Pertanyaan dr bapak H. Nuruddin
Allah berfirman:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami
menurunkan Al-Quran di malam yang berkah, dan sesungguhnya Kami yang memberi
peringatan. () Di malam itu diturunkan setiap takdir dari Yang Maha Bijaksana.”
(QS. Ad-Dukkhan: 3 – 4).
Diriwayatkan dari Ikrimah –
rahimahullah – bahwa yang dimaksud malam pada ayat di atas adalah malam nisfu
syaban. Ikrimah mengatakan:
أن هذه
الليلة هي ليلة النصف من شعبان ، يبرم فيها أمر السنة
Sesungguhnya malam tersebut
adalah malam nisfu syaban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun. (Tafsir
Al-Qurtubi, 16/126). Pernyataan ini shohih tdk usntad, trims
وهذا أثر مقطوع من قول عكرمة، وجمهور المفسرين من الصحابة والتابعين،
وأئمة التفسير على أن المراد بالآية ليلة القدر، لأنها هي التي نزل فيها القرآن.
والله أعلم.
Atsar ini terputus, ia hanya
perkataan Ikrimah .
JUmhur ahli tafsir dari kalangan sahabat , tabiin dan Imam – imam Tafsir menyatakan bahwa
maksud ayat tsb adalah lailatul qadar > Sebab , itulah malam turunnya al quran.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Itu hanya pendapat ikrimah bukan hadis.
Bila benar bgt, mk tiada lailatul qadar di bulan Ramadhan dan akan
menentang dengan hadis – hadis sahih
untk mencari lailatul qadar di mlm dua puluh ke atas yg ganjil
Bila kita dahulukan pendapat Ikrimah, kita akan buang hadis Rasul
shallahu alaihi wasallam tentang lailatul qadar.
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=11483
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan