Diam-diam tanpa sepengetahuan khalayak ramai, ribuan pekerja Cina yang tidak terdidik dan berasal dari “kasta” yang paling rendah mulai berdatangan ke Indonesia. Mereka diketahui mulai ada di Bayah (Pandeglag, Banten) dan Papua.
Menurut sumber eramuslim yang dekat dengan pimpinan proyek di Bayah, para pekerja Cina yang datang ini jarang bisa baca tulis. Mereka sehari-hari berbahasa Cina dan sama sekali tidak mengerti kebersihan atau sopan santun, salah satunya mereka biasa buang air besar di sembarang tempat dan buang air kecil di mana-mana tanpa ada rasa malu sedikit pun.
Seperti diberitakan The Guardian, Presiden Cina Xi Jinping mengungkapkan, agama yang ada di Cina tidak boleh dipengaruhi asing. Seluruh warga dan agama mana pun harus berjanji hanya setia untuk negara. “Kita harus mengelola urusan agama sesuai dengan hukum dan sesuai dengan keinginan kami,” kata Xi Jinping. Menurut dia, pasukan asing menggunakan agama untuk menyusup pada masayarakat Cina, sehingga dapat menguasai warga dan menjatuhkan partai yang berkuasa saat ini.
Karena itu, wajar jika DPR sebagai representasi dari suara rakyat tergugah mempersoalkan wabah tenaga kerja asal Cina. Menurut anggota Komisi I DPR, Dimyati Natakusumah, Komisi I DPR dalam waktu dekat ini akan melayangkan surat ke Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, yang isinya permintaan agar keduanya segera menyelesaikan wabah ini.
“Saya sangat tidak setuju tenaga kerja asal Cina datang ke Banten tanpa dibekali keterampilan. Saya akan surati pemerintah dan BNP2TKI, karena ini sudah menyalahi aturan,” ujar Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Selasa kemarin (23/6).
Sebenarnya, wabah ini sudah berlangsung sejak masa kampanye pemilihan presiden lalu. Pada September 2014 lalu, misalnya, jajaran kepolisian dari Polda Banten menangkap belasan tenaga kerja asal Cina di sekitar dermaga PT Cemindo Gemilang (PT Gama) Bayah.
“Belasan di antara mereka berhasil diamankan dan sisanya kabur,” kata seorang anggota Kepolisian Sektor Bayah ketika itu.
Seperti usul Gubernur DKI Jakarta Ahok yang menginginkan tembak di tempat buat pedagang kaki lima (PKL) yang melawan sewaktu lapaknya digusur, pemerintah pusat mestinya juga memberlakukan tembak di tempat buat pekerja asal Cina yang tidak jelas asal-usulnya.
Editor: Wira
Sumber: Eramuslim / pekanews
Komentar :
Fahmi Elmusy ·
kaacau..parah..apa pada buta ya?ya allah lindungi negara kami dari pemimpin yg zalim yg mendatangkan azabmu kpd kami..
Benny Ajjah ·
Bekerja di Kinder Bueno
Kmna imigrasi.pa rony kontrol pa d banten Dan Papua.pulang kan yg Tampa trmpil Dan dokumen lengkap.
Putra Basudewa
Apanunggu rakyat yang ngusir ?????
Roesman Tea ·
Bekerja di PT.YUNTEX RAYA
Betul.. spertiny qt masyarakat yg hrs ngusir..DPR sudah tk brpungsi...
Sudjud Suratri Wirjoleksono ·
Engga
usah repot2 krn pintu masuknyakan wewenang Dirjen Imigrasi bikin aturan
dan syarat utk visanya dan pegawainya jangan mau disuap. Lalu diadakan
rasia pendatang gelap seperti di Malaysia.
Nyoman Winata
Inilah
kelemahan pemimpin kita saat ini. Pengangguran di negeri kita sdh
banyak knp lg datangkan pekerja yg gak punya ketrampilan. Ini akan
menambah jlh gelandangan di negeri ini semakin banyak.
Syarifudin Ginting ·
Bekerja di Dinas Perkebunan
Yg
salah ya kita masih ada antek " Taipan di negara ini yg mentalnya
bobrok gadaikan negara dgn ijin TK nya . Apa tuh kerja Imigrasi am Dep T
K
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan