Selasa, September 13, 2011

Hadis puasa enam hari Syawal dari Tsauban lemah juga

 

2036- عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ ، عَنْ ثَوْبَانَ ، مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، أَنَّهُ قَالَ:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ ، كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا).

-     وفي رواية : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ، وَسِتًّا مِنْ شَوَّالٍ ، فَقَدْ صَامَ السَّنَةَ.

2036 . dari Abu Asma` al rahabi  daro Tsauban  -  Maula Rasulullah SAW dari  Rasulullah SAW , bahwa beliau bersabda :
Barang siapa  berpuasa enam hari  setelah Idul fitri , maka  sama dengan puasa setahun penuh . ( Barang siapa datang dengan membawa kebajikan maka akan mendapat sepuluh kali  lipatnya ) .
  Dalam suatu riwayat  “ Barang siapa berpuasa Ramadhan   dan enam hari  Syawal , maka  sama dengan puasa setahun .

أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ 5/280(22776) قَالَ : حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ. وَ"الْدَّارِمِيُّ" 1755 قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ.
Diriwayatkan oleh Ahmad, 5 / 280 (22 776) berkata: Bercerita kepada kami Hakam bin Nafi Bercerita kepada kami. Ibnu Ayyasy
 Dan " Darimi "  berkata 1755: Bercerita kepada kami Yahya bin Hassan,  lalu berkata : Bercerita  kepada kami Yahya bin Hamzah.

وَ"ابْنُ مَاجَةَ" 1715 قَالَ : حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ.
Dan "Ibnu Majah," berkata 1715:  Bercerita kepada kami Hisyam bin Ammar , Bercerita kepada kami Baqiyah  Dari Shodaqah bin Khalid

وَ"الْنَّسَائِيُّ" ، فِيْ "الْكُبْرَىَ" 2873 فَالَ : أَخْبَرَنَا الرَّبِيْعُ بْنُ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ. وَفِيْ (2874) قَالَ : أَخْبَرَنَا مَحْمُوْدُ بْنُ خَالِدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ شَابُوْرَ.
Dan " Nasa`I ",  dalam "  Al Kubro  " 2873: berkata : Bercerita kepada kami  Al Rabi` bin Sulaiman , lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Yahya bin Hassan , lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Yahya bin Hamzah.
Pada (2874) Nasa`I  mengatakan: Bercerita kepada kami Khalid bin Mahmud, mengatakan: Bercerita kepada kami  Muhammad  bin Syuaib  bin Syabur.


وَ"ابْنُ خُزَيْمَةَ" 2115 قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ ، وَالْحُسَيْنِ بْنِ نَصْرِ بْنِ الْمُبَارَكِ ، الْمِصْرِيَّانِ ، قَالَا : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ.
Dan " Ibnu  Khuzaymah" 2115 berkata: Bercerita kepada kami Said bin Abdullah bin Abd al-Hakam, dan al-Husain bin Nasr bin al-Mubarak, keduanya  dari Mesir, mereka berkata: bercerita kepada kami Yahya bin Hassan, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Yahya bin Hamzah.

أَرْبَعَتُهُمْ (إِسْمَاعِيْلُ بْنُ عَيَّاشٍ ، وَيَحْيَىَ ، وَصَدَقَةُ ، وَمُحَمَّدُ) عَنْ يَحْيَىَ بْنِ الْحَارِثِ الْذِّمَارِيَّ ، عَنْ أَبِيْ أَسْمَاءَ الْرَّحَبِيِّ ، فَذَكَرَهُ.
Semua empat perawi tersebut (Ismail bin Ayyasy, Yahya,  Shodaqah , dan Muhammad) dari Yahya bin Al-Harits Al  dzimari, dari Abu Asma`  Ar rahabi  lalu menyebut hadis di atas . Lihat dalam kitab al musnad al Jami`

Komentarku ( Mahrus ali )
Ujung – ujungnya  periwayatan sanad tersebut dari Yahya bin Al Harits Adz dzimari  tiada orang lain , dan dia adalah tabiin Junior bukam sahabat , juga bukan tabiin genarsi pertama . Identitasnya  sbb :


ــ يَحْيَىَ بْنِ الْحَارِثِ الذِّمَارِىْ الْغَسَّانِىُّ أَبُوْ عَمْرو وَ يُقَالُ أَبُوْ عُمَرَ الْشَّامِىُّ الْدِّمَشْقِى الْقَارِىءُ ( وَ كَانَ إِمَامَ جَامِعِ دِمَشْقَ )
الْطَّبَقَةُ : 5 : مِنْ صِغَارِ الْتَّابِعِيْنَ
الْوَفَاةُ : 145 هِـ
رَوَىَ لَهُ : دٍ تَ سْ قُ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : ثِقَةٌ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـي : ثِقَةٌ
Yahya ibn al-Harits Al Ghassani Al dzimary Abu Amr dan  di katakanm Abu Umar al-Syami  dari Damaskus  Al qari  (dan dia  adalah Imam  Masjid  Damaskus)
Peringkat : 5: Tabiin yang  junior
Kematian: 145 H
Meriwayatkan  dari padanya  :  Abu Dawud , Tirmidzi , Nasa`I dan Ibn Majah
Rank menurut Ibnu Hajar : terpercaya
Peringkat menurut Dzahabi : Terpercaya

Jadi kelemahan hadis tsb karena tidak di kenal di kalangan sahabat maupun tabiin  sekalipun populer di masa sekarang . Ia hanya di riwayatkan oleh  Yahya bin Al Haris   dari Abu Asma` ar rahabi  dari Tsauban ……..Tiada  sanad lainnya , mengaoa hanya dia yang meriwayatkannya  di segala kitab hadis  yang dari Tsauban .

Murid  Abu Asma`  arrrahabi  sembilan orang  tapi mengapa hanya Yahya bin Al Harits yang meriwayatkan hadis tsb .Lainnya tidak kenal hadis itu .  Lihat murid beliau


رَاشِدُ بْنُ دَاوُدَ الصَّنْعَانِىَّ ( سَ )
رَبِيْعَةَ بْنُ يَزِيْدَ الْقَصِيرُ
شَدَّادٌ أَبُوْ عَمَّارٍ ( مَ دَ تْ سَ قَ )
صَالِحٌ بْنُ جُبَيْرٍ
مَكْحُوْلٌ الْشَّامِى ( دِ فَقَ )
يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِىْ ( سَ قَ )
أَبُوْ الْأَشْعَثِ الصَّنْعَانِى ( بِخٍ مَ تَ سِ )
أَبُوْ سَلَامِ الْأَسْوَدِ ( مَ سَ )
أَبُوْ قِلَابَةَ الْجَرْمِى ( مَ دَ تْ سَ قَ ) .
Rashid Bin Dawood San'aani
Rabia Bin Yazid bin Al Qashir
Syaddad Abu Ammar
Saleh Bin Jabir
Makhul yhami
Yahya ibn al-Harits Al dzimary
Abu  Al asy`ats  San'aani
Abu Salam al aswad
Abu Qilabah al jarmi .[1]

Jadi terjadi tafarrud – atau perawi yang ganjil dalam meriwayatkan hadis . Dan ini termasuk cacat dalam suatu sanad .
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah  di Emirat menyatakan :

وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ
 Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya  tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1

Imam Syafi`I pernah menyatakan :
إِنَّهُ تَفَرُّدُ الثِّقَةِ بِمُخَالَفَةِ مَنْ هُوَ أَرْجَحُ مِنْهُ
Syadz adalah seorang perawi hadis meriwayatkan secara sendirian dengan bertentangan dengan perawi yang lebih rajih.  Nukat karya Ibnu Hajar 69/1

 Jadi hadis tsb  syadz .

Menurut sanad Ibnu Khuzaimah sbb :

وَ"ابْنُ خُزَيْمَةَ" 2115 قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ ، وَالْحُسَيْنِ بْنِ نَصْرِ بْنِ الْمُبَارَكِ ، الْمِصْرِيَّانِ ، قَالَا : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ.
Dan " Ibnu  Khuzaymah" 2115 berkata: Bercerita kepada kami Said bin Abdullah bin Abd al-Hakam, dan al-Husain bin Nasr bin al-Mubarak, keduanya  dari Mesir, mereka berkata: bercerita kepada kami Yahya bin Hassan, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Yahya bin Hamzah.
Komentarku ( Mahrus ali )
  Al Husain bin Nashar ini tidak di kenal identitasnya dalam dua kitab Tahdzib Ibn Hajar dan Dzahabi , dan siapakah dia , tidak di sebutkan . Dan Yahya bin Hassan punya murid bernama Al Husain tidak di kenal .
 Sepengetahuan saya , Al Husain bin Nashar bin Al Mubarak adalah perawi yang majhul I tidak di kenal ) , hadis puasa  enam hari pada bulan Syawal menurut riwayat Ibn Khuzaimah adalah palsu


وَ"الْنَّسَائِيُّ" ، فِيْ "الْكُبْرَىَ" 2873 فَالَ : أَخْبَرَنَا الرَّبِيْعُ بْنُ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ. وَفِيْ (2874) قَالَ : أَخْبَرَنَا مَحْمُوْدُ بْنُ خَالِدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ شَابُوْرَ.
Dan " Nasa`I ",  "  Al Kubro  " 2873: berkata : Bercerita kepada kami  Al Rabi` bin Sulaiman , lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Yahya bin Hassan , lalu berkata : Bercerita  kepada kami Yahya bin Hassan  lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Yahya bin Hamzah.
Pada (2874) Nasa`I  mengatakan: Bercerita kepada kami Khalid bin Mahmud, mengatakan: Bercerita kepada kami  Muhammad  bin Syuaib  bin Syabur.

Komentarku ( Mahrus ali )
Sanad Nasa`I ini sahih .

Sanad Ibn Majah  sbb :
وَ"ابْنُ مَاجَةَ" 1715 قَالَ : حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ.
Dan "Ibnu Majah," berkata 1715:  Hisyam bin Ammar i, Bercerita kepada kami Baqiyah  Dari Shodaqah bin Khalid

Komentarku ( Mahrus ali )
Shodaqah bin Khalid tidak di kenal punya murid  bernama Baqiyah . Dan Identitas Baqiyah  sbb :
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : صَدُوْقٌ كَثِيْرُ الْتَّدْلِيْسِ عَنْ الْضُّعَفَاءِ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـي : الْحَافِظُ ، وَثَّقَهُ الْجُمْهُوْرُ فِيْمَا سَمِعَهُ مِنْ الْثِّقَاتِ ، وَ قَالَ الْنَّسَائِىُّ : إِذَا قَالَ : حَدَّثَنَا وَ أَخْبَرَنَا فَهُوَ ثِقَةٌ
Rank menurut Ibn Hajar : Dia ( Baqiyah ) perawi jujur , sering menyelinapkan perawi lemah dari  perawi – perawi lemah
Rank menurut  Dzahabi  : Dia hafidh , di percaya kebanyakan ulama  tentang hadis yang  di dengarnya dari perawi – perawi terpercaya .
Nasa`I  berkata : Bila dia berkata : Haddatsana  dan akhbarona , maka  bisa di percaya.

Komentarku ( Mahrus ali )
  Perawi yang suka tadlis , itu telah membikin cacat untuk dirinya dan hadis yang di riwayatkannya .
Suyuthi berkata :
ضَعْفًا لِسُوءِالحِفْظِ أَوْإِرْسَالٍ اْوْ ... ... تَدْلِيسٍ اْوْ جَهَالَةٍ إِذَا رَأَوْا
Hadis dhoif itu di karenakan perawi jelek hapalannya , mursal atau tadlis ( menyelinapkan perawi lemah ) atau perawi tidak di kenal . Al fiyatus suyuthi 5/1
Sanad Ibn Majah kali ini lemah karena ada  perawi yang suka tadlis .

Menurut riwayat Ahmad sanadnya  sbb :

أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ 5/280(22776) قَالَ : حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ. وَ"الْدَّارِمِيُّ" 1755 قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَسَّانَ ، حَدَّثَنَا يَحْيَىَ بْنُ حَمْزَةَ.
Diriwayatkan oleh Ahmad, 5 / 280 (22 776) berkata: Bercerita kepada kami Hakam bin Nafi Bercerita kepada kami. Ibnu Ayyasy
 Dan " Darimi "  berkata 1755: Bercerita kepada kami Yahya bin Hassan,  lalu berkata : Bercerita  kepada kami Yahya bin Hamzah.

Identitas Hakam bin Nafi`tidak di cantumkan  oleh Dzahabi dalam  kitab tahdzibnya . Jadi menurut beliau masih belum jelas .

Hadis puasa enam hari di bulan Syawal yang dari Tsauban ini lemah karena nyeleneh , sanadnya juga nyeleneh . Ya`ni hadis itu  tidak di kenal di kalangan penduduk Medinah .
Perawi – perawinya  bukan orang Medinah . Lihat :

Tsauban sahabat Nabi .
Abu Asma` ar rahabi  orang Damaskus
Yahya  bin Al Harits  juga  Damaskus , syam ( Suria ) .


  Jadi ujung – ujungnya  hadis tsb dari Suria bukan Medinah atau Mekkah . Karena perawi yang secara  sendirian meriwayatkannya adalah  Yahya binAl Haris  yang bukan orang Medinah  tapi Suria . Mestinya bila hadids itu benar , maka  penduduk Medinah lebih tahu lebih dulu . Anehnya mereka tidak kenal dan  tidak menjalankan puasa enam hari .
Bacalah lagi disini : 
01 Sep 2011
01 Sep 2011
Dan puasa ini juga sebagai pembuktian apakah kita mendapatkan jenjang ketakwaan yang mejadi target dari puasa ramadhan ataukah tidak. Dimana di antara ciri wali-wali Allah -yang tidak lain adalah orang-orang yang ...
26 Agt 2011
26 Agt 2011
Bab ayat : وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ bagi orang – orang yang kuat puasa membayar fidyah Ibnu Umar bin Al Khotthob dan Salmah bin Alakwa` berkata : Telah di mansukh oleh ayat :
18 Agt 2011
Lihat dalam hadis tsb , Imam Muslim tidak mencantumkan puasa pada hari Kamis karena di anggap keliru . Pada hal dalam riwayat Abu Dawud puasa hari kamis itu di cantumkan . Ini tanda bahwa tambahan itu masih perlu ...




[1] Mausuah ruwatil hadis 5109 .
Artikel Terkait

14 komentar:

  1. Tks ustad, klu saya tidak salah baca ustad tulis sanad dari nasa'i shahih ustad

    BalasHapus
  2. http://abiubaidah.com/hadits-puasasyawal.html/

    BalasHapus
  3. Ya, benar dari segi sanad riwayat Nasa`i sahih , tiada cacatnya tapi , tapi tetap ujung - ujungnya dari seorang perawi tadi yaitu Yahya bin Al harits adz dzimari , dan hadis tsb tidak populer di kalangan sahabat dan tabiin.

    BalasHapus
  4. Baiklah ustad, dari segi sanad dari nasa`i hadis ini sahih, menurut ibnu hajar dan zahabi perawi yahya ini tepercaya, saya kurang paham maksud hadis ini tidak populer dikalangan sahabat dan tabiin, mohon penjelasannya ustad. Trus saya baca lagi hadis ini syad yg menurut tulisan diatas adalah bertentangan dgn perawi lain yg lebih rajih, boleh tau bertentangan dgn perawi yg mana ustad. Mohon pencerahannya ustad

    BalasHapus
  5. Untuk meraih mimpi apa yang ada di blog
    akan di jawab, tunggu dulu . butuh waktu mengkajinya

    BalasHapus
  6. Hadis tsb di riwayatkan oleh Yahya bin Al haris secara sendirian - ribuan perawi tidak meriwayatkannya , hanya dia yang meriwayatkan nya dengan redaksi seperti itu . Imam Nasai , Ibn Huzaimah , Ahmad , dan Ibnu majah meriwayatkannya melalui jalur dia seorang diri - tiada jalur lainnya. Dia tabiin junior . ribuan tabiin tidak tahu hadis tsb kecuali dia . Karena itu , saya katakan , hadis itu tidak populer di kalangan tabiin dimanapun kecuali Yahya bin Al haris di Suria. Tabiin di Medinah tidak kenal sama sekali . Lantas dia dari Abu ASma` yang sendirian pula meriwayatkannya dari Tsauban yang sendirian . Tiada sahabat lain yang meriwayatkannya dengan redaksi seperti itu . Karena itu di katakan , hadis itu tidak populer di kalangan sahabat
    . Baca kembali ini :
    "Semua empat perawi tersebut (Ismail bin Ayyasy, Yahya, Shodaqah , dan Muhammad) dari Yahya bin Al-Harits Al dzimari, dari Abu Asma` Ar rahabi lalu menyebut hadis di atas . Lihat dalam kitab al musnad al Jami`

    Maksud bertentangan dengan perawi lain adalah bertentangan dengan ribuan tabiin dan sahabat yang tidak meriwayatkannya dan tidak kenal padanya .

    BalasHapus
  7. Jadi dalam ilmu hadist sanad yg shahih belum dapat menjadikan suatu hadist menjadi shahih y ustad, apakah hadis tersebut langsung di anggap dhaif?.
    Saya pernah baca tentang klasifikasi hadis ustad
    HADIETS SHAHIEH itu, dipakai sebagai pokok untuk menetapkan hukum-hukum bagi masalah-masalah Agama. Hadiets-hadits yang masuk bagian Shahieh ini, adalah bertingkat :
    1, Hadiets Mutawatir, yaitu satu Hadiets yang diriwayatkan oleh orang banyak dari Nabi s.a.w., lalu disampaikan kepada orang banyak pula ; demikian seterusnya sampai tercatat dalam kitab-kitab dimasa belakangan ini. Syarathnya : orang-orang, banyak itu sejumlah yang mustahiel pada 'adat, bahwa mereka itu sepakat mengada-adakan sabda yang dikatakan dari Nabi s.a.w. itu.

    2. Hadiets Shahieh Li-dzatihi, yaitu Hadiets yang shah secara sanadnya, bukan karena dibantu oleh yang lain.

    3. Hadiets Shahieh Li-ghairihi, yaitu Hadiets yang derajatnya dibawah sedikit dari Hadiets yang Shahieh, lalu dibantu dengan Hadiets yang seumpamanya atau dengan cara lain.

    4. Hadiets Hasan Li-dzatihi, yaitu Hadits shah, tetapi derajatnya dibawah sedikit dari Hadiets Shahieh (karena diantara rawi-rawinya ada rawi yang hafalannya sekali dua kali terganggu).

    5, Hadiets Hasan Li-ghairihi, yaitu Hadiets yang lemahnya agak ringan, lalu dibantu atau dikuatkan dengan yang seumpamanya atau dengan jalan-jalan lain yang dapat diterima.

    Mohon tanggapan ustad tentang pengelompokan hadis seperti yg saya tulis di atas. Krn klu menurut saya yg awam ini hadist nasa'i seperti penjelasan ustad diatas dapat dikategorikan masuk ke nomor 2 yg saya tulis.

    BalasHapus
  8. Untuk dian, sudah di jawab di blog dengan judul " Rasul dan istri - istrinya tidak pernah berpuasa enam hari Syawal

    BalasHapus
  9. Mohon dijelaskan kedududkan hadits ini:
    Diriwayatkan dari ibnu abas ra.; sesungguhnya pada hari kiamat akan d datangkan neraka jahanam yg sekelilingnya d penuhi oleh malaikat sbanyak 70 rb baris.setiap baris jumlah'a lbih bnyak dari jin n' manusia.Para malaikat itu menarik neraka jahanam dg kendalinya neraka jahanam mempunyai empat kaki yg jarak satu kaki dg kaki yg lain adalah perjalanan 1000 tahun. Dia juga memiliki 30 kepala,setiap kepala terdapat 30.000 mulut,dan setiap mulut terdapat 30.000 graham,setiap gigi graham besar'a sama dg gunung uhud.setiap mulut mempunyai 2bibir, dan setiap bibir besar'a adalah seperti luas'a dunia. Dan d dalam bibir'a terdapat rantai dari besi,setiap satu rantai terdapat 70.000 mata rantai,setiap mata rantai d pegangi oleh malaikat yg tidak terhitung banyaknya.

    BalasHapus
  10. Saya telah mencarinya di seluruh kitab hadis , ternyata saya tidak menjumpainya . Hadis tsb jelas palsunya dan saya baru tahu sekarang

    BalasHapus
  11. Ustad..itu katanya diriwayatkan oleh An Nasai dan berada di kitab al mujtaba. mohon penjelasan

    BalasHapus
  12. Saya tidak menjumpainya.Suruh tunjukkan arabnya , lalu masukkan ke ruang komentar ini hingga mudah di cari.

    BalasHapus
  13. ust mantankyai NU, trz trang scara umum saya suka karya ilmiah bapak, tapi ada sebgian bahasan yang saya garis bawahi, bhwa bpak harus lbh belajar lgi bgaimana mnyikapi perbedaan antara ulama dan bidah.
    sikapilah ijtihad ulama dngan bijak lalu ajak masyarakat kpada petunjuk nabi shahih.

    Marrotan ukhroo, rifqon yaa ahlas sunnah.

    dan ketahuilah bhwa org mlakukan bidah bisa jdi krna kjahilannya, jnga jauhkan merka dari rahmat allah tapi teruslah berdoa untuk mreka gar dpt kan kbenarannya,

    basyiru walaa tunaffiruu yaa ustadz....

    BalasHapus
  14. Orang yang melakukan kebid`ahan atau perbuatan dosa karena tidak mengerti tetap berdosa. Lihat ayat sbb:
    ayat 35- 36 Mursalat.
    Ijtihad menurut kami tidak diperbolehkan.klik disini:
    http://mantankyainu.blogspot.com/2011/02/hukum-ijtihad.html

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan