Rabu, April 27, 2016

Narkoba dari China Dikirim untuk Lemahkan Indonesia

 
 
 
 
Medan (SI Online) - Kepolisian Daerah Sumatera Utara mencatat, berbagai jenis narkoba yang beredar di daerah itu mayoritas diproduksi dari Guangzhou, China dan Kamboja yang dikirim melalui Malaysia. 
 
Dalam dialog yang diselenggarakan salah satu stasiun radio di Medan, Senin (25/4/2016), Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Reynhard SP Silitonga mengatakan, narkoba itu dimasukkan melalui "pelabuhan tikus" yang cukup banyak di daerah tersebut.
 
Disebabkan proses memasukkannya ke Indonesia relatif sulit, narkoba tersebut dibawa dulu ke Malaysia yang secara geografis berhadapan langsung dengan Indonesia, terutama Sumut.
 
Meski demikian, ada juga yang langsung dikirim dari China dengan menggunakan ekspedisi yang disamarkan seperti pompa air.
 
Pihaknya memperkirakan pemasokan narkoba ke Tanah Air tersebut merupakan salah upaya untuk melemahkan bangsa Indonesia agar lebih mudah dikuasai.
 
Ia menceritakan sejarah China pada puluhan tahun lalu yang sangat kuat dan mampu menguasai ekonomi dunia.
 
Namun pada tahun 1940, terjadi "perang candu" melalui pemasokan narkoba ke China dan mengajarkan warga di negara itu untuk mengolah candu.
 
Dengan ketergantungan dan kecanduan terhadap narkoba, akhirnya Eropa berhasil mengalahkan China karena masyarakatnya sudah akrab dengan candu. "Jadi, bahaya narkoba ini masif sekali," ujar Reynhard.
 
 
red: adhila
sumber: antara 
Komentarku ( Mahrus ali ) :

Dengan  demikian kita tahu dan mengerti larangan Allah untuk minum khomer punya rahasia besar,  tidak bisa di abaikan atau diremehkan. Kita tahu larangan minum khomer itu membikin umat Islam kuat, tidak lemah menghadapi  lawannya.Malah lawan yg terpuruk dlm jurang narkoba akan jadi lemah.
Hikmah spt ini , asal muassalnya kita tidak paham, ternyata musuh itu  paham lebih dulu bahwa kekuatan kaum muslimin bias di hanguskan dengan cara membudayakan minuman keras di kalangan mereka. Kita ingat ayat:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنْصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(90)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.[1]
Ada hadis sbb:

عَنْ  أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ    ، قَالَ: كُنْتُ سَاقِيَ الْقَوْمِ، فِي مَنْزِلِ أَبِي طَلْحَةَ، وَكَانَ خَمْرُهُمْ يَوْمَئِذٍ الْفَضِيخَ فَأَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مُنَادِيًا يُنَادِي: أَلاَ إِنَّ الْخَمْرَ قَدْ حُرِّمَتْ قَالَ: فَقَالَ لِي أَبُو طَلْحَةَ: اخْرُجْ فَأَهْرِقْهَا فَخَرَجْتُ فَهَرَقْتُهَا، فَجَرَتْ فِي سِكَكِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: قَدْ قُتِلَ قَوْمٌ وَهِيَ فِي بُطُونِهِمْ فَأَنْزَلَ اللهُ (لَيْسَ عَلَى الَّذِين آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا) الآية


Dari . Anas ra menuturkan : “Dulu, aku adalah penuang minuman keras lagi sejumlah orang di rumah Abu Thalha. Pada waktu itu, khamer mereka adalah Al Fadih, yaitu khamer yang terbuat dari buah kurma yang basah dan kering.
Ketika Rasulullah menyuruh seorang berseru : “Ketahuilah bahwa khamer telah diharamkan,” maka Abu Thalha berkata kepadaku : “Keluarlah dan buanglah khamer ini.”
Aku keluar dan menumpahkannya di luar, sehingga di jalan-jalan kota Madinah menggenanglah minuman keras. Sebagian orang berkata : “Ada sejumlah orang muslim yang mati, sedangkan di perut mereka masih ada minuman keras. Sehingga Allah menurunkan firman-Nya : “Laisa alal ladzina aamanu wa amilush shaalihaati junaahun fiimaa tha’imuu.” Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari makanan yang telah mereka konsumsi sebelum diharamkan mengkonsumsinya.” (Bukhari, 46, Kitabul Madhalim, 21, bab Menuang khamer di jalanan umum).

Al albani menyatakan : Hadis tsb sahih, lihat buku karya sahih waddho`if Abu dawud 173/8. saya katakan  hadis tsb muttafaq alaih , imam Muslim juga meriwayatkannya di nomer  1980, Nasai 5541 Abu dawud 3676



[1] Al maidah 90
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan