JAKARTA (voa-islam.com) - Skenario seperti yang terjadi di
Suriah bakal terjadi di Mesir. Mesir bukan hanya akan menghadapi
pertempuran yang sulit dan panjang melawan militan Islam, kata Presiden Abdel
Fattah al-Sisi, Sabtu, 31/1/2014.
Pernyataan al-Sisi itu, hanya menggambarkan situasi di Sinai, dan
sekarang merembet di seluruh wilayah provinsi Mesir. Ini akan semakin mendorong
terjadinya kekacauan politik di Mesir. Apalagi, ekonomi Mesir pasca penggulingan
Mursi terus merosot.
Pernyataan Presiden Mesir al-Sisi ini, tidak berapa hari setelah
terjadinya serangan paling berdarah terhadap pasukan keamanan yang menewaskan
30 anggota pasukan elite Mesir.
"Pertempuran ini akan sulit, kuat, jahat dan akan memakan waktu
yang lama," katanya dalam komentar yang disiarkan di televisi negara.
Sebelumnya, Sisi memimpin rapat Dewan Tertinggi negara Angkatan
Bersenjata (SCAF). Al-Sisi nampaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan militer
Mesir, khususnya menghadapi ancaman para kelompok jihadis di Sinai.
Kamis malam, terjadi empat serangan terpisah terhadap pasukan keamanan
di Sinai Utara. Serangan ini adalah di antara yang terburuk di negara itu
dalam beberapa tahun terakhir ini.
Kelompok al-Baithul Maqdis di Semenjung Sinai adalah bagian dari Daulah
Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan mengklaim menewaskan sedikitnya 30
tentara dan polisi.
Al-Sisi mengatakan Mesir menghadapi "organisasi rahasia terkuat di
dunia," ujarnya, menunjuk Jamaah Ikhwanul Muslim di Mesir. Ketakutan
pejabat militer Mesir dan al-Sisi, jika serangan di Sinai ini akan merembet ke Cairo, dan ini menjadi
bencana bagi Mesir, seperti yang terjadi di Suriah.
Kekacauan di Sinai ini, tak lama sesudah al-Sisi menggulinkgan Presiden
Mohammad Mursi dari kekuassaannya pada bulan Juli 2013.
Aksi penggulingan itu, diawali oleh aksi protes terhadap pemerintahan
Mursi yang digalang kelompok sekuler dan liberal yang menolak Mursi, dan
gerakan itu didukung oleh Zionis, dan kemudian menggunakan al-Sisi
menggulingkan Mursi.
Para pejabat Mesir tidak membedakan Jamaah Ikhwanul Muslimin,
ISIS, Al-Qaeda dan Provinsi Sinai, yang sebelumnya menyebut Ansar Bayt
al-Maqdis, dengan alasan kelompok-kelompok itu menjadi ancaman besar, karena
mereka memiliki basis ideologi yang sama.
Ikhwanul Muslimin, yang menuduh Sisi yang melakukan kudeta terhadap
Presiden Mohamad Mursi, sebagai perampok kekuasaan, saat memberikan pernyataan
atas terjadinya serangan di Sinai. Pernyataan itu dikeluarkan kantor
pusat Ikhwan di London.
Menurut pejabat Ikhwan di London, serangan itu hanya ekses dari
tindakan yang dilakukan militer Mesir, yang membumihanguskan kota-kota di
Sinai, sesudah terjadi perang yang menewaskan sejumlah anggota militer Mesir.
Jamaah Ikhwan menuduh tentara Mesir dengan sangat keji membakar dan
menghancurkan kota-kota di Sinai, dan tanpa peduli atas nasib Muslim di wilayah
itu. "Tidak ada solusi untuk situasi ini, kecuali dengan
mengembalikan tentara ke barak mereka," kata pejabat Ikhwan Ibrahim Munir.
Bait al-Maqdis yang berbasis di wilayah Sinai Mesir, yang
memiliki perbatasan dengan Gaza,
telah menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak pembantaian yang dilakukan
oleh al-Sisi terhadap anggota Ikhwan yang menjadi pendukung Mursi.
Pemberontakan telah menyebar ke bagian lain dari Mesir. Kelompok muda
Ikhwan yang selama ini bersabar dengan aksi damai, sekarang nampaknya
sudah tidak lagi tertarik dengan aksi demo. Mereka mungkin akan melakukan aksi
bersenjata melawan al-Sisi.
Di masa pemerintahan Presiden Mohamad Mursi, berhasil menetapkan
perjanjian dengan kelompok pejuang Muslim di Sinai, dan menciptakan peredaan
ketegangan, dan jaminan keamanan atas Sinai. Perjanjian itu, langsung negosiasi
antara Mursi dengan para pemimpin kelompok-kelompok pejuang di Sinai.
Dalam kesempatan lainnya, pemerintah Mesir telah melarang kelompok
Hamas, dan melarang seluruh aktifitasnya di Mesir. Bahkan, perundingan antara
Hamas dan Israel
dihentikan, sesudah serangan terhadap pasukan Mesir di Sinai.
Sekarang dengan bantuan militer dari Amerika Serikat dan Zionis,
pemerintahan al-Sisi akan terus berperang menghadapi kelompok millitan yang
sudah mereka sebut, seperti Ikhwan, al-Qaidah, ISIS,
Bait al-Maqdis.
Nampaknya, rakyat Mesir juga sudah muak dengan al-Sisi, dan mereka
sudah bergeser tidak lagi menggunakan aksi damai, dan berbalik menggunakan
senjata melawan 'Fir'aun' Mesir yang sangat bengis itu. Wallahu'alam.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Untuk melawan kekuatan thaghut di Mesir ini yang anti pada ikhwan dan
aktivis Islami, dan bersekongkol dengan pasukan kebatilan sekuler yang di
topang oleh Yahudi dan Amirika . Sanngat layak bila rakyat Muslim Sinai angkat senjata,
bukan tunduk merunduk kepada thaghut ini tanpa mempersiapkan diri untuk terjun
di front pertempuran. Lalu aktivis
muslim yang jihadis akan di tembaki, di
jebloskan dibalik jeruji besi,
dibunuh tanpa pengadilan dll. Kekuatan kaum muslimin yang tunduk merunduk dan
bertekuk lutut kepada thaghut ini akan di lumpuhkan, di pecah belah, bahkan
ikhwan muslimin disana dilarang dan di anggap teroris. Anehnya kekuatan Yahudi, sekuler dan syiah malah
dilindungi dan tidak dianggap teroris Pegangilah ayat ini:
الَّذِينَ
ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ
الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang
beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah.[1]