langit malam mengatakan...
Begini, Ulama madzhab empat seperti Imam Syafi'i itu juga ahli hadits dan kebanyakan ulama Indonesia juga mengikuti madzhab beliau Lalu knp msh dianggap ahli bid'ah????? Padahal Ulama2 di Indonesia selalu menjadikan literatur kitab2 syafi'iyyah sebagai rujukan. Apakah ulama sekaliber imam syafi'i itu dianggap ahli bid'ah lalu dari sisi mana bid'ahnya? Padahal beliau juga berijtihad langsung dari qur'an dan hadits. Apakah ijtihad beliau diragukan padahal keilmuan beliau sudah diakui para ulama.Dalam Surah Al Anbiya' dijelaskan:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
bukankah itu mnunjukkan bahwasanya orang yang tidak tahu harus bertanya dan mengikuti kepada orang yang berilmu. masalahnya siapakah orang yang berilmu? apa kriteria orang yang berilmu? sebenarnya kalo bs, saya juga mau ijtihad langsg ke qur'an dan hadits, tp saya takut salah ijtihad krn utk memahami qur'an dan sunnah prlu mnguasai bbrapa cabang ilmu spt bhs arab, nahwu, shorof, badi', ma'ani, bayan, mantiq, dll.
Ulama2 besar spt imam nawawi, imam rofi'i, imam ibnu hajar, imam romli, imam ghozali, imam suyuthi, dll mereka mengakui bahwa diri mereka itu hanya pengikut imam madzhab bukan sebagai mujtahid. Itu mnunjukkan bahwa diri mereka belum sampai tingkatan mujtahid, lalu knp mreka mnjadi pngikut madzhab kalau memang bid'ah?????
Apakah mereka tak mmhami Alqur'an dan sunnah scara mndalam sehingga mereka tdk bs membedakan mana yg ahli bid'ah mn yg tdk ataukah bagaimana????? Apakah orang awam seperti saya ini boleh dan sah berijtihad kpd al qur'an dan hadits dan apakah ijtihad saya akan tetap dibenarkan walaupun berbeda bahkan bertentangan dengan para Ulama tersebut? Kalau memang boleh apakah syarat2 dan ketentuan berijtihad trhdap Alqur'an dan sunnah????? lebih baik mana antara saya ijtihad sendiri atau saya mengikuti hasil ijtihad ulama?
Dan apakah orang spt anda sdah trmasuk orang yang sah dan dprbolehkan untuk ijtihad lgsg kpd qur'an dan hadits? Apakah yang dimaksud bid'ah itu karena tidak ada (tdak tertera / tdak tercantum) di dalam qur'an dan hadits ataukah yang dimaksud bid'ah itu karena tdak berdsar pada qur'an dan hadits(brtindak dan mnntukan ssuatu tanpa mengikuti anjuran kitab dan sunnah)?????
Ini skdar contoh: mnrut ijtihad imam syafi'i niat mnjadi syarat sahnya ibahadah sdangkan mnrut imam hanafi niat hanya mnjadi kesempurnaan saja. Padahal Rasululloh hanya berkata: إنما الأعمال بالنيات tidak menyinggung masalah sah dan kesempurnaan. dan jelas sekali bahwa pendapat dua Ulama ini tidak tercantum dalam qur'an maupun hadits. Apakah pendapat imam syafi'i dan imam hanafi tersebut yang dikategorikan sebagai bid'ah. Padahal pendapat beliau berawal dari ijtihad beliau ysng brdsar pada qur'an dan hadits. itu cuma contoh kecil yang pembahasannya sangat panjang, masih banyak contoh hasil ijtihad para Ulama spt halnya doa orang yang hidup trhdap orang yg sdah mati akan trsampaikan, tawassul kpd orang yg tlah wafat, tentang dunia tasawwuf, dll yang kesemuanya itu berdsar (sesuai) pada qur'an dan hadits walaupun tidak trcantum di dalamnya karena diibaratkan Alqur'an dan sunnah itu sumber mata air dan ijtihad adalah kegiatan mengalirkan air trsebut mlalui aliran2 dan pipa2 agar mudah dimanfaatkan dan dikonsumsi. Dg kt lain qur'an dan sunnah itu baku sedangkan ilmu fiqh, ushul fiqh, qowaid fiqh, tauhid, tasawwuf, dll adalah turunan, hasil dari pengklasifikasian oleh para ulama yang jelas bukan alqur'an dan hadits tapi tetap merujuk dan brdsar pd qur'an dan hadits..... Bagaimana pendapat anda tentang semua ini dan bagaimana anda menyikapinya. Tolong di jawab dengan rinci walaupun dicicil...... Trima Kasih atas krjasamanya, wal 'afwu minkum, Wassalamu'alaikum...........
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Anda menyatakan :
saya juga mau ijtihad langsg ke qur'an dan hadits, tp saya takut salah ijtihad krn utk memahami qur'an dan sunnah prlu mnguasai bbrapa cabang ilmu spt bhs arab, nahwu, shorof, badi', ma'ani, bayan, mantiq, dll.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ijtihad itu tiada dalilnya , jangan berijtihad tapi ittiba`lah . Lihat dalam artikel sbb :
22 Feb 2011
22 Feb 2011
Dan ingatlah bahwa setiap ijtihad ulama, jika benar akan mendapatkan dua pahala. Dan jika mereka keliru, maka kekeliruan mereka dimaafkan sekaligus mereka akan diberi ganjaran satu pahala. (Sebagaimana dalam ...
Anda menyatakan :
Itu mnunjukkan bahwa diri mereka belum sampai tingkatan mujtahid, lalu knp mreka mnjadi pngikut madzhab kalau memang bid'ah?????
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jangan ikut madzhab tapi ittiba`lah , nanti kamu akan jadi ahli bid`ah yang ngaku ahlus sunnah bukan ahlus sunnah yang hakiki sebagaimana realita bukan mereka – reka atas pengikut madzhab Syafiiyah , bahkan banyak bukan sedikit yang terjun ke dunia syirik anti tauhid dan mau keluar , tidak bisa dan ada yang tidak mau di keluarkan .
Baca lagi disini : seluruhnya sudah terjawab:
Bermadzhab
Anda menyatakan :
Kalau memang boleh apakah syarat2 dan ketentuan berijtihad trhdap Alqur'an dan sunnah????? lebih baik mana antara saya ijtihad sendiri atau saya mengikuti hasil ijtihad ulama?
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ittiba`lah , jangan bermadzhab , mana dalilnya ber ijtihad . Mana dalilnya boleh bertaklid.
Anda menyatakan :
Apakah pendapat imam syafi'i dan imam hanafi tersebut yang dikategorikan sebagai bid'ah. Padahal pendapat beliau berawal dari ijtihad beliau ysng brdsar pada qur'an dan hadits. itu cuma contoh kecil yang pembahasannya sangat panjang,
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jangan berpendapat dalam beragama , ia di larang karena termasuk membikin sariat sendiri . Allah berfirman :
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَلَوْلاَ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
Apakah mereka mempunyai sekutu - sekutu selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.[1]
Anda menyatakan :
masih banyak contoh hasil ijtihad para Ulama spt halnya doa orang yang hidup trhdap orang yg sdah mati akan trsampaikan,
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Doa sampai pada orang mati itu ada dalilnya bukan ijtihad dari para ulama . Dalilnya sbb :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.[2]
Anda menyatakan :
tawassul kpd orang yg tlah wafat, tentang dunia tasawwuf, dll yang kesemuanya itu berdsar (sesuai) pada qur'an dan hadits walaupun tidak trcantum di dalamnya karena diibaratkan Alqur'an dan sunnah itu sumber mata air dan ijtihad adalah kegiatan mengalirkan air trsebut mlalui aliran2 dan pipa2 agar mudah dimanfaatkan dan dikonsumsi.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Untuk tawassul dengan mayat , sudah saya bahas dengan lengkap . Bacalah disini :
22 Apr 2011
22 Apr 2011
PostHeaderIcon Kesesatan LBM NU Jember ke empat. Kamis, April 21, 2011 | Diposkan oleh Mantankyainu | Edit Entri. Di tulis oleh H Mahrus ali. Kisah tawassul Imam Malik. Dan bantahannya. KH.Abdullah Syamsul arifin ...
17 Apr 2011
17 Apr 2011
Kesesatan LBM NU jember ke tiga 17 Apr 2011 pertanyaanmu itu seperti orang yang bertanya apa orang ahli fikih , tehnik , ahli komputer , ahli besi , ahli ngelas , ahli lukis itu ? Bila kamu bisa menjawabnya , nanti kamu saya ...
17 Apr 2011
17 Apr 2011
Kesesatan LBM NU jember ke dua. Minggu, April 17, 2011 | Diposkan oleh Mantankyainu | Edit Entri. Di tulis oleh H Mahrus ali. Tim penulis LBM NU Jember menulis : Karena ikut Nabi Isa , maulid di adakan. Tim penulis LBM ...
10 Apr 2011
10 Apr 2011
Kesesatan LBM NU jember ke satu. Sabtu, April 09, 2011 | Diposkan oleh Mantankyainu | Edit Entri. Di tulis oleh H Mahrus ali. Tim penulis LBM NU Jember menyatakan lagi : Allah SWT juga berfirman : وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ ...
Bacalah terus sampai kepada kesesatan LBM NU Jember ke 35 Insya Allah
Anda menyatakan :
Dg kt lain qur'an dan sunnah itu baku sedangkan ilmu fiqh, ushul fiqh, qowaid fiqh, tauhid, tasawwuf, dll adalah turunan, hasil dari pengklasifikasian oleh para ulama yang jelas bukan alqur'an dan hadits tapi tetap merujuk dan brdsar pd qur'an dan hadits..
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Dalam kitab Ushul fiqih , fiqih , tauhid , dan tasawwuf ada yang benar dan banyak juga kekeliruannya .
Artikel Terkait
Pak, yang namanya ittiba' kan butuh pemahaman, untuk memahami butuh berpikir dan itulah yang dimaksud ijtihad (melihat, berpikir, memutuskan). Seperti yang anda lakukan itu juga ijtihad karena anda banyak memutuskan perkara berdasar Qur'an dan Sunnah. Alqur'an dan Sunnah anda jadikan rujukan untuk menanggapi dan mengkritisi fenomena yang ada itu berarti anda berijtihad kepada alqur'an dan hadits. Apa ada cerita bom di qur'an, cerita tentang kyai, tentang tokoh2 ulama, tentang tradisi, dll. Itu kan gag ada dalam qur'an dan sunnah. Lalu anda mengambil dalil dari alqur'an dan sunnah untuk mengkritisi dan menanggapinya itu kan berarti anda ijtihad kpd qur'an dan hadits. Dan perlu anda ketahui ijtihad itu cuma istilah saja karena pada hakikatnya itu sama dg ittiba'..... saya ini pengamat, dan hasil pengamatan saya sampeyan perlu mengkoreksi lagi dalam pemahaman anda tentang ushul fiqh, mantiq, balaghoh, dll karena anda sering menanggapi kata2 / kalimat yang sifatnya majaz dengan dalil tauhid, padahal ini bukan tempatnya..... keindahan bahasa (sastra yang di dalamnya termasuk majaz) jangan ditanggapi dengan dalil tauhid nanti jatuhnya akan syirik. Dalam akhir surah taubah Kanjeng Nabi diberi gelar Ro'uf dan Rohim. Itu termasuk majaz, bukan berarti kanjeng nabi memiliki sifat Ro'fah dan rohmah sprti halnya Alloh. Tapi hakikatnya Alloh yang menjadikan Nabi memiliki sifat tersebut dan sifat Nabi tersebut tidak sama dengan sifat Alloh. Dan lagi ada ayat:حتى يغيروا ما بأنفسهم secara ilmu tauhid (hakikat) tidak ada satupun manusia yang bisa merubah nasibnya, kalimat ini juga termasuk majaz yang artinya Alloh jugalah yang merubah perilaku dan nasib mereka. tapi Alloh mendawuhkan dalam Alqur'an dg bentuk spt itu (majaz) mnunjukkan bahwa kita harus tetap berikhtiar walaupun pada hakikatnya Alloh yang menentukan karena ikhtiar sendiri adalah ibadah dan ini mennjukkan bahwa alqur'an itu mmiliki bahasa yang sangat indah, maka untuk memahaminya mmrlukan ilmu yang bermacam-macam dan sngat dlm. Begitu pula masalah fiqh jangan pakai dalil tauhid seperti tulisan anda di atas, dari dulu sampai sekarang Alloh memang tidak mmiliki sekutu / partner dalam mnntukan dan mmbuat syari'at, memang dari dulu seperti itu. Yang jadi masalah kenapa orang sprt Imam Syafi'i anda anggap menambahi dan membuat syari'at baru, dari sisi mana????? karena sandaran beliau tetap qur'an dan hadits, tapi hasil ijtihad beliau memang bukan qur'an dan memang bukan hadits, tapi termasuk dalam ilmu fikih. Dari dulu spt itu..... saya suka kalau anda kritis tapi tolong pahami dulu masalahnya (dengan ilmu mantiq). Namun di sisi lain yang paling fantastis dan sya kagumi dari seorang spt anda di sini anda mengkoreksi dan menyalahkan kitab2 salaf, dan juga anda berani mengkoreksi status2 hadits, ini brarti anda trmasuk ahli hadits yang hafalan haditsnya ribuan dan mnrut saya anda patut mndapat pnghargaan. Saya juga pengen tertawa sbnarnya kalo ada orang berdebat dengan anda apalagi smpai gontok2an. Apa mereka gag tahu kalo anda inikan sdah mngkoreksi plhan bhkan rtusan kitab, shrusny mrka tahu itu spya mreka dpat lbih arif mnanggapi paparan dari orang spt anda. Untuk orang 2 NU janganlah memakai emosi, jangan suka ribut, dipikir dulu karena sudah kita saksikan bahwa pak ali ini memang sudah mengkrtisi dan mengkoreksi kitab2 para ulama' (kitab kuning)jadi beliau ini sharusnya kita acungi jempol. Inilah hasil pengmatan saya tentang anda..... trima kasih, wal'afwu minkum............
BalasHapusApa bedanya antara istidlal dengan ijtihad ? Anda harus bisa membedakan keduanya.
BalasHapusTerus mana di antara keterangan saya yang kamu anggap keliru , tolong di tunjukkan .
Jazakallahu khaira . Untuk lengkapnya akan saya jawab di blog
Ijtihad itu proses mikir2, mencurahkan pikiran untuk memecahkan suatu masalah atas dasar dalil syar'i, kalau istidlal ya proses pencarian dalil syar'i tsb. Singkatnya seperti itu......
BalasHapusKalau saya ditanya lebih panjang lebar lagi apalagi tentang kekeliruan anda, saya enggan jawab nanti malah ribut2. Wong saya juga punya salah banyak kok. Ddan saya di sini ini hanya sebagai pengamat bukan lawan debat. Anda kan ahli koreksi, dari keterangan saya kan bisa anda koreksi kalau benar ya Al Hamdu Lillah kalau salah ya itu memang faktor manusiawi. Saya kira pengamatan saya tentang anda sudah cukup menambah wawasan saya tentang beranekaragamnya umat Islam. Ada Syi'ah, Mu'tazilah, Murji'ah, Khowarij, Ahlussunnah, yang sekarang ini sudah terpecah-pecah menjadi banyak nama dan golongan. Pesan saya, semelenceng dan sebejat apapun orang, tetap saja orang itu masih pantas dan layak mendapat hidayah dan maghfiroh dari Alloh yang tiada batas, jika Alloh sudah berkehendak maka tiada halangan dan rintangan bagi-Nya untuk melaksanakan kehendak-Nya. Maka, kita orang Islam jangan suka meelecehkan apalagi memusuhi sesama karena amaliahnya atau kepribadiannya yang buruk. Karena bias saja di kemudian hari orang itu mendapat hidayah dan menjadi orang baik bahkan lebih baik dari kita. Sebagai Umat Islam, apapun golongannya apapun latar belakangnya sudah selayaknya kita saling menjaga dan merangkul satu sama lain karena musuh kita (kuffar harby) sudah bersiap menyerang kita kapanpun dan di manapun. Hendaklah kita menjadi orang2 yang pandai berdiplomasi, pandai bersiasat, mengedepankan mashlahat muslimin, bersikap tenang, saling menghargai, selalu waspada, tidak congkak, dan tidak antipati (memperhatikan) kepada yang lain. Karena dengan itulah orang2 akan tertarik dengan Islam dan Islam akan tersebar luas memenuhi jagad ini...... Buat Pak Ali, kalau bisa pesan saya ini anda tulis kembali dan anda sunting, kalau perlu beri dalil2 yang menguatkan. Kemudian cantumkan dalam blog bapak, karena ini akan mengajak kita umat muslim untuk senantiasa waspada terhadap bahaya kaum kuffar harby dan senantiasa menjaga Ukhuwwah Islamiyyah di zaman akhir ini..... Saya mau request kepada bapak, kalau bisa bapak nulis buku kiat2 untuk menghadapi bahaya kafir harby, termasuk didalamnya tipu muslihat dan strategi mereka untuk menghancurkan umat Islam. Dan juga saya request buku yang mengulas rahasia qur'an dan hadits dalam dunia medis, astronomi, sosial, ekonomi, biologi, dll. Yang tentunya akan menyadarkan kaum muslimin agar selalu berpegang pada syariat, sadar akan pentingnya mencintai dan mempelajari Al Qur’an-Hadits dan tidak meninggalkannya.....
Sebagai seorang pengamat sekaligus peneliti, saya kira pertemuan saya dengan anda di dunia maya ini sudah cukup sampai di sini. Sebelumnya saya mohon maaf dan berterima kasih kepada pak Ali karena sudah meluangkan waktunya untuk berdialog dengan saya walaupun cuma sedikit dan sebentar, tapi itu sudah banyak menambah banyak wawasan saya. Semoga pertemuan ini ada manfaatnya dan semoga request saya ini dapat dipenuhi. Dan kalau waktu hidup di dunia ini masih ada, semoga kita dapat bertemu di dunia nyata pada lain kesempatan
BalasHapusWal 'afwu minkum, Wassalamu'alaikum.....
Silahkan berkunjung lagi bila ada waktu semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita.
BalasHapusSalamu`alaikum.... Dalil berijtihad sudah masyhur, di antaranya adalah riwayat ketika Rasulullah shallallahu `Alaihi wasallam mengutus Mu`adz ke Yaman.
BalasHapusقال شعبة حدثني أبو عون عن الحارث بن عمرو عن أناس من أصحاب معاذ " أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لما بعثه إلى اليمن قال كيف تصنع إن عرض لك قضاء ؟ قال أقضي بما في كتاب الله , قال فإن لم يكن في كتاب الله ؟ قال فبسنة رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم , قال فإن لم يكن في سنة رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم ؟ قال أجتهد رأيي لا آلو قال فضرب رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم صدري ثم قال الحمد لله الذي وفق رسول رسول الله لما يرضي رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
lalu apa bedanya antara Ittiba` dan Mengikuti??
Afwan.
Dalam akhir surah taubah Kanjeng Nabi diberi gelar Ro'uf dan Rohim.
BalasHapusItu termasuk majaz, bukan berarti kanjeng nabi memiliki sifat Ro'fah dan rohmah sprti halnya Alloh.
== LHA sudah tahu makna Ro'uf dan Rohim khan ?? perhatikan baik baik mas, itu bukan Ar-ro'uf dan Ar-rohim, kok bisa bisanya dibilang majaz, itu sudah jelas dan dapat dipahami maknanya, kok malah dikaitkan dengan Alloh swt. Jelas jelas penyebutannya bukan Ar-ro'uf dan Ar-rohim
___
Yang jadi masalah kenapa orang sprt Imam Syafi'i anda anggap menambahi dan membuat syari'at baru, dari sisi mana????? karena sandaran beliau tetap qur'an dan hadits, tapi hasil ijtihad beliau memang bukan qur'an dan memang bukan hadits, tapi termasuk dalam ilmu fikih
== HENDAKLAH KITA memiliki adab terhadap sesama mukmin (baca: para ulama), agama ini sampai ke kita dengan bantuan mereka juga (baca: Sanad), begitu juga pemahamannya pun sampai ke kita dengan sanad. Tidak cukup hanya berbekal kemampuan berbahasa arab dan ilmu ushul, lalu menjadikan alasan untuk merendahkan sesama muslim (baca: para ulama). Padahal ilmu ushul diantara yang merangkumkannya awal-awal adalah Imam Syafi'i
Benar kita kembali ke Alquran dan Asunnah, tapi mau gunakan pemahamannya siapa ?
AL JAWAB : yang kita gunakan adalah pemahamannya para sohabat rodiyallohu 'anhu.
Imam Syafi'i-pun menasehati para pengikutnya (baca: para muridnya) agar senantiasa berpegang teguh dengan alquran dan assunnah, dan beliau berpean jika suatu saat pendapat beliau ada yang menyelisihi assunnah, maka tinggalkanlah pendapat Imam Syafi'i (bukan dihina dengan menuduh membuat syariat baru)
Hadis tsb lemah , bacalah disini :
BalasHapusartikel sbb :
MANTAN KYAI NU: Hukum Ijtihad
22 Feb 2011
MANTAN KYAI NU: Demokrasi memperkaya pengurus DPP Partai
26 Mei 2011
Siapapun dan kapanpun yang berpendapat dalam beragama tidak diperkenankan , di larang dan termasuk bikin sariat baru yang tidak di izini oleh Allah tapi di senangi setan tanpa mengurangi penghurmatan para pendahulu atau menghina kepada para generasi mendatang. KIta tidak boleh menyimpan ilmu dan tidak di larang menyampaikan .
BalasHapusJika Seperti itu, berarti Ribuan karya ulama harus dimusnahkan menurut anda karena Ijtihad itu dilarang (menurut anda).....
BalasHapusAneh, para ulama salaf maupun khalaf itu berijtihad, bagaimana anda seorang yang datang dari zaman terlalu Khalaf mengharamkan ijtihad???
Ikutilah yang benar dan buanglah yang keliru . Bacalah al quran dan hadis. mana dalilnya ijtihad?
BalasHapusAdakah perintah mengumpulkan Al-Qur'an???
BalasHapusAdakah perintah pengumpulan dan pembukuan hadis??
Jika ada, silahkan anda tulis....
Dalam Awal surat At-Tahrim, Allah menegur Rasulullah Shallalahu `Alaihi wa Sallam yang mengharamkan Madu demi istri-istrinya, jika ini bukan ijtihad dari beliau, lalu anda bilang ini apa??
Lalu, Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Amru bin `Ash junub pada suatu malam yang dingin, karena beliau takut mudharat dari dingin maka beliau bertayamum dan Shalat bersama para sahabat lainnya. Lalu hal ini dilaporkan kepada Rasulullah, dan beliau beralasan dengan ayat (ولا تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما
Adakah perintah untuk bertayamum ketika dingin? pun ada, yang tertulis di ayat adalah sakit, dalam perjalanan dan tidak ada air... Jika ini bukan ijtihad, lalu apa??
Satu lagi, Transplantasi Ginjal, Kartu Kredit, Operasi Sumbing, Perluasan tempat Sa`yi dan perubahan patok Jumroh. Adakah dalil yang memerintahkan atau melarang semua hal itu?? jika ada, silahkan tulis dan saya akan ikuti pendapat anda... Afwan.
Mana dalilnya bahwa pengumpulan al Quran atau hadis termasuk sariat ? Apakah itu tidak sekedar sarana? Mana dalilnya bila pengumpulan al quran dan hadis itu sariat ? .
BalasHapusMasalah mengharamkan madu itu kekeliruan nabi bukan ijtihad . Tentang amar bin Ash , hadisnya lemah dan saya sudah menelitinya.
Dan lainnya akan saya jawab di blog secara luas . Tunggulah dengan sabar , karena banyak pertanyaan yang belum saya jawab.
Berarti anda tidak bisa membedakan apa itu syari'at dan sarana.... Jika pembukuan Al-Qur'an itu bukan syari'at, kenapa Sayyidina Abu Bakar berkata "Bagaimana aku melakukan hal yang tidak dilakukan oleh Rasulullah???" dan pertanyaan itu juga diulang oleh Zaid bin tsabit... Ana kira antum sudah pernah membaca hadis ini.... antum kan "Kiayi".
BalasHapuslalu, Jika penulisan hadis itu bukan syari'at, kenapa Rasulullah melarang para sahabat untuk menulis hadis beliau pada awal mulanya, dan hanya beberapa orang yang beliau perbolehkan? lalu generasi salaf setelahnya menuliskan hadisnya??
Lalu, Kekeliruan Nabi? itu memang kekeliruan beliau, begitu juga ketika beliau ditegur oleh Allah dengan surat ABASA. Itulah yang ulama Ahlu Sunnah bilang dengan Ijtihad. mungkin memang ada perbedaan pemahaman antara para ulama dengan anda tentang Ijtihad sehingga hal yang telah disepakati oleh mayoritas ulama, lalu antum haramkan.
Oh, Jika hadis amru bin 'ash itu lemah, bolehlah ana tahu dari segi apa lemahnya...
ana akan tunggu jawaban antum, antum mengeluarkan statmen berarti antum juga bertanggung jawab atas apa yang antum tulis, begitu juga ana... semoga Allah memberi kita hidayah.... Amin...
Sudah sejak kecil saya baca hadis pengumpulan al quran itu . Tunjukkan hadisnya dengan bahasa arab dan refrensinya yang melarang menulis hadis , saya cek , sahih atau lemah . Dulu pernah saya baca waktu kecil. Sekarang perlu di teliti. Apakah dengan hadis itu anda bolehkan Ijtihad ?
BalasHapusTentang kekeliruan nabi lalu turun surat abasa lalu di buat landasan ijtihad oleh ulama, mana kitabnya tulis bahasa arabnya ?.
Tunjukkan dalil Ijtihad yang di buat landasan mayoritas ulama dengan rujukan kitab dan bahasa arabnya ? Nanti saya kaji ulang .
Untuk hadis Amar bin ASh , sudah saya katakan , nanti saya bahas di blog .
Afwan, karena nulis di sini sulit, ruangan sempit dan koneksi kurang, maka ana tulis dulu di word lalu ana posting di sini:
BalasHapushttp://kolongjembatanpiramid.blogspot.com/2011/10/hukum-ijtihad-menjawab-tulisan-kiyai.html
Mungkin antum berkenan untuk membacanya...
Tunggu dulu , akan saya tunjukkan kelemahan dalil -dan pendalilan anda , sabarlah .
BalasHapusAkan ana tunggu, Insya Allah....
BalasHapusAna penasaran, sejauh apa pemahaman antum terhadap ijtihad...
Insya Allah.
BalasHapusTulisan 'Insya Allah' anda tergerus oleh kesibukan sehingga anda mungkin lupa . . . Bahkan kematian Gadafi ternyata membuat anda lbih sibuk lagi. . .
BalasHapus