sambungan kemarin
Imam Styafii juga tidak menganjurkan adzan pertama .
وَقاَلَ الشَّافِعِي -فِيْمَا حَكَاهُ ابْنُ عَبْدِ اْلبَرِّ - :
أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ يَكُوْنَ اْلأَذَانُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ حِيْنَ يَجْلِسُ
اْلإِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِذَا قَعَدَ أَخَذَ
الْمُؤَذِّنُ فِي اْلأَذَانِ ، فَإِذَا فَرَغَ قَامَ فَخَطَبَ ، قَالَ : وَكَانَ
عَطَاءٌ يُنْكِرُ أَنْ يَكُوْنَ عُثْمَانُ أَحْدَثَ اْلأَذَانَ الثَّانِي ،
وَقَالَ : إِنَّمَا أَحْدَثَهُ مُعَاوِيَةُ
Imam Syafii berkata
sebagaimana di kisahkan oleh Ibnu Abdil bar : Aku lebih senang adzan Jumat di lakukan ketika Imam duduk di
atas mimbar dan di muka Imam tsb . Bila
imam telah duduk , maka muaddzin mengumandangkan adzan . Bila selesai , sang imam berdiri lalu berhutbah .
Beliau berkata : Imam Atha` tidak percaya bila Usman bin
Affan yang membikin adzan kedua (
maksudnya adzan pertama ) . Tapi Muawiyahlah yang berbuat sedemikian . [1]
HR Abd Razzaq .
قَالَ : وَرَأَيْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ لاَ يُؤَذَّنُ لَهُ حَتىَّ
يَجْلِسَ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَلاَ يُؤَذَّنُ لَهُ إِلاَّ أَذَانٌ وَاحِدٌ يَوْمَ
الْجُمْعَةِ .
Saya melihat adzan waktu Ibnuz Zubair ketika beliau duduk di atas
mimbar dan hanya adzan sekali pada hari Jum`at . HR Abd Razzaq . [2]
Komentarku ( Mahrus ali )
: Ibnuz zubair adalah pemimpin kaum
muslimin di Mekkah di saat Hajjaj berkuasa
dan beliau masih menggunakan satu
adzan tanpa adzan pertama.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ : إِنَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذَا قَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ أَذَّنَ بِلاَلٌ ،
فَإِذَا فَرَغَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْ خُطْبَتِهِ
اَقَامَ الصَّلاَةَ ، وَاْلاَذَانُ اْلأَوَّلُ بِدْعَةٌ .
Dari Ibnu Umar ra berkata
: Sesungguhnya Rasulullah bila
duduk di mimbar jumat , maka
Bilal membaca adzan . Bila beliau
telah selesai berhutbah , maka Bilal membaca qamat . Untuk adzan pertama adalah
bid`ah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Komentar Ibnu Umar ini
tidak di ketahui kapan dikatakan, apakah ketika khilafah Usman atau ketika Hajaj berkuasa. Tiada refrensinya.
وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنُ بْنُ زَيْدٍ بْنُ أَسْلَمَ : لَمْ يَكُنْ
فِي زَمَانِ النَّبِيّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِلاَّ أَذَانَانِ :
أَذَانٌ حِيْنَ يَجْلِسُ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَأَذَانٌ حِيْنَ تُقَامُ الصَّلاَةُ
. قاَلَ : وَهَذَا اْلأَخِيْرُ شَيْءٌ أَحْدَثَهُ النَّاسُ بَعْدُ
Abd Rahman bin Zaid bin Aslam menyatakan : Di masa Nabi hanya ada dua adzan (
adzan dan qamat ) . Adzan ketika beliau duduk di mimbar dan adzan lagi ketika
qamat .
Beliau berkata : Untuk yang akhir ( adzan pertama ) adalah bid`ah
yang di lakukan oleh manusia . HR Ibnu
Abi Hatim .
Sofyan tsauri berkata :
وَاْلأَذَانُ الَّذِي كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ - صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ أَذَانٌ وَأِقَامَةٌ ،
وَهَذَا اْلأَذَانُ الَّذِي زَادُوْهُ مُحْدَثٌ .
, Abu bakar dan Umar cukupAdzan
di masa Rasulullah dengan adzan dan
qamat . Untuk adzan pertama yang mereka tambahkan adalah bid`ah .
Al albani menyatakan :
وَكَأَنَّهُ لِذَلِكَ كَانَ
عَلِيٌّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ بِالْكُوْفَةِ يَقْتَصِرُ
عَلَى السُّنَّةِ ، وَلاَ يَأْخُذُ بِزِيَادَةِ عُثْمَانَ ؛ كَمَا فِي ((
اْلقُرْطُبِي ))
Seolah karena itu , Ali bin Abu Thalib ra di
Kufah melakukan adzan sesuai dengan sunnah
dan tidak mau melakukan tambahan Usman
sebagaimana dalam kitab al
qurthubi . [3]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tambahan Usman pada adzan ini masih meragukan karena diriwayatkan
oleh seorang sahabat. Bahkan di masa Az
zuhri sebagai perawi tunggal , tiada
orang yang tahu bahwa adzan Jum`at tambahan khalifah Usman ini . Saat itu kira kurang lebih di seratus tahun hijriyah.
Mengapa mereka tidak tahu hal itu, lalu
mengapa kita malah lebih
mengetahuinya dari pada para sahabat.
Az zuhri nama nya adalah sbb:
ــ
محمد بن مسلم بن عبيد الله بن عبد الله بن شهاب بن عبد الله بن الحارث بن
زهرة القرشى الزهرى ، أبو بكر المدنى
Beliau adalah
tingkatan empat setelah pertengahan tabiin. Wafatnya 125 H atau sebelumnya di Syaghab.
6296 Mausuah ruwatil hadis..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Syaghob itu insya Allah
perbatasan Palistina. Jadi aneh penduduk Medinah tidak mengerti penambahan
Usman kepada adzan itu , lalu penduduk dekat Palistina memahaminya.
Ibnu Umar berkata :
وَاْلأَذَانُ اْلأَوَّلُ
بِدْعَةٌ ))
Adzan jumat yang pertama adalah bid`ah
.HR Abu Thahir dalam kitab fawaidnya 229/1-2 .
سنن
أبي داود ت الأرنؤوط (2/ 313)
والآن
يغني عن هذا الأذان مكبرات الصوت.
Al arnauth menyatakan:
Untuk masa sekarang cukup dengan speaker
tanpa adzan pertama lagi. Sunan Abu Dawud 313/2.
Ali al fadhel berkata:
:
القول بأن الأذان الثاني يترك ، وهم بين قائل بأنه إما بدعة وإما أنه خلاف الأولى.
وهؤلاء هم علي بن أبي طالب و ابن عمر وعبد الله بن الزبير-رضي الله عنهم- و الحسن البصري وعطاء والشافعي –رحمهم الله تعالى- وقول بعض الأحناف ، والصنعاني
القول بأن الأذان الثاني يترك ، وهم بين قائل بأنه إما بدعة وإما أنه خلاف الأولى.
وهؤلاء هم علي بن أبي طالب و ابن عمر وعبد الله بن الزبير-رضي الله عنهم- و الحسن البصري وعطاء والشافعي –رحمهم الله تعالى- وقول بعض الأحناف ، والصنعاني
Pendapat yang menyatakan bahwa adzan kedua ( adzan pertama menurut
kita ) ditinggalkan. Ada
yang berkata: Ia bid`ah atau tidak baik. Mereka
ini adalah Ali bin Abi Thalib, ibnu Umar, Abdullah bin Zubair ra , Hasan
al basri , Atha`, Syafii rahimahumullah , pendapat sebagaian ulama Hanafi dan Shon`ani.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Memang ada pula riwayat Bukhari tentang
penambahan Usman terhadap adzan jumat yaitu adzan pertama, namun banyak
kalangan ulama yang menyatakan bid`ah dan hanya
dari satu jalur yaitu Assa`ib bin Yazid dan tiada sahabat lain yang meriwayatkannya dan ini
termasuk riwayat yang nyeleneh tiada sahabat lain yang mendukungnya . Dan ini tanda kelemahannya .
Ibnu hajar menyatakan :
فِيْهِ نَظَرٌ فَإِنَّ
الْخَلِيْلِي لَمْ يَحْكُمْ لَهُ بِالصِّحَّةِ ، بَلْ صَرَّحَ بِأَنَّهُ
يَتَوَقَّفُ فِيْهِ وَلاَ يَحْتَجُ بِهِ وَاللهُ أَعْلَمُ .
Hadis yang nyeleneh itu oleh Imam Kholili
tidak di nyatakan sahih , tapi beliau menyatakan masih no commend dan tidak boleh di buat pegangan , Wallahu a`lam . [4]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis tentang penambahan Usman pada adzan jumat adalah nyeleneh dan
hanya dari sahabat Assaib dan tiada
sahabat lain yang meriwayatkannya .
Marilah kita kembali kepada pernyataan pakar
hadis yang dulu sbb:
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به
الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ
العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan hadis.( tafarrud )
1. Ulama hadis dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci terhadap terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh ) dan hadis yang di riwayatkan oleh seorang perawi , lalu di anggap sebagai hadis yang terjelek sebagaimana di katakan oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu terjelek adalah yang gharib dan ilmu yang terbaik adalah yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ).
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah di Emirat menyatakan :
وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ
أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ
Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar
riwayatnya tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan
kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1
Ibn Qayyim al jauzi menyatakan:
وقد تفرد الزهري بنحو ستين سنة لن يروها
غيره وعملت بها الأمة ولم يردوها بتفرده
“ Az-Zuhriy telah bersendirian dalam meriwayatkan hadist sekitar enampuluhan dan seluruh ummat telah mengamalkannya dan tidak ada yang menolaknya.” Ighotsatul lahfan 256
“ Az-Zuhriy telah bersendirian dalam meriwayatkan hadist sekitar enampuluhan dan seluruh ummat telah mengamalkannya dan tidak ada yang menolaknya.” Ighotsatul lahfan 256
Saya
jawab:
Itu masih sekedar pendapat mungkin
benar, mungkin salah dan perlu di kaji
ulang. Apalagi dalam masalah penambahan
Usman kepada adzan ini adalah bertentangan dengan perbuatan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, khalifah
Abu bakar , Umar dan khalifah Ali Suatu hal yang aneh, masalah adzan Jumat ini
tidak diketahui oleh mayoritas sahabat, tapi hanya satu orang. Ini kejanggalan
yang bikin kurang valid datanya. Jadi data ini rapuh tak layak dibuat pegangan,
tapi lepaskan saja dan ambillan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam yang sahih.
Dan penambahan
ini yang konon dari sahabat Usman
adalah bid`ah yang tertolak sebagaimana
hadis yang muttafaq alaih sbb:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ
رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang siapa yang
bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya
maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan