Oleh Abu Faris Bambang Surono
Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah
sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islam yang berkedudukan di Surakarta yang
didirikan oleh ustadz Abdullah Thufail Saputra rahimahullah pada tahun 1972
dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an.
Dua puluhan tahun sudah saya aktif
di MTA, tepatnya sejak bulan Oktober 1987 di Cabang Mojosongo Boyolali. Sungguh
suatu fase kehidupan yang membahagiakan dan bersemangat dalam Quran dan Sunnah.
Banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari tersadarnya akan perlunya ilmu, ittiba'
dan menjauhi syirik, tidak sekedar ikut-ikutan dalam tradisi masyarakat, sampai
bagaimana memunculkan al haq sebagai suatu perjuangan dakwah.
MTA Jakarta menjadi awal
keistiqomahan saya di MTA, yang semula mustami' biasa menjadi siswa tetap, bahkan
sampai khususi (bai'at dengan pimpinan MTA). Beberapa tugas atau kepercayaan
yang pernah diberikan Pimpinan Perwakilan kepada saya selama di MTA Jakarta
antara lain, menjadi ketua panitia kurban beberapa kesempatan, ikut mewakili
pertemuan-pertemuan pengurus di MTA Pusat (Pertemuan Ahad Siang), menjadi ketua
Tim Janaiz (sempat menerbitkan buku), dilibatkan dalam pembinaan calon Cabang
di Cikampek (sekarang Karawang) dari tahun 1997, dan moment-moment penting
lainya dalam kegiatan Perwakilan. Terakhir sebelum saya pamit keluar dari MTA
awal tahun 2010, saya masih dipercaya sebagai Koordinator Tim Dakwah dan
Koordinator Satgas untuk Jakarta
dan sekitarnya,
Awal mula pencetus kenapa saya pamit
keluar dari MTA adalah adanya statemen MTA bahwa 'Siapa yang berbeda (punya
faham yang beda dengan MTA) lebih baik keluar (dari MTA)'. Saat Ketua
Perwakilan memberitahukan statemen itu secara khusus kepada saya, saat itu juga
langsung saya pamit keluar. Perlu saya tegaskan, keputusan saya bukan didasari
karena ada masalah pribadi dengan persons-persons MTA atau kepengurusan MTA, murni
karena faham dan pendirian. Kenapa ini saya angkat? karena ada rumor seolah-olah
orang yang keluar dari MTA adalah orang-orang yang 'bermasalah' dalam konotasi
negatif. Perlu diketahui juga, malam sebelum saya pamit keluar, saya masih
mengisi pengajian atas nama MTA dan membahas perjodohan lewat telepon dengan
ketua perwakilan sampai hampir setengah-an jam.
Apa alasannya?
Orang akan bertanya, kalau memang
sudah punya faham berbeda kenapa nggak dari awal bersikap?
Waktu itu saya berfikir bahwa saya
bisa memperbaiki dari dalam dengan posisi yang ada. Saya lupa bahwa tidak ada
perintah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam untuk memelihara firqah, yang
ada tentu tinggalkan firqah! (Hadits Hudzaifah)
Ada
faham apa sih di MTA (yang saya selisihi)?
Semula tidak banyak yang saya
selisihi, tapi ternyata berkembang menjadi banyak, dan tersimpul dalam tiga
masalah besar, yaitu masalah jama'ah, aqidah, dan manhaj.
Dalam masalah jama'ah, MTA memiliki
Imam sendiri yang dibai'at, dita'ati dan seterusnya, sebagaimana LDII, Jama'atul
Muslimin (Hizbullah), MMI, Ikhwani dan lain-lain. Kalau mereka ini al-jama'ah
sebagaimana hadits Rasulullah, lantas mana firqah-firqah yang banyak yang
disebutkan Rasulullah. Sudah sangat jelas mereka membangun wala' dan bara' di
atas kelompoknya. (bahkan di sebagian tempat ada boikot terhadap orang yang
keluar dari MTA)
Dalam masalah aqidah, MTA
mengingkari syafa'at di akhirat, mengimani kalau orang islam masuk neraka ya
selamanya sebagaimana pemahaman khawarij/mu'tazilah (tidak ada jahanamiyyun), mengingkari
kesurupan jin, mengimani bahwa malam lailatul qadr sudah tidak ada lagi, mengimani
bahwa Allah tidak menetapkan taqdir (tapi sebagai sebab akibat murni, ini
pemahaman qadariyah mu'tazilah), tidak mengimani beberapa peristiwa hari akhir
antara lain turunnya Isa, munculnya Dajjal, dan Imam Mahdi, beraqidah Asy'ariyah
dengan menakwilkan asma wa sifat Allah, istawa nya Allah, wajah Allah, tangan
Allah, Allah dimana-mana, dan lain-lain
Dalam masalah manhaj, metodologi MTA
dalam memahami agama adalah mendahulukan akal, kadang mengesampingkan hadits
shahih (bila dianggap menyelisihi Al-Quran), apalagi atsar, atau perkataan para
'ulama kibar. Dari metodologi ini maka anjingpun jadi halal, sutera dan emas
untuk laki-laki juga mubah, atau paling banter jadi makruh hukumnya.
Disamping itu, dalam masalah fikh
juga terjerumus dalam bid,ah, padahal masalah memerangi bid'ah ini menjadi
jargon MTA. Sangat ironis memang! Contohnya, menerapkan zakat tanpa memakai
haul dan nishab, orang safar boleh bertayamum (bahkan menjadi kebiasaan
sebagian besar warga MTA) walaupun di depan mata ada air yang melimpah
Mudah-mudahan blog yang saya garap
ini ada maslahahnya, dan mampu menjawab berbagai permasalahan sebagaimana saya
sebutkan di atas. Inilah perjalananan saya menuju manhaj salaf. Kepada saudara-saudaraku
yang menyempatkan mampir di blog ini, saya berharap kritik dan sarannya. Akhirnya
hanya kepada Allah-lah saya berhajat dan mohon ampun, semoga blog yang saya
kelola ini tercatat sebagai amal shalih. Wallahu a'lam.
Diposkan oleh Abu Faris Bambang
Surono
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi
ke TwitterBerbagi ke Facebook
99 komentar:
tower30 Agustus 2012 14:53
Syafaat disebutkan pertama kali dalam Al-Qur'an adalah pada QS.AL-Baqarah
ayat 48. Dalam ayat tersebut terdapat perintah Allah kepada Bani Israil untuk
bertaqwa dengan alasan di akhirat nanti tidak akan ada syafaat (pertolongan) dari
siapapun kecuali amal manusia masing-masing. Syafa’at hakikatnya adalah doa, atau
memerantarai orang lain untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Atau
dengan kata lain syafa’at adalah memintakan kepada Allah di akhirat untuk
kepentingan orang lain. Dengan demikian meminta syafa’at berarti meminta doa, sehingga
permasalahan syafa’at ialah sama dengan doa.
Balas
tower30 Agustus 2012 15:00
إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ
جَهَنَّمَ خَالِدُونَ # لاَ يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ # وَمَا
ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِن كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ # وَنَادَوْا يَا مَالِكُ
لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ
#
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka
Jahannam. Tidak diringankan adzab itu dari mereka dan mereka di dalamnya
berputus asa. Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. Mereka berseru,"Hai Malik, biarlah Rabbmu
membunuh kami saja." Dia menjawab,"Kamu akan tetap tinggal (di neraka
ini)." [Az Zukhruf:74-77]
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono31 Agustus 2012
16:10
Dua komentar sdr. Tower di atas saling
membenarkan terhadap apa yang saya tulis, adanya pengingkaran terhadap syafa'at
di akhirat kelak. Dalil-dalil yang dipakai pun sama ketika saya dulu
mendakwahkan ingkar syafa'at ini bahkan saya bisa tambahkan beberapa ayat atau
hadits bila mau. Saya tambahkan satu ayat saja yang sering dipakai; Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula)
mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan (7:40).
Apakah sdr. Tower tidak tahu sabda
Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam;
Syafa’atku akan diberikan kepada pelaku
dosa besar dari ummatku....
juga Firman Allah;
Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali
(syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya dan Dia
meridhai perkataannya". [20: 109]
Ulama mana yang membimbing saudara
punya pemahaman tentang syafa'at seperti itu?
Menurut Syaikh Shalih bin Fauzan al
Fauzan, dalam menyikapi masalah syafa’at, manusia terbagi menjadi tiga golongan:
Pertama, golongan orang-orang yang
ghuluw (berlebih-lebihan) dalam menetapkan syafa’at.
Mereka adalah orang-orang Nasrani, orang-orang
musyrik, kaum sufi ekstrim dan Quburiyun (pecinta “ziarah kubur” dan pengalap
berkah di kuburan). Ketika mereka mempunyai keperluan terhadap Allâh Ta'âla, maka
mereka memintanya melalui syafa’at orang yang mereka agung-agungkan. Alasannya,
apabila seseorang memerlukan sesuatu dari rajapun, maka orang itu memerlukan
perantaraan atau syafa’at dari orang-orang dekat raja. Apalagi memerlukan
sesuatu dari Allâh Ta'âla, tentu juga memerlukan perantaraan.
Dengan demikian, mereka hakikatnya
meminta-minta kepada orang yang diagungkannya, bukan kepada Allâh Ta'âla.
Kedua, golongan Mu’tazilah dan Khawarij.
Mereka ghuluw (berlebihan) di dalam
menolak syafa’at. Sehingga mengingkari syafa’at Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi
wasallam dan syafa’at selain Nabi bagi para pelaku dosa besar.
Ketiga, Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Mereka menetapkan adanya syafa’at
sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam nash-nash al Qur`ân dan hadits-hadits
Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam. Karena itu, Ahlu Sunnah wal Jama’ah
menetapkan syafa’at sesuai dengan persyaratan-persyaratannya.
tower31 Agustus 2012 17:00
oke yang saya tanyakan adalah kapan
syafaat itu di berikan? apakah orang yg akan masuk neraka ato orang yg sudah
masuk neraka?
tower31 Agustus 2012 17:04
yang saya tanyakan kapankah syafaat itu
di berikan, apakah orang yg akan msuk neraka atau orang yg sudah masuk neraka
Abu Faris Bambang Surono31 Agustus 2012
17:20
Apakah saudara mengimani syafa'at
Rasulullah di akhirat kelak? Untuk apa dijawab bagi orang yang tidak mengimani!
Anonim20 Oktober 2012 00:58
kekeliruan utama MTA (dalam hal ini) adalah
salah dalam menafsirkan QS Maryam 71.
Silahkan baca tafsir muktabar untuk
lebih lengkapnya. Yang pada intinya semua orang pasti "mendatangi neraka".
setelahnya (orang mukmin) ada yg menuju surga atau mampir dineraka, sehingga
pertanyaan kapan syafaat diberikan menjadi tidak relevan.
Balas
badai emas30 Agustus 2012 16:45
Saudaraku bila anda tidak sepaham alangkah bijaknya anda tidak usah
mencatut nama dari Majlis itu,apalagi anda memakai simbolnya.apa kata2 anda itu
bisa dipertangung jawabkan,jangan sampai kata2 anda menjadi fitnah.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono1 September 2012
13:46
Kalau ada yang keliru/fitnah, saudara
bisa mengkoreksi/meluruskannya. Jazakallahu!
Ahmad fauzan23 November 2012 18:05
kalau saya dulu malah seperti anda
sekarang ini. tapi saya sadar, ternyata kebenaran itu milik allah. jangan
menganggap yg lain sesat yg benar hanya diri sendiri. (itu namanya sombong)
Rupanya anda selama di MTA tidak ikhlas...
sehingga tidak ada kebaikan pada MTA.
sekarang anda jalani yg anda yakini, yg
penting ikhlas, tidak merasa paling benar sendiri. tidak menyalahkan yg lain.
Abu Faris Bambang Surono25 November 2012
05:47
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim!
Semoga Allah mengampuni antum, dan
memberikan semangat untuk belajar dan belajar! Begitu juga saya!
Balas
budi30 Agustus 2012 23:36
apakah boleh saya koreksi,pak?
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono1 September 2012
13:47
Jazakallahu khairan!
Balas
tower31 Agustus 2012 17:06
kmrin comentnya 9 kok berkurang lg,kenapa ngk siap di serang balik
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono31 Agustus 2012
17:54
Eh ada penyerang?
Koment yang tidak sesuai tema dan hanya
copas-an sampah dengan berat hati di delete, dan perlu moderasi untuk komentar-komentar
selanjutnya!
Harap dimengerti
Balas
Anonim12 September 2012 06:10
Assalamualaikum wr. wb.
Saudaraku Abu Faris Bambang Surono,
Demi Allah saya tidak mengetahui kebenaran tulisan yang anda tulis di
blog anda karena sesungguhnya Allah yang Maha mengetahui.
Ijinkan memperkenalkan diri saya. Nama saya Rukani siswa tetap MTA
perwakilan Nganjuk. Belum lama saya menjadi siswa. Saya hanya ingin bertanya, Benarkah
anda dulu siswa MTA? Aslikah nama yang anda cantumkan di blog ini? mohon
kejujurannya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang jujur dan mengerjakan
kebajikan.
Assalamualikum wr.wb.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono12 September 2012
16:24
Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi
wabarakaatuh,
Kalau ada yang tidak benar dengan
tulisan saya, saudara bisa membenarkannya/ meluruskannya supaya tidak ada
fitnah, apalagi saudara masih aktif di MTA, banyak peluang saudara untuk tanya
kepada Guru daerah (ustadz) yang dikirim.
Sdr. Rukani, saya dikenal di MTA dengan
nama Bambang Surono. Saudara bisa tanya langsung ke Ust. Sukino atau pengurus
Pusat lainnya, atau ke Perwakilan Jakarta tempat terakhir saya mengaji di MTA (021.7428631)
Barakallahu fiik...!
Anonim12 September 2012 18:38
Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh.
Terimakasih atas balasannya saudaraku, saya
menghargai setiap pendapat dan perbedaan, saya menghargai kejujuran anda. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui.
Saya sudah menanyakan kepada ketua
perwakilan Nganjuk perihal anda, beliau kenal dengan saudara.
saya kutip salah satu pernyataan
saudara;
"(bahkan di sebagian tempat ada
boikot terhadap orang yang keluar dari MTA)"
Demi Allah yang maha mendengar dan maha
melihat, sejauh ini saya mengaji di MTA tidak ada satu-pun statement yang
mengatakan bahwa orang yang berhenti ngaji / keluar dari MTA harus diboikot, kecuali
jika ada warga yang melakukan ZINA. Dia harus keluar dan diboikot!!
Barakallahu fiik...!
Abu Faris Bambang Surono13 September 2012
05:37
Sdr. Rukani,
Salam saya buat Ketua Perwkilan Nganjuk.
Na'am, saya sendiri juga tidak diboikot,
makanya saya tulis 'di sebagian tempat'.
Kalau sdr. Rukani ingin tahu lebih
lanjut tentang apa yang saya tulis, sdr. bisa add akun Fecebook saya 'Abu Faris
Bambang Surono'. Lewat inbox saja, supaya tidak terlalu fulgar.
Anonim18 November 2012 13:42
mas Abu Faris Bambang Surono MAKSIH YE !
LOGO MTA MASIH OKE DIBLOG INI
Balas
Anonim28 September 2012 16:25
KOK ADA
ORANG YANG MENGINGKARI KERASUKAN JIN YA ..?
ANA MEMANG HERAN KOK YA PUNYA KELOMPOK SAMPAI BEGITU GEDENYA .ALLAHU
AKBAR.
MEMANG KEBENARAN SUDAH DI ANGKAT DARI ATAS BUMI.
Balas
Irgim Nurrohman30 September 2012 14:47
barakallahu fikum
Balas
Anonim1 Oktober 2012 22:13
akan sangat menambah ilmu bila ada tanggapan dari Siswa MTA, terutama
buat saya.
monggo, bila salah katakan kebenarannya
bila mengetahui kebenaran tetapi kita diam saja maka kita akan dianggap
orang yang lemah imannya
Balas
Anonim11 Oktober 2012 19:35
maaf pak
saya belum pernah dengar pernyataan jika berbeda pendapat dengan
pendapat mta lebih baik keluar.
bapak dapat pernyataan seperti darimana yah
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono11 Oktober 2012
19:45
Antum bisa tanya langsung ke ust. Sukino,
atau ke mas Bambang Sulistyobudi (Ketua Perwakilan Jakarta ketika itu), atau
ust. Sardjiman (Koordinator Gurda). Barakallahu fiik!
Balas
Abu Lubna1 November 2012 01:06
Assalamu'alaikum
Menurut antum apakah MTA waktu masih dipegang Ust Abdullah Tufail dulu
dengan MTA sekarang sama?
Jazakallah khairan
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono1 November 2012
09:59
Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi
wabarakaatuh,
99 % sama dalam pemahaman. Dalam hal
kebijakan/politik tentu ada perbedaan. Wallahu a'lam
Balas
abimanyu8311 November 2012 19:24
Mta memang bukan yang sempurna yang pernah saya temui tetapi paling baik
dari yang lain yang pernah saya temui, dan keputusan keluar belum tentu yang
terbaik. Apalagi karna perkataan segilintir orang, menurut saya berkolompok
masih lebih baik daripada sendiri2. Saya sendiri memang baru pendengar, saya
juga pernah dikecewakan dan diremehkan oleh kepala satgas mta, tetapi itu saya
anggap oknum, selama mta masih berjalan pada garis islam, saya akan
kesampingkan masalah pribadi. Oh ya di dalam alquran pelajaran tentang makanan
haram ada 4, surat
yang membahasnya pun juga ada 4. Apa itu gk bagiab dari penegasan?
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono11 November 2012
20:43
Semoga antum terus semangat menuntut
ilmu! Ketergelinciran MTA sudah sebagian saya tulis, semoga cukup sebagai
pertimbangan bagi siapa saja yang mau belajar.
Saudaraku,
Berkelompok2/firqah adalah perpecahan
yang dibenci, bagaimana dikatakan lebih baik? Semoga Allah menunjuki antum pada
pemahaman salafush shalih, ahlu sunnah wal jama'ah.
Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah
mengatakan, “Setiap golongan yang menamakan dirinya dengan selain identitas
Islam dan Sunnah adalah mubtadi’ (ahli bid’ah) seperti contohnya : Rafidhah (Syi’ah),
Jahmiyah, Khawarij, Qadariyah, Murji’ah, Mu’tazilah, Karramiyah, Kullabiyah, dan
juga kelompok-kelompok lain yang serupa dengan mereka. Inilah firqah-firqah
sesat dan kelompok-kelompok bid’ah, semoga Allah melindungi kita darinya.” (Lum’atul
I’tiqad, dinukil dari Al Is’ad fi Syarhi Lum’atil I’tiqad hal 90. Lihat pula
Syarh Lum’atul I’tiqad Syaikh al-‘Utsaimin, hal. 161)
Isman Purwanto11 November 2012 21:59
mengomentari pendapat bapak, saya mau
bertanya kalau berkelompok itu tidak baik maka yang baik itu yang bagaimana? sendiri-sendiri?
sedangkan nabi saja berkelompok, bersama-sama dalam berdakwah, ada strategi ada
komunikasi, ada musyawarah. Kalau kita sendiri2 bagaimana bisa timbul kekuatan.
Berkelompok memang ada jeleknya yaitu anggotanya seolah memperjuangkan dan
membela kelompoknya itu salah satu kekurangan, tetapi kelebihanya juga ada. Dengan
berkelompok kita bisa menghimpun kekuatan, dana, kekeluargaan, kebersamaan, kepedulian
dll.Lalu bagaimana seharusnya kita berdakwah, sendiri2, lepas tanpa nama, tanpa
ikatan, tanpa organisasi? Mohon maaf apabila beda pendapat.
Abu Faris Bambang Surono12 November 2012
12:03
Kelompok/firqah yang dimaksud adalah
sebagaimana fokus pada blog ini (MTA). Yang mana ia membai'at imam sendiri, sehingga
membangun wala' dan bara' di atasnya. Bukankah kelompok yang seperti ini
berbilang dan banyak? Ingat hadits perpecahan umat! Ada firqah, ada al-jama'ah! Hendaklah antum
cari tahu masalah ini, sudah banyak dikupas oleh ahli ilmi. Jangan agama antum
disandarkan kepada akal semata! Wallahu a'lam
Balas
Isman Purwanto11 November 2012 20:35
Assalamu'alaikum wr wb,
saya sangat menghargai bapak2 yang berdiskusi dengan ilmu dan santun
dalam berhujah. ok.
sangat menarik pembahasan ini. Menurut pendapat saya memang disetiap kelompok
ada ciri2 unik/tersendiri. Hampr semuanya LDII, MTA, NU, MD, SALAFY, HTI dll
dan tidak mungkin semua orang setuju dengan penyeragaman pendapat tersebut, walau
satu jamaah misalnya bapak sendiri tidak setuju dan tidak kuat menahan rasa
tersebut akhirnya keluar. Itu hak dan pilihan seseorang. Daripada tidak nyaman
di MTA lebih baik keluar itu pilihan bapak. Boleh saja. Tetapi ada juga, orang
yang nyaman danmantap di MTA, itu masalah pribadi, nafsi-nafsi. Jadi mari kita
jaga dan kita kita hormati pilihan kita maupun orang lain. Mengenai perbedaan
itu wajar, sejak jaman nabi perbedan sudah ada, ulama 4 madhabpun berbeda
pendapat.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono12 November 2012
11:00
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh,
Ada
perbedaan pendapat yang masyhur dan diakui (yang lahir dari ijtihad para 'ulama,
karena tidak adanya nash/dalil yang jelas). Namun ada perbedaan pendapat yang
tidak diakui yang lahir dari kalangan orang-orang awam yang tidak mengerti dan
tidak memahami, misalnya antara sunnah dan bid'ah, antara tauhid dan syirik, dst.
Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul ilmi, sebagaimana
ditunjukkan oleh Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
فَسْئَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
Balas
untuk dewasa12 November 2012 07:57
Anda harus bisa mencari yang lebih baik dari firqah sebelumnya baru
solusinya. Klo hanya keluar saja baru setengah jalan
Balas
Balasan
Abu Ro'fah13 November 2012 09:03
Bismillah, anda bisa lihat tagline di
atas blog ini " Dari MTA menuju Manhaj Salaf " semoga anda paham
setelah keluar dari firqoh kemana berlanjut perjalanannya.
jazakumullah perhatiannya
Balas
Anonim12 November 2012 09:45
yang terdahulu ada blog "Mantan Kyai N*", sekarang ada blog "mantan
siswa mta", mungkin besok lagi ada blog "Mantan ustad X", besoknya
lagi ada blog ginian lagi,,,hancurlah Islam kalau semua orang berpikiran
seperti ini. Dari sini, saya orang yang sangat bodoh ini pun bisa menilai
bagaimana kualitas dakwah dari orang-orang seperti ini. Sangat disayangkan
sekali sebenarnya, termasuk yang bapak lakukan ini, memakai nama blog "mantan-siswamta"
dan memakai logo MTA untuk mengulas faham-faham dari MTA yang tidak cocok
dengan faham anda saat ini. Dengan kata lain bahwa faham anda saat inilah yang
paling benar. Hal ini tidak jauh berbeda dengan beberapa blog/website lain yang
sering saya temui, baik yang berpaham "opo jare" maupun yang berpaham
"Al Qur'an dan Sunnah", bahkan diantaranya website utama milik salah
satu ormas Islam terbesar di Indonesia, yang isinya menunjuk-nunjuk faham
kelompok lain, bahkan tidak sedikit yang menghujat, mencemooh, dan memfitnah
kelompok lain yang tidak sepaham,,,naudzubillah,,,
Bagaimanakah pengamalan dari "lana a'maluna wa lakum a'malukum"?
Kalau di MTA diberlakukan "yang tidak sepaham lebih baik keluar"
ini saya rasa adalah suatu bentuk ketegasan dalam menjalankan ajaran Islam. Dan
saya rasa aturan seperti ini diberlakukan untuk para ustad/guru-guru yang
ditugasi oleh MTA, dengan tujuan untuk meluruskan faham dari pusat sampai
daerah-daerah. Sering kita saksikan dalam satu ormas di daerah yang satu dengan
daerah yang lain fahamnya pun berbeda-beda, hal ini karena masing-masing
individu punya kepentingan sendiri-sendiri, tidak disamakannya faham dari pusat
sampai daerah-daerah. Jadi kalau tidak sepamam kenapa harus menyatu. Yang
terpenting, walaupun tidak menyatu tetapi tetap satu saudara seiman. Keluar
dari satu sekolah untuk mencari sekolah yang lebih baik itu bagus asalkan tidak
merasa lebih pandai dari yang lain, karena pada hakikatnya kebenaran itu hanya
milik Allah SWT.
Siapa lagi yang mau ikut-ikutan bikin blog "MANTAN-MANTAN" seperti
ini? Silahkan, hanya Allah SWT yang tahu niat dan tujuan anda.
Hadi - Klaten
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono12 November 2012
17:20
Saya tegaskan, di blog ini tidak ada
fitnah!
Lagi-lagi ayat ini (lana a'maaluna wa
lakum a'maalukum) dijadikan senjata oleh teman-teman MTA ketika menerima nasihat,
disamping senjata yang lainnya, misal; jangan merasa paling benar, jangan
menjelek-jelekkan, ghibah, ...dst. Antum telah menempatkan dalil bukan pada
tempatnya!
Silahkan dibuka tafsirnya!
Balas
Isman Purwanto13 November 2012 04:30
bagaimana cara beragama yang paling mendekati kebenaran? saya ingin
beragama seperti itu. dan kalau itu ada namanya apa nama kelompok tersebut? saya
ingin selamat dunia akhirat.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono14 November 2012
17:55
Cara beragama yang benar adalah cara
beragamanya para salaf, yakni Rasulullah dan para shahabatnya, tabi'in, tabi'ut
tabi'in. Merekalah salafush shalih! Cocokkah pemahaman kita dengan pemahaman
mereka, cocokkah cara ibadah kita dengan cara ibadah mereka,... dst. Wallahu a'lam
Anonim15 November 2012 20:13
To. Isman Purwanto
KEBENARAN [ AL HAQ ]
Imam Al Barbahari rahimahullah berkata:
واعلم
رحمك الله أن الدين إنـما جاء من قبل الله تبارك وتعالى لم يوضع على عقول الرجال
وآرائـهم وعلمه عند الله وعند رسوله فلا تتبع شيئاً يهواك فتمرق من الدين فتخرج من
الإسلام فإنه لا حجة لك فقد بين رسول الله صلى الله عليه وسلم لأمته السنة وأوضحها
لأصحابه وهم الجماعة وهم السواد الأعظم والسواد الأعظم الحق وأهله
“Ketahuilah saudaraku, semoga Allah
merahmatimu, bahwa :
▌agama Islam itu datang dari Allah
Tabaaraka Wa Ta’ala.
▌Tidak disandarkan pada akal atau
pendapat-pendapat seseorang.
▌Janganlah engkau mengikuti sesuatu
hanya karena hawa nafsumu. Sehingga akibatnya agamamu terkikis dan akhirnya
keluar dari Islam.
▌Engkau tidak memiliki hujjah.
▌▌Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam telah menjelaskan As Sunnah kepada ummatnya, dan juga kepada para
sahabatnya. Merekalah (para sahabat) As Sawaadul A’zham.
▌▌▌Dan As Sawaadul A’zham itu adalah al
haq dan ahlul haq” .
[ Syarhus Sunnah, 1/66 ]
Sebelum itu, beliau juga berkata:
والأساس
الذي تبني عليه الجماعة وهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وهم أهل السنة والجماعة
فمن لم يأخذ عنهم فقد ضل وابتدع وكل بدعة ضلالة
“Pondasi dari Al Jama’ah adalah para
sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Merekalah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Barang
siapa yang cara beragamanya tidak mengambil dari mereka, akan tersesat dan
berbuat bid’ah. Padahal setiap bid’ah itu kesesatan” [ Syarhus Sunnah, 1/65.].
Beliau juga berkata:
قال
عمر بن الخطاب رضي الله عنه : لا عذر لأحد في ضلالة ركبها حسبها هدى ولا في هدى
تركه حسبه ضلالة فقد بُينت الأمور وثبتت الحجة وانقطع العذر وذلك أن السنة
والجماعة قد أحكما أمر الدين كله وتبين للناس فعلى الناس الإتباع
“Umar bin Al Khattab Radhiallahu’anhu
berkata: Tidak ada toleransi bagi seseorang untuk melakukan kesesatan, karena
petunjuk telah cukup baginya. Tidaklah seseorang meninggalkan petunjuk agama, kecuali
baginya kesesatan. Perkara-perkara agama telah dijelaskan, hujjah sudah
ditetapkan, tidak ada lagi toleransi. Karena As Sunnah dan Al Jama’ah telah
menetapkan hukum agama seluruhnya serta telah menjelaskannya kepada manusia. Maka
bagi manusia hendaknya mengikuti petunjuk mereka” [ Syarhus Sunnah, 1/66.].
Balas
Anonim15 November 2012 00:22
apa tujuan anda masih memakai lambang mta????
apa anda blm punya lambang???
saya berharap anda menulis blok ini dalam keadaan ikhlas
Balas
Anonim15 November 2012 23:57
Barakallahufiikum...smoga kita tetap istiqomah diatas manhaj salaf... manhaj
yang lurus manhajnya ahlussunnah wal jamaah... jazakallahu khairan ustadz.. ana
bener2 baru tahu sepak terjang MTA ini... kalau ga mampir ke sini mungkin ga tau
sama sekali... syukron jazilan atas peringatannya....
Balas
Balasan
Hadi Satari16 November 2012 17:00
Mau manhaj salaf silahkan, NU silahkan,
Muhammadiyah silahkan, MTA silahkan, HTI silahkan, Al Irsyad silahkan atau
kelompok apapun silahkan, tapi jangan sampai kita merasa paling benar sendiri
karena sesuatu yang kita anggap benar itu belum tentu benar dihadapan Allah SWT.
Masalah perbedaan paham memang tidak bisa saling ketemu karena masing-masing
pihak pasti berkeyakinan pada pahamnya masing-masing. Untuk itu kita jalankan
ajaran Islam berdasarkan yang kita yakini kebenarannya, rujukannya kan sudah jelas yaitu Al
Qur'an dan Sunnah Nabi. Kita semua pasti sudah tahu bahwa manusia itu tak ada
yang luput dari dosa dan khilaf kecuali Rasulullah.
Pertanyaan pada pemilik blog ini yang
mengaku mantan siswa MTA yang sudah 20 tahun belajar agama di MTA, apakah benar
pelajaran ilmu agama yang diajarkan di MTA seperti itu? Ataukan pemilik blog
ini benar-benar bisa memahami pelajaran Al Qur'an dan Sunnah Nabi yang
diajarkan di MTA?
Pada para pembaca blog ini, kalau anda
seorang muslim/muslimah, saya bisa mengatakan ANDA SEORANG MUSLIM/MUSLIMAH YANG
SANGAT BODOH kalau anda-anda semua percaya dan meyakini begitu saja apa yang
ditulis di blog ini apa-apa tentang MTA atau tentang siapa sajalah tanpa anda
mencari tahu sendiri apa dan bagaimana MTA atau siapa-siapa saja yang
diberitakan langsung dari sumber yang bersangkutan.
MTA mempunyai website dan radio resmi, semuanya
bisa diakses kapan saja dari seluruh penjuru dunia, kajian-kajian di radionya
pun juga bisa didengarkan dari seluruh penjuru dunia baik yang siaran langsung
maupun siaran ulangnya. Begitu juga untuk kelompok-kelompok ataupun organisasi-organisasi
lainnya, semua pastilah menginformasikan kelompok/organisasi dan kegiatan-kegiatannya
pada publik, kita seharusnya mencari tahu langsung dari sumber-sumber yang
bersangkutan, bukan dari pihak lain seperti ini.
"JANGANLAH KITA MERASA BANGGA
KALAU BISA MENEMUKAN KESALAHAN ORANG LAIN SEDANGKAN KESALAHAN PADA DIRI KITA
SENDIRI TIDAK MAU MENGOREKSI"
Abu Faris Bambang Surono17 November 2012
06:09
Sering saya menemukan statement 'jangan
sampai kita merasa paling benar sendiri karena sesuatu yang kita anggap benar
itu belum tentu benar dihadapan Allah SWT' satu sisi 'perbedaan paham memang
tidak bisa saling ketemu karena masing-masing pihak pasti berkeyakinan pada
pahamnya masing-masing. Untuk itu kita jalankan ajaran Islam berdasarkan yang
kita yakini kebenarannya'. Pertanyaanya, pertama; apakah antum beragama dengan
landasan keraguan, belum ada barometer untuk mengukur kebenaran? kedua; apakah
ada orang beragama dengan tanpa keyakinan? Tentu tidak ada! lantas untuk apa
antum dakwah kepada orang yang sudah punya keyakinan masing2?
Akh Hadi Satari, antum jangan menebar
syubhat dan tuduhan, kalau antum siswa MTA tunjukkan dimana letak ketidak
benaran apa yang saya tulis. Semoga Allah menunjukkan antum pada manhaj yang
haq, manhajnya Rasulullah dan para shahabat!
Balas
abbaz16 November 2012 13:15
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
kepada saudara2 yang menyatakan
bermanhaj salaf, saya ingin mempelajari bagaimana amalan untuk hal2 sbb:
1. Saya pernah tinggal 3 bulan di kawasan afrika yang mayoritas
bermadzhab Maliki. Dalam urusan2 sederhana mereka masih berusaha mencontoh
Rasulullah saw. Dalam hadits diriwayatkan bahwa Nabi saw verwudhu dengan satu
mud dan mandi dengan 5 mud. Di mana pun tempat di negara itu, wudhu menggunakan
mud. Apakah saudara2 bermanhaj salaf di Indonesia juga wudhu menggunakan
mud? Atau menggunakan air kran?
2. Tentang zakat fitrah, mereka menggunakan ukuran sha', bukan kg, liter,
atau uang. Apakah saudara2 bermanhaj salaf di Indonesia juga mengamalkan zakat
fitrah menggunakan satuan sha' ini?
3. Tentang distribusi zakat fitrah, jika makanan pokok dikumpulkan, bagaimanakah
manajemen pengelolaan dari pengumpulan hingga distribusinya?
4. Tentang zakat maal. Selain menggunakan syarat haul dan nishab, apakah
untuk yang berprofesi karyawan/bergaji bulanan juga mengeluarkan zakatnya? kalo
iya, dilihat sebagai zakat apa?
5. Tentang shalat rawatib ba'diyah Jum'at. Beberapa kali ketemu dengan
saudara2 yang bermanhaj salaf, shalat ba'diyah jumat-nya dua rakaat dan bukan
empat rekaat. Manakah yang dijadikan pegangan? Dan jika Dua rekaat, dalil
manakh yang digunakan?
6. Tentang penggunaan kalender, sebagaimana diketahui bahwa kalender
masehi adalah buatan orang kristen. Sementara kalender hijriah keluaran depag
sendiri belum sepenuhnya diakui oleh masyarakat luas Indonesia. Untuk saudara2 yang
bermanhaj salaf, apakah juga menggunakan kalender masehi>
Demikian dan terimakasih untuk penjelasannya.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono17 November 2012
06:53
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi
wabarakaatuh,
Kalau antum benar ingin belajar maka
datangilah majlis ilmu yang bermanhaj salaf! Bergabung disini https://www.facebook.com/groups/jadwalkajiansalaf/
Barakallahu fiik!
Anonim21 November 2012 11:37
Syukron url-nya. ane mo ikutan.
ane dulu juga ikut kajian mta tapi cuma
-+ 4 x. karena disitu ingkar syafaat ane pemit keluar.
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 15:29
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh..
Pak Abbas dalam manhaj salaf tidak
bermadzab tertentu namun juga tidak mencemooh Ulama yg bermadzab..
dalam fiqh akan sangat banyak variasi
perbedaan dalam setiap pemahaman.. kewajiban kita mengikuti dalil yang paling
kuat bukan mengikuti Personal Ulama..
namun bila perbedaan itu nyleneh/ tidak
ada Sahabat yg memahami demikian sudah semestinya perbedaan itu tidak
ditoleransi dan diperingatkan.. (seperti maulidan, tahlilan, yasinan)
namun dalam masalah AQIDAH semua Ulama
Ahlu Sunnah Wal Jamaah bersepakat tidak ada perbedaan..
sehingga yang berbeda dengan AQIDAH
para Sahabat dan Ulama Ahlu Sunnah tentu saja kelompok menyimpang..
wallahu a'lam..
Balas
Anonim16 November 2012 23:42
terus terang saya binggung dengan yg saya hadapi:
nu salahkan mta
nu salahkan salaf
mantan mta sekarang salaf juga salahkan mta
nu dan salaf juga saling menyalahkan
mana yg benar??????
tolong bagi semua saja jangan bikin orang awam jadi tambah binggung
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono17 November 2012
06:19
Antum jangan berkecil hati, teruslah
berproses, bukankah menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim (HR. Ibnu
Majah, shahih)! Insya Allah antum akan mendapatkan bila antum mau mencarinya. Bukankah
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Orang yang dikehendaki oleh
Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama' (HR.
Bukhari-Muslim). Barakallahu fiikum...
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 15:19
semua saling menyalahkan.. lalu apakah
kita tidak ingin tahu dan mengikuti 1 yang paling benar dan paling selamat?
contoh: Kristen menganggap ISA anak
Tuhan, Yahudi menganggap ISA anak haram, dan ISlam menganggap ISA Rasul Allah..
Kristen, Yahudi, Islam saling
menyalahkan namun hanya 1 yang benar.. dan yang benar akan selamat..
demikian dalam Islam ada berbagai
aliran dan juga saling menyalahkan.. namun hanya 1 yang paling benar.. yaitu: Islam
berdasarkan Quran SUnnah dengan pemahaman Sahabat.. karena Para Sahabat telah
dijamin masuk surga dan Allah telah ridho terhadap mereka...
wallahu a'lam..
Balas
Anonim16 November 2012 23:46
saya mau tanya:
1. apakah semua hadist sahih ada yg ternyata tidak do'if?
2. apakah semua hadist do'if ternyata ada yg sahih?
mohon jawabanya
Balas
Balasan
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 15:13
1. Semua Hadist Shohih pasti shohih (khan
sudah jadi hadist shohih).
2. Semua Hadist Dho'if pasti dhoif.
bila yang dimaksudkan Shohih dan Dhoif
berdasarkan Kesepakatan Ulama Ahlu Hadist.
namun bila yang dimaksud ada Ulama A
dan Ulama B memberikan hukum yang berbeda tentang derajat hukum suatu hadist
dimungkinkan..
namun demikian apakah kita akan menolak
SEMUA HADIST SHOHIH hanya karena adanya kemungkinan menurut dugaan (tanpa ilmu)
kita DHOIF?
dan kita hanya menggunakan AL QURAN?
bila demikian, apakah kita tidak sholat
sama sekali karena seluruh gerakan sholat terdapat dalam Hadist (yang
dimungkinkan ada Hadist Dhaif)???
Balas
Anonim17 November 2012 00:00
apa beda salaf dgn salafi?
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono17 November 2012
06:33
Kata salaf tidaklah asing di kalangan 'ulama.
Bila kita mendengar kata salaf, maka yang kita ingat pertama kali adalah Rasulullah
dan para shahabat, kemudian tabi'in, kemudian tabi'ut tabi'in. Tiga generasi
awal inilah yang disebut dengan salafush shalih (orang-orang terdahulu yang
shalih). Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat ini yang diakui
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabdanya, “Sebaik-baik
manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi
sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).
Sedangkan salafi adalah orang yang menyandarkan
diri pada salaf. Bukankah kita wajib mengikuti jalan (manhaj) yang mereka
tempuh! Barakallahu fiik..
Balas
Anonim18 November 2012 22:54
Assalamu’alaikum wr.wb,
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ
الرَّجِيْمِ
At Taubah [9:11]: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Saudarakaku, tidak ada gunanya menghujat saudara kita lain, bahkan jika
saudara kita zina sekalipun, janganlah rame2 "mengarak di jalan".
Aku mengharamkan makan daging --anj—ing--. Tetapi ingatlah "setahu
saya" 4 imam besar pun tidak persis sama pendapatnya tentang "air
liur", "moncong - mulut lidah", "kotoran" dan "dagingnya".
Mohon diluruskan jika salah, setahuku imam Malik tidak mengharamkan daging
anjing, apakah beliau imam malik "ingkaru sunnah" atau "bodoh"
?.
Aku yakin, dari kajian di mta-online.com aku dapatkan Ustad MTA faham
persis tentang nishab. Pendapatku sama dg dia, andaikan aku membeli kan cincin anakku hanya
beberaa gram, tidak sampai senishab kmd aku zakati apa terlarang? zakat fitrah 1
kwintal kan
juga boleh.
Tentang syafa'at, akau yakin ada, Cuma pemahamanku “Syafaat = pertolongan
Allah”. Mendapat syafaat Rasulullah aratinya mendapat pertolongan Allah karena
mengikuti sunah2 beliau. Mendapat syafaat alqur’an karena mengkaji dan
mengamalkan firman Allah. Mendapat syafaat puasa krn banyak melakukan puasa
wajib dan sunah. Mendapat syafaat malaikat karena iman kepada malaikat. Aku tdk
tahu, apakah pemahaman MTA sama seperti saya ini.
Tentang lailatur-qodar, aku berpendapat masih ada, tentu dgn berbagai
dalil. Dan memang ustadz MTA dari kajian saat ramadhan, tidak meyakini turunnya
lagi, tentu dengan berbagai dalil juga. Pendapatku beda, tetapi menurutku tidak
bisa aku katakan ustadz tersebut "mendahulukan akal" karena ternyata
juga memakai dalil.
Setelah aku coba fahami , amalan A = mta mengikuti imam malik, tetapi
amalan B = bisa jadi mta ngikuti imam hanafi, dll. Menurutku? tidak salah juga
cari aman, dan menurutku cara itu tidak berarti menafsirkan sendiri. Namun, aku
yakin antum yg 20 tahun di MTA lebih mengerti pendapat2 ustad2nya MTA.
Aku jg coba fahami antum, yg sedang berburu ilmu, mencari yg paling
benar bukan?.
Itulah ilmu, bs jadi kelak kita mendapatkan dalil lebih kuat. Kusarankan,
antum coba ngaji juga di Masjid Baitul Makmur Solobaru, setiap bakda maghrib. Ustadnya
ada yg dari pondok slafi, ada yg dr pondok ngruki, dan pondok lain2. Khusus
selasa malam rabu kliwon dipakai al-hidayah (para habib agak condong NU).
Maksudku, antum akan lebih arif jika memahami sisi2 pendapat mereka
terutama maslah fikih.
Setahuku, ketika ngikuti tausyiah ustadz mereka yg dr manhaj salaf tidak
suka “menyebut suatu kelompok” apalagi menjelekan saudara muslim gara2 beda
pemahaman fikih seperti halal-haram anjing ini. Bukan berarti tdk tegas, menjadi
beda, jika ttg "menjadikan ahli kubur washilah dalam berdo'a".
Anda saja, ada orang mengklaim manhaj salafi (sebagai organisasi) adalah
yg paling benar pendapatnya, apa bedanya dengan kelompok/yayasan/firqah lain yg
antum tuduh membangun wala' dan bara' di atas kelompoknya?".
Maka aku sarankan, tutuplah blok ini dan bertaubatlah... sebelum
terlambat.
Manfaatnya jauh lebih sedikit dari mudlaratnya. Ini nasihat sbg
kewajiban thdp saudara muslim.
Wa’alaikumussalam wr wb.
Balas
Balasan
Abu Ro'fah19 November 2012 13:41
Bismillah, saya akan mencoba membantu
meluruskan beberapa pernyataan/pertanyaan dari saudaraku anonym :
At Taubah [9:11]: Jika mereka bertaubat,
mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu
seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Saudarakaku, tidak ada gunanya
menghujat saudara kita lain, bahkan jika saudara kita zina sekalipun, janganlah
rame2 "mengarak di jalan".
Saya tidak faham yang anda maksud
dengan ayat diatas, mungkin bisa dijelaskan tafsirnya sehingga lebih pas ( bukan
dipas-paskan) dan itulah fungsi kaidah tafsir yaitu tidak boleh menafsirkan Al
Qur’an dengan ro’yu. Kemudian tentang menghujat saudara yang lain silakan
ditunjukkan bagian mana hujatan tersebut, justru karena menganggap warga MTA
adalah saudara maka kami berusaha untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang
dari pemahaman para pendahulu Islam.
Aku mengharamkan makan daging --anj—ing--.
Tetapi ingatlah "setahu saya" 4 imam besar pun tidak persis sama
pendapatnya tentang "air liur", "moncong - mulut lidah", "kotoran"
dan "dagingnya". Mohon diluruskan jika salah, setahuku imam Malik
tidak mengharamkan daging anjing, apakah beliau imam malik "ingkaru sunnah"
atau "bodoh" ?.
Saudaraku, pernahkan anda
belajar ushul fiqih, kalau ya maka pasti tahu bagaimana ulama salafiyin
mendudukkan imam Malik beliau diberi udzur untuk beberapa pendapat yang
menyelisihi ijma’ karena mungkin hadits yang dipegangi oleh imam yang lain
belum sampai pada beliau, serta tingkat keilmuan beliau yang membuat kesalahan
beliau sangatlah kecil dibandingkan dengan manfaat dari ilmu beliau. Sedangkan
kita yang hidup di akhir zaman yang saat ini ilmu begitu tersebar apakah akan
diberi udzur juga seperti beliau? Jawabannya ya kalau situasinya sama, maka
kami memberi udzur dengan kejahilan sehingga kami sampaikan dakwah ini.
Aku yakin, dari kajian di mta-online.com
aku dapatkan Ustad MTA faham persis tentang nishab. Pendapatku sama dg dia, andaikan
aku membeli kan
cincin anakku hanya beberaa gram, tidak sampai senishab kmd aku zakati apa
terlarang? zakat fitrah 1 kwintal kan
juga boleh.
Saudaraku, kalau anda katakan faham
persis tentang nishob wallahu a’lam namun setahuku tidak, tolong suruh jelaskan
secara detail nishob kambing, unta ketika jumlahnya sdh 2 atau 3 kali lipat
dari nishob. Untuk jawaban pertanyaan selanjutnya maka ada pertanyaan yang aku
ajukan kepadamu, Zakat termasuk ibadah atau bukan? Kalau ya maka kaidah ibadah
adalah harom kecuali ada perintah/ contoh dari Rasulullah trus zakat dengan
jiwa zakat itu nyonto siapa?
Tentang syafa'at, akau yakin ada, Cuma
pemahamanku “Syafaat = pertolongan Allah”. Mendapat syafaat Rasulullah aratinya
mendapat pertolongan Allah karena mengikuti sunah2 beliau. Mendapat syafaat
alqur’an karena mengkaji dan mengamalkan firman Allah. Mendapat syafaat puasa
krn banyak melakukan puasa wajib dan sunah. Mendapat syafaat malaikat karena
iman kepada malaikat. Aku tdk tahu, apakah pemahaman MTA sama seperti saya ini.
Silakan baca artikel “Apakah syafaat
itu” sedangkan pemahaman diMTa tidak ada syafaat seperti dalam artikel tersebut.
Abu Ro'fah19 November 2012 13:42
Tentang lailatur-qodar, aku berpendapat
masih ada, tentu dgn berbagai dalil. Dan memang ustadz MTA dari kajian saat
ramadhan, tidak meyakini turunnya lagi, tentu dengan berbagai dalil juga. Pendapatku
beda, tetapi menurutku tidak bisa aku katakan ustadz tersebut "mendahulukan
akal" karena ternyata juga memakai dalil.
Saudaraku pernahkah belajar manhaj, pengertian
berdalil itu bukan hanya menggunakan dali Al Qur’an dan Hadits Shohih saja
namun pemahaman terhadap dua sandaran juga harus dengan pemahaman yang shohih
juga yaitu dengan pemahaman para pendahulu islam silakan lihat artikel “MENGAPA
HARUS MANHAJ SALAF SAJA?”
Setelah aku coba fahami , amalan A = mta
mengikuti imam malik, tetapi amalan B = bisa jadi mta ngikuti imam hanafi, dll.
Menurutku? tidak salah juga cari aman, dan menurutku cara itu tidak berarti
menafsirkan sendiri. Namun, aku yakin antum yg 20 tahun di MTA lebih mengerti
pendapat2 ustad2nya MTA.
Aku jg coba fahami antum, yg sedang
berburu ilmu, mencari yg paling benar bukan?.
Itulah ilmu, bs jadi kelak kita
mendapatkan dalil lebih kuat. Kusarankan, antum coba ngaji juga di Masjid
Baitul Makmur Solobaru, setiap bakda maghrib. Ustadnya ada yg dari pondok slafi,
ada yg dr pondok ngruki, dan pondok lain2. Khusus selasa malam rabu kliwon
dipakai al-hidayah (para habib agak condong NU).
Maksudku, antum akan lebih arif jika
memahami sisi2 pendapat mereka terutama maslah fikih.
Saudaraku, jangan-jangan anda masih
belum tahu bagaimana mengukur kebenaran dalam islam, dan menganggap silakan
islam dipahami dengan pemahaman masing-masing dan nanti dihadapan Allah lah
akan diketahui siapa yang benar. Silakan belajar manhaj untuk mengetahui hal
tersebut. Justru karena kami paham dengan pendapat ustadz2 MTAlah blog ini
dibuat.
Setahuku, ketika ngikuti tausyiah
ustadz mereka yg dr manhaj salaf tidak suka “menyebut suatu kelompok” apalagi
menjelekan saudara muslim gara2 beda pemahaman fikih seperti halal-haram anjing
ini. Bukan berarti tdk tegas, menjadi beda, jika ttg "menjadikan ahli
kubur washilah dalam berdo'a".
Anda saja, ada orang mengklaim manhaj
salafi (sebagai organisasi) adalah yg paling benar pendapatnya, apa bedanya
dengan kelompok/yayasan/firqah lain yg antum tuduh membangun wala' dan bara' di
atas kelompoknya?".
Saudara, sekali lagi anda kurang teliti,
dimana letak menjelek-jelekkannya, justru media ini untuk berdiskusi kalau
dikatakan pemahamanmu menyelisihi maka sampaikan hujjah untuk menguatkan
pendapatmu sehingga orang akan mengerti apakah itu perbedaan pendapat atau
menyelisihi pendapat yang shohih. Sekali lagi belajarlah tentang manhaj
Wallahu a’lam semoga Allah memberi
petunjuk kepada jalannya salafus sholih.
Dari hamba Allah yang dho’if
Abu Ro’fah
Noviandi Cahyo Putro20 November 2012 08:54
Alhamdulillah.. sedikit tambahan buat
anonym==setahuku imam Malik tidak mengharamkan daging anjing, apakah beliau
imam malik "ingkaru sunnah" atau "bodoh" ?.==
perlu di teliti kembali keabsahan
riwayat yang menyatakan bahwa Imam Malik menghalalkan hewan-hewan tersebut. Karena
kalaupun hal ini benar, tentu ini sangat bertentangan dengan pernyataan imam
malik sendiri secara shahih dalam kitab beliau “Al Muwaththa’”, yang mana
beliau menyatakan suatu pendapat yang menunjukkan bahwa hewan tersebut haram. Hal
ini ketika beliau mengomentari dan menjelaskan petunjuk hukum yang ada dalam
hadits Abu Hurairah diatas yang berbunyi : أَكْلُ
كُلِ ذِي نَابٍ مِنَ السِبَاعِ حَرَامٌ “Memakan setiap binatang buas yang
bertaring adalah haram”. Beliau katakan : وَهُوَ
الْأَمْرُ عِنْدَنَا “Demikian pula halnya (haram) menurut kami.”
Imam al Qurtuby berkata, ” dan menurut fuqahaul amshar (ahli fiqh yang hidup
dalam masing-masing kawasan/daerah yang mereka tinggali) diantaranya Imam Malik,
Imam Syafi’i, Abu Hanifah dan Abdul Malik menyatakan bahwa memakan setiap hewan
buas yang bertaring adalah haram”.
Noviandi Cahyo Putro20 November 2012 08:57
Lebih dari itu Syeikh Abdurahman Al
Jaziry dalam kitabnya Al Fiqh Ala Madhahibil Arba’ah menegaskan bahwa tidak ada
seorang ulama’ pun dari Malikiyah (madhab imam malik) yang menghalalkan hewan
anjing, paling tidak mereka terbagi menjadi dua pendapat dalam menyikapi status
hewan ini. Yaitu mereka yang memakruhkan dan yang mengharamkanya Dan itu pun
pendapat kedualah yang paling masyhur. Bahkan mereka (malikiyah) mengatakan : “Perlunya
diberi pelajaran/sanksi bagi mereka yang berani menisbatkan bahwa Imam Malik
menghalalkan hewan tersebut”. Adapun mengenai khabar tersebut, diantara
lafadznya ialah sebagaimana berikut ini : رَوَي
عَنْ ابنِ عُمَر أنه سُئِلَ عَن لَحُوْمِ السِبَاعِ فَقَالَ: لاَ بَأْسَ بِهاَ Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia ditanya tentang hukum
daging binatang buas, maka beliau katakan,” hal itu tidak apa-apa” قَالَ القَاسِمِ: كَانَتْ عَائِشَة تَقُولُ
لمَاَ سَمِعَتْ النَاسَ يَقُولُوْنَ حرم كل ذِي نَابٍ مِنَ السِبَاعِ: ذَا لِكَ
حَلاَلٌ، وَتَتْلُوا هذه الآيَةِ ” قُلْ لاَ أَجِدُ فِيْمَا أُوحِيَ إِلَىَّ
مُحَرَّماً ” Berkata
Qasim : ” Ketika ‘Aisyah mendengar para sahabat mengatakan bahwa haramnya
setiap hewan buas yang bertaring, maka ia berkata, ” itu adalah halal”, kemudian
ia mengucapkan ayat ” قُل لاَ أَجِدُ
فِيمَا أُوحِيَ إِلى مُحَرَماً عَنْ ابنِ عَبَاس قَالَ : لَيْسَ شَيْء مِنَ
الدَوَابِّ حَرَامٌ إِلاّ مَا حرّم الله فِي كِتَابِهِ : { قُل لا أَجِدُ فِيمَا
أُوْحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا } Dari Ibnu Abbas ia berkata, ” tidak ada
satu pun dari binatang melata yang haram kecuali yang telah diharamkan Allah
dalam firman-Nya : قُل لا أَجِدُ
فِيمَا أُوْحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا ” Sedangkan mengenai kedudukan dari khabar
diatas, Abu Umar Bin Abdil Barr memberikan komentar sebagaimana dinukil oleh
Ibnu Hajar Al ‘Asqalany dalam kitabnya Fathul Barri Syarh Shahih Al Bukhary, bahwa
jalur periwayatannya adalah lemah/dhaif. Imam asy syaukany lebih menegaskan
lagi dengan perkataannya,”dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan
‘Aisyah bahwasanya tidak ada yang diharamkan kecuali yang telah telah
disebutkan dalam ayat ini (surat
An Naml : 145), dan hal itu diriwayatkan pula dari imam malik, namun perkataan
ini gugur/lemah”. Dan telah kita ketahui bersama bahwa hadits/khabar yang dhaif
tidak bisa dijadikan landasan hukum dalam permasalahan yang sifatnya amaliyah.
Balas
Abu Mundzir Al-Ghifary19 November 2012 06:51
Bismillah. Salafy adalah pengikut generasi salaf yaitu pengikut
Rosululloh dan para sahabat beliau. Jadi kalau pengin jadi salafy tidak usah
mendaftar, tidak ada ketuanya , juga tidak ada organisasi apapun. Yang ada
adalah orang orang yg menyampaikan da'wah sesuai dengan apa yg disampaikan
Rosululloh dan para sahabatnya.
Sdangkan untuk MTA, teman saya yg dulu sudah bertahun tahun menjadi
ketua MTA pun skarang sudah keluar darinya. Juga ada salah satu cabang di
kabupaten XXXX yg dibubarkan karena tidak sami'na wa atho'na kepada kbijakan
MTA (SUKINA). Allahulmusta'an.
Kalau anda ingin menjadi salafy, maka tidak akan ada pembubaran atau
dikeluarkan dari salafy kecuali kalau antum menjadi penyembahkubur, pemuja
kesyirikan, kebid'ahan maka otomatis anda akan keluar dari salafy.
Terus carilah ilmu di luar MTA di kajian kajian yg bermanhaj salaf mka
akan anda ketahui 'ilmu yg benar. Barokallohufiykum.
Balas
Abu Mundzir Alghifary19 November 2012 09:25
Bismillah. Komentar dari anonim di atas adalah penuh dengan syubhat yg
berbahaya. Terlihat bahwa sang penulis masih kebingungan dalam menentukan mana
manhaj yg haq dan mana manhaj yg bathil. Manhaj ini bukanlah makanan yang asal
kelihatanya baik maka boleh dimakan, manhaj yg ada skarang ini telah disabdakan
oleh Rosululloh bahwa akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu yg
benar BUKAN SEMUANYA BENAR. Maka pilihlah manhaj yg selamat yaitu manhaj salaf.
Karena dengan pertimbangan dalil dalil yg ada maka manhaj salaflah yg lurus
dalam mengikuti dalil tsb. Bisa di baca di kitab Minhajulfirqotinnajiyyah wa
tho'ifah manshuroh : syaikh muhammad bin jamil zainu rohimahullohuta'ala.
Download kajian mp3 nya di http://abumundziralghifary.blogspot.com
Semoga yg masih menempuh Manhaj BOLAH BOLEH, dan Manhaj GADO GADO segera
ruju' menuju manhaj yg lurus. Sbagaimana firman Allah dlm surat al an'am 153. Jalan lurus itu satu
BUKAN BANYAK.
Ahlussunnah adlah yg mencocoki kebenaran, Ahlussunnah adlah yg menjauhi
penyimpangan penyimpangan, buat apa mempertahankan pendapat kelompok2 yg sudah
menyimpang??? maka tunggulah akan semakin jauh penyimpangan itu sbagaimana
firman Allah "Nuwallihi maa tawalla" (annisa:115).
Saudaraku abu faris salam kenal dari ana: Abu Mundzir Al-Ghifary, dan
ana mohon ijin utk menjadikan website antum ini menjadi salah satu link di
website ana. Smoga tetap lanjutkan langkah dalam mendakwahi saudara saudara
kita yg belum memahami makna manhaj alfirqotunnajiyyah. Dan memang logo antum
ahsan diganti dengan yg lain ini saran ana pribadi, tetapi isinya yg membongkar
kesesatan kelompok kelompok yg menyimpang terus dipertahankan karena itu
merupakan bagian dari perintah Allah "Tawashow bilhaq". Barokallohufiykum.
Balas
Anonim20 November 2012 05:01
satu kata untuk orang-orang yang mengaku bermanhaj salaf yang terlibat
di blog ini "SOMBONG"
Balas
Balasan
Noviandi Cahyo Putro20 November 2012 08:46
Sombong adalah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain.
(HR. Muslim no. 91)
Anonim20 November 2012 11:34
Jadi menurut keterangan hadits tsb, kesombongan
ada 2 unsur yaitu :
1. Menolak kebenaran
2. Meremehkan orang lain
1. "Menolak kebenaran"
untuk unsur menolak kebenaran ini, yang
dapat menilai kebenaran hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
2. "Meremehkan orang lain"
Orang-orang yang mengaku bermanhaj
salaf yang terlibat di dalam blog ini jelas-jelas meremehkan orang lain, terlihat
dari tulisan-tulisan yang mereka tulis yang merasa bahwa diri merekalah yang
paling benar.
Saya percaya dengan pemahaman orang-orang
salaf, tetapi orang-orang yang mengaku bermanhaj salaf yang terlibat di blog
ini BUKAN ORANG SALAF, mereka "hanya mengaku" bermanhaj salaf.
Benar sekali kata beberapa Kyai yang
seringkali saya dengar, "sekarang banyak orang yang menuntut ilmu tinggi-tinggi
tapi tujuannya hanya untuk berdebat dan untuk menyalah-nyalahkan orang lain".
Noviandi Cahyo Putro21 November 2012 05:51
1. QS: Al Baqarah:99
"Dan sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan
orang-orang yang fasik."
kebenaran itu JELAS..
menurut Al Quran dan Sunnah dgn
pemahaman sahabat..
afwan inilah dalil JIL "yang dapat
menilai kebenaran Allah" sehingga:
Hindu Budha Nasrani Yahudi juga BENAR..
Jangan Klaim Kebenaran.."
lalu apa artinya Sahabat dan Ulama? bila
keilmuan mereka dianggap sama dengan orang awam?
apakah artinya Syaikh Profesor Guru
Besar Ulama Kibar bila keilmuannya (pengetahuan kebenaran) disamakan dengan
awam yang tidak pernah sekolah?
2. Afwan antum mengatakan kami paling
benar.. yang berarti antum pun telah menghakimi kami salah dan antum benar.. tolong
tunjukkan saja apa kebenaran antum dan dalilnya.. tolong tunjukkan bagaimana
kami meremehkan orang lain?
Abu Faris Bambang Surono21 November 2012
05:56
“Jangan anda mengatakan sesuatu yang
membuat anda akan perlu untuk meminta udzur (meralatnya) besok hari“
Semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan
kita!
Anonim21 November 2012 07:38
Komentar ini telah dihapus oleh
administrator blog.
Balas
Hadi Satari20 November 2012 10:30
Maaf, dalam komentar saya sebelumnya saya tulis "Insya Allah saya
tidak akan berkomentar lagi di blog ini", tapi sayangnya komentar tsb
tidak ditampilkan (sengaja tidak ditampilkan atau mungkin sudah dihapus), untuk
itu saya tulis ulang di sini supaya ada kejelasan yang sejelas-jelasnya bagi
semua pembaca blog ini (tidak asal memvonis orang/pihak lain, akan tetapi tahu
dan mengerti dengan mata, telinganya dan akal pikirannya sendiri).
Kalau ternyata komentar saya kali ini tidak ditampilkan lagi, berarti
bisa dipastikan bahwa ada niatan tidak baik dari pemilik blog ini untuk
memecahbelah persatuan umat Islam. Dan kalau komentar saya ini ditampilkan, saya
berprasangka baik saja, mungkin komentar saya sebelumnya terlewati belum di-approve
karena banyaknya komentar yang masuk.
Berikut ini komentar saya sebelumnya :
Nyuwun sewu pak, bukan maksud saya menuduh panjenengan, di blog ini
bapak menulis tentang pihak lain, dalam hal ini MTA. Di blog ini dikupas "kesalahan-kesalahan
MTA" (saya berasumsi bahwa semua yang tidak sesuai paham anda dianggap
salah, karena semua yang ditulis tentang MTA tsb yang tidak sesuai paham anda
dianggap "ketergelinciran MTA").
Saya yakin bahwa pelajaran agama yang disampaikan di MTA tidak sebatas
pada apa yang ditulis di atas, akan tetapi masing-masing poin dijelaskan secara
terperinci yang tentu saja bersumberkan dari Al Qur'an dan Sunnah Nabi.
Dengan hanya membaca dari keterangan-keterangan pada tulisan blog di
atas, para pembaca sudah menyimpulkan sendiri-sendiri seperti apa MTA itu. Untuk
itu alangkah "BIJAKNYA" jika keterangan-keterangan di atas merujuk
pada sumbernya, misalnya dengan menambahkan : "untuk lebih jelasnya bisa
dengarkan sendiri kajiannya di...... (menunjukkan link kajian MTA, website MTA
atau radio MTA)". Dengan begitu bagi ORANG YANG MAU MENGGUNAKAN AKALNYA
pastilah mau membuktikan sendiri langsung ke sumbernya, kecuali bagi orang-orang
yang hanya mengedepankan emosi tentu saja langsung memvonis begitu saja. Bukankah
Allah memerintahkan kita untuk tabayun jika mendengar suatu berita, apalagi
yang menyangkut kejelekan orang/pihak lain?
Sampai di sini saja Ustad, Insya Allah saya tidak akan berkomentar lagi
di blog ini, tidak ada manfaatnya saling otot-ototan mempertahankan ego masing-masing,
bisa-bisa hanya akan menimbulkan rasa saling curiga dan sebagainya. Teruskanlah
dakwah panjenengan untuk membangun moral bangsa ini yang sudah diambang
kehancuran, siapkanlah generasi penerus bangsa yang lebih baik dari generasi
yang sekarang dengan dibekali ilmu agama.
Lebih baik kita saling menebarkan salam, menebarkan salam di sini bukan
sekedar dalam ucapan saja, akan tetapi dengan menebarkan salam berarti kita
harus menjaga keselamatan saudara-saudara kita, walaupun beda paham tetap
saudara.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Balas
Balasan
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 14:54
wa'alaikum salam warahamtullahi
wabarakatuh..
afwan.. pemilik blog ini orang yang
sangat paham materi pelajaran mta.. beliau telah mengaji selama 22 tahun telah
ber BAIAT menjadi warga khususy.. menjabat ketua TIM DAKWAH Jakarta dan
sekitarnya.. beliau bukan orang luar yang tidak paham MTA.. bahkan sangat paham
karena turut menyebarluaskannya..
contoh: banyak Pendeta Nasrani menulis
penyimpangan Nasrani dan mengapa keluar..banyak warga LDII menulis kesesatan
LDII dst.. itu semua agar kesalahan yang mereka lakukan tidak terulang pada umat..
lha apakah mereka merekomendasikan
kajian Nasrani/ LDII untuk didengarkan sebagai pembuktian peringatan mereka?
bisa2 umat yang lemah imannya bisa
terkena syubhat menjadi Nasrani atau ikut LDII..
khan lebih baik mendengarkan kajian, website,
atau Radio yang JELAS Aqidahnya saja.. yaitu Kajian Ahlu Sunnah Wal Jamaah/ Salafy..
semoga Mas masih mau membaca2 blog ini
walau tidak komentar..
semoga bermanfaat karena peringatan
dalam blog ini sangat ilmiah tanpa emosional hanya mengharap kebaikan...
Anonim23 November 2012 05:32
22 tahun kalau tidak bisa memahami
percuma kan? bagaimana
bisa memahami kalau pahamnya saja sudah beda? Dari tulisan-tulisan di blog ini
jelas-jelas terlihat bahwa pemilik blog yang katanya sudah 22 tahun di MTA
ternyata tidak bisa memahami pelajaran yang disampaikan di MTA, semua pelajaran
hanya dipahami sepotong-sepotong. BUKTIKAN SENDIRI,,, anda akan tahu kalau
pemahaman pemilik blog ini tentang pelajaran yang disampaikan di MTA hanya
sepotong-sepotong, dengan kata lain, pemilik blog ini walaupun sudah 22 tahun
bahkan menjadi TIM DAKWAH tapi nyatanya tidak paham betul dengan pelajaran-pelajaran
yang disampaikan di MTA !!!!
Lagi-lagi kesombongan selalu muncul
dari Sdr. Noviandi Cahyo Putro....
Monggo, kalau mau menuntut ilmu di
kajian salaf, mengaji dulu yang benar di salafy. Ustad-ustad salafy yang benar-benar
bermanhaj salaf tidak seperti orang-orang yang menjadi kontributor di blog ini.
Beliau-beliau orang-orang yang paham terhadap ilmu agama.
Berbeda dengan para kontributor di blog
ini, dakwah kok isinya "mengupas kejelekan" pihak lain yang belum
tentu jelek di mata Allah SWT.
Tidak ingatkah ajaran Islam yang milia
ini? kalau kita mengetahui aib saudara kita, kita harus bagaimana? bagaimana
cara kita meluruskan kekhilafan saudara kita (kalau memang saudara kita
menyalahi ajaran agama)?
Anonim23 November 2012 22:24
Seseorang keluar dari suatu organisai
tertentu belum tentu keluar karena paham akan kesesatan atau kejelekan
organisasi yang di ikuti bisa karena :
1. merasa lama dan senior tapi tidak
mendapatkan sesuatu yang dicari dan dikehendaki hatinya.
2.karena tidak puas dengan keputusan
pimpinan
3. tidak berani meluruskan pimpinan,maka
mencari sesuatu yang lain untk menjadikan pembanding, apalagi sampai 20 tahun
berjalan pasti dalam perjalanan berorganisasi dalam dirinya terdapat setengah
setengah, ibarat orang menaiki 2 kapal, hiangga tidak mungkin dalam perjalanan
akan mengarungi 2 kapal terus secara bersamaan,.....maka setelah ia pindah ia
akan bercerita tentang kondisi kapal yang pernah ia tumpangi, kalau ia banyak
bercerita tentang banyak kekurangannya bahkan kejelekan kapal yang pernah iya
tumpangi maka tandanya orang itu yang jelek karena lama sudah ia tumpangi yang
membimbing dan yan membawanya tapi ternyata tidak bersyukur......semua hanya
Alloh yang tahu.
4. saya yakin pasti setiap nahkoda
kapal kalau ada awak kapal yang menyimpang dengan peraturan kapal tersebut maka
nahkoda akan minta untuk memberi pilihan kepada awak kapal untk memilih salah
satu biar tidak tergelicir dan tercebur dalam laut, ......
Abu Faris Bambang Surono25 November 2012
05:28
“Jangan anda mengatakan sesuatu yang
membuat anda akan perlu untuk meminta udzur (meralatnya) besok hari“
Kalau antum baca dengan teliti, sudah
cukup jelas dalam tulisan saya! Di MTA antum bisa melihat rekam jejak seseorang
lewat pegurus atau teman2 dekatnya, bukankah sudah jelas dan tidak ada
kesamaran/fiktif di akun saya?
...............
Abu Faris Bambang Surono25 November 2012
07:40
Buat antum yang 'merasa' lebih faham
tentang MTA, maka antum bisa meluruskan kesalahan dalam tulisan saya. Dimana
letak kesalahannya, atau bahkan sebagian menuding sebagai fitnah, dimana letak
fitnahnya? Sampai saat ini tidak seorangpun yang menyangkal, yang ada adalah
tuduhan dan tuduhan!
Buat antum yang 'merasa' lebih faham
tentang MTA, belajarlah untuk jujur! Bahkan antum menuliskan Akun pun tidak .......!
Anonim26 November 2012 05:43
Saya tidak merasa menuduh anda
memfitnah, tapi anda sendiri yang merasa kalau tulisan anda itu sebagai
fitnahan.
Percuma saya jelaskan di sini karena
kesombongan anda yang selalu merasa paling benar dan selalu mengatakan pada
orang-orang yang tidak sepaham dengan anda dengan anggapan menolak nasehat dari
anda. Di sini anda merasa paling benar dari siapapun sehingga mampu memberikan
nasehat-nasehat pada orang-orang yang belum tentu salah, dengan kata lain
pahamnya orang lain tidak ada yang benar.
Sebenarnya sangkalan dari apa yang anda
tulis sudah ada, hanya saja karena kesombongan anda-lah yang menutupi mata hati
anda.
Maaf kalau saya tidak menuliskan akun
apapun, bukan masalah jujur dan tidak jujur, tapi karena saya ini orang kampung
yang masih bodoh yang nggak begitu familiar dengan akun-akun tsb.
Balas
abu rasyied20 November 2012 12:37
ya monggo saja mau keluar dari mta, silahkan, ya monggo saja mau masuk
mta pintu selalu terbuka lebar,..
siapa sih sing salah ,.. ?
MTA .. ?
kebenaran hanya milik allah ,..
hargai perbedaan ,.. nanti di akherat toh kelihatan siapa yang benar dan
salah ...
nabi dan tuhanya masih sama kok.. mari kita saling jaga ukhuwah ...
liat tu islam palestina di gempur begitu..
lah kita di sini eyel eyelan karo dulur dewek..
malu pada diri sendiri...
maaf kalau ada yang salah di komen ane mohon dikoreksi
( " maklum orang belum pinter " )
Balas
Balasan
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 14:26
Kebenaran memang milik Allah..
Namun Kebenaran itu juga Sangat JELAS..
kalo tidak JELAS berarti semuanya benar
termasuk Hindu Budha Nasrani dan Yahudi Semua Benar tidak boleh menyalahkan
mereka...
demikian Islam yg Benar hanya 1.. kebenaran
tidak mendua.. Islam yg paling benar Quran Sunnah dengan pemahaman Sahabat.. kalo
tidak yakin Islam paling benar bisa dihukumi Kafir..
tidak semua perbedaan bisa ditoleransi...Perbedaan
yang berupa Penyimpangan harus ada ketegasan.. Penyimpangan itu juga sudah
JELAS.. lihat saja Dalil Quran Sunnah dan bagaimana pemahaman Sahabat..
Syiah, Ahmadiyah, Lia Eden, Ahmad
MUsadeq.. Tuhan dan Nabinya juga sama.. tapi apa mereka ditoleransi?
apakah orang yang memperingatkan bahaya
Syiah dan Ahmadiyah dianggap eyel-eyelan dan tidak peduli palestina?
afwan yang kami peringatkan ini pokok
aqidah yang sangat penting..
seperti: ingkar takdir, ingkar syafaat,
ingkar jahanammiyyun, ingkar dajjal, ingkar jin, ingkar iblis, ingkar shiroth, dll..
semua ini aqidah pondasi Islam yg
sangat penting...
nah ini ana koreksi antum..
sama2 ana juga belum pinter, ana hanya
mantan mta yg menyadari betapa masalah aqidah telah tergelincir..
mau menerima apa tidak monggo?
Balas
Abu Faris Bambang Surono21 November 2012 06:16
Terima kasih kepada saudara-saudaraku yang telah berkenan mampir di blog
ini dan memeberikan komentar dan nasehat.
Satu hal yang kadang dilupakan, apa yang ada di blog ini adalah
pengalaman pribadi dan upaya untuk menjelaskannya. Jadi disini tidak ada
tuduhan-tuduhan, fitnah, atau mengajak kepada perpecahan.
Tentu kewajiban bagi saudara-saudaraku untuk meluruskannya bila di blog
ini ada fitnah-an atau kesalahan. Sangat keliru bila disikapi dengan tuduhan
atau serangan-serangan pribadi yang sangat perlu pembuktian.
Kepada Allah-lah kita bergantung, semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan
kita!
Balas
abbaz21 November 2012 10:31
Dalam tulisan ini, bapak menyoroti masalah imamah dengan baiat di MTA. Dan
di MTA sendiri kan
yang di baiat yang ikut khususi, sementara yang lainnya tidak baiat. Saya
sendiri sudah pernah mempelajari bedanya baiat dengan mu'ahadah.
Pertanyaan saya, jika di manhaj salaf, bagaimanakah konsep jamaah yang
diterapkan ditengah2 terpuruknya umat Islam secara keseluruhan?
Balas
Balasan
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 14:30
http://mantan-siswamta.blogspot.com/2012/10/makna-al-jamaah-dan-as-sawadul-azham.html
Noviandi Cahyo Putro22 November 2012 14:33
sudah dibahas dilink tsb
Kesimpulan
Al Jama’ah semakna dengan as sawaadul
a’zham, yaitu orang-orang yang berkumpul bersama imam mujtahid dan para ulama
mereka yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan
pemahaman para sahabat Nabi, mereka berbaiat pada penguasa muslim yang sah
serta tidak memberontak kepadanya, baik jumlah mereka banyak maupun sedikit.
abbaz29 November 2012 12:18
Kalau demikian, bukan kah itu arti
aljamaah secara istilahi. Yg saya maksud bagaimana aplikasi nyatanya di urusan
keseharian. Misal, siapakah imamnya manhaj salaf seindonesia? Bagaimana dengan
ta'awun antar manhaj salaf lintas propinsi/pulau/benua? Bagaimana soal
penentuan awal bulan hijriah khususnya syawal,ramadhan, dzulhijjah?
Abu Faris Bambang Surono30 November 2012
20:25
Imam dalam pengertian pemimpin kaum
muslimin Indonesia
adalah Presiden. Dialah ulil amri, dialah penentu beberapa persoalan yang antum
tanyakan itu. Wallahu a'lam
Balas
Isman Purwanto23 November 2012 14:46
beda boleh tetapi tetap saling menghormati, Allah sendiri yang akan
menilai dan menerima atau menolak amalan kita.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono25 November 2012
05:37
Akh Isman Purwanto, ada perbedaan yang
boleh dan semestinya kita saling menghormati. Tetapi ada perbedaan yang harus
kita ingkari dan kita jelaskan, misalnya antara sunnah dan bid'ah, antara
syirik dan tauhid, ... dst.
Insya Allah antum mengerti...........!
Isman Purwanto27 November 2012 17:53
benar sekali. ada perbedaan yang harus
kita ingkari dan jelaskan yaitu antara sunnah dan bid`ah, antara syirik dn
tauhid. trima kasih.
Balas
abu rasyied25 November 2012 11:38
ya monggolah kalu tidak ketemu dalam satu pemahaman,..
panjennegan merasa lurus dg pemahaman panjenengan yang panjennegan
pelajari saat ini begitu juga sebaliknya mta , muh , nah , dll , mereka juga
meyakini kelurusan apa yg mereka pelajari ( menurut saya )
monggo kalo panjenegan yakin dengan ilmu yang panjenengan pelajari, amalkan
, semoga itu bisa membawa panjnengan ke surga ,.. begitu sebaliknya dg kami
bagi kami amalan kami bagi panjenengan amalan panjenengan..
toh setiap kita akan memetik hasilnya sendiri sendiri.
nanti di akherat akan kelihatan , kebenaran itu.
maaf kalau banyak salah komen saya - ibarat padi saya padi baru " katak
" ( istilah jawa ) jadi masih begitu bahasanya - tapi saya akan berusaha
menjadi ilmu padi yang tua - ( peribahasa )
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono25 November 2012
14:03
Bahasa yang semisal cukup banyak, semoga
bukan bermaksud untuk menolak nasehat dan upaya mengecilkan perintah Allah
untuk saling menasehati!
Tapi antum harus sadar bahwa antum
keliru dalam menempatkan statement-statement di atas! Kalau antum mau, please
inbox di FB saya!
Semoga tetap semangat menuntut ilmu!
Balas
arinugroho_8929 November 2012 19:43
ajaran islam bagus organisasinya:seperti itulah mta pusat,banyak
politiknya
Balas
Anonim30 November 2012 00:39
saya yg tanya ttg apakah hadis yg kita ketahui sahih apakah benar benar
sahih.... juga sbaliknya.....
mohon dijelaskan dng tegas....
terimakasiih atas jawabanya.....
bowo boyolali
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono30 November 2012
19:56
Hadits shahih tentu benar-benar shahih,
begitu juga sebaliknya. Dan kita tidak boleh berpraduga dengan kemungkinan2
tanpa ilmu. Bukankah Allah berfirman yang artinya 'Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya'
Penjagaan terhadap Alquran dalam ayat
ini mencakup penjagaan terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kemurnian Alquran pada lafazh (teks)
dan kandungan maknanya, sedangkan kandungan makna Alquran yang benar dijelaskan
dalam hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu
a'lam
Balas
bowo30 November 2012 18:49
soal qs maryam 71 apakah ayat itu
ditujukan kpd seluruh manusia?
mohon dijelaskan menurut pemahaham salafi.
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono30 November 2012
19:40
Na'am, sebagaimana sabda Rasulullahi
shalallahu 'alaihi wa sallam yang tersebut di dalam sebuah riwayat:
عَنْ
السُّدِّيِّ قَالَ سَأَلْتُ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيَّ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ { وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا }فَحَدَّثَنِي أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ
بْنَ مَسْعُودٍ رضي الله عنه حَدَّثَهُمْ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ ثُمَّ يَصْدُرُونَ مِنْهَا
بِأَعْمَالِهِمْ فَأَوَّلُهُمْ كَلَمْحِ الْبَرْقِ ثُمَّ كَالرِّيحِ ثُمَّ
كَحُضْرِ الْفَرَسِ ثُمَّ كَالرَّاكِبِ فِي رَحْلِهِ ثُمَّ كَشَدِّ الرَّجُلِ
ثُمَّ كَمَشْيِهِ. رواه الترمذي.
Artinya: "Dari Suddiy, beliau
berkata: "Aku bertanya kepada Murrah Al Hamdani tentang firman Allah
Ta’ala وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } {, lalu ia memberitahukan kepadaku bahwa Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu ‘anhu memberitahukan kepada mereka, beliau berkata: "Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Seluruh manusia akan mendatangi
neraka kemudian mereka keluar darinya sesuai dengan amal perbuatan mereka dan
yang pertama dari mereka laksana kejapan kilat lalu seperti angin lalu seperti
lari kencangnya kuda lalu seperti orang yang menunggangi kendaraan lalu seperti
larinya seseorang lalu seperti jalannya seseorang". Hadits riwayat
Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash
Shahihah, no. 311.
عَنْ
أُمِّ مُبَشِّرٍ عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى
لأَرْجُو أَلاَّ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى مِمَّنْ
شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ ». قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ
قَدْ قَالَ اللَّهُ (وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ
حَتْمًا مَقْضِيًّا) قَالَ « أَلَمْ تَسْمَعِيهِ يَقُولُ (ثُمَّ نُنَجِّى
الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
).
Artinya: “Ummu Mubasysyir meriwayatkan
bahwa Hafshah berkata: “Nabi Muhammad shallallau ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya
aku sangat berharap tidak masuk surga dengan kehendak Allah Ta’ala dari yang
ikut berperang Badar dan Hudaibiyyah”, Hafshah berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah
Allah telah berfirman: “(وَإِنْ مِنْكُمْ
إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا)
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu
bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar Allah Ta’ala berfirman:
“(ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَوْا
وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
) “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang
yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” HR. Ibnu Majah dan
dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 2482.
Makna ( وَإِن
مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan
mendatangi neraka itu”
Sebagian ulama berpendapat maksudnya
adalah berjalan di atas shirath (jembatan), sebagian lain berpendapat, maksudnya
adalah masuk ke dalam neraka dan pendapat kedua ini adalah pendapatnya Abdullah
bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Balas
bowo30 November 2012 20:16
bukankah qs maryam molalai ayat 66 ......
membicarakan orang orang kafir (durhaka).
mohon dicermati lagi, dan tolong terangkan lagi pada saya...
apakah hadis yg anda tuliskan adakah ahli hadist yg mendoifkan?
Balas
Balasan
Abu Faris Bambang Surono1 Desember 2012
20:24
Akh Bowo, apakah antum punya tafsir
yang lain terkait QS Maryam 71, bukanlah ini juga berlanjut ke 72 (Kemudian
Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang
yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut) sebagaimana telah disebutkan
dalam hadits di atas? Apa relevansinya antum tanya ayat 66, juga tanya adakah
ahli hadits yang mendo'ifkan?
Rupanya antum masih sangsi dengan
penjelasan di atas karena berbeda dengan pemahaman yang selama ini antum terima.
Semoga Allah memantapkan hati antum (dan saya) kepada kebenaran!
Balas
suby kumala1 Desember 2012 19:05
semoga diberi hidayah....
Balas
Haree Wow1 Desember 2012 21:43
Apakah penulis tidak bisa berdiskusi bersama anggota dan ustad - ustad
MTA, sampaikan hujjah secara ilmiah, insya allah sama sama saling rujuk, jadi
tidak perlu ada yg berantem.
Balas
bowo1 Desember 2012 23:15
janganlah sampean memfonis saya apapun, hanya karena saya banyak
bertanya.
pada hakekatnya yg dicari manusia adalah kbenaran
toloong dijawab saja....
agar pertantanyaan berikutnya bisa saya sampaikan.
1. misalkan ada 1juta hadist (sahih menurut ilmu) apakah semuanya sahih (benar
dihadapan allah nanti)???
2. apakah hadist yg anda terangkan ada ulama yg mendoifkan???
terima kasih atas jawabanya dan kesabaranya.
Balas
Balasan
Abu Ro'fah3 Desember 2012 10:37
Bismillah, kepada saudaraku bowo untuk
lebih mudah silakan buka tafsir ibnu katsir yang membahas ayat yang anda maksud.
semoga Allah mengkaruniakan ilmu yang nafi' kepada kita.
Balas
Artikel Terkait
Abu Faris Bambang Surono30 November 2012 20:25
BalasHapusImam dalam pengertian pemimpin kaum muslimin Indonesia adalah Presiden. Dialah ulil amri, dialah penentu beberapa persoalan yang antum tanyakan itu. Wallahu a'lam
Read more: http://mantankyainu.blogspot.com/2012/12/mengapa-saya-keluar-dari-mta-majlis.html#ixzz2EJhFZfYa
saya sependapat dengan Mas @Abu Faris Bambang Surono di atas, tapi dengan istilah 'khalifah', sesuai dengan wahyu sbb.:
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu KHALIFAH, maka (dalam mengambil suatu keputusan) BERILAH KEPUTUSAN (atas s
emua perkara yang terjadi) di antara manusia (RAKYATMU) dengan ADIL dan janganlah kamu mengikuti hawa emosi, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26).
Khalifah di sini adalah setiap orang Muslim yang dianugerahi kekuasa sebagai orang nomor satu dalam suatu wilayah atau daerah kekuasaannya yang rakyatnya a.l. mayoritas Muslim. Berarti, sang khalifah ini ya bisa raja, presiden, kanselir, sultan, gubernur, bupati atau walikota tidak pandang bentuk khilafah atau negara juga tidak pandang dari parpol berlebel Islam atau non-Islam yang penting dia adalah seorang Muslim.
Tapi untuk presiden negara Thaghut tidak layak menjabat sebagai khalifah atau amirul mukminin yang kita baiat setia padanya.Layaknya dia amirul kafirin yang kita tidak menaruh kesetiaan padanya.
BalasHapusyang dimaksud ulil amri pada hadist di atas adalah ulil amri kaum muslimin seperti umar ibnul khatab, abu bakar, ustman, ali dll seluruh khalifah sampai akhir zaman. sayang ulil amri kita sudah diputus oleh inggris dan kawan2nya sehingga khalifah udah terkubur di turki bersamaan dengan munculnya kemal atatuk yang ikut andil besar dalam tumbangnya khalifah utsmaniah.
BalasHapusalhamdulillah orang mta sudah ada yang taubat,semoga segera menyusul yang lainya,amin.
BalasHapuslha kalo presidennya adalah seorang ksatria salib, apa msh layak disebut sebagai imam/ulil amri?
BalasHapuslakum dinnukum wa liyaddin.......skrang kalimat itu berlaku untuk orang2 islam sendiri.ya...ALLAH.
BalasHapusAfwan ana juga mantan MTA tapi ana gak seperti antum merasa paling benar,antum sudah melihatkan keburukan antum sendiri sebagai Muslim,banyak teman ana orang salafi,wahdah tapi gak seperti antum yang pemikirannya cetek....Ana sudah menebak yang buat blog ini orang salafi ......
BalasHapusTapi antum oknum Yang selalu merasa benar Dan paying benar
Bt saya anda yang justru merasa paling benar.karena anda sudah menganggap bambang sukono yang salah dan anda yang benar.terlihat anda tidak mau menerima penje lasan kebenaran
HapusAbu w bambang s@:.. klo anda orang beriman betul seharusnya dak usah begitu.. kalu pengen keluar ya keluar aja dan usah mengorek2 kelemahan/ketidak sefahaman anda apa lagi dimuat di online..apa lagi komen anda.. mta gini gitu..itu secara tidak langsung membenarkan dirimu sendiri...klo orang mukmin betul yang benar dan merasa sefaham di ambil yang tidak sefamah di buang dan lupakan...sebaik kita koreksi diri kita sampai mana ketakwaan kita...jangan hanya di perdebatkan.. ( p di ketahui kami bukan kelompok manapun)salam buat saudara muslimin semua)semoga tidak terjebak dalam lingkaran setan.
BalasHapusberilah pengertian kaum muslimin yang belum mengerti dengan sebaik baiknya jangan di ajari perbedaan faham adalah sebuah kebencian,ajarilah ketakwaan itu harus dengan tindakan, jangan terus di besar besarkan kebencian hanya masalah perbeaan fahan..sesama muslim itu saudara..jangan terjebak dalam lingkaran setan. salam kaum muslimin semua..
BalasHapusorang gblok kayak bambang...ga usah digubris
BalasHapusassalamualaikum....afwan akhi, ana ingin menanyakan sesuatu, barang kali antum bisa menjawab secara jujur dan ilmiah..... apakah benar sewaktu antum aktif diMTA dulu ada perkataaan ustadz/guru yang menghalalkan daging anjing,
BalasHapusassalamualaikum wr wb .maaf .jika anda sudah mengaji 20 th mengapa anda menyebarfitnah yang tidah benar.anda seharusnya sudah mengerti
BalasHapusjika sudah kuluar ya sudah jangan buat ulah
Assamualaikum Wr.Wb.
BalasHapuskatanya percaya hari akhir, tp tiap beda pendapat kok terus pada bikin aliran sendiri-sendiri ya??? emang masih kurang banyak ya aliran yg ada?????
BalasHapusSebenarnya bela kemurnian agama and bantah para ahli bid ah dengan hujjah kewajiban mulia and landasan utama agama.so para ulama salafush shalih lbh mengutamakan dr ibadah sunnah bahkan menilai jihad dan ketaatan sangat utama
BalasHapusSebenarnya bela kemurnian agama and bantah para ahli bid ah dengan hujjah kewajiban mulia and landasan utama agama.so para ulama salafush shalih lbh mengutamakan dr ibadah sunnah bahkan menilai jihad dan ketaatan sangat utama
BalasHapusImam syafii menggugat para penipu agama.kembali
BalasHapus