Akhina Ubaid yg tinggal di Surabaya menulis
untuk membolehkan shalat wajib di sajadah dengan hadis
sbb :
2. Beralas bebatuan.
Abdullah bin Umar r.a menuturkan bahwa Nabi s.a.w pernah mengerjakan shalat di ujung suatu saluran air di belakang ‘Arj dalam perjalanan menuju Hadhbah. Di dekatnya ada 2 atau 3 kuburan. Di atas kuburan tersebut ada tumpukan batu di sebelah kanan jalan yang di dekatnya ada bebetuan. Ketika Abdullah bin Umar r.a pulang dari ‘Arj setelah matahari condong sedikit ke barat, dia beristirahat di bebatuan di jalan itu, kemudian dia mengerjakan shalat Zhuhur di situ.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 488)
Abdullah bin Umar r.a menuturkan bahwa Nabi s.a.w pernah mengerjakan shalat di ujung suatu saluran air di belakang ‘Arj dalam perjalanan menuju Hadhbah. Di dekatnya ada 2 atau 3 kuburan. Di atas kuburan tersebut ada tumpukan batu di sebelah kanan jalan yang di dekatnya ada bebetuan. Ketika Abdullah bin Umar r.a pulang dari ‘Arj setelah matahari condong sedikit ke barat, dia beristirahat di bebatuan di jalan itu, kemudian dia mengerjakan shalat Zhuhur di situ.
(Hadits shahih Imam Bukhari, nomor hadits : 488)
Komentarku
( Mahrus ali )
Aarbnya
sbb:
صحيح البخاري (1/ 104)
- وَأَنَّ [ص:105] عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ،
حَدَّثَهُ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي طَرَفِ
تَلْعَةٍ مِنْ وَرَاءِ العَرْجِ، وَأَنْتَ ذَاهِبٌ إِلَى هَضْبَةٍ عِنْدَ ذَلِكَ
المَسْجِدِ قَبْرَانِ أَوْ ثَلاَثَةٌ، عَلَى القُبُورِ رَضَمٌ مِنْ حِجَارَةٍ،
عَنْ يَمِينِ الطَّرِيقِ عِنْدَ سَلَمَاتِ الطَّرِيقِ بَيْنَ أُولَئِكَ
السَّلَمَاتِ»
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يَرُوحُ مِنَ
العَرْجِ، بَعْدَ أَنْ تَمِيلَ الشَّمْسُ بِالهَاجِرَةِ، فَيُصَلِّي الظُّهْرَ فِي
ذَلِكَ المَسْجِدِ
أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي طَرَفِ تَلْعَةٍ مِنْ وَرَاءِ
العَرْجِ،
bahwa
Nabi s.a.w pernah mengerjakan shalat di ujung suatu saluran air di belakang
‘Arj
(
terjemahan keliru ) .
Terjemahanku
( Mahrus ali ) :
Sesungguhnya
Nabi shallahu alaihi wasallam pernah
menjalankan shalat di ujung Tal`ah di belakang al araj.
Komentarku
( Mahrus ali )
صحيح البخاري (1/ 105)
(تلعة) أرض مرتفعة
عريضة يتردد فيها السيل والتلعة أيضا مجرى السيل من أعلى الوادي وما انهبط من
الأرض.
Tal`ah
adalah tanah tinggi dan luas yg sering banjir.
Tal`ah
juga punya arti selokan air dari lembah yg tinggi atau
dataran rendah
وَأَنْتَ ذَاهِبٌ
إِلَى هَضْبَةٍ عِنْدَ ذَلِكَ المَسْجِدِ قَبْرَانِ أَوْ ثَلاَثَةٌ،
dalam
perjalanan menuju Hadhbah. Di dekatnya ada 2 atau 3 kuburan. ( salah terjemahan ) .
Terjemahanku
( Mahrus ali ) :
Sedang
kamu menuju anak bukit . Di sisi masjid
itu ada dua kuburan atau tiga.
عَلَى القُبُورِ
رَضَمٌ مِنْ حِجَارَةٍ
Di
atas kuburan tersebut ada tumpukan batu
Terjemahanku
( Mahrus ali )
Di
kuburan –kuburan itu ada batu besar .
فتح الباري لابن رجب
(3/ 441)
الرضم: حجارة كبار
واحدتها رضمة. والسلمات: جمع سلمة، وهي شجرة ورقها القرظ الذي يدبغ به الأدم.
عَنْ يَمِينِ
الطَّرِيقِ عِنْدَ سَلَمَاتِ الطَّرِيقِ بَيْنَ أُولَئِكَ السَّلَمَاتِ»
di
sebelah kanan jalan yang di dekatnya ada bebetuan
Terjemahanku
( Mahrus ali ) :
Di
kanan jalan dekat dengan pepohonan jalan ( pohon salam ) di
antara pohon – pohon salam ( yg daunnya bsa di buat menyamak kulit ).
Komentarku
( Mahrus ali )
Kadang
kalimat itu di artikan batu besar bukan pohon salam.
LIhat
di kitab ini :
فتح الباري لابن رجب
(3/ 441)
الرضم: حجارة كبار
واحدتها رضمة. والسلمات: جمع سلمة، وهي شجرة ورقها القرظ الذي يدبغ به الأدم.
[تعليق مصطفى البغا]
. (سلمات) صخرات وبفتح اللام شجرات يدبغ بورقها الجلد].
[1443]
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ
يَرُوحُ مِنَ العَرْجِ، بَعْدَ أَنْ تَمِيلَ الشَّمْسُ بِالهَاجِرَةِ، فَيُصَلِّي
الظُّهْرَ فِي ذَلِكَ المَسْجِدِ
أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي طَرَفِ تَلْعَةٍ مِنْ وَرَاءِ
العَرْجِ،
.
Ketika Abdullah bin Umar r.a pulang dari ‘Arj
setelah matahari condong sedikit ke barat, dia beristirahat di bebatuan di
jalan itu, kemudian dia mengerjakan shalat Zhuhur di situ.( terjemahan yg salah
) .
Terjemahanku
( Mahrus ali ) :
Abdullah
pergi dari Al araj ( tempat antara
Mekkah dan Medinah ) setelah matahari
condong ke barat tengah hari , lalu beliau menjalankan di masjid itu.
جامع الأصول في
أحاديث الرسول (3/ 448)
قال أيمن صالح شعبان]
صحيح:
أخرجه أحمد (2/87 ( 5601،5600،5599،5598،5597،5596) قال : قرأت علي أبي قرة موسى
بن طارق. و«البخاري» 1/130 قال : حدثنا إبراهيم بن المنذر ، قال: حدثنا أنس بن
عياض. و«مسلم» 4/63،62 قال : حدثنا محمد بن إسحاق المسيبي ، قال : حدثني أنس ،
يعني ابن عياض. و«النسائي» 5/199) قال : أخبرنا عبدة بن عبد الله ، قال : أنبأنا
سويد ، قال : حدثنا زهير.
ثلاثتهم-موسى بن طارق
، وأنس بن عياض ،وزهير بن معاوية- عن موسى بن عقبة ، عن نافع ، فذكره
المسند الجامع (10/
295)
ورواية مُسْلِم
(3021) ، والنسائي مختصره على الفقرة الثامنة.
- وروايته (3022) مختصرة على الفقرة التاسعة.
أخرجه أحمد 2/87
(5594 و5596 و5597 و5598 و5599 و5600 و5601) قال: قرأت على أبي قرة موسى بن طارق.
و"البُخَارِي" 1/130 (484) و1/131 (485 و486 و487 و488 و489) و1/132
(490 و491 و492) قال: حدثنا إبراهيم بن المنذر. قال: حدثنا أنس بن عياض.
و"مسلم" 4/62 (3021) و4/63 (3022) قال: حدثنا مُحَمَّد بن إسحاق
الُمسَيَّبي، حدثني أنس، يعني ابن عياض. و"النَّسائي" 5/199، وفي
"الكبرى" 3831 قال: أخبرنا عبدة بن عبد الله، قال: أنبأنا سُويد، قال:
حدثنا زهير.
ثلاثتهم (موسى بن
طارق، وأنس بن عياض، وزهير بن معاوية) عن موسى بن عقبة، عن نافع، فذكره.
·
* *
Intinya
hadis tsb dari Musa bin Uqbah.
Komentarku
( Mahrus ali )
Seratus
tahun dari wafatnya Rasulullah
shallahu alaihi wasallam hanya Musa bin Uqbah yg paham hadis itu, tiada orang
lain. Para sahabat banyak yg tdk paham hadis itu. Hakikatnya hadis
atau atsar tersebut gharib sekali, nyeleneh banget, bukan hadis yg
mashur yg popular.
Walaupun
demikian , tiada keterangan saat itu bahwa Abdullah bin Umar menjalankan shalat di
atas bebatuan.
Lalu atsar itu di buat pegangan oleh akhina Ubaid untuk membolehkan shalat di atas sajadah> Ini adalah
pemahaman yg sangat keliru , tidak benar , hrs di buang tidak boleh di ambil,
menyesatkan sekali. Ia jauh dari kebenaran , dekat dengan kesesatan,
menjerumuskan ke jurang kesesatan. Kembalilah kepada tuntunan Rasulullah shallahu alaihi wasallam
dlm menjalankan shalat sbb:
724- حَدِيْثُ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: اعْتَكَفْنَا مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْعَشْرَ الأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ، فَخَرَجَ صَبِيحَةَ عِشْرَينَ،
فَخَطَبَا، وَقَالَ: إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا أَوْ
نُسِّيتُهَا، فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِي الْوِتْرِ، وَإِنِّي
رَأَيْتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ، فَمَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعَ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
فَلْيَرْجِعْ فَرَجَعْنَا وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءٍ قَزَعَةَ؛ فَجَاءَتْ
سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ سَقْفُ الْمَسْجِدِ، وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ
النَّخْلِ، وَأَقِيمَتِ الصَّلاَةُ، فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ فِي
الْمَاءِ وَالطِّينِ، حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ
أَخْرَجَهُ
اْلبُخَارِيّ فِي : 32 كِتَابُ فَضْلِ لَيْلَةِ اْلقَدْرِ : 2 2 بَابُ الْتِمَاسِ
لَيْلَةِ اْلقَدْرِ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ
724.Abu Said menuturkan: “Kami pernah
beri’tikaf pada sepuluh hari pertengahan
di bulan Ramadhan. Pada pagi hari kedua puluh, beliau saw berpidato kepada
kami: “Aku diperlihatkan bahwa malam Qadar terjadi, tetapi aku lupa atau aku
dilupakan kepadanya. Karena itu, carilah pada malam ganjil di sepuluh hari
terakhir dan aku melihat seolah-olah aku bersujud di atas air dan tanah.
Barangsiapa yang beri’tikaf bersama Rasulullah saw, maka kembalilah.”
Kami kembali
bei’tikaf dan tidak melihat sepotong awanpun di langit. Tiba-tiba datanglah
awan dan turunlah hujan sampai air menetes dari atap masjid yang terbuat dari
pelepah pohon kurma. Ketika shalat diiqamatkan, maka aku lihat Rasulullah saw
bersujud di atas air dan tanah sampai aku lihat di dahi beliau saw terdapat
bekas tanah.” (Bukhari, 32, Kitab Fadlu Lailatul Qadr, 2, bab mencari Lailatul
Qadar pada malam tujuh terakhir di bulan Ramadhan).
Allu`lu` wal marjan 343/1 al albani berkata : Sahih
Lihat di kitab
karyanya : Sahih wa
dho`if sunan Abu Dawud 382/3
Mengapa
Rasulullah shallahu alaihi
wasallam tdk memakai tikar. Bgt juga
para sahabatnya bila memang menggunakan tikar di perbolehkan dlm shalat berjamaah .
Bersambung…………………..
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan