Portal RIM.com – by Frans Magnis-Suseno : Kita hidup di dalam sebuah kota metropolitan yang mengeluarkan miliaran rupiah untuk pelbagai hiasan, di mana ribuan penduduk mengendarai mobil- mobil yang harganya bisa puluhan kali pendapatan tahunan sebagian penduduk sekota. Kita mempunyai sebuah “DPRD” yang tak malu mengisi kantongnya dengan “uang pakaian”, “uang perjalanan”, dan sogokan lain. Sekaligus kita mengusir orang yang hampir tidak memiliki apa pun dari sedikit yang mereka punyai, yaitu gubuk-gubuk kumuh, namun mereka sudah puas dan gembira karena mereka, meski amat sederhana, bahkan miskin, dapat tidur dan menyimpan barang-barangnya. Tegasnya, penggusuran yang sedang berlangsung merupakan sebuah kejahatan yang tidak pantas dilakukan di kota orang beradab. Rasanya malu menjadi warga kota seperti itu.
Namun, saya sendiri ikut bersalah, juga banyak dari antara kita. Kita tinggal aman di rumah-rumah kita dan menundukkan kepala bila pemerintahan melakukan kekejaman di sekitar kita. Kita sendiri kan tidak kena dan daerah kumuh seperti yang dibongkar itu memang bukan pemandangan menyenangkan. Tentu para politisi, para pemimpin, hanya berani berbuat sebrutal itu karena kita menutup mata, karena mereka tahu bahwa kita diam tidak keberatan.
Jadi, bukan hanya pimpinan pemerintahan DKI yang kurang berperikemanusiaan, semua warga DKI yang mapan, yang dengan diamnya memberi sinyal bahwa mereka tidak keberatan, berpartisipasi dalam kebiadaban itu.
HENTIKAN PENGGUSURAN!!
Sumber : Oocities.org
RAKYAT HARUS MENGGUGAT & MELAWAN!!
==========================
Di lain kesempatan, menanggapi pernyataan Frans Magnis-Suseno, Marwan Batubara IRESS, menyebutkan bahwa Frans telah mengungkap rasa kemanusiaan yg tinggi dan keprihatinan mendalam atas penggusuran terhadap rakyat miskin di Pasar Ikan!
” Bagaimana dengan sikap KITA sebagai sesama rakyat Indonesia atau sesama MANUSIA yang punya hak untuk hidup dengan rakyat yang dizolimi itu? ” sambung Marwan.
Marwan melanjutkan, Apakah KITA akan bersikap SAMA dan MENDIAMKAN saja tindakan yang dilakukan oleh pejabat2 Negara seperti berikut ini??
1. Gubernur DKI Ahok yang telah memerintahkan penindasan terhadap rakyat miskin tak berdaya, tanpa mempedulikan HAM dan peraturan yan berlaku!
2. Panglima TNI dan Kapolri yg telah memerintahkan/membiarkan aparat Hankam, anggota TNI/Polri, untuk menggusur dan menindas rakyat sesuai kebijakan dan perintah Gubernur DKI Ahok.
3. Presiden Jokowi sebagai Pimpinan tertinggi Negara dan Panglima tertinggi Hankam yang membiarkan saja kebijakan zolim dan tak berkeadilan yang dilakukan Ahok, serta tindakan brutal dan represif yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri.
JAWABANNYA TENTU TIDAK!
Karena itu, mari KITA minta ketegasan Sikap Presiden Jokowi: Apakah beliau masih konsisten dengan janji2 kampanyenya atau lebih memihak kepada kepentingan Ahok, konglomerat dan pemilik modal. Presiden Jokowi HARUS memilih: Rakyat atau Ahok dan konglomerat!
KITA tuntut DPR dan Lembaga2 Penegak Hukum untuk mengadili para pelaku penindasan di Kampung Akuarium Pasar Ikan. KITA harus gugat Ahok dan pelaku penggusuran ke pengadilan untuk membayar Ganti Rugi Triliunan Rp kepada korban penggusuran.
KITA galang persatuan untuk MELAWAN langkah2 represif lanjutan: yaitu melanjutkan penggusuran rakyat miskin di Luar Batang!
Mari KITA galang Dana untuk membantu dan menyantuni sekitar 300 KK atau 1000 jiwa rakyat miskin korban penggusuran Kampung Akuarium Pasar Ikan yang saat ini tidak punya tempat tinggal atau tinggal di PERAHU2 (Nomor Rekening SEGERA diumukan).
” Saatnya KITA tunjukkan bahwa Negara dan rakyat BERDAULAT!” ucap Marwan di akhir pernyataannya, 21/04/16
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan