·
Tinggal di Purwokerto, Jawa
Tengah, Indonesia
Dia
menulis :
pak
Mahrus, Ganong, Ibnu Taimiyah itu orang yg tadinya bersendirian, memahami
secara otodidak, gak heran klo memahaminya ditemani syaiton, keberkahan itu
bersama org2 besar di antara kalian (Ulama).
Komentarku
( Mahrus ali ):
Jadi
tuduhan anda bahwa saya tidak punya guru adalah fitnah yang keji, tak layak di
lakukan orang mukmin, bukan orang kafir. . Baca artikel saya yang lalu sbb:
Guru
saya itu banyak sekali, mulai kecil di sekolahan, pondok pesantren, di Mekkah
Mukarramah, sampai silsilah dari guru – ke guru sampai pengarang kitabnya , mulai dari kitab hadis sampai kitab Nahwu, fikih
balaghoh . Semuanya bersambung dari saya sampai pada pengarangnya.
Silsilah
hadis dari guru sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sudah nyambung semuanya. Buku
silsilah pengarang kotab dari saya
nyambung sampai pengarangnya.
Guru
bagi saya adalah keharusan, tapi taklid buta kepada guru adalah kesalahan. Boleh
memperbanyak guru tapi jangan seperti kerbau taklid buta padanya.
Bila kita ikut kesalahan guru, maka kita juga
salah dan kita tidak bisa meng oprasikan dalil yang ada pada kita. Kita ini
ibarat cd yang merekam saja apa kata guru. Kita tiru saja. Salah atau benar. Bagaimana bila
guru kita ini salah.
Kita
harus ingat perkataan salaf kita:
Imam
Ahmad pernah menyatakan:
لاَ تُقَلِّدْنِي وَلاَ مَالِكًا وَلاَ الثَّوْرِيَّ وَلاَ الشَّافِعِيَّ
Jangan
ikut kepadaku,atau Imam Malik, Tsauri atau Syafii.
Ali
ra berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku tidak akan meninggalkan sunah Nabi S.A.W.
karena perkataan orang “. [1]
Imam
Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى
الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang
pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan
perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Imam
Syafii yang menyatakan :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا
رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila
ada hadis sahih , maka lemparkan
perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka itulah perkataan ku
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ
أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam
masalah agama,jangan ikut orang , sebab
mereka mungkin juga salah .
Kaum
kristen sesat gara – gara taklid buta
pada pendeta dan uskupnya.
Pengikut
Syi`ah sesat gara – gara taklid buta pada marjiiyah atau ulamanya.
Ahli
bid`ah sesat gara – gara taklid buta kepada kiyai – kiyanya
Sebagian
salafy sesat gara – gara taklid buta kepada asatidznya yang pro thaghut.
Kita
haram ikut guru yang keliru dan kita harus mengikuti dalil untuk menghurmati
ayat :
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ ا ْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ
وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. Nisa` 59
Kita
haram ikut ulama yang menyelisihi sahabat
karena menghurmati dalil :
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ(100)
Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. 100 Tobat
Anda
yang melontarkan fitnah itu apakah tidak takut ayat ini:
إِنَّ
الَّذِينَ فَتَنُوا
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا
فَلَهُمْ عَذَابُ
جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (١٠)
“Sesungguhnya orang-orang yang memfitnah/menganiaya kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar” (QS. Al Buruj: 10
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan