As-sa'adah Darusshofa Shofa
Al-chafid Ya ada pd sholawat nariyah itu bukan minta langsung pd Nbi Muhammad
SAW.
Coba lihat terjemahnya:
Tanhalu bihil uqodu dn
seterusnya.
Arti kta:
TANHALU ;semoga terurai.
BIHI: dengan berkahnya Ni
Muhammad SAW.
UQODU : segala buhulan.
Jd kata2 BIHI di situ berarti
dg berkahNya
( kekasihnya Allah)
Suka • Balas • 43 menit
Mahrus Ali Mknu
Mahrus Ali Mknu As-sa'adah
Darusshofa Shofa Al-chafid , mengapa tdk langsung berdoa pada Allah, apakah
tidak dengan pertolongan Allah buhul buhul atau kesulitan bisa di bereskan , kok
dengan berkahnya mayat . Mana dalilnya kesulitan bisa beres dengan berkahnya
mayat
Komentarku ( Mahrus ali ):
Anda menyatakan:
As-sa'adah Darusshofa Shofa
Al-chafid Ya ada pd sholawat nariyah itu bukan minta langsung pd Nbi Muhammad
SAW.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sholawat nariyah itu sholawat
, ya`ni minta pada Allah bukan pada Nabi shallahu alaihi wasallam agar
memberikan rahmat kepada Nabi shallahu alaihi wasallam .
Yang menjadi persoalan adalah
dengan Nabi Muhammad buhul atau kesulitan bisa terselesaikan atau buhul bisa
terlepas bukan dengan Allah yang Maha Esa.
Untuk lebih jelasnya kita ini
harus tahu redaksi sholawat Nariyah sbb:
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً
دَائِمَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي
تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ
وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ بِوَجْهِهِ الكَرِيِمِ عَدَ
دَ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
Ya Allah berikan rahmat yang
langgeng dan kesejahteraan yang sempurna kepada sayyidina Muhammad yang
dengannya segala ikatan lepas ( segala kesulitan akan terselesaikan bukan
dengan Allah) dan segala kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena
pertolongan, rahmat atau karunia Allah ), dan dengan Nabi Muhammad segala cita
– cita tercapai, segala kebutuhan akan di raih dan awan menurunkan hujan dengan
nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia ) sejumlah tiap kedip atau
senafas dan sebanyak seluruh apa yang Engkau ketahui
Titik rawan adalah kalimat :
sayyidina Muhammad yang
dengannya segala ikatan lepas ( segala kesulitan akan terselesaikan bukan
dengan Allah) dan segala kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena
pertolongan, rahmat atau karunia Allah ), dan dengan Nabi Muhammad segala cita
– cita tercapai, segala kebutuhan akan di raih dan awan menurunkan hujan dengan
nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia )
Segala kesulitan bisa
terselesaikan dengan Muhammad yang sudah meninggal dunia .
Kalau di lihat dari redaksi
yang umum tsb maka mencakup nabi masih hidup atau sudah meninggal dunia. Bila
dikatakan masih hidup akan menyalahi realita dimana sholawat ini belum ada. Dan
dimasa sahabat maupun tabiin sholawat Nariyah ini belum ada. Tapi di ada –
adakan setelah nya. Dan ini termasuk
sholawat yang bid`ah yang tertolak, bukan sunnah yang diterima. Ingatlah hadis
sbb:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا
هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري ومسلم)
“Barangsiapa mengada-adakan
sesuatu yang baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan termasuk di
dalamnya, maka ia tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bila dikatakan sholawat
nariyah itu diterima oleh Allah, maka bagaimanakah kebid`ahan itu bisa di
terima. Ia tertolak dan sesat.
Syaikh Muhammad Shaleh al
Munajjid berkata:
أن فيها عبارات مخالفة للشرع ،
وشركاً وغلواً في النبي صلى الله عليه وسلم ، ونسبة أفعال له لا يصح أن تنسب إلا
لله عز وجل ، كقضاء الحوائج ، وحل العُقد ، ونيل الرغائب ، وحسن الخاتمة . وقد أمر
الله نبيه صلى الله عليه وسلم أن يقول : ( قل إني لا أملك لكم ضراً ولا رشداً ) ،
Sesungguhnya dalam sholawat
Nariyah terdapat redaksi yang menyalahi sariat, syirik dan berlebihan dlm
menjunjung Nabi shallahu alaihi wasallam dan menyandarkan perbuatan yang tak
boleh di sandarkan kecuali kepada Allah azza wajal seperti tujuan – tujuan bisa
tercapai , kesulitan bisa terselesaikan dan husnul khatimah . ( Perbuatan ini
adalah milik Allah, jangan disandarkan kepada Nabi shallahu alaihi wasallam
yang menyelesaikannya ) .
Sungguh Allah telah
memerintah kepada Nabi shallahu alaihi wasallam untuk berkata : Sesungguhnya
aku tidak bisa berbuat bahaya atau manfaat / petunjuk untuk mu.
https://islamqa.info/ar/7505
Komentarku ( Mahrus ali ):
Segala kesulitan
terselesaikan dengan Muhammad yang sudah meninggal dunia bukan dengan Allah
yang Maha hidup.
Mestinya segala kesuitan itu
akan beres dengan pertolongan Allah, bukan karena Muhammad yang sudah meninggal
dunia. Kita ingat ayat:
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ
بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَادَّ
لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan
jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Di waktu hidupnya , Rasulullah
shallahu alaihi wasallam sebagai nabi juga sering tertimpa musibah dan beliau
tidak mampu untuk melenyapkannya tanpa pertolongan dari Allah , lalu bagaimana
setelah wafatnya beliau bisa menyelesaikan seluruh kesulitan manusia disini
atau di Negara lain , mulai beliau wafat sampai sekarang. Bukan Allah yang
menyelesaikannya tapi Nabi shallahu alaihi wasallam yang terkubur di Madinah. Ini
akidah menyimpang dari ajaran al quran. Ia ajaran orang sesat.
Saya katakana: Mana dalilnya
bahwa persoalan seluruh manusia dan jin di seluruh dunia mulai dulu sampai
sekarang terselesaikan dengan berkah Nabi shallahu alaihi wasallam yang sudah
wafat, bukan dengan rahmat Allah yang Maha hidup.
Persoalan yang sulit bisa
terselesaikan dengan izin Allah tanpa berkah Rasulullah shallahu alaihi
wasallam atau berkah seluruh wali dan Rasul.
Meski dengan berkah mereka, bila
Allah tidak mengizinkan, maka kesulitan tidak akan terselesaikan.
Berkah mayat bisa
menyelesaikan seluruh persoalan umat ini bertentangan dengan ayat YUnus 107
tadi.
Allahlah yang menyelesaikan
persoalan umat bukan mayat Nabi atau lainnya , mulai dulu sampai sekarang. Ini
akidah tauhid dan persoalan selesai berkat wali atau nabi adalah syirik.
Makanya sholawat Nariyah itu
tinggalkan saja untuk menyelamatkan akidah kita, lakukan sholawat yang sesuai
dengan tuntunan bukan sholawat yang syirik itu.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan