Pernah belajar di Al-Azhar
University – Gaza
Pernah belajar di: Education
College,The Islamic University of Gaza
Tinggal di Kota Palembang
Dari Gaza · Pindah
ke Brunei, Sabah,
Malaysia
Dia menulis
dalam meanggapi artikel saya Jawabanku
untuk Muhammad Idrus Ramli ke 33 , antara lain sbb:
Istighfar
Rosul itu terus berlanjut berdasarkan hadis riwayat Ibnu Sa’ad dari Bakr bin
Abdillah; Rosul bersabda “Kehidupanku baik untuk kalian, begitu pula wafatku.
Ditampakkan kepadaku amal-amal kalian, kalau kutemukan amal itu baik, aku
memuji Allah, kalau buruk, aku beristighfar memohonkan ampunan untuk
kalian”(hadis Hasan), dengan demikian, yang dituntut dari kita yang hidup
setelah Rosul meninggal adalah memohon ampun kepada Allah dan datang kepada
beliau melalui merujuk kepada sunnah yang beliau tinggalkan.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Syekh Muhammad Nashiruddin Al albani berkata :
ثُمَّ قَالَ الْبَزَّارُ : " لَمْ نَعْرِفْ آخِرَهُ
يَرْوِى عَنْ عَبْدِ اللهِ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ "
قُلْتُ : فَاتِّفَاقُ جَمَاعَةٍ مِنَ الثِّقَاتِ عَلَى رِوَايَةِ
الْحَدِيْثِ عَنْ سُفْيَانَ دُوْنَ آخِرِ الْحَدِيْثِ " حَيَاتِي .... "
، ثُمَّ مُتَابَعَةُ اْلأَعْمَشِ لَهُ عَلَى ذَلِكَ مِمَّا يَدُلُّ عِنْدِي عَلَى
شُذُوْذِ هَذِهِ الزِّيَادَةِ ، ِلَتفَرُّدِ عَبْدِ الْمَجِيْدِ بْنِ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ
بِهَا، لاَسِيَمَا وَ هُوَ مُتَكَلَّمٌ فِيْهِ مِنْ قَبْلِ حِفْظِهِ ، مَعَ أَنَّهُ
مِنْ رِجَالِ مُسْلِمٍ وَ قَدْ وَثَّقَهُ جَمَاعَةٌ وَضَعَّفَهُ آخَرُوْنَ وَ بَيَّنَ
...... ، فَقَالَ الْخَلِيْلِي : " ثِقَةٌ ، لَكِنَّهُ أَخْطَأَ فِي أَحَادِيْثَ
،
وَ قَالَ النَّسَائِي
: " لَيْسَ بِاْلقَوِيِّ ، يُكْتَبُ حَدِيْثُهُ " .
و َقاَلَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ : " رَوَى عَنْ مَالِكٍ
أَحَادِيْثَ أَخْطَأَ فِيْهَا " .
وَقَالَ ابْنُ حِبَّانُ
فِي " الْمَجْرُوْحِيْنَ " ( 2 / 152 ) : " مُنْكَرُ
الْحَدِيْثِ جِدًّا ، يُقَلِّبُ اْلأَخْبَارَ ، وَ يَرْوِي
الْمَنَاكِيْرَ عَنِ الْمَشَاهِيْرِ ، فَاسْتَحَقَّ التَّرْكَ " .
قُلْتُ : وَ لِهَذَا قَالَ فِيْهِ الْحَافِظُ فِي "
التَّقْرِيْبِ : " صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ " . وَ إِذَا عَرَفْتَ مَا تَقَدَّمَ
فَقَوْلُ الْحَافِظِ الْهَيْثَمِي فيِ " الْمَجْمَعِ " ( 6 / 24 ) :
" رَوَاهُ الْبَزَّارُ ، وَ رِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ " . فَهُوَ يُوْهِمُ
أَنَّهُ لَيْسَ فِيْهِ مَنْ هُوَ مُتَكَلَّمٌ فِيْهِ ! وَلَعَلَّ السُّيُوْطِي اِغْتَرَّبِهَذَا
حِيْنَ قَالَ فِي " الْخَصَائِصِ اْلكُبْرَى " ( 2 / 281 ) : " سَنَدُهُ
صَحِيْحٌ " . وَ لِهَذَا فَإِنِّي أَقُوْلُ : إِنَّ الْحَافِظَ اْلعِرَاقِي -
شَيْخَ الْهَيْثَمِي - كَانَ أَدَقَّ فِي التَّعْبِيْرِ عَنْ حَقِيْقَةِ إِسْنَادِ
اْلبَزَّارِ حِيْنَ قَالَ عَنْهُ فِي " تَخْرِيْجِ اْلإِحْيَاءِ " ( 4 /
128 ) : " و َرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ ، إِلاَّ أَنَّ عَبْدَ الْمَجِيْدِ
بْنَ أَبِي رَوَادٍ وَ إِنْ أَخْرَجَ لَهُ مُسْلِمٌ ، وَوَثَّقَهُ ابْنُ مَعِيْنٍ
وَ النَّسَائِي ، فَقَدْ ضَعَّفَهُ بَعْضُهُمْ " .
قُلْتُ : وَأَمَّا
قَوْلُهُ هُوَ أَوِ ابْنُهُ فِي " طَرْحِ التَّثْرِيْبِ فِي شَرْحِ التَّقْرِيْبِ
" ( 3 / 297 ) : " إِسْنَادُهُ جَيِّدٌ " . فَهُوَ غَيْرُ جَيِّدٍ
عِنْدِي ، وَكَانَ يَكُوْنُ ذَلِكَ لَوْلاَ مُخَالَفَةُ عَبْدِ الْمَجِيْدِ لِلثِّقَاتِ
عَلَى مَا سَبَقَ بَيَانُهُ ، فَهِيَ عِلَّةُ الْحَدِيْثِ ، وَ إِنْ كُنْتُ لَمْ أَجِدْ
مَنْ نَبَّهَ عَلَيْهَا ، أَوْ لَفَتَ النَّظَرَ إِلَيْهَا ، إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ
الْحَافِظُ بْنُ كَثِيْرٍ فِي كَلِمَتِهِ الَّتِي نَقَلْتُهَا عَنْ كِتَابِهِ
" الْبِدَايَة " ، وَاللهُ أَعْلَم
طرح التثريب - (ج 4 / ص 308)
Syekh Muhammad Nashioruddin al albani menyatakan :
………………. Al Bazzar berkata : Kami tidak mengetahui
kalimat terahir ya`ni :حَيَاَتِيِ............. dari Abdillah
kecuali dari jalur ini .
Aku ( Al bani ) berkata : Golongan ahli hadis telah sepakat hadis tsb
dari Sofyan bukan ahir hadis yaitu : حَيَاَتِيِ.............
, lalu ada dukungan dari riwayat Al a`masy tentang hal tsb menunjukkan
tanda tambahan حَيَاَتِيِ.............
(“Kehidupanku baik untuk kalian, begitu pula wafatku.
Ditampakkan kepadaku amal-amal kalian, kalau kutemukan amal itu baik, aku
memuji Allah, kalau buruk, aku beristighfar memohonkan ampunan untuk kalian” )
Adalah syadz, sebab hanya Abd Majid bin Abd Aziz yang meriwayatkannya
secara sendirian . Apalagi dia masih di
perbencangkan tentang hapalannya ,
sekalipun beliau termasuk perawi muslim . Sebagian golongan ahli hadis menyatakan beliau
terpercaya ,juga sebagian lainnya melemahkannya
dengan keterangan …………..
Al Kholili berkata : Dia perawi terpercaya , tapi
keliru dalam beberapa hadis .
Imam Nasai menyatakan : Abd Majid tidak kuat , boleh ditulis hadisnya .
Ibnu Abdil bar berkata : Abd Majid meriwayatkan beberapa hadis dari
Imam Malik , yang keliru .
Ibnu Hibban menyatakan
dalam bukunya : Al Majruhin : Dia
sangat mungkar hadisnya , suka memutar balikkan
hadis , meriwayatkan hadis – hadis mungkar dari perawi – perawi yang
masyhur Jadi layak di tinggalkan .
Karena itu , Al Hafizh berkata dalam kitab Taqrib : Dia perawi yang suka
berkata benar tapi keliru .
Bila kamu telah mengetahui keterangan yang lalu maka
perkataan Al hafizh Al Haitsami dalam
kitab al majma` 24/6 . HR Al Bazzar , dan perawi – perawinya
adalah perawi sahih Bukhari , memberikan arti seolah tiada perawi yang di
perbencangkan . Barang kali Imam Suyuthi terpedaya dengan keterangan itu ketika beliau berkata dalam kitab
al khoshoishul kubra 281/ 2 , sanadnya sahih .
Karena itu ,
saya katakan : Sesungguhnya al hafizh al Iraqi – guru Al Haitsami lebih
cerdik dalam memilih kata – kata tentang sanad al Bazzar , beliau berkata dalam
Takhrij Ihya` 128/4 – perawi perawinya adalah perawi sahih Bukhari kecuali Ab d Majid bin Abu Rawad , sekalipun Imam Muslim
menjadikannya sebagai perawi. Dia di
nyatakan terpercaya oleh Ibnu Ma`in dan Nasa`I
, tapi di lemahkan oleh sebagian
ulama
Adapun perkataan
dia dan anaknya dalam kitab
Tharhut tasrib fii syarhit taqrib
297/3 sanadnya jayyid , maka sanad tsb tidak jayyid
menurutku . Memang begitu bila
Abd Majid tidak menyelisihi
dengan perawi – perawi terpercaya sebagaimana
keterangan yang lalu . Dan ini
illat hadis . Aku sendiri tidak menjumpai
orang yang mengingatkannya hanya dari kalimat Ibnu Katsir dalam
kalimatnya yang telah kami kutip dari kitabnya Al Bidayah . Wallahu a`lam [1]
Saya katakan : Hadis tsb lemah [2]
Abd Majid bin Abd Aziz bin Abu Rawad Al azdy – Abu Abd
Hamid Al makki , wafat 206 H . Ibnu hajar berkomentar :
صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ وَ كاَنَ مُرْجِئًا
أَفْرَطَ ابْنُ حِبَّانَ فَقَالَ : مَتْرُوكٌ
Dia perawi yang
suka berkata benar , murji`ah . Ibnu Hibban melampaui batas lalu berkata : Dia
ditinggalkan oleh ulama .
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الذَّهَبـِي : قَالَ أَحْمَدُ : ثِقَةٌ
يَغْلُو فِى اْلإِرْجَاءِ ، وَ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ : لَيْسَ بِالْقَوِى
وَ قَالَ الْعُقَيْلِى : ضَعَّفَهُ مُحّمَّدٌ بْنُ يَحْيَى
.
وَقَالَ أَبُو أَحْمَدَ الْحَاكِمُ : لَيْسَ بِالْمَتِيْنِ
عِنْدَهُمْ .
وَ قَالَ ابْنُ سَعْدٍ : كَانَ كَثِيْرَ الْحَدِيْثِ ، مُرْجِئًا
، ضَعِيْفًا
وَ قَالَ السَّاجِى : رَوَى عَنْ مَالِكٍ حَدِيْثًا مُنْكَرًا
Martabat Abd Majid bin Abd Aziz menurut Adz dzahabi :
Imam Ahmad berkata : Dia perawi terpercaya , yang berlebihan dalam membela murjiah
Abu hatim berkata : Dia tidak kuat .
Al Uqaili berkata : Imam Muhammad bin Yahya
menyatakan dia lemah .
Abu Ahmad Al Hakim berkata : Menurut mereka tidak kuat
Ibnu Sa`d berkata : Dia banyak meriwayatkan hadis ,
murji`ah , lemah .
Assaji berkata : Dia meriwayatkan hadis mungkar dari
Imam Malik . [3]
Ibnu katsir menyatakan
hadis حَيَاَتِيِ.............
adalah mursal ( lemah ) [4]Begitu
juga pengarang kitab al fathul kabir 76/2
Ada perawi lagi bernama Zadzan – guru Abdullah bin
Assa`ib .
Dia suka memursalkan hadis dan condong kepada syi`ah .
Ibnu Hibban berkata : Dia sering keliru dalam menyampaikan hadis [5]
Dengan hadis lemah tersebut Tim Penulis LBM NU cabang Jember
memperbolehkan minta doa kepada Rasulullah SAW sekalipun sudah berbaring
di bawah pusaranya . Lantas kapan para
sahabat, imam madzhab empat minta doa
kepada Rasulullah SAW yang sudah
meninggal dunia . Kita ini ikut
pemikiran yang sederhana . bila ada hadisnya yang sahih , kita harus mengikutinya
dan jangan golongan yang di kedepankan . Akhirnya ajaran golongan salah atau benar dibela.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis yang
di tulis oleh Von
Edison Alouici
itu adalah lemah.
Abu Abd Rahman berkata:
أولا
الحديث ضعيف من جميع طرقه اي لا تصح نسبته ولم تثبت عن النبي صلي الله عليه وسلم
……………….,
pertama hadis tsb dari segala jalur
riwayat adalah lemah, tidak sahih di nisbatkan kpd Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam Dan tidak sahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di
kuburan memintakan ampun terhadap keburukan umatnya yang jumlahnya banyak
sekali, maka berapa kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memintakan
ampun untuk umatnya pada tiap hari dan jamnya. Kalau benar begitu, maka seluruh umat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam akan bersih
dari dosa karena doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mustajab
dan umatnya akan masuk surga semuanya karena dosanya sudah diampun.
Lalu bagaimana dengan ayat yang menyatakan penduduk surga
sedikit sbb:
قَالَ
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
Dia
(iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau
muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai
hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil".[6]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan