Tanggapan untuk Bang Roman
Saya tulis dengan ringkas saja sbb:
tanggapan dari saya (Bang Roman ) :sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kritikan mahrus ali tapi yang mengherankan bahwa anda tidak menemukan atau tidak tahu tentang riwayat dlm kitab Asshawi menyatakan tanda hitam di dahi adalah ciri khawarij !!
ini kutipan lengkapnya ...
حاشية
الصاوي على الجلالين ج 4 ص 89
{ قوله سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ } اختلف في تلك السيما فقيل ان مواضع سجودهم يوم القيامة ترى كالقمر ليلة البدر وقيل هو صفرة الوجوه من سهر الليل وقيل الخشوع الذي يظهر على الاعضاء حتى يتراءى انهم مرضى ةليسوا بمرضى وليس المراد به ما بصنعه بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة فانه من فعل الخوارج وفي الحديث اني لابغض الرجل واكرهه اذا رايت بين عينيه اثر السجود
Komentarku ( Mahrus ali ):{ قوله سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ } اختلف في تلك السيما فقيل ان مواضع سجودهم يوم القيامة ترى كالقمر ليلة البدر وقيل هو صفرة الوجوه من سهر الليل وقيل الخشوع الذي يظهر على الاعضاء حتى يتراءى انهم مرضى ةليسوا بمرضى وليس المراد به ما بصنعه بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة فانه من فعل الخوارج وفي الحديث اني لابغض الرجل واكرهه اذا رايت بين عينيه اثر السجود
Ya, terima kasih saya ucapkan pada Bang Roman yang telah menemukan keterangan tsb di kitab Hasyiyatus shawi dan memang saya tidak punya kitab itu dengan bentuk digitalnya. Dan tidak perlu heran bila saya belum menjumpainya. Sebab, saya sekedar manusia yang tidak mungkin bisa menguasai ilmu secara keseluruhan. Bahkan banyak ilmu yang belum saya ketahui dan insya allah akan saya ketahui nantinya. Apa yang saya alami juga akan di alami oleh orang lain tentang hal tsb adalah biasa, bukan sesuatu yang mengherankan.
Namun saya tetap tidak setuju terhadap perkataan syaikh Ahmad bin Muhammad al khalwati ( pengamal thariqat khalwatiyah ) al shawi bermadzhab Maliki ( 1175 – 1241) .Beliau menyatakanbahwa tanda hitam di dahi adalah perbuatan khawarij . Lalu beliau menyampaikan hadis :
اني
لابغض الرجل واكرهه
اذا رايت بين عينيه اثر السجود
Saya dapatkan
atsar itu dalam kitab
الفردوس
بمأثور الخطاب (1/ 61)
174 أنس بن مالك إني لأبغض الرجل وأكرهه إذا رأيت بين عينيه أثر
السجود ليتجافى أحدكم في سجوده
Komentarku ( Mahrus ali ):Itu bukan hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , tapi perkataan Anas bin Malik ra . “Sesungguhnya aku benci kepada seorang lelaki , aku tudak suka padanya bila aku melihat di antara dua matanya ada bekas sujud . Hendaklah seseorang di antaramu merenggangkan dalam sujudnya ( tidak di tekan ke tanah atau tempat sujudnya ).
Perkataan dari Anas kali ini di muat dalam kitab “al firdaus bima`tsuril khithab “ Setahu saya kitab itu mencantumkan riwayat – riwayat yang nyeleneh, lemah, palsu dan bathil. Jarang sekali yang sahih atau Hasan.
Kali ini, perkataan Anas itu di dalam kitab tsb tanpa sanad. Dan saya sendiri mencari sanadnya tidak ketemu. Dan sulit sekali dikatakan akurat, sahih atau hasan gampang sekali dikatakan batil, lemah atau palsu. Sudah tentu perkataan Anas ini tidak bisa di buat hujjah untuk menyatakan tanda hitam di dahi adalah perbuatan Khawarij, apalagi ciri khawarij. Bila dibuat hujjah, akan menyesatkan banyak orang setelah mereka mendapat kebenaran.
Realitanya banyak kalangan ulama dan orang – orang saleh yang berjidat hitam dan bukan khawarij, malah anti khawarij. Malah sebagian mereka yang tidak berjidat hitam memerangi pemerintah Islam – sudah tentu tidak mendukungnya dan ini termasuk khawarij yang asli dan ahlus sunnah yang palsu.Tapi tidak semuanya begitu.
Atsar dari Anas bin Malik itu seandainya sahih sekedar perkataan Anas bin Malik yang tidak boleh dibuat hujjah, apalagi tidak bersanad dan boleh dikatakan lemah.
Dalam kitab al baiquniyah di katakan
:
أَوَّلُهَا( الْصَّحِيْحُ) وَهُوَ
مَااتَّصَل إِسْنَادُهُ وَلَمْ يُشَذَّ
أَوْيُعَلْ
Permulaan pembagian hadis adalah
sahih – yaitu hadis yang sanadnya bersambung , tidak syadz , juga tidak ada
illatnya . Al Baiquniyah karya Ibn Utsaimin.
قَالَ أَبُو مُحَمَّدٍ لاَ حُجَّةَ فِي أَحَدٍ دُوْنَ رَسُوْلِ الله صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Abu
Muhammad berkata : Hujjah kami adalah
Rasulullah saw, bukan perorangan . Al muhalla
205/2
Seorang
yang berjidat hitam itu belum tentu
kafir, dia mungkin mukmin, lalu mengapa sahabat Anas benci kepadanya. Perkataan
yang di sandarkan kepada Anas bertentangan
dengan hadis :
لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“ Seseorang diantaramu tidak beriman hingga
mencintai saudaranya yang muslim
sebagaimana mencintai dirinya ,”sabda Rasul[1]
Juga
bertentangan dengan ayat:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya
orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.[2]
anda juga mengatakan
lagi
Pendapat imam Mujahid itu sekedar pendapat mungkin salah, mungkin benar.
tanggapan dari saya (Bang Roman ) :penilain anda tentang pendapat ulama' terlalu menfonis dan terkesan menolak . seperti halnya banyak dari orang orang syiah yang berargumen bahwa sahabat nabi yang meriwayatkan hadits bisa salah juga bisa benar padahal intinya mereka menolak ..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Lihat komen saya:
“Pendapat imam Mujahid itu sekedar pendapat mungkin salah, mungkin benar” .
Kalimat ini sering dikatakan oleh ulama kibar spt Imam Malik sediri menyatakan:
إنَّمَا
أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang
salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis
Rasulullah .
Imam Syafii yang menyatakan :
إذَا صَحَّ
الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ
مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka
lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di
jalan , maka itulah perkataan ku
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ
يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab mereka mungkin juga salah .
Lantas pendapat Imam Mujahid yang tidak berdalil itu, bahkan
bertentangan dengan dalil itu diterima dengan baik, tidak boleh dikomentari
seperti itu. Ini akan menyesatkan kalangan awam. Jadi kebenaran ulama harus
didukung dan kesalahan mereka harus di komentari agar umat tercerah dengan
kebenaran dan tidak digelapkan dengan
kesalahan.
Anda menyatakan lagi: saya sepakat dengan anda kalo atsar sujud itu tidak bisa di nilai dari hitamnya dahi dan bersih(putih) wajah seseorang . saya hanya heran dengan fenomena banyaknya salfiyin yang berlomba lomba menghitamkan dahi mereka . seperti kejadian di musholla tempat saya bekerja banyak teman teman salafi jika sujud dalam sholatnya lama sekali dan ada unsur di tekan dan mereka biasanya enggan memakai sajadah mereka lebih memilih langsung sholat di karper, jadi tidak butuh waktu lama dahi mereka sudah hitam semua. .. ini juga realita yang saya alami smile emotikon
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau masalah waktu sujud di tekan itu ada landasannya hadis sbb:
إِذَا
سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ فَإِذَا رَفَعْتَ فَاقْعُدْ عَلَى فَخِذِكَ
الْيُسْرَى
.Bila kamu melakukan sujud ,maka tekanlah untuk sujudmu .
Bila bangun , duduklah di atas pahamu yang kiri HR Ahmad.
Artikel Terkait
Komentar Ulama Saudi tentang Burdah
- Pendapat imam madzhab empat kadang keliru
- Perjuangan Ulama-Ulama Indonesia Saat Revolusi Fisik Melawan Penjajah
- Komentarku untuk Imam Ramli
- Jawabanku untuk K Thobari Syadzili
- Komentarku pd Syaikh Muhammad Al amin al Kurdi
- Terkenal wali tp syirik
- Polemik ke dua dengan Ahmad Haidar Humam
- Cuitan Twitter Syaikh Al-Qarni Setelah Penembakan: Saya Ok dan Baik, Alhamdulillah!
- Nasehat Berharga Dari Seorang Ulama Kepada Anaknya.
- Donny Stefen Wattimury
- Jawabanku untuk Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
- STOP Memberi Nama Ibnu Sina! Ini Penjelasannya
- Ayo Sambut Kedatangan Ulama Dunia Ini di Istiqlal!
- Kesalahan ulama ke 32 ( Kelemahan hadis keridaan Allah terserah keridaan orang tua )
- Kesalahan ulama ke 29
- Kesalahan ulama ke 28
- Kesalahan ulama ke 27
- Kesalahan ulama ke 26
- Kesalahan ulama ke 25
- Kesalahan ulama ke 24
- Kesalahan ulama ke 47
- Kesalahan ulama ke 20
- Kesalahan ulama ke 18
- kesalahan ulama ke 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan