Bila kita terima hadis tentang penambahan Khalifah Usman itu
untuk adzan Jum`at , maka kita akan
membuang hadis bid`ah tertolak dan kita
akan menerima bid`ah hasanah. Bila kita
menerima bid`ah hasanah itu , maka kita akan menentang hadis hadis
bid`ah tertolak bukan diterima yang sudah muttafaq alaih.
Jadi
aneh sekali, orang yang menerima
penambahan adzan jumat lalu menolak bid`ah hasanah. Dia harus berani
menyatakan penambahan Usman itu adalah
bid`ah yang tidak terdapat dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam.
Ada orang
yang bilang: Kita kan diperintahkan untuk mengikuti khulafa ur rasyidin.
Kita katakan: Hal itu bila tidak bertentangan dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam .
Bila kita ikut penambahan khalifah Usman itu, kita akan buang sunnah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal
ini yaitu sekali adzan.
Ali al fadhl berkata:
ونوقش هذا
الدليل بأن قول و فعل الصحابي الراشد وغيره من الصحابة إنما يكون حجة بشرطين
اثنين : الأول : ألا يخالف السنة المحمدية , والثاني : ألا يخالفه صحابي آخر
، وكما ترى فإن السنة المحمدية كانت أذانا واحدا حتى زاد عثمان –رضي الله عنه- الأذان الثاني ،
وحينئذ فحري بنا أن نلزم السنة المحمدية
dalil ini masih dibantah, yaitu perkataan atau
perbuatan kahlifah Rasyidah atau lainnya
bisa menjadi hujjah dengan dua sarat
- Tidak bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
- Tidak bertentangan dengan sahabat yang lain.
Anda sudah mengetahui bahwa
sunah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ( muhammadiyah ) cukup satu adzan hingga Usman menambah adzan pertama . Kita dalam hal ini layak sekali berpegangan kepada
sunnah Muhammadiyah itu.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila kita ikut dua adzan jumat kita akan
bertentangan dengan para sahabat yang lain , bahkan berselisih dengan tiga khalifah yang katanya
kita harus ikuti sunnah mereka. Lalu kita juga menerima hadis tafarud – hadis nyeleneh
dan syadz itu untuk menolak hadis
muttafaq alaih yang menolak segala macam bid`ah. Untuk bid`ah shalat tarawih
berjamaah perlu pembahasan tersendiri
nanti - bersabarlah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsamin
menyatakan lagi:
Sebab
para sahabat ra tidak ingkar pada amirul mukminin Utsman ra menurut apa yang
kami ketaui.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dari mana
anda ya syaikhana tahu
bahwa para sahabat tidak menentangnya. Para sahabat
tidak ada yang tahu hadis penambahan Usman terhadap adzan Jum`at kecuali
Assa ib bin Yazid , bahkan seratus tahun setelah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam wafatpun , hadis itu masih di ketahui satu orang yaitu Az
zuhri. Lalu mengapa tabiin yang lain
tidak paham atsar itu?
Barang kali syaikhuna yang
mulia berpegangan kepada hadis Bukhari
sbb:
صحيح
ابن خزيمة ط 3 (2/ 858)
فَأَمَرَ
بِالنِّدَاءِ الثَّالِثِ عَلَى الزَّوْرَاءِ (1)، فَثَبَتَ حَتَّى السَّاعَةِ.
Dalam sahih Ibnu Huzaimah
858/2 disebutkan:
Lalu Usman memerintah adzan ketiga ( adzan pertama menurut kita )
, di Zaura` ( salah satu tempat di pasar ) , lalu tetap dijalankan sampai sekarang.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Di riwayat Tirmidzi
649 tanpa menyebutkan redaksi
itu, begitu juga dalam
riwayat Bukhari yang lain.
Bukti redaksi atsar itu
tidak ada realitanya dikalangan sahabat
karena saat itu tiada yang tahu
dari kalangan sahabat tentang tambahan Usman bin Affan itu kecuali Assa ib bin
yazid dan dikalangan tabiin tiada yang tahu kecuali Azzuhri - . Bukti lagi sahabat Ali bin Thalib tetap
tidak menjalankan tambahan adzan
itu, begitu juga sahabat Abdullah bin
Zubair.
).
أخرج ابن شيبة في "المصنف"عن ابن عمر-رضي الله عنه- قال: [الأذان الأول يوم الجمعة بدعة]اهـ
أخرج ابن شيبة في "المصنف"عن ابن عمر-رضي الله عنه- قال: [الأذان الأول يوم الجمعة بدعة]اهـ
…………… Intinya : Ibnu Umar menyataka adzan pertama
di hari jumat adalah bid`ah.
.وأخرج عبد الرزاق في مصنفه عن ابن
الزبير ( أنه لا يؤذن له حتى يجلس على المنبر ، ولا يؤذن له إلا أذانا واحدا يوم
الجمعة ).
Intinya: adzan jumat itu satu ketika imam duduk di mimbar
وأخرج ابن أبي شيبة في المصنف عن الحسن البصري أنه قال :
[النداء الأول يوم الجمعة الذي يكون عند خروج الإمام ،والذي قبل ذلك محدث]اهـ.
وأخرج عبد الرزاق في"المصنف" عن عطاء أنه قال :
[ إنما كان الأذان يوم الجمعة فيما مضى واحدا قط ، ثم الإقامة ، فكان ذلك الأذان يؤذن به حين يطلع الإمام ، فلا يستوي الإمام قائما حيث يخطب حتى يفرغ المؤذن ، أو مع ذلك ، وذلك حين يحرم البيع ، وذلك حين يؤذن الأول ، فأما الأذان الذي يؤذن به الآن قبل خروج الإمام وجلوسه على المنبر فهو باطل ، وأول من أحدثه الحجاج بن يوسف]اه
Intinya : Imam Atha` menyatakan bahwa adzan pertama
itu di buat oleh Hajjaj bin Yusuf.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi bukan Usman bin Affan.
Komite fatwa saudi menyatakan:
أما الأذان الأول يوم الجمعة
فهو من سنة الخلفاء الراشدين، فعله
عثمان بن عفان رضي الله عنه ووافقه عليه الصحابة رضي الله عنهم في
وقته، منهم علي رضي الله عنه،
Adapun adzan pertama pada
hari Jumat
Termasuk sunnah hulafa ur
rasyidin yang dilakukan oleh Usman bin
Affan dan para sahabat menyetujuinya
pada saat itu, termasuk Ali bin Abi
Thalib.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila sahabat menyetujuinya maka ber arti para sahabat setuju
kepada bid`ah hasanah dan melanggar hadis
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
muttafaq alaih sbb:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ
رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang siapa yang
bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya
maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .
Bila para sahabat
menyetujuinya, maka untuk apakah kita ingkar kepada bid`ah hasanah yang lain
dimana para sahabat telah acc padanya. Lebih baik kita setuju saja untuk
mengadakan bid`ah hasanah itu. Akhirnya
kita akan menjadi ahli bid`ah bukan ahlis sunnah.
Bagaimana para sahabat dikatakan setuju, azan pertama itu tidak diketahui atsarnya kecuali oleh
satu orang. Jadi mereka tidak paham hal itu. Mereka hanya mengerti adzan jumat
itu sekali sebagaimana shalat yang lain.
Di tempat ain , komite fatwa ulama Saudi menyatakan bahwa tiada satupun sahabat yang ingkar kepada adzan pertama
shalat Jum`at itu.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila demikian , maka aneh sekali bila seluruh sahabat setuju kepada
tindakan bid`ah itu. Hal ini sangat
jelek sekali. Mestinya mereka anti bid`ah. Dan mereka menentang kepada
tindakan sahabat Usman itu. Dan ini sebagai sinyal kedustaan adzan
pertama tambahan sahabat Usman bin
Affan.Kita lihat para sahabat sangat anti kepada bid`ah dan segan sekali untuk ittiba`.
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
“Setiap bid’ah adalah sesat, walaupun manusia menganggapnya baik.”
(Lihat Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh, 1/219, Asy Syamilah)Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ
عَامٌ إِلا أَحْدَثُوا فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً، حَتَّى تَحْيَى الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ
السُّنَنُ
“Setiap
tahun ada saja orang yang membuat bid’ah dan mematikan sunnah, sehingga yang hidup
adalah bid’ah dan sunnah pun mati.” (Diriwayatkan
oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 10610. Al Haytsamiy
mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya
tsiqoh/terpercaya)Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan