Model AS Sara Bokker: Menjadi Muslim, Aku Bak Terbebas dari Belenggu Perbudakan
Sabtu, 24 September 2011 07:35 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Dari kecil, tak ada cita-cita lain Sara Bokker, seorang model, selain hidup berbalut kemewahan. Itu pula yang mendasarinya memilih tempat tinggal di Florida dan kemuadian South Beach di Miami, hotspot bagi mereka yang mencari kehidupan glamor. Di usia awal 20-an, ia sudah meraih mimpinya: menjadi seorang model dan personal trainer, tinggal di apartemen kelas atas, dan tiap akhir pekan berjemur sepanjang siang di Pantai Miami yang eksotis. "Sungguh sebuah living in style sesungguhnya, seperti yang kuimpikan," katanya.
Hingga kemudian, ia mengenal paham feminisme. Ia berkaca lagi. "Aku merasa aku adalah budak mode. Aku adalah 'sandera' bagi penampilanku sendiri," katanya.
Ia mulai melarikan diri dari dunia glamornya. Ia meninggalkan alkohol dan pestapora yang tak pernah dilewatkannya, dan melarikan diri pada meditasi, menjadi aktivis feminis, dan menekuni apa yang disebutnya 'agama alternatif'. "Namun kusadari kini, itu sebua hanya sebatas 'pembunuh rasa sakit' dan bukan obat yang sesungguhnya," katanya.
Di tengah kebimbangannya, Tragedi 11 september 2001 terjadi. Perang salib baru dikobarkan di seluruh Amerika Serikat, begitu ia menyatakan. Namun bagi Sara, hikmah lain datang: ia jadi mengenal ada agama bernama Islam...dan membuatnya penasaran. Informasi yang didapatkan pertama kali tentang agama ini adalah: wanita terkurung dalam tenda, diikuti oleh umat yang merupakan 'para pemukul istri', harem, dan terorisme. Sesuatu yang sungguh berlawanan dengan paham feminisme yang mulai merasuk dalam dirinya.
Suatu hari, secara iseng ia membuka kitab yang disebutnya sangat kontroversial di Barat; Alquran. Ia terhenyak. "Aku pertama kali tertarik pada gaya dan pendekatan Alquran, dan kemudian tertarik pandangan tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan," katanya. "Aku menemukan Alquran sangat menghujam dalam sanubari, bahkan untuk memahaminya kita tak perlu interpreter atau pendeta."
Ia makin giat mempelajari Islam setelah itu. Ia membeli banyak buku-buku keislaman, atau membacanya di internet. "Hingga satu hari tanpa sadar aku membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim dancberjalan menyusuri jalan yang sama dan lingkungan di mana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dalam celana pendek, bikini, atau pakaian ala Barat lainnya," katanya.
Meskipun orang, lingkungan, dan toko-toko semua sama seperti sebelumnya, namun ia merasa berbeda melihatnya. terutama, saat melihat dirinya. "Bila sebelumnya orang melihatku dengan pandangan bernafsu, bak pemburu melihat mangsanya, dengan busana ini aku tak menemukannya. Tiba-tiba aku merasa rantai yang membelengguku sudah terlepas...dan aku kini bebas!" katanya.
Ia menemukan islam di jantung kehidupan bebas dunia, Amerika, Miami tepatnya. Di kota ini, ia bersyahadat.
"Hari ini aku masih seorang feminis, tapi seorang feminis Muslim, yang menyebut kaum perempuancmemikul tanggung jawab mereka dalam memberikan semua dukungan yang mereka bisa dan menjadi muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka sebagai Muslim sehingga dapat menjadi cahaya untuk seluruh umat manusia," katanya. Satu lagi hal penting yang dilakukannya: menyampaikan pengalamannya pada sesama perempuan yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan seperti dirinya.
Hingga kemudian, ia mengenal paham feminisme. Ia berkaca lagi. "Aku merasa aku adalah budak mode. Aku adalah 'sandera' bagi penampilanku sendiri," katanya.
Ia mulai melarikan diri dari dunia glamornya. Ia meninggalkan alkohol dan pestapora yang tak pernah dilewatkannya, dan melarikan diri pada meditasi, menjadi aktivis feminis, dan menekuni apa yang disebutnya 'agama alternatif'. "Namun kusadari kini, itu sebua hanya sebatas 'pembunuh rasa sakit' dan bukan obat yang sesungguhnya," katanya.
Di tengah kebimbangannya, Tragedi 11 september 2001 terjadi. Perang salib baru dikobarkan di seluruh Amerika Serikat, begitu ia menyatakan. Namun bagi Sara, hikmah lain datang: ia jadi mengenal ada agama bernama Islam...dan membuatnya penasaran. Informasi yang didapatkan pertama kali tentang agama ini adalah: wanita terkurung dalam tenda, diikuti oleh umat yang merupakan 'para pemukul istri', harem, dan terorisme. Sesuatu yang sungguh berlawanan dengan paham feminisme yang mulai merasuk dalam dirinya.
Suatu hari, secara iseng ia membuka kitab yang disebutnya sangat kontroversial di Barat; Alquran. Ia terhenyak. "Aku pertama kali tertarik pada gaya dan pendekatan Alquran, dan kemudian tertarik pandangan tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan," katanya. "Aku menemukan Alquran sangat menghujam dalam sanubari, bahkan untuk memahaminya kita tak perlu interpreter atau pendeta."
Ia makin giat mempelajari Islam setelah itu. Ia membeli banyak buku-buku keislaman, atau membacanya di internet. "Hingga satu hari tanpa sadar aku membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim dancberjalan menyusuri jalan yang sama dan lingkungan di mana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dalam celana pendek, bikini, atau pakaian ala Barat lainnya," katanya.
Meskipun orang, lingkungan, dan toko-toko semua sama seperti sebelumnya, namun ia merasa berbeda melihatnya. terutama, saat melihat dirinya. "Bila sebelumnya orang melihatku dengan pandangan bernafsu, bak pemburu melihat mangsanya, dengan busana ini aku tak menemukannya. Tiba-tiba aku merasa rantai yang membelengguku sudah terlepas...dan aku kini bebas!" katanya.
Ia menemukan islam di jantung kehidupan bebas dunia, Amerika, Miami tepatnya. Di kota ini, ia bersyahadat.
"Hari ini aku masih seorang feminis, tapi seorang feminis Muslim, yang menyebut kaum perempuancmemikul tanggung jawab mereka dalam memberikan semua dukungan yang mereka bisa dan menjadi muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka sebagai Muslim sehingga dapat menjadi cahaya untuk seluruh umat manusia," katanya. Satu lagi hal penting yang dilakukannya: menyampaikan pengalamannya pada sesama perempuan yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan seperti dirinya.
Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: 123muslim
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Masuk Islam bukan murtad dari Islam ternyata membikin seseorang mendapat sesuatu yang membahagiakan bukan menderitakan di banding dengan era sebelumnya yang hanya mendapat kebahagiaan semu , hakikatnya nista ,kebahagiaan lahiriyah belaka sedang batiniyahnya tersiksa amat . Hal ini mirip sekali dengan ayat :
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقاً حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
6.125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya , niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Wanita yang menutupi seluruh tubuhnya baik muka atau kaki itu sudah cocok dengan ajaran quran sekalipun beda dengan ajaran golongan atau lingkungan yang memperbolehkan bagi wanita membuka wajah dan kaki tanpa dalil ,alias untuk mendekat kepada setan dan menjauh dari Allah. Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal orang baik , karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Ibnu Abbas memerintah agar jilbab tersebut juga untuk menutup wajah dan hanya mata satu yang tampak
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka
Baca lagi di sini :
19 Sep 2011
Muslim Prancis merasa burqa menjadi stigma negatif karena dilarang oleh pemerintah. Debat soal burqa ini sudah terjadi sejak 2004. Pemerintah bersikeras, perempuan Prancis dilarang menyembunyikan wajahnya di ...
24 Apr 2011
Bagiku, ini aku tekankan adalah pandangan pribadi-ku, seorang yang berbusana semacam jilbab/burqah ini terkesan mengerikan-menakutkan. Belum lagi impak yang bisa timbul karena kemerdekaan pakai busana ...
26 Sep 2011
Gencar dikatakan bahwa jilbab itu busana khas Arab. Tapi, arus jilbab terus deras mengalir. Berjilbab saat ini tidak seperti di awal 1980-an. Hanya karena berjilbab, cari kerja susah. Kini sudah banyak berubah, ...
24 Apr 2011
Pemuda 25 tahun yang menggunakan burqah (semacam jilbab pajang dan bercadar) dan menyusup ke Majelis Taklim di Masjid As Salam Jl Bendungan Riam, Kota Malang, itu tidak ditahan. Sebab, polisi tidak menemukan unsur yang mengarah pada MANTAN KYAI NU: Mesir larang wanita mengenakan cadar
13 Apr 2011
13 Apr 2011
Hadits ini menunjukkan kebiasaan wanita sahabat keluar rumah memakai jilbab. Dan Rasulullah tidak mengizinkan wanita keluar rumah tanpa jilbab, walaupun dalam perkara yang diperintahkan agama. Maka hal ini ...
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan