DINews | Anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Mustofa B Nahrawardaya mengungkapkan bahwa informasi yang berkembang di Indonesia seputar Islamic State (IS) atau Islamic State Iraq and Syam (ISIS) hingga kini masih misterius.
Media mainstream sekuler yang ada di Indonesia dan di dunia yang akhir-akhir ini gencar memberitakan tentang sepak terjang ISIS/IS hingga kini juga belum bisa berhasil mendapatkan berita dari sumbernya secara langsung di Iraq dan Suriah yang menjadi basis ISIS/IS.
“Kalau mereka itu ahli, siapa yang bisa menemui (pemimpin ISIS/IS –red) Abu Bakar Al Baghdadi?,” tanya Mustofa dalam sebuah diskusi di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menteng Raya Jakarta, pada Jum’at (10/4/2015) malam.
“Tidak ada media di seluruh dunia yang bisa mewancarai beliau untuk menanyakan betulkah yang memenggal itu anak buahnya, betulkah yang melempar orang dari atas gedung itu anggota ISIS, betulkah yang memperkosa wanita itu ISIS nya anda, betulkah yang menculik anak-anak gadis itu ISIS?,” ungkapnya.
Dan selama ini, lanjut Mustofa, masyarakat dan khususnya umat Islam seolah-olah ‘dipaksa’ untuk mempercayai berbagai informasi yang beredar dan diberitakan oleh media mainstream yang kebanyakan dikuasai oleh kalangan liberal, sekuler dan Syi’ah.
“Tapi alhamdulillah ada media alternatif, salah satunya media Islam yang kemarin diblokir oleh pemerintah,” tandas Mustofa yang juga Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF). Menurutnya, dengan adanya media alternatif dari situs media Islam, maka ada informasi penyeimbang dari media mainstream sekuler.
Selain Mustofa, tokoh lain yang diundang sebagai pemateri dalam diskusi tersebut adalah Direktur Deradikalisasi BNPT Prof DR Irfan Idris, Dirjen Multilateral Kemlu Mr. Hasan Kleib, Pusat Kajian Timteng UI DR M Luthfi Zuhdi, dan pengantar acara disampaikan oleh Ketum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin.
Namun, Irfan Idris yang juga merangkap sebagai Jubir BNPT tidak hadir karena sejumlah alasan. “Tapi Irfan Idris berhalangan hadir,” ujar Mustofa kepada Panjimas.com pada Sabtu (11/4/2015) via pesan singkat. [PM]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan