Jumat, April 18, 2014

Ayam,Bebek dan burung haram - kajianku ke 41



Wabah Flu Burung tahun 2003-2004


Pada akhir tahun 2003 dan awal 2004, virus flu burung terdapat pada unggas yang ada pada delapan negara di Asia, seperti: Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

Pada saat itu, 100 juta burung mati sebagai akibat dari adanya penyakit ini dan sebagai akibat tindakan pembasmian guna pencegahan. [1]

Pada tanggal 30 December 2003 sampai dengan tanggal 17 Maret 2004, kasus flu burung terjadi pada 12 orang di Thailand . Dua puluh tiga orang di Vietnam juga terkena penyakit ini. Pada akhirnya 23 orang meninggal karena flu burung pada saat itu.[2]
Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.

Di seluruh dunia, lebih dari 130 orang meninggal akibat flu burung sejak akhir tahun 2003. Sebagian besar korban meninggal jatuh di Asia Timur, tapi virus itu juga telah menyebar ke Eropa, Afrika dan Asia Selatan dan Tengah.[3]




Januari 2004:
Penyakit flu burung menyebar sampai Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand dengan satu identifikasi mereka menyebar dari Kamboja, Hongkong dan Taiwan.
        9 Januari 2004 – PBB mengirimkan bantuan ke Vietnam setelah flu burung merebak di negara itu. 
        11 Januari 2004. Korban tewas pertama di Vietnam dipastikan akibat penyakit flu burung.  
13 Januari 2004.
 Jepang memastikan adanya wabah flu burung.
Flu burung menewaskan jutaan Ayam di Korea Selatan, Vietnam dan Jepang.
Para peternak di Thailand mengatakan, ribuan Ayam telah tewas karena sakit. Tapi sampai sekarang, belum dikonfirmasikan apakah peristiwa itu disebabkan flu burung.
Hongkong dan Kamboja telah melarang impor Ayam dari negara-negara yang telah terkena wabah itu. WHO menegaskan, tidak ada bukti flu burung menyebar dari orang ke orang, seperti kasus virus SARS.
Wabah flu burung menyebar cepat di Vietnam, ketika satu juta Ayam tewas. Para peternak Vietnam pun diperintahkan untuk membunuh semua Ayam yang sakit. Sementara itu, para pejabat di Jepang mengatakan, enam ribu Ayam tewas karena virus flu burung dan ribuan Ayam akan dibasmi. [4] Ribuan Ayam juga mati karena virus flu burung di Korea Selatan.
14 Januari 2004:
Penyebaran flu burung juga sudah mencapai Jepang dan merajelala di kawasan 800 kilometer sebelah barat daya Tokyo. Enam ribu ekor Ayam di kawasan itu mati akibat virus dan 30 ribu ekor lainnya terpaksa dibinasakan pada hari-hari mendatang.
Badan Penyakit Hewan Sedunia (OIE) mengirim tim peneliti ke Asia guna menyelidiki penyakit flu burung yang telah menghancurkan industri peternakan Ayam di sejumlah negara Asia. OIE mengatakan, penelitian dilakukan di Vietnam di mana Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, wabah Flu Burung telah menewaskan dua orang anak dan seorang dewasa.
15 Januari 2004:
WHO mengatakan, flu burung yang menyebar di peternakan Ayam di Asia telah menewaskan sedikitnya tiga orang di Vietnam, tapi dilaporkan virus itu belum menyebar ke manusia.
 Tim 7 yang dibentuk oleh Menteri Pertanian Bungaran Saragih.  melakukan kunjungan ke pabrik vaksin di Kota Zen Zao dan Ji Nan, Cina, tanggal 15 Januari lalu. Dari hasil kunjungan tersebut disepakati Indonesia akan mengimpor vaksin dari sebuah pabrik di Ji Nan. Lembaga yang direkomendasikan untuk melakukan impor yakni Bio Farma. Alasannya karena Bio Farma milik pemerintah sehingga mudah dikontrol.

“Bio Farma merupakan lembaga pemerintah yang ditunjuk oleh Tim 7. Karena Siread Produce yang punya penerjemah kami ditunjuk untuk membantu menerjemahkan saja, itupun atas persetujuan Tim 7,” jelas Krissantono.

Beberapa hal yang pernah dibahas Tim 7, yakni merasa pemerintah lambat dalam menyikapi adanya virus flu burung. Sebenarnya para pengusaha Ayam sudah memberitahu adanya virus H5N1 dan mendesak agar segera mengimpor vaksinnya, tetapi karena situasi saat itu menjelang perayaan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, dan akan menimbulkan dampak buruk lainnya, akhirnya pemerintah menunda pengumuman tersebut. Bahkan di beberapa daerah serangan flu burung disebut sebagai penyakit ND (tetelo).

“Tidak menutup kemungkinan waktu itu sudah ada vaksin ilegal yang masuk ke Indonesia. Setelah Tim 7 merekomendasikan impor vaksin kepada pemerintah dan disetujui kami semua lega,” kata Krissantono. [5]

15 Januari 2004 - Taiwan mengumumkan munculnya galur berbeda dari virus influenza unggas yang sudah diidentifikasi selama ini.

16 Januari 2004:
Empat orang yang tewas di Vietnam dikonfirmasikan terkena flu burung. Kebanyakan ahli meyakini, transmisi penyakit ini berasal dari burung ke manusia dan bukan dari manusia ke manusia.
Jalur Pantura-Indonesia, khususnya Kabupaten Indramayu bisa saja masuk daerah yang rawan terhadap berjangkitnya virus flu burung. Hal itu disebabkan wilayah udaranya selama ini jadi jalur lalu lintas migrasi jutaan burung setiap pergantian musim. Burung dari Australia atau Eropa, dalam perjalanan migrasinya yang menempuh ribuan kilometer, mengambil Kepulauan Rakit sebagai tempat peristirahatan atau transit. Pulau Rakit Utara, Gosong dan Rakit Selatan atau Pulau Biawak menjadi tempat persinggahan burung-burung itu. Di pulau-pulau itu, jutaan ekor burung tinggal cukup lama, 2-2,5 bulan. Di tempat peristirahatan itu, burung-burung bereproduksi, kawin dan banyak juga yang sampai menetaskan telurnya.[6]
17 Januari 2004:
Dua juta unggas di Vietnam dimusnahkan akibat terjangkit virus flu burung.
18 Januari 2004:
WHO mengumumkan tewasnya empat orang akibat virus flu burung. Sehingga, jumlah korban akibat virus itu menjadi 16 -salah satunya adalah bocah lima tahun asal Provinsi Nam Dinh, 60 mil selatan Hanoi.
20 Januari 2004:
WHO karena 'kekhawatiran yang terus meningkat' atas kasus ini, mengerjakan vaksin baru untuk melindungi penduduk dari flu burung.
Delapan belas kota dan propinsi di wilayah Vietnam selatan dan utara telah terjangkit wabah flu burung. Wabah itu telah menginfeksi sekitar 2,3 juta unggas dari total 245 hewan unggas, kebanyakan Ayam, di seluruh negeri itu.
21 Januari 2004:
21 Januari 2004. Laos melaporkan adanya penyakit kolera Ayam.
   Jepang bergerak cepat dengan mengenakan larangan sementara mengimpor Ayam dari Thailand dengan menyebutnya sebagai langkah pencegahan untuk memastikan keamanan makanan. Berita ini membuat harga saham perusahaan eksportir Ayam di bursa Thailand turun sekitar 7 persen. Kementerian Kesehatan Thailand membenarkan bahwa di dalam wilayahnya terdapat 3 kasus flu burung.
WHO mengatakan, khawatir virus itu bisa bermutasi menjadi bentuk yang lebih berbahaya saat menyebar di wilayah.
22 Januari 2004:
Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengatakan, di wilayah Thailand kemungkinan besar terdapat pasien flu burung. Di Thailand ditemukan lagi dua kasus baru flu burung yang tercurigai, kedua pasien itu sudah dikarantina lembaga bersangkutan di Thailand. Sejak November 2003, Ayam dalam jumlah besar mati di Thailand.
Pemerintah Thailand selalu menyangkal berjangkitnya flu burung di negerinya. Departemen kesehatan Thailand mengakui sedang menyelidiki apakah tiga orang -antara lain seorang anak berusia tujuh tahun dan peternak Ayam - menderita jenis manusia penyakit burung.

Komisi Uni Eropa mengumumkan larangan impor unggas dari Thailand beserta produk terkait. Lima belas negara Uni Eropa dan Jepang, menahan pengiriman Ayam dari Thailand. Korea Selatan, Singapura dan Taiwan juga termasuk negara yang melarang impor Ayam dari Thailand. Sejumlah negara juga akan melakukan pembatasan impor, yang dipastikan akan mengurangi pendapatan peternak Thailand.
Pejabat Kementerian Kehutanan dan Perikanan Kamboja mengatakan, di sebuah perkebunan peluaran kota Phnom Penh berjangkit wabah flu burung.
 23 Januari 2004 – Kamboja mendeteksi kasus flu burung pertama pada Ayam 
Menteri Kesehatan Thailand Sudarat Keyuraphan mengatakan, Thailand mengkonfirmasi bahwa dua anak laki-laki telah didiagnosa terkena virus flu burung H5N1. Dikatakannya, kedua anak laki-laki itu masing-masing berusia 7 dan 6 tahun. Kedua anak itu pernah berkontak dengan unggas sebelum menginap penyakit. Dikabarkan, sekarang di Thailand masih terdapat sedikitnya 4 pasien flu burung tercurigai yang dikarantina dan diobati.
24 Januari 2004:
PBB memperingatkan, flu burung lebih berbahaya dari SARS, karena kemampuan virus ini yang mampu membangkitkan hampir keseluruhan respon bunuh diri dalam sistem imunitas tubuh manusia. [7]
Juru bicara Kantor Perdana Menteri Thailand mengumumkan, Pemerintah Thailand sudah mengundang berbagai negara yang terserang wabah flu burung, berencana pada waktu dekat di Bangkok menyelenggarakan pertemuan multilateral tentang bagaimana mengontrol penjalaran epidemi flu burung itu. Pemerintah Thailand mengundang pejabat-pejabat Vietnam, Jepang, Korea Selatan dan Kamboja yang menangani urusan kesehatan, pertanian dan luar negeri, ke Bangkok untuk berkonsultasi tentang bagaimana menghadapi krisis flu burung yang terjadi di beberapa negara Asia itu. Pertemuan itu dihadiri pakar terkait WHO, Organisasi Bahan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dan pakar negara-negara besar pengimpor daging Ayam, termasuk Amerika dan Uni Eropa.

Jawatan Kesehatan Vietnam mengumumkan, seorang anak laki-laki berumur 13 tahun meninggal akibat terinfeksi flu burung. Pemerintah dalam waktu dekat akan mengirimkan tim ke beberapa daerah guna menyelidiki kemungkinan penularan penyakit flu burung pada manusia.
  25 Januari 2004. Indonesia mengumumkan adanya wabah flu burung pada jutaan Ayam yang mati.
 25 Januari  2004.  Seorang bocah berusia 6 tahun, menjadi korban manusia pertama di Thailand yang dipastikan meninggal karena flu burung.
Departemen Pertanian membenarkan adanya flu burung yang masuk ke Indonesia.
Biro Umum Pengawasan, Pemeriksaan Mutu dan Karantina Negara Tiongkok dan Kementerian Pertanian Tiongkok bersama-sama mengeluarkan pemberitahuan darurat, meminta berbagai daerah meningkatkan pencegahan masuknya wabah flu burung dari Thailand, Kamboja ke wilayah Tiongkok. Apabila ditemukan unggas, burung dan produk terkait di kapal, pesawat terbang yang melewati atau singgah di Tiongkok , barang-barang tersebut harus disegel; sampah penghidupan di alat-alat pengangkutan tersebut harus diproses sampai tidak membahayakan di bawah pengawasan badan pemeriksaan dan karantina keluar masuk wilayah, dan tak boleh dibuang sembarangan. [8]
Pihak kesehatan dan karantina Chungchongnam-do Korea Selatan mengatakan, flu burung kembali berjangkit di sebuah peternakan Ayam di kota tersebut. 3500 ekor dari 23 ribu ekor Ayam di peternakan Ayam itu sudah mati terkena virus flu burung. Wabah flu burung sampai sekarang sudah 4 kali tertular di Chungcheongnam-do, sebagai akibatnya 110 ribu ekor Ayam di daerah itu telah disembelih dan dikuburkan.[9]
26 Januari 2004:
    Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menyatakan telah memberi instruksi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan untuk melakukan pengecekan tentang wabah flu burung. "Saya sudah wanti-wanti supaya mereka mengambil langkah-langkah yang diperlukan," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Senin (26/1).

Dia menyatakan, bahwa pengecekan harus dilakukan di setiap peternakan yang ada untuk mengetahui sejauh mana penyebaran penyakit ini. "Apa betul sudah sampai disini," ujar Sutiyoso. Dinas-dinas tersebut, menurut Sutiyoso, harus segera memberi penjelasan kepada masyarakat supaya tidak terjadi keresahan. [10]
Direktur Jenderal Bina Produksi Pertanian, Departemen Pertanian, Sofjan Sudarjat, mengatakan, terdapat tiga jenis virus avian. Tipe A hanya menyerang unggas, tipe B dapat menular pada manusia, dan tipe C merupakan tipe campuran. "Di Indonesia diperkirakan tipe A, karena hingga kini belum terjangkit pada manusia," ujarnya kepada pers di Jakarta kemarin.

Untuk keperluan ini, pemerintah telah memesan antiserum dari Inggris dan Australia sejak Desember lalu. Kemungkinan antiserum tersebut akan datang pada Rabu (28/1). "Paling lambat minggu depan baru bisa diketahui subtipe virus tersebut," ujarnya Kemudian, hasil tes itu akan dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

Masyarakat diminta tidak perlu khawatir mengkonsumsi Ayam, telur, dan jenis unggas lainnya, sepanjang berasal dari jenis hewan sehat dan dimasak dengan cara yang benar.

Daging unggas dimasak dengan suhu 80 derajat Celsius selama satu menit. Sementara itu, untuk telur Ayam, hingga 64 derajat Celsius selama 4,5 menit. Virus avian akan mati dalam suhu itu. [11]

"Penularan pada manusia pun bisa terjadi bila ada kontak langsung," kata Sofjan. "Adapun penularan melalui daging unggas yang dikonsumsi, kecil sekali kemungkinannya."

Untuk mencegah meluasnya penyebaran virus, pemerintah akan memusnahkan daging dan bulu unggas impor yang didapati terindikasi virus tersebut. Pencegahan lainnya, akan dilakukan vaksinasi yang didatangkan dari pabrik di luar negeri yang diakreditasi OIE. [12]
2


[1] 100 juta unggas itu tidak mungkin di lakukan pemeriksaan terlebih dahulu secara menyeluruh , satu persatu. Boleh jadi unggas – unggas itu di binasakan karena ada satu , dua ekor yang terserang virus H5N1. Pembasmian ini termasuk israf . Solusinya lepaskan saja di hutan dan unggas itu akan menyehatkan tubuhnya  dengan makan – makanan di hutang yang menjadi kebutuhan kesehatannya.
[2] Tempo news.
[3] BBC news.
[4] Dan dagingnya tidak di makan karen adi bakar total.
[5] Deffan Purnama - Tempo News Room

[6] Bila induknya tidak boleh di makan karena mengandung virus mematikan , begitu juga gtelurnya. Ia bukan makanan para nabi atau sahabat . Ia adalah akan menjadi keturunan.
[7] Jadi makan ayam itu mirip dengan orang yang mempermainkan nyawanya sendiri bahkan mempertaruhkannya. Di hawatirkan termasuk bunuh diri.
[8] Jadi sangat membahayakan sekali terhadap kehidupan manusia. Sudah layak di haramkan dari pada diperbolehkan.
[9] Segitu banyak ayam dagingnya tidak boleh di makan , tapi di buang dengan Cuma – Cuma . Bila di makan berbahaya kematian . Dan hanya orang yang mengikuti hawa nafsunya saja yang suka memakannya.
[10] Mawar Kusuma - Tempo News Room
[11] Saya katakan : Hukum makan unggas tetap di haramkan .
[12] Taufik Kamil/Yophiandi - Tempo News Room

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan