Al bani
menyatakan:
صفة الصلاة - (ج 1 / ص 113)
(
أحمد ومسلم ) و ( كان يجعل الركعتين الأخيرتين أقصر من الأوليين قدر النصف قدر خمس
عشرة آية )
( البخاري ومسلم ) ( وربما اقتصر فيها على
الفاتحة )
Rasulullah shallahu alaihi
wasallam menjadikan dua rakaat yang
akhir lebih pendek dari dua rakaat yang
pertama separuhnya - sekitar
15 ayat. Hr Ahmad dan Muslim . Kadang beliau hanya membaca fatihah saja. HR Bukhari dan Muslim.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ber arti bacaan Rasulullah shallahu alaihi wasallam dalam dua rakaat terahir dengan jaher. Bila tidak jaher, maka perkiraan baca 15 ayat itu tidak akan bisa seperti kita memperkirakan berapa ayat yang di baca oleh imam shalat zhuhur sekarang. Sebab imamnya membaca ayat dengan berbisik.
Syaikh Abd Aziz bin Baz berkata:
ثبت في الصحيحين في حديث أبي قتادة رضي الله عنه أن النبي صلى الله
عليه وسلم كان يقرأ في الركعتين الأخيرتين فاتحة الكتاب
من الظهر والعصر ، وألحق العلماء في ذلك الثالثة من
المغرب والثالثة والرابعة من العشاء وجعلوهما كالثالثة والرابعة من الظهر والعصر
Terdapat
hadis sahih dalam sahih Bukhari dan
Muslim – yaitu hadis Qatadah ra , sesungguhnya Nabi shallahu alaihi
wasallam membaca dalam dua rakaat
terahir dlm salat zhuhur dan Asar
dengan fatihah. Untuk rakaat ke tiga Maghrib , tiga dan ke
empat Isya`di samakan oleh para
ulama dengan rakaat ketiga dan ke
empat zuhur dan Asar. Fatawa
Nur alad darb 2/788
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dua rakaat terahir waktu
zhuhur dengan baca fatihah
yang di suarakan. Bila di baca dengan berbisik, maka bacaannya tidak akan bisa di deteksi , al fatihah
atau surat lainnya ? .
Syaikh Abd aziz binBaz menyatakan bahwa cukup membaca fatihah dlm dua rakaat
zhuhur tidak tepat. Sebab Rasulullah shallahu alaihi wasallam
membaca 15 ayat dlm dua rakaat terahir salat zhuhur. Lihat
hadis sbb:
Hadisnya sbb:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ جَمِيعًا عَنْ هُشَيْمٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ
مَنْصُورٍ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كُنَّا نَحْزِرُ
قِيَامَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الظُّهْرِ
وَالْعَصْرِ فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ
قَدْرَ قِرَاءَةِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي
الْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ النِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي
الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ الْعَصْرِ عَلَى قَدْرِ قِيَامِهِ فِي
الْأُخْرَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ مِنْ الْعَصْرِ عَلَى
النِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ
وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو بَكْرٍ فِي رِوَايَتِهِ الم
تَنْزِيلُ وَقَالَ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً
(MUSLIM - 687) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Yahya dan Abu Bakar bin Abi Syaibah semuanya meriwayatkan dari Husyaim berkata
Yahya, telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Manshur dari al-Walid bin
Muslim dari Abu ash-Shiddiq dari Abu Sa'id al-Khudri dia berkata, "Kami
memperkirakan (kadar waktu) berdirinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dalam shalat zhuhur dan ashar. Maka kami memperkirakannya dalam dua rakaat
pertama dari shalat zhuhur sekitar bacaan alim lam mim tanzil (yaitu surat as-Sajdah), dan kami
memperkirakan waktu berdirinya beliau pada dua rakaat lainnya sekitar setengah
dari hal tersebut. Dan kami memperkirakan berdirinya beliau pada dua rakaat
pertama shalat ashar setengah dari hal tersebut
dan dua rakaat terahir sekitar setengahnya." Dan Abu Bakar tidak
menyebutkan dalam riwayatnya alif lam mim tanzil (yaitu surat as-Sajdah), namun dia mengatakan
sekitar tiga puluh ayat.
Menurut riwayat Imam Ahmad
no 471 sbb :
فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الظُّهْرِ قَدْرَ ثَلَاثِينَ
آيَةً قَدْرَ سُورَةِ السَّجْدَةِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ
maka kami menaksir berdirinya beliau saat shalat Zhuhur
sekitar tiga puluh ayat, seukuran surat
As-Sajdah pada dua raka'at pertama.
Bila dua
rakaat terahir zhuhur dan Asar dengan
berbisik dalam membaca ayat quran , maka jelas menyalahi hadis tadi,
juga menyalahi ayat 110 al Isra` sbb:
وَلَاتَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ
وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya (seperti orang
berbisik ) dan carilah jalan tengah di
antara kedua itu"[1]
وَلَا تُخَافِتْ بِهَا
dan janganlah pula merendahkannya
(seperti orang berbisik )
kalimat ini
larangan dari Allah untuk hambanya
berbisik - bisik dalam membaca
ayat dalam shalat, tidak boleh membaca
ayat quran dalam shalat dengan berbisik.
Mana dalil yang
menunjukkan bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam berbisik dalam
membaca ayat dalam dua rakaat terahir
zhuhur. Dalilnya tidak ada. Bila
ada akan bertentangan dengan ayat 110 al Isra`.
Jadi orang –
orang yang menjalankan shalat zhuhur dan
Asar dengan bacaan yang berbisik
itu sekedar mengikuti tradisi yang
keliru tanpa dalil. Atau mengikuti ajaran dari leluhur atau guru dari guru yang jelas bertentangan
dengan dalil.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan