Ada
hadis sbb:
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ جَمِيعًا عَنْ هُشَيْمٍ
قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الْوَلِيدِ
بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ
عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كُنَّا نَحْزِرُ قِيَامَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فَحَزَرْنَا
قِيَامَهُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ قَدْرَ
قِرَاءَةِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ
قَدْرَ النِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ وَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ
الْأُولَيَيْنِ مِنْ الْعَصْرِ عَلَى قَدْرِ قِيَامِهِ فِي الْأُخْرَيَيْنِ
مِنْ الظُّهْرِ وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ مِنْ الْعَصْرِ عَلَى
النِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ
وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو بَكْرٍ فِي
رِوَايَتِهِ الم تَنْزِيلُ وَقَالَ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً
1-(MUSLIM
- 687) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abi
Syaibah semuanya meriwayatkan dari Husyaim berkata Yahya, telah mengabarkan
kepada kami Husyaim dari Manshur dari al-Walid bin Muslim dari Abu ash-Shiddiq
dari Abu Sa'id al-Khudri dia berkata, "Kami memperkirakan (kadar waktu)
berdirinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat zhuhur dan
ashar. Maka kami memperkirakannya dalam dua rakaat pertama dari shalat zhuhur
sekitar bacaan alim lam mim tanzil (yaitu surat
as-Sajdah), dan kami memperkirakan waktu berdirinya beliau pada dua rakaat
lainnya sekitar setengah dari hal tersebut. Dan kami memperkirakan berdirinya
beliau pada dua rakaat pertama shalat ashar setengah dari hal tersebut dan dua
rakaat terahir sekitar setengahnya." Dan Abu Bakar tidak menyebutkan dalam
riwayatnya alif lam mim tanzil (yaitu surat
as-Sajdah), namun dia mengatakan sekitar tiga puluh ayat.
2.Menurut riwayat Imam Ahmad no 471
sbb :
فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الظُّهْرِ
قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً قَدْرَ سُورَةِ السَّجْدَةِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ
الْأُولَيَيْنِ
maka kami menaksir berdirinya beliau
saat shalat Zhuhur sekitar tiga puluh ayat, seukuran surat As-Sajdah pada dua raka'at pertama.
Mengumpulkan Ilmu berkata: Dalam
riwayat diatas dibilang ditaksir, hal ini menunjukkan bahwa bacaannya sirr dan
tidak diketahui dengan pasti.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Hadisnya sbb:
Abu Sa'id al-Khudri dia berkata,
"Kami memperkirakan (kadar waktu) berdirinya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dalam shalat zhuhur dan ashar. Maka kami memperkirakannya
dalam dua rakaat pertama dari shalat zhuhur sekitar bacaan alim lam mim tanzil
(yaitu surat
as-Sajdah),
Menurut riwayat Imam Ahmad no 471
sbb :
فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي الظُّهْرِ
قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً قَدْرَ سُورَةِ السَّجْدَةِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ
الْأُولَيَيْنِ
maka kami menaksir berdirinya beliau
saat shalat Zhuhur sekitar tiga puluh ayat, seukuran surat As-Sajdah pada dua raka'at pertama.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Anda menyatakan bahwa hadis tsb
menunjukkan bahwa bacaan salat dhuhur
dan Asar dengan sir ( berbisik
)
Saya ( Mahrus ali ) berkata:
Mungkin bgt , juga mungkin tidak.
Mungkin dengan sir ( berbisik ), juga mungkin dengan
jaher hingga bisa diperkirakan berapa
ayat yang di baca oleh Rasulullah shallahu alaihi wasallam ketika
berdiri dlm salat siang itu.
Kita tidak mengetahui berapa ayat yang di baca dlm salat
zhuhur orang sekarang . Sebab, bacaannya berbisik. Bila bacaannya jaher
dengan suara sedang, kita bisa memperkirakan berapa ayat yang di baca.
Bila kita kembali kepada riwayat
lain yang sama dari Imam Muslim di kitab
sahihnya bukan di kitab karya beliau
yang lain, juga dari sahabat Abu Sa`id al Khudri bukan orang lain, maka di sebutkan dengan jelas bacaan salat zhuhur dan Asar sbb:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ
الْأُولَيَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ
قَدْرَ خَمْسَ عَشْرَةَ آيَةً أَوْ قَالَ نِصْفَ ذَلِكَ وَفِي الْعَصْرِ فِي
الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ قِرَاءَةِ خَمْسَ
عَشْرَةَ آيَةً وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ نِصْفِ ذَلِكَ
(MUSLIM - 688) Dari Abu Sa'id
al-Khudri "Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dahulu membaca dua
rakaat pertama dari shalat zhuhur; pada setiap rakaat sekitar tiga puluh ayat,
dan pada dua rakaat berikutnya sekitar lima
belas ayat -atau dia mengatakan setengah dari hal tersebut-. Sedangkan dua
rakaat pertama dari shalat ashar; maka pada setiap rakaat sekedar bacaan lima belas ayat dan pada
dua rakaat lainnya sekedar setengah dari hal tersebut."
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dlm
hadis terahir ini dengan jelas tanpa kalimat saya perkirakan sbb .
فَحَزَرْنَا
قِيَامَهُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ قَدْرَ
قِرَاءَةِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ
Maka kami memperkirakannya dalam dua
rakaat pertama dari shalat zhuhur sekitar bacaan alim lam mim tanzil (yaitu surat as-Sajdah),
Jadi kalimat” kami perkirakan” tidak ada .
Tapi langsung sbb:
كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ
فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً
Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dahulu membaca dua rakaat pertama dari shalat zhuhur; pada setiap
rakaat sekitar tiga puluh ayat.
Dengan demikian, bacaan beliau dalam salat
zhuhur dan Asar adalah di keraskan / dengan suara sedang bukan berbisik.
Tidak seperti kebanyakan kaum Muslimin sekarang.
Kita rujuk lagi ke kitab sahih Bukhari , di sana ada hadis sbb:
Shubuh, beliau memanjangkan bacaan
pada rakaat pertama dan memendekkakan pada rakaat kedua."
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي
قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ فِي الْأُولَيَيْنِ بِأُمِّ
الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ
الْكِتَابِ وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مَا لَا
يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَهَكَذَا فِي الْعَصْرِ وَهَكَذَا فِي
الصُّبْحِ
صحيح البخاري (1/ 155)
(BUKHARI - 734) : Dari 'Abdullah bin
Abu Qatadah dari Bapaknya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat
Zhuhur membaca Al Fathihah dan dua surah pada dua rakaat pertama. Dan pada dua
rakaat akhir membaca Al Fatihah, yang terkadang ayat yang beliau baca
terdengar. Beliau memanjangkannya pada rakaat pertama, dan pada rakaat keduanya
tidak sepanjang pada rakaat pertama. Beliau lakukan seperti ini juga dalam
shalat 'Ashar, begitu pula pada shalat Shubuh."
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila di baca dengan berbisik, maka bacaan Rasulullah shallahu alaihi wasallam
pada fatihah dan dua surat
itu tidak akan terdengar oleh para
sahabat yang bermakmum padanya.
Para
sahabat mendengar dua surat
dan fatihah yang beliau baca. Bila di baca dengan berbisik, maka bacaan Nabi shallahu alaihi wasallam tidak
akan di dengar oleh para sahabat sebagaimana
bacaan Imam saat zhuhur sekarang ini.
Para sahabat mendengar bacaan Rasulullah shallahu
alaihi wasallam dlm salat zhur dan Asar
karena di jaherkan.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ
حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ حَدَّثَنَا
زَيْدٌ الْعَمِّيُّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
اجْتَمَعَ ثَلَاثُونَ بَدْرِيًّا مِنْ
أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا
تَعَالَوْا حَتَّى نَقِيسَ قِرَاءَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِيمَا لَمْ يَجْهَرْ فِيهِ مِنْ الصَّلَاةِ فَمَا اخْتَلَفَ مِنْهُمْ
رَجُلَانِ فَقَاسُوا قِرَاءَتَهُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ الظُّهْرِ
بِقَدْرِ ثَلَاثِينَ آيَةً وَفِي الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى قَدْرَ النِّصْفِ مِنْ
ذَلِكَ وَقَاسُوا ذَلِكَ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ عَلَى قَدْرِ النِّصْفِ مِنْ
الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ
(IBNUMAJAH - 820) : Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Hakim berkata, telah menceritakan kepada
kami Abu Dawud Ath Thayalisi berkata, telah menceritakan kepada kami Al Mas'udi
berkata, telah menceritakan kepada kami Zaid Al Ammi dari Abu Nadlrah dari Abu
Sa'id Al Khudzri ia berkata, "Tiga puluh orang sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah ikut perang badar berkumpul, mereka
berkata; "Kemarilah berkumpul hingga kita bisa diskusi berapa panjang
bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat yang bacaannya tidak
dikeraskan. " Tidak ada dua orang pun dari mereka yang saling berselisih,
lalu mereka membandingkan bahwa bacaan beliau di raka'at pertama dari shalat
zhuhur sekitar tiga puluh ayat, sedangkan dalam raka'at yang lainnya hanya
separuhnya. Kemudian mereka membandingkan dengan shalat ashar, bahwa panjangnya
adalah separuh dari bacaan dua raka'at terakhir shalat zhuhur. "
Komentarku ( Mahrus ali ):
. صحيح وضعيف سنن ابن ماجة - (ج 2 / ص 400)
تحقيق الألباني :
ضعيف - لكن المرفوع منه له طريق آخر عند
مسلم ( 2 / 38 ) دون لفظة القياس –
Hadis tsb menurut al albani lemah, dan yang marfu`
punya jalur lain di sahih Muslim
38/2 tanpa kalimat qiyas.
Jadi hadis itu tidak bisa di buat
pegangan, lepaskan saja. Jangan di amalkan karena ia lemah.
Ada
kalimat :
Tiga puluh orang sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah ikut perang badar berkumpul, mereka
berkata; "Kemarilah berkumpul hingga kita bisa diskusi berapa panjang
bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat yang bacaannya
tidak dikeraskan.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dengan landasan hadis lemah ini,
orang membagi salat menjadi jahriyah dan sirriyah sebagaimana ajaran saya yang
saya terima dari guru – guru saya di tanah air atau di luar negri.
ولذلك ثبت عنه صلى
الله عليه وسلم – كما عند مسلم :
( أنه كان يقرأ بـ { وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى{1}في صلاة الظهر )
وثبت عنه صلى الله
عليه وسلم أنه قرأ فيها ( بـ سبح والغاشية )
وثبت أنه قرأ فيها ({وَالسَّمَاء
ذَاتِ الْبُرُوجِ }البروج1)
Intinya : Menurut hadis sahih riwayat Muslim Rasulullah shallahu
alaihi wasallam membaca wallaili idza
yaghsya dlm salat zhuhur , sabbihis dan ghosyiyah , terkadang membaca wassama I dzatil buruj.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ternyata menurut hadis muslim
itu salat zhuhur menurut Rasulullah shallahu alaihi wasallam
adalah jahriyah bukan sirriyah – atau suratnya
di baca dengan suara sedang bukan berbisik. Untuk salat zhuhur surat qurannya di baca dengan berbisik tiada dalilnya yang tepat
dan telah saya bahas dulu.
Anda menyatakan :
Jika kyai
berpendapat hal ini bertentangan dgn surat al-Isra
110, maka surat
ini justru menentang pendapat kyai untuk membaca secara jaher. Sebelumnya ana
udah bilang bahwa ayat ini hukumnya dinasakh berdasarkan riwayat adh-dhahhak
dari Ibn Abbas menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Itulah
salah pahammu terhadap ayat 110 al isra`. Lihat ayatnya sbb:
وَلَاتَجْهَرْ
بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan
janganlah pula merendahkannya (seperti orang berbisik ) dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu"[1]
وَلَا
تُخَافِتْ بِهَا
dan janganlah pula merendahkannya (seperti orang berbisik
)
kalimat ini larangan dari Allah untuk hambanya berbisik
- bisik dalam membaca ayat dalam shalat,
tidak boleh membaca ayat
quran dalam shalat dengan
berbisik. Tapi harus di baca dengan suara sedang , tidak boleh di keraskan
, apalagi dengan speaker.
Anda
menyatakan:
Jika kyai
berpendapat hal ini bertentangan dgn surat
al-Isra 110, maka surat
ini justru menentang pendapat kyai untuk membaca secara jaher.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bila ikut
anda, maka ayat tersebut memerintah untuk baca al quran dalam salat dengan
berbisik Dan ini salah paham,gagal paham bukan pemahaman yang benar tapi
pemahaman yang menyesatkan, tidak mengarahkan kepada kebenaran.Ia pemahaman
terbalik bukan pemahaman yang lurus Ayat itu – 110 al isra` memerintahkan untuk baca
dengan suara sedang dlm salat , bukan berbisik. Dan berbisik juga dilarang atau di haramkan dlm salat.
Lalu anda
bilang lagi:
Sebelumnya
ana udah bilang bahwa ayat ini hukumnya dinasakh berdasarkan riwayat
adh-dhahhak dari Ibn Abbas menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sayang
anda tidak membawakan hadisnya atau
kalimat arabnya. Saya jumpai di
Tafsir Ibnu Katsir kalimat sbb:
تفسير ابن كثير
- (ج 9 / ص 103)
وَكَذَا
رَوَاهُ الضَّحَّاك عَنْ اِبْن عَبَّاس وَزَادَ فَلَمَّا هَاجَرَ إِلَى
الْمَدِينَة سَقَطَ ذَلِكَ يَفْعَل أَيّ ذَلِكَ شَاءَ
Demikian
juga di riwayatkan oleh al dhohhak dari
Ibnu Abbas ………. Dan dia memberikan tambahan : Ketika berhijrah ke Medinah, hal
itu gugur ( bacaan dengan suara sedang
dalam shalat telah gugur ) . Beliau mejalankan sekehendaknya ( Kadang
jaher , kadang sirr ).
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sayang
dengan kalimat seperti itu anda sudah
berani menyatakan ayat tsb mansukh. Kalimat
tsb adalah tambahan perawi hadis – kalimat yang menyatakan Nabi
shallahu alaihi wasallam membaca surat
dalam salat seenaknya , kadang di
suarakan sedang kadang dengan berbisik. Lalu pengertian ayat 110 al Isra` itu tidak lagi di pakai, karena
sudah di mansukh menurut anda. Pada hal kalo kita lihat hadis aslinya sbb:
قَالَ
ابْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي
قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ { وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا } قَالَ نَزَلَتْ
وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَارٍ بِمَكَّةَ فَكَانَ
إِذَا صَلَّى بِأَصْحَابِهِ رَفَعَ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ فَإِذَا سَمِعَ ذَلِكَ
الْمُشْرِكُونَ سَبُّوا الْقُرْآنَ وَمَنْ أَنْزَلَهُ وَمَنْ جَاءَ بِهِ فَقَالَ
اللَّهُ تَعَالَى لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ } فَيَسْمَعَ
الْمُشْرِكُونَ قِرَاءَتَكَ
{ وَلَا تُخَافِتْ
بِهَا } عَنْ أَصْحَابِكَ أَسْمِعْهُمْ
الْقُرْآنَ وَلَا تَجْهَرْ ذَلِكَ الْجَهْرَ
{ وَابْتَغِ
بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا }يَقُولُ بَيْنَ الْجَهْرِ وَالْمُخَافَتَةِ
Intinya : Rasulullah shallahu alaihi wasallam di suruh
membaca surat
dlm shalat dengan suara sedang.
مسند
الصحابة في الكتب التسعة - (ج 29 / ص 239)
قال
الشيخ شعيب الأرناؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين
Syaikh Syuaib al
arna uth berkata: Hadis tsb sahih
menurut persaratan perawi sahih Bukhari dan Muslim. ( musnadus shahabah 239/29 )Dalam hadis aslinya tidak ada keterangan bahwa ayat 110 al Isra` itu di mansukh. Anda menyatakan hadis riwayat Ibnu Abbas riwayat dhahhak ada tambahan yang menyatakan ayat 110 al isra` di mansukh.
Komentarku ( Mahrus ali ): Ia tambahan perawi . Dan kesahihannya masih blm di jelaskan. Jadi masih mungkin lemah, hasan atau palsu. Lalu bagaimana anda bisa berpegangan dengan hadis spt ini.
Bila kita ikut anda , maka kita ini menyatakan bahwa ayat 110 ( yang memerintahkan bacaan al quran dlm shalat di suarakan sedang dan larangan dibaca berbisik) mansukh ( tidak di fungsikan artinya ) karena ada riwayat Ibnu Abbas yang masih blm jelas kesahihannya, mungkin lemah atau palsu. Kita akan bertentangan dengan hadis Ibn Abbas yang lain yaitu hadis aslinya tadi yang memerintahkan suara sedang dlm membaca ayat dlm shalat.
Kita akan bertentangan dengan perkataan Ibnu Abbas sbb:
وقال ابن عباس وغير واحد أيضاً هي قراءة القرآن في الصلاة، والمعنى: لا تجهر بقراءة صلاتك ولا تخافت بها.
Ibnu
Abbas dan lainnya ( bukan hanya satu
orang ) juag berkata : Ayat 110 itu untuk baca al quran dalam shalat .
Maksudnya bacalah dengan suara sedang ,
jangan terlalu keras juga jangan dengan berbisik.
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=36983Komentarku ( Mahrus ali ):
Pernyataan Ibn Abbas dan ulama lainnya menunjukkan bahwa ayat 110 al Isra` itu untuk shalat . Sedang isi kandungannya adalah memerintah bersuara sedang dalam shalat dan haram dengan berbisik di dalamnya seperti kebanyakan orang yang menjalankan shalat zhuhur.
قالَ غُلاَمُ ثَعْلَبٍ مُحَمَّدُ بنُ
عَبْدِ الوَاحِدِ البَغْدَادِيُّ (ت:345 هـ) : ( {ولا
تجهر بصلاتك ولا تخافت بها} معناه: ولا تجهر بقراءة صلاتك. ولا
تخافت بقراءة صلاتك.
وهو من المختصر). [ياقوتة الصراط: 316]
وهو من المختصر). [ياقوتة الصراط: 316]
GHulam
Tsa`lab – Muhammad bin Abd Wahid al Baghdadi
wafat 345 menyatakan :
ولا تجهر بصلاتك ولا تخافت بها}
Jangan baca keras
dlm salatmu , juga jangan baca
berbisik .
وهو من المختصر). [ياقوتة
الصراط: 316]
Dari al Mukhtashar yaqutatu sirat 316.
سنن
البيهقى - دار الباز (2/ 195)
رواه
البخاري في الصحيح عن حجاج بن منهال ورواه مسلم عن محمد بن الصباح
Intinya hadis tsb ( hadis ibnu Abbas yang menyatakan suara sedang dlm membaca surat dalam
shalat ) muttafaq alaih. Tidak diperkenankan dalam shalat membaca al
quran dengan berbisik , tapi harus di suarakan hingga di dengar oleh makmum. Bila dibaca dengan berbisik , maka melanggar ayat sbb.
وَلَاتَجْهَرْ
بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan
janganlah pula merendahkannya (seperti orang berbisik ) dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu"[2]
التفسير الميسر
- (ج 5 / ص 104)
ولا تجهر
بالقراءة في صلاتك، فيسمعك المشركون، ولا تُسِرَّ بها فلا يسمعك أصحابك، وكن وسطًا
بين الجهر والهمس.
Intnya
: Perintah baca dengan suara sedang dalam membaca al quran dalam shalat . Tafsir
al muyassar 104 / 5
أيسر التفاسير
للجزائري - (ج 2 / ص 371)
وابتغ ذلك
سبيلاً } : أي اطلب بين السر والجهر طريقاً وسطاً .
Intinya
: Intnya : Baca dengan suara sedang
dalam membaca al quran dalam shalat
lihat kitab aisarut tafasir 371/2
Bersambung
………………………..
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan