Idrus Ramli menyatakan lagi
dalam buku Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sadar”, hlm. 19
Sayang sekali, dalil-dalil yang menjadi landasan
pembagian bid’ah menjadi dua tersebut tidak mendapat tanggapan dari Mahrus.
Sepertinya, dunia Wahabi tidak mempu berpikir secara logis dan ilmiah.
Komentar (Mahrus Ali):
Sangat disayangkan, seharusnya kalimat seperti ini tidak
ditulis di dalam sebuah buku tetapi di koran, kemudian dilemparkan ke dalam
tempat sampah. Saya menjawab dan mematahkan dalil-dalil LBM NU Jember dalam
tawasul, sudah seharusnya menggunakan buku yang tebal yaitu, ”Sesat Tanpa
Sadar”. Dalam buku tersebut sengaja saya tidak mencantumkan masalah bid’ah
hasanah secara lengkap, karena nanti akan dipaparkan dalam pembahasan tersendiri
pada buku lainnya yang fokus membahas bid’ah hasanah, yakni, ”MEMBONGKAR KESESATAN KYAI-KYAI PEMBELA BID’AH
HASANAH”. Sudah cetak
kali tiga
Kalimat yang anda gunakan terlalu tinggi dengan
mengatakan bahwa dunia Wahabi tidak mampu berpikir secara logis dan ilmiah.
Coba diingat kembali buku LBM NU Jember yang sarat dengan kedustaan, hadits
lemah dan palsu, yang tidak layak disajikan kepada khalayak, apalagi masyarakat
ahlu sunnah. Cocoknya disajikan sebagai menu makanan hanya untuk kalangan
pengusung bid’ah hasanah saja.
Ikutilah ayat berikut ini agar anda mau merendah :
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ
أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ
لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada
kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara
mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap
mereka, dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (QS. Al Hijr: 88).
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan