Kamis, 24/09/2015 17:00 WIB
Tragedi haji di Mina, Kamis (24/9). (twitter Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Kecelakaan terjadi pada para jamaah haji di Mina,
Kamis (24/9) saat proses lempar jumrah. Prosesi lumpar jumrah jadi salah
satu prosesi yang patut diwaspadai, pasalnya, para jemaah haji selalu
berdesakan ketika hendak melakukan lempar jumrah.Sebagaimana dilaporkan oleh Saudi Gazette, musibah di Mina ini terjadi di Jalan 204 di Mina. Jalan 204 merupakan salah satu dari dua dari dua jalan utama yang menghubungkan antara tenda jemaah dengan Jamarat, lokasi tempat melempar jumrah.
Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Arab Saudi menyatakan jumlah korban kini menjadi 220 orang dan 450 orang jemaah terluka.
Mina, terutama terowongan Mina adalah tempat yang patut diwaspadai selama musim haji. Tidak sekali ini saja kecelakaan, musibah, tragedi terjadi di sini. Tragedi terbesar Terowongan Mina terjadi pada 2 Juli 1990. Dilaporkan 1.426 jemaah haji meninggal selama karena berdesak-desakan dan terinjak dalam terowongan Al Maaisim. Terowongan itu menghubungkan Mekkah ke Mina dan Arafat. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi terowongan Mina.
Lalu pada 23 Mei 1994, sebanyak 270 jamaah haji meninggal dalam ritual lempar jumrah. Selang empat tahun kemudian, tepatnya 9 April 1998, sebanyak 118 jamaah haji meninggal dan 180 lainnya terlukan dalam kecelakan di jembatan Jamarat untuk melempar jumrah.
Pada 5 Maret 2001, sebanyak 35 jemaah kembali jadi korban. Tiga tahun setelahnya, ritual lempar jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jemaah tewas dan 244 lainnya terluka akibat terkena lemparan batu jemaah lain dan terinjak-injak. Hal ini terjadi akibat saling dorong antar jemaah.
Kemudian pada 12 Januari 2006, musibah terjadi akibat jemaah yang baru datang berdesakan dengan jemaah lain. Kejadian terjadi lagi di jembatan Jamarat. Akibat kejadian ini, pemerintah Arab Saudi membangun ulang Jamarat agar jemaah tidak berdesakan.
Pemerintah Saudi Arabia kemudian membangun tiga pilar raksasa untuk prosesi lempar jumrah. Lalu dibangun juga jembatan lima tingkat agar para jemaah haji tidak perlu berdesakan untuk melakukan lempar jumrah.
Ikuti diskusi dan kirim pendapat anda melalui form di bawah ini atau klik di sini
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan