikhwan lebih baik daripada
militer yang mengudetanya.
“Sepatu Mursi dan Ikhwanul Muslimin lebih baik daripada semua pihak yang mengudeta Mursi, baik militer maupun warga sipil Mesir,” ungkapnya. Beliau juga menambahkan, “Cepat atau lambat, mereka akan menyesali jatuhnya kepemimpinan Mesir ke tangan mereka (militer).”
Pernyataan tersebut diambil dari tulisan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi di buku hariannya baru-baru ini.
“Kudeta yang didukung oleh semua musuh Islam dari Arab dan Barat, serta diamini oleh sebagian orang Islam yang bodoh dan tertipu itu membuktikan ketidakbenaran jalan tersebut (demokrasi).”
Meskipun demikian, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi tetap menganggap Mursi lebih baik
daripada militer yang mengudeta. Ia
tidak mendukung pihak yang menggulingkan pemerintahan yang didukung oleh
Ikhwanul Muslimin tersebut. Karena itulah, beliau mengkritik kelompok
Salafi Mesir yang berdiri di barisan kudeta. Beliau menganggap langkah
itu adalah kebodohan dan kebijakan politik yang dangkal.
“Dukungan kelompok Salafi terhadap orang-orang kafir (baca: kristen Mesir) dan sekuler yang mengudeta pemerintahan Mursi adalah tindakan bodoh dan tertipu,” ungkapnya.
Bagaimana tidak, tambahnya, mereka meyakini para thaghut di banyak negeri Muslim sebagai ulil amri dan haram hukumnya keluar dari ketaatan. Bahkan, sebagian menganggap kaum muslimin harus berbaiat kepada mereka atau mati jahiliah. Namun, terhadap pemerintahan Mursi mereka justru menyuarakan perlawanan secara terang-terangan dan pro terhadap orang-orang sekuler.
Keputusan itu, menurut Al-Maqdisi, bisa jadi didasari oleh fanatisme hizbiyah dan kebencian, bukan atas dasar maslahat umum yang sesuai syariat.
Karena itulah, Syaikh Al-Maqdisi menyeru kepada kaum muda Salafi yang kebanyakan hanya taklid buta untuk meninjau kembali pemahaman wala’ wal bara’ serta akidah mereka. Al-Maqdisi juga mengajak mereka agar meninggalkan kebiasaan taklid kepada syaikh-syaikh mereka.
“Sepatu Mursi dan Ikhwanul Muslimin lebih baik daripada semua pihak yang mengudeta Mursi, baik militer maupun warga sipil Mesir,” ungkapnya. Beliau juga menambahkan, “Cepat atau lambat, mereka akan menyesali jatuhnya kepemimpinan Mesir ke tangan mereka (militer).”
Pernyataan tersebut diambil dari tulisan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi di buku hariannya baru-baru ini.
“Kudeta yang didukung oleh semua musuh Islam dari Arab dan Barat, serta diamini oleh sebagian orang Islam yang bodoh dan tertipu itu membuktikan ketidakbenaran jalan tersebut (demokrasi).”
Meskipun demikian, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi tetap menganggap Mursi lebih baik
“Dukungan kelompok Salafi terhadap orang-orang kafir (baca: kristen Mesir) dan sekuler yang mengudeta pemerintahan Mursi adalah tindakan bodoh dan tertipu,” ungkapnya.
Bagaimana tidak, tambahnya, mereka meyakini para thaghut di banyak negeri Muslim sebagai ulil amri dan haram hukumnya keluar dari ketaatan. Bahkan, sebagian menganggap kaum muslimin harus berbaiat kepada mereka atau mati jahiliah. Namun, terhadap pemerintahan Mursi mereka justru menyuarakan perlawanan secara terang-terangan dan pro terhadap orang-orang sekuler.
Keputusan itu, menurut Al-Maqdisi, bisa jadi didasari oleh fanatisme hizbiyah dan kebencian, bukan atas dasar maslahat umum yang sesuai syariat.
Karena itulah, Syaikh Al-Maqdisi menyeru kepada kaum muda Salafi yang kebanyakan hanya taklid buta untuk meninjau kembali pemahaman wala’ wal bara’ serta akidah mereka. Al-Maqdisi juga mengajak mereka agar meninggalkan kebiasaan taklid kepada syaikh-syaikh mereka.
Komentarku ( Mahrus ali):
Benar sekali apa yang di katakan
oleh Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi itu, sangat di sayangkan bila salafy
mendukung Thaghut anti kepada presiden ikhwan yang akan menerapkan UU Islam di
negrinya. Setia pada thaghut untuk bermusuhan dengan figur Ikhwan ini bukan
jalan Allah tapi jalan setan. Apakah
tidak ingat kepada ayat:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا
أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ
وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ(36)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).Nahel .
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Maaf ustadz untuk hal tersebut kita harus mencari kebenaranya salafy di mesir sama dengan salafy di indonesia ada perpecahan, insya allah tidak semua salafy mesir seperti itu:
BalasHapushttp://www.voa-islam.com/news/world-world/2013/07/06/25710/ulama-salafi-tolak-permintaan-tentara-mesir-untuk-dukung-kudeta-militer/
Ulama Salafi Tolak Permintaan Tentara Mesir Untuk Dukung Kudeta Militer
MESIR (voa-islam.com) – Jum’at (05/07/13) dari podium Rabiah Al-Adawiyah, tempat berkumpulnya jutaan pendukung Presiden Muhammad Mursi, diumumkan telekonfren dari Pemimpin Tertinggi Angkatan Bersenjta Mesir kepada ulama-ulama salafi Mesir.
Pemipin angkatan bersenjata tersebut menghubungi Syaikh Muhammad Hssan, Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini dan Syaikh Muhammad Husain Ya’qub untuk mendapatkan dukungan mereka terhadap kudeta militer.
Tapi ternyata ketiga masyayekh tersebut menolak untuk mendukung kudeta militer melengserkan Mursi. Sedangkan para pengamat mengatakan, Negara akan berada dalam kondisi guncang dan mundur ke era sebelumnya.[usamah/imo]
-----
http://www.islamedia.web.id/2013/07/tolak-kudeta-pemimpin-salafi-mesir-ini.html
Tolak Kudeta, Pemimpin Salafi Mesir Ini Ditangkap
Islamedia - Pemimpin Salafy Mesir, Syaikh Hazem Salah Abu Ismail, dikabarkan ditangkap oleh pemerintahan hasil kudeta pada Jum'at (5/7) waktu setempat. Pihak keamanan menuding Syaikh Hazem melakukan hasutan kekerasan di hadapan aksi massa yang berlangsung damai di Kairo.
Syaikh Hazem dilaporkan ditangkap di kediamannya, namun detail selebihnya belum diketahui. Ia merupakan kandidat presiden dari kubu Salafy pada Pilpres tahun lalu.
Pencalonan Syaikh Hazem kala itu didiskualifikasi oleh KPU dan lembaga peradilan yang banyak didominasi loyalis Mubarak. Ia didiskualifikasi dengan tuduhan bahwa Ibundanya memiliki paspor Amerika Serikat.
Dalam aturan perundangan Pemilu Mesir, kedua orang tua kandidat haruslah warga negara Mesir dan tidak boleh berkewarganegaraan ganda.
Belakangan, Syaikh Hazem memenangkan kasusnya melawan Kementerian Dalam Negeri itu, setelah pihak penuding gagal menyediakan bukti soal kewarganegaraan Ibundanya. [EgI/ismed]
Mohon maaf ustadz jika salah,,... orang2 salafy (dan bukan saja orang2 salafy termasuk ikhwani dll) juga manusia biasa, bisa saja mereka terjebak dalam kesalahan.
Mungkin ada tambahan ustadz, sebagai klarifikasi sekali lagi maaf jika salah:
BalasHapushttp://www.dakwatuna.com/2013/06/19/35501/salafi-mesir-tidak-akan-pernah-berpartisipasi-dalam-demo-menentang-pemerintah/
Salafi Mesir Tidak Akan Pernah Berpartisipasi dalam Demo Menentang Pemerintah
dakwatuna.com – Kairo. Gerakan Salafi terbesar Mesir, Panggilan Salafi, merilis sebuah pernyataan pada Selasa (18/6) mengumumkan anggotanya tidak akan bergabung dalam demo oposisi pada 30 Juni yang ingin menurunkan presiden Mesir Muhamad Mursi.
Selain itu, gerakan tersebut juga mengklarifikasi anggotanya tidak akan pernah berpartisipasi dalam demonstrasi apapun yang menentang pemerintah, memperingatkan berbagai pergerakan dan kekerasan semacam itu memecah belah persatuan negara, lapor Ahram.
Pernyataan tersebut juga menegaskan kedudukan Mursi sebagai pemimpin yang sah di Mesir yang secara konstitusi berhak memimpin selama empat tahun dan meringankan berbagai situasi ‘panas’ yang terjadi di negerinya, meskipun pihaknya menentang beberapa kebijakan yang dibuat Mursi.
“jika tidak setuju, kami mengajukan hal-hal (opsi), dan kami menyampaikannya di dialog nasional bersama Dewan Syura (parlemen tinggi Mesir) bukan dengan kekerasan,” kata pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan pemilihan dewan perwakilan yang sedang dibentuk akan memilih perdana menteri baru yang tugasnya terpisah dari kepresidenan, sehingga memberikan kesempatan kepada oposisi untuk beraspirasi di pemerintahan, bukannya di demonstrasi.
Salafi juga mengecam permintaan oposisi untuk mendirikan dewan presiden sipil, menggantikan Presiden Mursi, Salafi menekankan itu sama saja menentang pemerintahan dan akan mampu menggerakkan masa untuk tujuan mereka.
Anggota Salafi bertemu dengan anggota Ikhwanul Muslimin pada Senin (17/6) untuk membahas harapan-harapan positif dari demonstrasi 30 Juni. Pada pertemuan tersebut, Partai Nur, yang merupakan sayap politik Salafi mengusulkan agar Ikhwanul muslimin membuat kontrak kerjasama untuk meredakan ketegangan menjelang demonstrasi.
Sebelumnya, demo 30 Juni digencar-gencarkan kampanye pemberontak pada Mei lalu, di mana mereka mengumpulkan petisi untuk menandatangani penurunan Mursi dari kursi kepresidenan. Para pemberontak yang hanya minoritas tersebut menggertak akan melakukan demo anarkis pada akhir Juni ini. (ra/mina)
Bismillah,
BalasHapusSemoga seluruh kaum muslimin memihak kepada kebenaran, dan Alloh
menolong mereka dan menghancurkan kebatilan,
Membaca tanggapan dari ikhwan Assaadah di atas semoga salafi Mesir berpihak kepada kebenaran.
(Manhaj salaf sungguh merupakan jalan yang lurus, namun demikian salafi/ pengikutnya adalah manusia biasa yang bisa berbuat salah dan bisa benar, semoga Alloh membimbing kita kepada jalan kebenaran).