Rabu, Januari 25, 2012

Keunikan KH Aqil Siraj.


Rabu, 25 Januari 2012 05:01 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kecelakaan tragis di halte Tugu Tani, Ahad (22/1) kemarin memunculkan kembali wacana tentang dampak negatif narkoba. Pasalnya, pengemudi Xenia yang menabrak 9 warga hingga tewas itu tengah mengkonsumsi narkoba hingga berbuat pelanggaran yang menyebabkan nyawa orang lain melayanag.

SAlah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan pecandu narkoba pantas dihukum mati.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, berpendapat pecandu narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) layak mendapatkan hukuman berat, yaitu mati.

Menurut Kang Said, sapaan akrab Said Aqil Siroj, Islam sudah menetapkan narkoba adalah sesuatu yang bisa merusak tatanan hidup. Kasus kecelakaan di Tugu Tani dinilai menjadi salah satu bukti,  dimana pelakunya diduga mengalami penurunan kesadaran akibat barang haram tersebut.

"Oleh karena itu, NU menyatakan jihad terhadap narkoba. Itu diserukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) di Pondok Gedhe beberapa tahun lalu, yang mana menetapkan narkoba menjadi salah satu perusak tatanan hidup," tegas Kiai Said, dalam keterangannya kepada Republika di Jakarta, Selasa (24/1).

Kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekah, tersebut menambahkan, Al Quran menyebutkan pengguna narkoba yang sudah pada tahap kecanduan layak mendapatkan hukuman mati. Hukuman lain yang juga layak diberikan kepada pecandu narkoba adalah dipotong kedua tangan dan kakinya, serta dimusnahkan dari muka bumi.

"Tapi karena negara kita negara hukum, (untuk hukuman itu) sudah pasti harus melalui proses hukum terlebih dahulu," tambah Kiai Said.

Mengenai masih maraknya peredaran narkoba di Indonesia, yang salah satunya dibuktikan pada kasus kecelakaan maut di Tugu Tani, KiaiSaid menilai akibat masih lemahnya kinerja kepolisian dalam pemberantasannya.

Polisi dinilai sudah menjalankan tugasnya, namun dengan kualitas yang kurang maksimal.

"Di Malaysia polisi sangat ketat, hukumannya juga berat, jadi orang akan berfikir seribu kali untuk mengedarkan narkoba di sana. Di (negara) kita sepertinya masih ada celah untuk bisa memainkannya, sehingga Indonesia yang dulu dikenal hanya jadi transit, sekarang sudah menjadi lokasi peredaran," jelasnya.

Kang Said juga menyampaikan, NU sebagai civil society terbesar  di Indonesia akan terus bekerja dengan instansi resmi, yaitu kepolisian untuk bersama-sama memberantas narkoba. "Semua kita tahu bagaimana dahsyatnya bahaya narkoba. Mari bersama-sama kita berantas," katanya.
Redaktur: Ramdhan Muhaimin
Reporter: Nashih Nashrullah
 Judul asli:

PBNU: Pecandu Narkoba Layak Dihukum Mati


Komentarku ( Mahrus ali ):
 KH. Said Aqil Siroj  di luar kebiasaannya memberikan pernyataan yang cocok dengan al quran. Ini unik bukan biasa bagi KH Said Aqil. Salut untuk Sang kiyai, bukan kontra kepadanya. Apalagi sang Kiyai sepengetahuan saya adalah panutan ahli bid`ah dan sorotan bagi Ahlis sunnah. Kadang pengikut Syi`ah mendukungnya.
 Pernyataan KH Aqil Siraj itu cocok dengan ayat:
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ(33)
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, Maidah  33.


Baca lagi disini:
11 Okt 2011

01 Jun 2011

21 Apr 2011

02 Okt 2011

Veteran: Hukum Mati Koruptor!

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. ya iyalah pa mahrus, islam itu rahmatan lil 'alamiin, Al Qur'an dan sunnah dipahami harus secara benar dan yang pali tahu dan benar memahami Al Qur'an dan Sunnah adalah Allah Swt dan Rasulnya, kalau manusia biasa ada kekurangan, mudah-mudah an kita bisa saling menghargai, demi persatuan umat islam sedunia, Allah Akabar!

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan