Imam
Suyuthi berkata:
لها
أذانان وليس ذلك لصلاة غيرها
إلا الصبح
إلا الصبح
Shalat
jum`at punya dua adzan . Dan hal itu tidak berlaku untuk shalat selain Jum`at
kecuali Subuh. Landasan beliau hadis
ini:
أخرج البخاري، عن
السائب بن يزيد. قال: "كان النداء يوم الجمعة، أوَّله إذا جلس
الإمام على المنبر، على عهد رسول الله، صلى الله عليه وسلم، وأبي بكر، وعمر،
فلما كان عثمان. وكثر الناس، زاد النداء الثاني على الزوراء. فثبت الأمر
على ذلك"
اللمعة
في خصائص يوم الجمعة السيوطي
Saib bin Yazid berkata, “Adalah azan pada hari Jumat,
permulaannya adalah apabila imam duduk di atas mimbar, yakni pada masa Nabi
shallallohu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, dan Umar Radhiallohu ‘anhuma. Maka
pada masa Utsman Radhiallohu ‘anhu dan orang-orang sudah banyak. Beliau
menambahkan azan yang ketiga diatas Zaura’. Berkata Abu Abdillah, Zaura’ adalah
suatu tempat di pasar di kota
Madinah. [Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Ashqalani, kitab jumu’ah] HR
Bukhari.
محمد بن صالح العثيمين يقول :
الأفضل
أن يكون للجمعة أذانان اقتداءً بأمير المؤمنين عثمان بن عفان رضي
الله عنه؛ لأنه أحد الخلفاء الراشدين الذين أمرنا رسول الله صلى الله
عليه وعلى آله وسلم باتباع سنتهم؛ ولأن لهذا أصلاً من السنة النبوية
حيث شرع في رمضان أذانين
أحدهما من بلال، والثاني من ابن أم مكتوم رضي الله عنهما، وقال: "إن بلالاً يؤذن
بليل ليوقظ نائمكم ويرجع قائمكم، فكلواواشربوا حتى تسمعوا أذان ابن أم مكتوم، فإنه لا يؤذن حتى يطلع الفجر"، ولأن الصحابة رضي الله
عنهم لم ينكروا على أمير المؤمنين عثمان رضي الله عنه، فيما نعلم،
وأنتم محتاجون للأذان الأول لتتأهبوا للحضور.
فاستمروا على ما أنتم عليه من الأذانين، ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم، وتكونوا فريسة للقيل والقال بين أمم تتربص بكم الدوائر والاختلاف
فاستمروا على ما أنتم عليه من الأذانين، ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم، وتكونوا فريسة للقيل والقال بين أمم تتربص بكم الدوائر والاختلاف
.
http://ar.islamway.net/fatwa/18553/%D9%87%D9%84-%D9%86%D8%A4%D8%B0%D9%86-%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D9%88%D8%A7%D8%AD%D8%AF%D8%A7-%D8%A3%D9%85-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D9%8A%D9%86
http://ar.islamway.net/fatwa/18553/%D9%87%D9%84-%D9%86%D8%A4%D8%B0%D9%86-%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D9%88%D8%A7%D8%AD%D8%AF%D8%A7-%D8%A3%D9%85-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D9%8A%D9%86
Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata:
Shalat
Jum`at paling utama adalah menggunakan
dua adzan untuk mengikuti Amirul mukminin – Usman bin Affan ra . Sebab, beliau adalah salah satu
khulafaur rasyidun yang kita
diperintahkan untuk ikut sunnah mereka. Hal ini ada landasan dari Sunnah nabawiyah
dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mensyariatkan dua adzan di bulan Ramadhan. Salah satunya dilakukan oleh Bilal dan yang kedua oleh Ibn
Ummi Maktum ra.
Beliau
bersabda: “Sesungguhnya Bilal ber
adzan di waktu malam untuk membangunkan orang yang tidur di
antaramu dan agar orang yang qiyamullail di antaramu beristirahat. (
untuk tidur sebentar atau menunaikan
hajat lain ) .Maka makan dan minumlah hingga kamu mendengar adzan Ibnu Ummi
Maktum . Sesunggguhnya dia mengumandangkan adzan ketika fajar terbit”.
Sebab
para sahabat ra tidak ingkar pada amirul mukminin Utsman ra menurut apa yang
kami ketaui. Dan kamu sekalian butuh adzan agar kamu bersiap – siap untuk
hadiri jumat. Karena itu, hendaklah tetap dilanjutkan dua adzan itu ( untuk
shalat jumat ) dan jangan berselisih, maka hatimu akan berselisih pula, lalu
kamu akan menjadi mangsa issu di antara bangsa bangsa yang menanti bahaya dan
perselisihan menimpamu.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Disini
Imam Suyuthi menyatakan bahwa shalat jum`at
punya dua adzan dan Syaikh Muhammad bin
Shaleh al Utsaimin menyatakan bahwa
afdholnya ( lebih utamanya ) shalat jum`at menggunakan adzan dua – adzan pertama dan kedua. Jadi
menurut beliau satu adzan
sebagaimana di masa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tidak lebih utama . Tapi dua adzanlah yang paling utama
menurut beliau. Apa yang dilakukan
dimasa Khalifah Abu bakar, khalifah
Umar bin Khatthab dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak idial. Idialnya adalah apa yang dilakukan dimasa Khalifah Usman. Ber
arti tuntunan kita dalam
hal ini adalah sahabat Usman bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Usman panutan dalam hal ini, bukan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Pada
hal , tuntunan kita dalam beribadah
adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukan Khalifah Usman.
Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ
رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ
اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat,
dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Landasan
keduanya adalah atsar dalam sahih
Bukhari yang menyatakan bahwa adzan
pertama adalah tambahan dari khalifah Usman bin Affan.
Sanadnya
menurut Bukhari sbb:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ
بْنَ يَزِيدَ
Bercerita kepada kami
Muhammad bin Muqatil , lalu berkata : Bercerita kepada kami Abdullah ,
lalu berkata : Bercerita kepada kami Yunus dari Zuhri
berkata : Aku mendengar Assaib
bin Yazid berkata : Dulunya adzan Jumat itu ketika Imam duduk ( di mimbar
) pada hari jumat di masa Rasulullah
, Abu Bakar dan Umar ra .
Ketika hilafah Usman bin
Affan ra , dan orang – orang tambah banyak , Usman memerintah pada hari Jumat
untuk membacakan adzan ketiga . lalu di
bacakan adzan di Zaura` ( di pasar ) . Lalu hal itu membudaya .
Hr Bukhari 912 , 810
Tirmidzi 516 Nasai 1292 , Ibnu Majah dan Imam Ahmad juga
meriwayatkannya .
Dalam kitab Jamiul Ushul 675/5 diterangkan sbb:
جامع
الأصول (5/ 675)
سبعتهم
- محمد بن إسحاق، وابن أبي ذئب، وعبد العزيز بن أبي سلمة، وعقيل، ويونس، وصالح بن
كيسان، وسليمان - عن الزهري، فذكره.
………………….Intinya
. Hadis
tentang penambahan adzan jum`at itu hanya dari satu orang perawi yaitu
Zuhri ( dari sahabat As saib bin
Yazid )…………….
Komentarku
( Mahrus ali ):
Hadis
tentang tambahan adzan dalam shalat Jum`at tidak dikenal dikalangan sahabat,
tapi sangat populer dikalangan kita.
Mayoritas sahabat tidak tahu hadis itu ,
bahkan istri – istri Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, sahabat Abu bakar, Umar dan Ali ra tidak paham penambahan itu. Ia
hanya di ketahu oleh sahabat Assa ib bin Yazid seorang. Tiada sahabat lain yang tahu tentang penambahan itu. Bahkan
dimasa tabiin sekitar seratusan tahun
setelah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, kisah penambahan adzan itu
oleh Usman itu tdak dikenal kecuali
oleh perawinya yaitu Zuhry. Mayoritas sahabat
melakukan adzan shalat Jum`at hanya satu
sebagaimana firmanNya:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari
Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al Jumat 9 )
Dalam ayat itu , adzan jumat cukup sekali bukan dua, tiga atau empat kali
adzan.
Perintah adzan
dalam shalat Jum`at dilakukan oeh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang menerima wahyu dengan satu adzan – yaitu ketika beliau
duduk di mimbar Jum`at. Bukan sebelum
beliau keluar untuk berhutbah. Apakah mungkin Khalifah Usman berani merobah ini
dan tidak mau mengikuti perilaku
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sedang dua khalifah sebelumnya
masih bersikukuh untuk mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Bila sahabat Usman melepaskan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka sudah tentu para sahabat yang lain tidak akan mau. Apalagi diam
atau rela.
Kalau sekedar
memanggil orang – orang agar ikut jum`atan , maka mengapa ketika shalat dhuhur tidak dilakukan
dua adzan agar orang – orang juga datang
untuk berjamaah . Dan jumlah manusia juga cukup
banyak saat itu.
Hadis tentang adzan pertama di hari Jum`at sama sekali tidak di
cantumkan oleh Imam Muslim dalam kitab
sahihnya, bahkan beliau tidak kenal kepadanya atau kenal tapi kurang valid hingga
beliau tidak meriwayatkannya .
Dan setahu saya hanya
Assa`ib bin Yazid yang meriwayatkannya
. Jadi sangat aneh sekali bila
masalah Adzan pertama di hari Jumat tiada sahabat yang menyatakan seperti itu . Mestinya banyak kalangan mereka
yang tahu . Anehnya lagi , Imam Malik
tidak meriwayatkannya ,.
Pada hal beliau
adalah tokoh ulama darul hijrah – Medinah al Munawwarah . Apakah
mungkin sekelas Usman bin Affan berani membuat kebid`ahan ? Ini tak perlu
langsung di jawab , tapi di renungkan
dulu .
Bersambung ………………
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan