KETUA Rabithah Ulama Syam, Syaikh Prof Dr Usamah Ar
Rifai, meminta warga Indonesia tidak termakan isu yang menyudutkan pihak Wahabi
sebagai dalang perang Suriah.
Tudingan seperti ini banyak dihembuskan oleh
orang-orang Syiah untuk mengadu domba sesama Muslim.
“Tentu saja (tudingan terhadap Wahabi, red) ini tidak
benar. Ini tidak ada dasar kebenarannya sama sekali. Konflik yang sebenarnya
terjadi adalah antara rezim penguasa yang zalim, kafir lagi fajir (melampaui
batas, red) dengan rakyat Suriah secara umum (kaum Muslimin),” kata Syaikh
Usamah Ar Rifai kepada wartawan Indonesia
yang tergabung dalam tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) termasuk Islampos di
Turki, usai konferensi pers Muktamar Ulama Suriah, Senin (14/4).
Meski berpaham Asy’ari, Syaikh Usamah tidak mau
terpancing dengan isu-isu pertentangan seperti itu. Dia mengatakan di Suriah
seluruh elemen Ahlussunah wal Jama’ah bersatu melawan Rezim Basyar.
“Alhamdulillah, seluruh komponen kaum Muslimin, baik
dari sufi, salafi dan lain sebagainya dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah
bersatu dalam menghadapi rezim kafir ini. Dan majelis pertemuan saat ini
(Muktamar Ulama Suriah) merupakan perwakilan dari seluruh ulama, dai, dan para
imam dari seluruh Suriah dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah,” pungkas ulama
yang sangat disegani di Suriah ini. [JITU/islampos] Senin 13 Jamadilakhir 1435
/ 14 April 2014 21:39
***
Ikatan Ulama Suriah: Bukan Wahabi yang Bermasalah di
Suriah, tapi Syiah
Ahad 12 Jamadilakhir 1435 / 13 April 2014 12:44
TUDUHAN berbagai media bahwa konflik Suriah adalah
perang saudara itu tidak benar. Apalagi mengaitkan krisis Suriah dengan isu
pertentangan Wahabi dan Sufi.
Menurut Wakil Ketua Ikatan Ulama Suriah, Syekh
Musthofa Ahmad Hamid, bukan Wahabi yang bermasalah di Suriah tapi Syiah.
“Ketahuilah, yang terjadi sesungguhnya adalah
peperangan antara Ahlus Sunnah dan orang-orang Shofawiyyin (penganut
syiah.red). Mereka adalah kepanjangan tangan Iran yang ada di Suriah. Mereka
yang sejatinya memasukkan rezim fasik ini di Suriah,” ucapnya kepada Tim
Jurnalis Islam Bersatu (JITU) saat jeda Muktamar Ulama Suriah di Turki, Jum’at
(11/4/2014).
Pimpinan madrasah dan Mahad Tahfidzil Quran
Homs,Suriah ini menyerukan kepada kaum muslimin untuk mewaspadai gerakan Syiah
dan Shofawiyah yang di belakangnya berdiri kekuatan barat.
“Mereka berupaya untuk memusuhi Islam dan kaum
muslimin. Mereka berupaya menguasai Irak,
Lebanon dan
saat ini Suriah. Namun Alloh menjaga negri Syam dari mereka. Dan Insya Alloh
negeri Syam akan menjadi kuburan bagi mereka,” kata ulama kharismatik ini
optimis.
Selain itu Syekh Musthafa juga menyarankan kepada kaum
muslimin , agar memiliki jiwa ukhuwah Islamiyyah untuk bangkit membantu
saudaranya di Suriah baik atas nama pribadi, organisasi maupun negara.
“Setiap kita dituntut untuk menunjukkan sikap
pembelaan dan dukungan kepada saudaranya sesama muslim. Sebagaimana yang telah
diwajibkan oleh Alloh ta’ala dalam Al Qur’an,” pungkasnya.
[JITU/islampos]
***
Konflik Suriah Bukti Syiah dan Komunis Kerjasama
Perangi Islam
Kamis 2 Jamadilawal 1434 / 14 Maret 2013 08:19
RUSIA, China,
dan Iran
saling bekerjasama untuk memerangi kaum muslimin di Suriah. Ini membuktikan
Syiah dan Komunis bisa harmonis untuk memerangi kaum muslimin. Demikian
dikatakan ulama Suriah, Syekh Khotib As-Suri’ dalam Tabligh Akbar Konflik
Suriah Dampak Kesesatan Akidah Syiah di Masjid Darussalam, Kota Wisata,
Cibubur, Selasa (12/3/2013).
Tiap bulan, kata Syekh Khotib, Rusia menyuplai senjata
ke Suriah atas biaya Iran.
Namun meskipun Syiah dan Komunis bersatu, banyak dunia Islam masih
berdiam diri.
“Tapi semuanya bisu melihat ini, tapi kami yakin Allah
membantu kami,” tegasnya.
Ulama Suriah ini pun mempertanyakan posisi dunia Arab
dalam melihat konflik Suriah. Mereka bungkam tanpa bisa berbuat banyak.
“Mana persatuan negara Arab? Tidak ada satupun
persatuan yang bisa menyelamatkan Suriah, melainkan pertolongan dari Allah
saja,” sambungnya. (Pz/Islampos)
(nahimunkar.com)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan