Imam Ramli melanjutkan perkataannya lagi :
وَفِي قِرَاءَةِ الْخَبَرِ بَعْدَ
اْلأَذَانِ وَقَبْلَ الْخُطْبَةِ مُيَقِّظٌ لِلْمُكَلَّفِ لِاجْتِنَابِ الْكَلاَمِ
الْمُحَرَّمِ أَوْ الْمَكْرُوهِ فِي هَذَا الْوَقْتِ عَلَى اخْتِلاَفِ
الْعُلَمَاءِ فِيهِ وَقَدْ كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَذَا
الْخَبَرَ عَلَى الْمِنْبَرِ فِي خُطْبَتِهِ
Dan dalam membaca hadis
setelah adzan sebelum khotbah juga mengingatkan kepada mukallaf agar menghindari pembicaraan yang
dilarang atau yang makruh di saat ini,
sekalipun ilmuwan ( ulama ) berbeda pendapat dalam hal ini . Dan sungguh
Rasulullah SAW mengatakan hadis tsb
di atas mimbar dalam khotbahnya
Komentarku ( Mahrus ali ):
Orang bicara tanpa dalil bila dari kalangan awam itu tidak
menyesatkan banyak orang ,dan pembicaraannya
tidak di buat landasan di kalangan mereka
Namun selevel Imam Ramli yang berkata , maka punya dampak
yang hebat di kalangan awam dan ulama. Perkataan dan tindakannya di buat panutan, tidak diabaikan sebagaimana perkataan
dan tindakan grass root community yang selalu diabaikan.
Semakin populer kapasitas seseorang , maka perkataannya bila keliru memiliki dampak penyesatan yang hebat. Begitu juga bila benar, maka akan bisa memberikan pencerahan
di tempat yang luas sekali.
Aneh sekali bila
beliau menyampaikan keterangan tanpa di ikuti dengan dalil. Tapi maaf , ngarang
dari pikirannya tanpa merujuk ke kitab terlebih
dahulu . Akhirnya perkataanya perlu di rujuk
atau di cabut lagi. Berhubung beliau sudah meninggal dunia semoga Allah mengampuninya , maka kalimat itu harus di luruskan. Kapan Rasulullah SAW di mimbar menyampaikan hadis ini :
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ وَ الإِمَامُ
يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ فَقَدْ لَغَوْتَ
Bila kamu berkata : Diamlah kepada temanmu , sedang Imam berhutbah pada
hari Jum`at , maka sungguh kamu telah sia – sia . HR Muslim
Dalam
kitab Jami`ul ahadis di jelaskan sbb :
جَامِعُ اْلأَحَادِيْثِ - (ج 3 / ص 430)
أَخْرَجَهُ مَالِكٌ (1/103 ، رَقْمُ 232) ، وَالْبُخَارِى (1/316 ، رَقْمُ 892) ، وَمُسْلِمٌ (2/583 ، رَقْمُ 851) ، وَأَبُو دَاوُدَ
(1/290 ، رَقْمُ 1112) ، وَالْنَّسَائِى (3/188 ، رَقْمُ 1577) ، وَابْنُ مَاجَه (1/352 ، رَقْمُ 1110) . وَأَخْرَجَهُ أَيْضا : الْشَّافِعِى (1/68) ، وَأَحْمَدُ (2/396 ، رَقْمُ 9136) ، وَالدَّارِمِّى (1/437 ، رَقْمُ 1548) ، وَأَبُو يَعْلَى (10/243 ، رَقْمُ 5859) ، وَابْن خُزَيْمَةَ (3/153 ، رَقْمُ 1805) .
أَخْرَجَهُ مَالِكٌ (1/103 ، رَقْمُ 232) ، وَالْبُخَارِى (1/316 ، رَقْمُ 892) ، وَمُسْلِمٌ (2/583 ، رَقْمُ 851) ، وَأَبُو دَاوُدَ
(1/290 ، رَقْمُ 1112) ، وَالْنَّسَائِى (3/188 ، رَقْمُ 1577) ، وَابْنُ مَاجَه (1/352 ، رَقْمُ 1110) . وَأَخْرَجَهُ أَيْضا : الْشَّافِعِى (1/68) ، وَأَحْمَدُ (2/396 ، رَقْمُ 9136) ، وَالدَّارِمِّى (1/437 ، رَقْمُ 1548) ، وَأَبُو يَعْلَى (10/243 ، رَقْمُ 5859) ، وَابْن خُزَيْمَةَ (3/153 ، رَقْمُ 1805) .
Jamiul ahadis - (
Juz 3 / hal
430)
Hadis tsb diriwayatkan oleh Malik (1 / 103, No 232), Bukhari (1 / 316, No 892) Muslim (2 / 583, No 851), Abu Dawud (1 / 290, No 1112), Nasa`i (3 / 188, No 1577), Ibnu Majah (1 / 352, No 1110). Dan diriwayatkan juga: Shafie (1 / 68), Ahmad (2 / 396, No 9136), dan Darimi (1 / 437, No 1548), dan Abu Ya`la (10 / 243, No 5859), Ibnu Khuzaymah (3 / 153, No 1805 ).
Hadis tsb diriwayatkan oleh Malik (1 / 103, No 232), Bukhari (1 / 316, No 892) Muslim (2 / 583, No 851), Abu Dawud (1 / 290, No 1112), Nasa`i (3 / 188, No 1577), Ibnu Majah (1 / 352, No 1110). Dan diriwayatkan juga: Shafie (1 / 68), Ahmad (2 / 396, No 9136), dan Darimi (1 / 437, No 1548), dan Abu Ya`la (10 / 243, No 5859), Ibnu Khuzaymah (3 / 153, No 1805 ).
Para perawinya tiada yang
menyatakan seperti itu . Mengapa sang
Imam Ramli tidak berkata jujur saja
karena ada perintah ayat :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.[1]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan