Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar
Jabar - Senin, 16 Januari 2012 | 13:25 WIB
Jabar - Senin, 16 Januari 2012 | 13:25 WIB
INILAH.COM, Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengungkapkan sering disambut meriah oleh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah di Jawa Barat. Walaupun mengenakan atribut PDIP, massa tetap menyambut hangat kedatangannya.
"Beberapa waktu lalu saya ke Ujunggenteng. Saya disambut massa PDIP. Mereka mengenakan atribut PDIP warna merah, tetapi tetap disebut 'Hidup Gibernur'. Tak masalah, saya senang saat itu," ujar Heryawan saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) II PDIP Jabar di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung, Senin (16/1/2012).
Heryawan menuturkan, perbedaan partai merupakan hal biasa selama masih berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi Pancasila. Hal itu jangan didiskusikan karena sudah barang final karena sekarang harus memperjuangkan kesejahteraan wong cilik.
"Paling penting kita buktikan partai sebagai agregator, memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, melahirkan kesadaran masyarakat terhadap politik. Siapapun yang menang diantara kita, itulah suara rakyat yang juga suara Tuhan," tegasnya.[ang]
"Beberapa waktu lalu saya ke Ujunggenteng. Saya disambut massa PDIP. Mereka mengenakan atribut PDIP warna merah, tetapi tetap disebut 'Hidup Gibernur'. Tak masalah, saya senang saat itu," ujar Heryawan saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) II PDIP Jabar di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung, Senin (16/1/2012).
Heryawan menuturkan, perbedaan partai merupakan hal biasa selama masih berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi Pancasila. Hal itu jangan didiskusikan karena sudah barang final karena sekarang harus memperjuangkan kesejahteraan wong cilik.
"Paling penting kita buktikan partai sebagai agregator, memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, melahirkan kesadaran masyarakat terhadap politik. Siapapun yang menang diantara kita, itulah suara rakyat yang juga suara Tuhan," tegasnya.[ang]
Judul asli: Heryawan: Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan
Komentarku ( Mahrus ali ):
Suara rakyat sebagai suara Tuhan bukan suara setan. Ini masih perlu di kaji ulang bukan di terima secara langsung tanpa di kaji. Setahu saya, suara orang banyak ini kesesatan yang nyata bukan kebenaran yang samar. Kebanyakan manusia berada di jalan sesat bukan di jalan yang benar dan sedikit sekali bukan banyak sekali di antara mereka yang lurus. Lihat ayat sbb:
قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".al isra` 62
Ayat tsb menyatakan kebanyakan manusia tertipu oleh setan dan sedikit sekali di antara mereka yang selamat yang bisa menang dengan setan.
Baca lagi disini:
06 Jan 2012
05 Jan 2012
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan