Foto: Rivki
Rivki – detikNews
Jakarta –
Mendagri Tjahjo Kumolo meresmikan Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa di
Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta
Timur. Tjahjo menyambut baik pembangunan monumen ini sebagai bentuk
perjuangan kepada pejuang bangsa.
“Monumen
ini sangat penting karena mengingatkan siapa leluhur kita, perjuangan
bangsa kita melawan penjajah,” ucap Tjahjo, di TMII, Jakarta Timur,
Sabtu (14/11/2015).
Tjahjo
mengatakan, pembangunan monumen ini juga harus dijadikan sebagai
momentum persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, sudah tidak ada lagi
permasalahan ras, suku dan agama di tanah air ini.
“Jangan
sampai kita tercerai berai karena keberagaman, kita harus hidup penuh
kedamaian. Tidak ada lagi mayoritas dan minoritas!” tegasnya.
Monumen
ini sendiri menceritakan tentang perjuangan laskar Tionghoa dan Jawa
dalam melawan VOC Belanda yang menjajah bangsa Indonesia. Monumen ini
menceritakan perjuangan bangsa selama tiga tahun yaitu pada tahun
1740-1743 dalam mengusir VOC. (rvk/ega) Sabtu 14 Nov 2015, 12:36 WIB
***
Kejamnya Milisi Cina Indonesia ‘Po An Tui’ Terhadap Kaum Pribumi
Posted on Mar 18th, 2014
- Bukti nyata Cina Indonesia antek penjajah
- Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Milisi
Cina Indonesia yang dikenal sebagai ‘Po An Tui’ yang dibentuk oleh
Administrasi Belanda untuk membantu mereka melawan Pejuang Indonesia.
Beberapa unit (seperti di Jawa Tengah) Laskar Cina Indonesia ini
terlibat dalam Agresi, dan beberapa dugaan mereka melakukan kejahatan
perang dengan membunuh POW (tawanan perang) di Temanggung./
militaryphotos.net/forums
JAKARTA–
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia
yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap
selama ini dikalangan pribumi.
Tugas
laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang
pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi
salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan
sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.
Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Sayangnya,
dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk
laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk
menghilangkan fakta sejarah ini.
Mengapa
Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh
Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke
Singapura?
Jenderal TNI (Purn) Abdul
Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat)
dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah
menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling
berhasil lolos ke Jakarta.
Tapi
persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus
oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja),
khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling
pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba
Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke
aeah Zandvoort (pantai Sampur).
Di
pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa
Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura,
karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa
Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. .
Tugas
laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang
pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi
salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun
antipati terhadap para pejuang.
Sebagai
mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para
pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui.
Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan
gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.
Laskar
Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya
dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih
kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di
Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil
Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti
pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan
agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya,
dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui
cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta
sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah.
Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat
melupakannya.
Menurut salah seorang
putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat
disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis
salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota
Konstituante.
Pidato yang disampaikan
oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang
Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:
Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara
Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan
mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih
tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan
penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini
bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita
idam-idamkan.
Seluruh
lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir
orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi
golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao
An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara
Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami,
sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan,
tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan
Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para
pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak
mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi
kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
“Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung” ….
(Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat
Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang,
para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan
menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi
sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah
hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi
Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak
keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti
sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan
Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal,
mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang. Sadarlah
wahai kaum pribumi. voa-islam.com /mh/nahimunkar. Selasa, 19 Rabiul
Awwal 1435 H / 17 Desember 2013 08:49 wib
(Senyum Syuhada 3 jam yang lalu komen di fp nahimunkar.com pada judul https://www.nahimunkar.com/ahok-bohong-dan-tak-suka-ada-kolom-agama-di-ktp/#ixzz2ncVZ2Jtj )
(nahimunkar.com)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan