Pada
akhir tahun 2003 dan awal 2004, virus flu burung terdapat pada unggas yang ada
pada delapan negara di Asia, seperti: Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos,
Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.
Pada
saat itu, 100 juta burung mati sebagai akibat dari adanya penyakit ini dan
sebagai akibat tindakan pembasmian guna pencegahan. [1]
Pada
tanggal 30 December 2003 sampai dengan tanggal 17 Maret 2004, kasus flu burung
terjadi pada 12 orang di Thailand
. Dua puluh tiga orang di Vietnam
juga terkena penyakit ini. Pada akhirnya 23 orang meninggal karena flu burung
pada saat itu.[2]
Pada
tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu
diantaranya meninggal.
Di
seluruh dunia, lebih dari 130 orang meninggal akibat flu burung sejak akhir
tahun 2003. Sebagian besar korban meninggal jatuh di Asia Timur, tapi virus itu
juga telah menyebar ke Eropa, Afrika dan Asia Selatan dan Tengah.[3]
Januari 2004:
Penyakit flu burung menyebar
sampai Jepang, Korea
Selatan, Vietnam
dan Thailand dengan satu
identifikasi mereka menyebar dari Kamboja, Hongkong dan Taiwan.
9 Januari 2004 – PBB mengirimkan
bantuan ke Vietnam
setelah flu burung merebak di negara itu.
• 11 Januari 2004. Korban tewas pertama
di Vietnam
dipastikan akibat penyakit flu burung.
13
Januari 2004.
Jepang memastikan adanya wabah flu burung.
Flu burung menewaskan jutaan
Ayam di Korea Selatan, Vietnam
dan Jepang.
Para
peternak di Thailand
mengatakan, ribuan Ayam telah tewas karena sakit. Tapi sampai sekarang, belum
dikonfirmasikan apakah peristiwa itu disebabkan flu burung.
Hongkong dan Kamboja telah
melarang impor Ayam dari negara-negara yang telah terkena wabah itu. WHO
menegaskan, tidak ada bukti flu burung menyebar dari orang ke orang, seperti
kasus virus SARS.
Wabah flu burung menyebar
cepat di Vietnam,
ketika satu juta Ayam tewas. Para peternak Vietnam pun diperintahkan untuk
membunuh semua Ayam yang sakit. Sementara itu, para pejabat di Jepang
mengatakan, enam ribu Ayam tewas karena virus flu burung dan ribuan Ayam akan
dibasmi. [4]
Ribuan Ayam juga mati karena virus flu burung di Korea Selatan.
14 Januari 2004:
Penyebaran flu burung juga
sudah mencapai Jepang dan merajelala di kawasan 800 kilometer sebelah barat
daya Tokyo.
Enam ribu ekor Ayam di kawasan itu mati akibat virus dan 30 ribu ekor lainnya
terpaksa dibinasakan pada hari-hari mendatang.
Badan Penyakit Hewan Sedunia
(OIE) mengirim tim peneliti ke Asia guna menyelidiki penyakit flu burung yang
telah menghancurkan industri peternakan Ayam di sejumlah negara Asia. OIE mengatakan, penelitian dilakukan di Vietnam di mana
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, wabah Flu Burung telah menewaskan
dua orang anak dan seorang dewasa.
15 Januari 2004:
WHO mengatakan, flu burung
yang menyebar di peternakan Ayam di Asia telah menewaskan sedikitnya tiga orang
di Vietnam,
tapi dilaporkan virus itu belum menyebar ke manusia.
Tim 7 yang dibentuk oleh Menteri Pertanian
Bungaran Saragih. melakukan kunjungan ke
pabrik vaksin di Kota Zen Zao dan Ji Nan, Cina, tanggal 15 Januari lalu. Dari
hasil kunjungan tersebut disepakati Indonesia akan mengimpor vaksin
dari sebuah pabrik di Ji Nan. Lembaga yang direkomendasikan untuk melakukan
impor yakni Bio Farma. Alasannya karena Bio Farma milik pemerintah sehingga
mudah dikontrol.
“Bio
Farma merupakan lembaga pemerintah yang ditunjuk oleh Tim 7. Karena Siread
Produce yang punya penerjemah kami ditunjuk untuk membantu menerjemahkan saja,
itupun atas persetujuan Tim 7,” jelas Krissantono.
Beberapa
hal yang pernah dibahas Tim 7, yakni merasa pemerintah lambat dalam menyikapi
adanya virus flu burung. Sebenarnya para pengusaha Ayam sudah memberitahu adanya
virus H5N1 dan mendesak agar segera mengimpor vaksinnya, tetapi karena situasi
saat itu menjelang perayaan Lebaran, Natal,
dan Tahun Baru, dan akan menimbulkan dampak buruk lainnya, akhirnya pemerintah
menunda pengumuman tersebut. Bahkan di beberapa daerah serangan flu burung
disebut sebagai penyakit ND (tetelo).
“Tidak
menutup kemungkinan waktu itu sudah ada vaksin ilegal yang masuk ke Indonesia.
Setelah Tim 7 merekomendasikan impor vaksin kepada pemerintah dan disetujui
kami semua lega,” kata Krissantono. [5]
15
Januari 2004 - Taiwan
mengumumkan munculnya galur berbeda dari virus influenza unggas yang sudah
diidentifikasi selama ini.
16 Januari 2004:
Empat orang yang tewas di Vietnam
dikonfirmasikan terkena flu burung. Kebanyakan ahli meyakini, transmisi
penyakit ini berasal dari burung ke manusia dan bukan dari manusia ke manusia.
Jalur Pantura-Indonesia,
khususnya Kabupaten Indramayu bisa saja masuk daerah yang rawan terhadap
berjangkitnya virus flu burung. Hal itu disebabkan wilayah udaranya selama ini
jadi jalur lalu lintas migrasi jutaan burung setiap pergantian musim. Burung
dari Australia
atau Eropa, dalam perjalanan migrasinya yang menempuh ribuan kilometer,
mengambil Kepulauan Rakit sebagai tempat peristirahatan atau transit. Pulau
Rakit Utara, Gosong dan Rakit Selatan atau Pulau Biawak menjadi tempat
persinggahan burung-burung itu. Di pulau-pulau itu, jutaan ekor burung tinggal
cukup lama, 2-2,5 bulan. Di tempat peristirahatan itu, burung-burung
bereproduksi, kawin dan banyak juga yang sampai menetaskan telurnya.[6]
17 Januari 2004:
Dua juta unggas di Vietnam
dimusnahkan akibat terjangkit virus flu burung.
18 Januari 2004:
WHO mengumumkan tewasnya
empat orang akibat virus flu burung. Sehingga, jumlah korban akibat virus itu
menjadi 16 -salah satunya adalah bocah lima
tahun asal Provinsi Nam Dinh, 60 mil selatan Hanoi.
20 Januari 2004:
WHO karena 'kekhawatiran yang
terus meningkat' atas kasus ini, mengerjakan vaksin baru untuk melindungi
penduduk dari flu burung.
Delapan belas kota dan propinsi di wilayah Vietnam selatan dan utara telah
terjangkit wabah flu burung. Wabah itu telah menginfeksi sekitar 2,3 juta
unggas dari total 245 hewan unggas, kebanyakan Ayam, di seluruh negeri itu.
21 Januari 2004:
21
Januari 2004. Laos
melaporkan adanya penyakit kolera Ayam.
Jepang bergerak cepat dengan mengenakan
larangan sementara mengimpor Ayam dari Thailand dengan menyebutnya sebagai
langkah pencegahan untuk memastikan keamanan makanan. Berita ini membuat harga
saham perusahaan eksportir Ayam di bursa Thailand turun sekitar 7 persen.
Kementerian Kesehatan Thailand
membenarkan bahwa di dalam wilayahnya terdapat 3 kasus flu burung.
WHO mengatakan, khawatir
virus itu bisa bermutasi menjadi bentuk yang lebih berbahaya saat menyebar di
wilayah.
22 Januari 2004:
Perdana Menteri Thailand
Thaksin Shinawatra mengatakan, di wilayah Thailand kemungkinan besar terdapat
pasien flu burung. Di Thailand ditemukan lagi dua kasus baru flu burung yang
tercurigai, kedua pasien itu sudah dikarantina lembaga bersangkutan di Thailand. Sejak
November 2003, Ayam dalam jumlah besar mati di Thailand.
Pemerintah
Thailand
selalu menyangkal berjangkitnya flu burung di negerinya. Departemen kesehatan Thailand
mengakui sedang menyelidiki apakah tiga orang -antara lain seorang anak berusia
tujuh tahun dan peternak Ayam - menderita jenis manusia penyakit burung.
Komisi
Uni Eropa mengumumkan larangan impor unggas dari Thailand beserta produk terkait. Lima belas negara Uni Eropa dan Jepang, menahan pengiriman
Ayam dari Thailand.
Korea Selatan, Singapura dan Taiwan
juga termasuk negara yang melarang impor Ayam dari Thailand. Sejumlah negara juga akan
melakukan pembatasan impor, yang dipastikan akan mengurangi pendapatan peternak
Thailand.
Pejabat Kementerian Kehutanan
dan Perikanan Kamboja mengatakan, di sebuah perkebunan peluaran kota Phnom Penh
berjangkit wabah flu burung.
23 Januari 2004 – Kamboja mendeteksi kasus flu
burung pertama pada Ayam
Menteri Kesehatan Thailand
Sudarat Keyuraphan mengatakan, Thailand
mengkonfirmasi bahwa dua anak laki-laki telah didiagnosa terkena virus flu
burung H5N1. Dikatakannya, kedua anak laki-laki itu masing-masing berusia 7 dan
6 tahun. Kedua anak itu pernah berkontak dengan unggas sebelum menginap
penyakit. Dikabarkan, sekarang di Thailand masih terdapat sedikitnya
4 pasien flu burung tercurigai yang dikarantina dan diobati.
24 Januari 2004:
PBB memperingatkan, flu
burung lebih berbahaya dari SARS, karena kemampuan virus ini yang mampu
membangkitkan hampir keseluruhan respon bunuh diri dalam sistem imunitas tubuh
manusia. [7]
Juru
bicara Kantor Perdana Menteri Thailand
mengumumkan, Pemerintah Thailand
sudah mengundang berbagai negara yang terserang wabah flu burung, berencana
pada waktu dekat di Bangkok
menyelenggarakan pertemuan multilateral tentang bagaimana mengontrol penjalaran
epidemi flu burung itu. Pemerintah Thailand mengundang pejabat-pejabat Vietnam,
Jepang, Korea Selatan dan Kamboja yang menangani urusan kesehatan, pertanian
dan luar negeri, ke Bangkok untuk berkonsultasi tentang bagaimana menghadapi
krisis flu burung yang terjadi di beberapa negara Asia itu. Pertemuan itu
dihadiri pakar terkait WHO, Organisasi Bahan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dan
pakar negara-negara besar pengimpor daging Ayam, termasuk Amerika dan Uni
Eropa.
Jawatan
Kesehatan Vietnam
mengumumkan, seorang anak laki-laki berumur 13 tahun meninggal akibat
terinfeksi flu burung. Pemerintah dalam waktu dekat akan mengirimkan tim ke
beberapa daerah guna menyelidiki kemungkinan penularan penyakit flu burung pada
manusia.
25 Januari 2004. Indonesia mengumumkan adanya wabah
flu burung pada jutaan Ayam yang mati.
25 Januari
2004. Seorang bocah berusia 6
tahun, menjadi korban manusia pertama di Thailand yang dipastikan meninggal
karena flu burung.
Departemen Pertanian membenarkan
adanya flu burung yang masuk ke Indonesia.
Biro Umum Pengawasan,
Pemeriksaan Mutu dan Karantina Negara Tiongkok dan Kementerian Pertanian
Tiongkok bersama-sama mengeluarkan pemberitahuan darurat, meminta berbagai
daerah meningkatkan pencegahan masuknya wabah flu burung dari Thailand, Kamboja
ke wilayah Tiongkok. Apabila ditemukan unggas, burung dan produk terkait di
kapal, pesawat terbang yang melewati atau singgah di Tiongkok , barang-barang
tersebut harus disegel; sampah penghidupan di alat-alat pengangkutan tersebut
harus diproses sampai tidak membahayakan di bawah pengawasan badan pemeriksaan
dan karantina keluar masuk wilayah, dan tak boleh dibuang sembarangan. [8]
Pihak kesehatan dan karantina
Chungchongnam-do Korea Selatan mengatakan, flu burung kembali berjangkit di
sebuah peternakan Ayam di kota
tersebut. 3500 ekor dari 23 ribu ekor Ayam di peternakan Ayam itu sudah mati
terkena virus flu burung. Wabah flu burung sampai sekarang sudah 4 kali
tertular di Chungcheongnam-do, sebagai akibatnya 110 ribu ekor Ayam di daerah
itu telah disembelih dan dikuburkan.[9]
26 Januari 2004:
Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menyatakan
telah memberi instruksi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan untuk
melakukan pengecekan tentang wabah flu burung. "Saya sudah wanti-wanti
supaya mereka mengambil langkah-langkah yang diperlukan," ujarnya kepada
wartawan di Balai Kota, Jakarta, Senin (26/1).
Dia
menyatakan, bahwa pengecekan harus dilakukan di setiap peternakan yang ada
untuk mengetahui sejauh mana penyebaran penyakit ini. "Apa betul sudah
sampai disini," ujar Sutiyoso. Dinas-dinas tersebut, menurut Sutiyoso,
harus segera memberi penjelasan kepada masyarakat supaya tidak terjadi
keresahan. [10]
Direktur
Jenderal Bina Produksi Pertanian, Departemen Pertanian, Sofjan Sudarjat,
mengatakan, terdapat tiga jenis virus avian. Tipe A hanya menyerang unggas,
tipe B dapat menular pada manusia, dan tipe C merupakan tipe campuran. "Di
Indonesia diperkirakan tipe A, karena hingga kini belum terjangkit pada
manusia," ujarnya kepada pers di Jakarta
kemarin.
Untuk
keperluan ini, pemerintah telah memesan antiserum dari Inggris dan Australia sejak
Desember lalu. Kemungkinan antiserum tersebut akan datang pada Rabu (28/1).
"Paling lambat minggu depan baru bisa diketahui subtipe virus
tersebut," ujarnya Kemudian, hasil tes itu akan dilaporkan kepada
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).
Masyarakat
diminta tidak perlu khawatir mengkonsumsi Ayam, telur, dan jenis unggas
lainnya, sepanjang berasal dari jenis hewan sehat dan dimasak dengan cara yang
benar.
Daging
unggas dimasak dengan suhu 80 derajat Celsius selama satu menit. Sementara itu,
untuk telur Ayam, hingga 64 derajat Celsius selama 4,5 menit. Virus avian akan
mati dalam suhu itu. [11]
"Penularan
pada manusia pun bisa terjadi bila ada kontak langsung," kata Sofjan.
"Adapun penularan melalui daging unggas yang dikonsumsi, kecil sekali
kemungkinannya."
Untuk
mencegah meluasnya penyebaran virus, pemerintah akan memusnahkan daging dan
bulu unggas impor yang didapati terindikasi virus tersebut. Pencegahan lainnya,
akan dilakukan vaksinasi yang didatangkan dari pabrik di luar negeri yang
diakreditasi OIE. [12]
27
Januari 2004
Pemerintah Belum Tahu Dampak Flu Burung Terhadap Pasar
TEMPO
Interaktif, Jakarta:Menko
Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti menyatakan belum mengetahui dampak wabah
flu burung terhadap pasar. "Saya belum tahu karena peristiwa ini baru
terjadi beberapa hari," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/1).
Menurut
Dorodjatun, masalah wabah flu burung ini masih berjalan di seluruh Asia. Namun, perhatian utama tetap ditujukan terhadap Thailand karena
merupakan negara pertama yang terkena wabah tersebut. Menurut dia, sudah ada
tindakan cepat dari pasar bersama Eropa. Selain itu ada usulan dari Thailand untuk
mengadakan rapat darurat bagi negara-negara di Asia Tenggara.
Indonesia,
kata Dorodjatun, juga sudah terkena wabah ini. Laporan yang telah masuk
kebanyakan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk provinsi-provinsi lain
pengaruhnya belum serius. Meluasnya wabah
ini, kata Dorodjatun, bisa diatasi dengan dua alternatif, yaitu membunuh hewan
yang terkena atau memberi vaksinasi jika masih bisa ditolong.
Sementara
Menteri Pariwisata I Gede Ardika menyatakan bahwa wabah flu burung hingga saat
ini belum mempengaruhi pariwisata di Indonesia. "Sejauh ini tidak
ada pengaruh yang masuk ke tempat saya. Belum ada pembatalan kedatangan
wisatawan gara-gara flu burung," ujarnya.
Menurut
Ardika, sejauh berita yang ia terima, flu burung tersebut tidak menular ke
manusia. "Mudah-mudahan berita ini benar," ujarnya. Ia juga
mengharapkan masalah flu burung ini cepat selesai. [13]
LSM: Pemerintah Terkesan Menutupi Wabah Flu Burung
27
Januari 2004
Komite Eksekutif Consumer
Protection, Irwan Sukatmawijaya, mengatakan pemerintah terkesan menutupi wabah
flu burung. Ia juga menilai terjadi
kelambanan menanggapi serangan virus tersebut. "Padahal, sudah terjadi
kematian Ayam sejak Agustus lalu," kata Irwan kepada wartawan dalam jumpa
pers di kantornya, Selasa (27/1).
Consumer
Protection meminta pemerintah melakukan sosialisasi yang menyeluruh mengenai
penyebaran virus flu burung agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang
berdampak meresahkan masyarakat.
Pemerintah,
kata Irwan, berkewajiban menyampaikan informasi mengenai ciri-ciri telur,
daging Ayam, dan produk olahannya yang tidak terinfeksi virus flu burung,
sehingga sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat. [14]
Pemerintah
diminta segera melakukan operasi pasar dalam mengantisipasi kelangkaan pasokan
kenaikan harga telur, daging Ayam, dan produk olahannya, supaya tidak
dimanfaatkan pihak-pihak yang hendak mengambil keuntungan.
Selain
itu, pemerintah harus segera melakukan penarikan daging Ayam, telur, serta
produk olahannya yang berada di pasaran untuk diuji kualitas keamanan dan
kesehatannya, sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam memberikan jaminan
kepada masyarakat. [15]
Saya katakan : Bila pemerintah masih
memperkenankan pemasaran daging Ayam atau telur , berarti masih rentan dan
wabah flu burung masih di mungkinkan timbul di setiap saat dan akan menjadi
pandemi atau wabah yang sulit di hentikan. Bila kita ingin selamat bacalah doa
ini tiap pagi dan sore:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A`uudzu
bikalimaatillahit tammaati min syarri maa kholaq
Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah
yang sempurna dari kejelekan mahluknya [16]
[1]
100 juta unggas itu tidak mungkin di lakukan pemeriksaan terlebih dahulu secara
menyeluruh , satu persatu. Boleh jadi unggas – unggas itu di binasakan karena
ada satu , dua ekor yang terserang virus H5N1. Pembasmian ini termasuk israf .
Solusinya lepaskan saja di hutan dan unggas itu akan menyehatkan tubuhnya dengan makan – makanan di hutang yang menjadi
kebutuhan kesehatannya.
[2]
Tempo news.
[3]
BBC news.
[4]
Dan dagingnya tidak di makan karen adi bakar total.
[5] Deffan Purnama - Tempo News Room
[6]
Bila induknya tidak boleh di makan karena mengandung virus mematikan , begitu
juga gtelurnya. Ia bukan makanan para nabi atau sahabat . Ia adalah akan
menjadi keturunan.
[7]
Jadi makan ayam itu mirip dengan orang yang mempermainkan nyawanya sendiri
bahkan mempertaruhkannya. Di hawatirkan termasuk bunuh diri.
[8]
Jadi sangat membahayakan sekali terhadap kehidupan manusia. Sudah layak di
haramkan dari pada diperbolehkan.
[9]
Segitu banyak ayam dagingnya tidak boleh di makan , tapi di buang dengan Cuma –
Cuma . Bila di makan berbahaya kematian . Dan hanya orang yang mengikuti hawa
nafsunya saja yang suka memakannya.
[10] Mawar Kusuma - Tempo News Room
[11]
Saya katakan : Hukum makan unggas tetap di haramkan .
[12] Taufik Kamil/Yophiandi - Tempo News Room
[13] Mawar Kusuma - Tempo News Room
[14]
Karena itu saya dan murid – murid mulai tidak memperkenankan makan daging ayam
,atau telor atau setiap prodok yang terbuat dari kedua atau salah satunya.
[15] Martha Warta - Tempo News Room
[16] HR Muslim / Dzikir / 2709. Ahmad / Baqi
musnad muktsirin / 8663. Malik / Al Jami` ./ 1774
Banyak dokter yang menyebutkan bahwa sengatan
kala jengking ini juga bisa di hilangkan pengaruhnya dengan
di tempeli lalat karena lalat sendiri memiliki penawar racun .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan