Kamis, September 01, 2011

Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al-Karim


December 27th 2009 by Abu Muawiah


Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al-Karim
http://al-atsariyyah.com/cara-termudah-menghafal-al-quran-al-karim.html

Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.
Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.
JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.
BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.
Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.
APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:

نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ

“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Maksudnya:
-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”
فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.
BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]
Komentarku ( Mahrus ali )
Ada metode lagi agar hapalan al quran kokoh tertanam dalam hati sanubari  dan pikiran anda , tidak mudah lenyap atau sulit di ingat.Gunakanlah , jangan  sia –siakan waktu malam untuk salat bukan untuk nonton jaringan setan yaitu sepak bola atau sekedar ngobrol sama teman atau berdiam diri untuk  semedi. Jangan tidur melulu tapi bangkitlah untuk mengambil air wudhu dan usahakan tempat salatmu dari tanah agar kamu bisa mencium ke tanah  bukan ke sajadah atau tikar ketika sujud. Ingatlah firmanNya :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيلاً
Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Ketika tahajjud bukan di luarnya  bacalah surat atau ayat – ayat yang telah anda baca dan hapal , jangan dibiasakan membaca surat – surat pendek , tapi jadikan kebiasaan baca surat – surat panjang  dan tiap hari tambahlah , jangan di kurangi hapalanmu terhadap ayat – ayat Allah bukan menghapal nama – nama  artis atau figur  - figur jaringan setan. Biasanya bacaan yang di gunakan  dalam salat tahajjud bukan  baca waktu siang di luar salat - akan tertanam  di lubuk hati yang dalam dan bisa di ingat  kembali – tidak cepat lenyap dan sulit mengingatnya.
Ingatlah firman Allah dan lupakan ayat – ayat setan sbb :
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
  Usahakan dalam salat wajib atau sunnah dengan membaca surat – surat yang telah kamu hapal , jangan kamu tidak melakukan salat wajib atau  sunat lalu hanya ingin  hapal UU Thaghut  atau nama – nama  figur setan manusia.
    Olahraga pernafasan juga membantu daya ingat dan mencerdaskan. Bila napasmu pendek apalagi kamu berat dalam berbicara , maka  sudah tentu kamu akan sulit bisa hapal al quran dengan lancar. Boleh kamu ikuti tata cara pernapasan  Yoga atau kamu meloncat – loncat pakai tali sepuluh menit waktu pagi dan sepuluh menit waktu sore.
   Bila kamu sulit untuk mengingat ayat , maka daya ingatanmu kurang , artinya aliran darah ke otak berkurang , dan peredaran darahmu kurang lancar , maka usahakan kamu nelakukan membalik tubuh , ya`ni taruhlah kepalamu di bawah dan kakimu di atas sepuluh menit  waktu pagi dan malamnya juga lakukan  seperti itu sepuluh menit . Jalankan dengan rutin tanpa malas , jangan sering libur dan malas.
    Bisa juga kamu terlalu banyak melakukan kemaksiatan , hindarilah maksiat kamu akan mudah mendapat ilmu yang benar bukan ilmu yang tampaknya benar tapi menyesatkan  dan mudah menghapal ayat Allah bukan ayat setan . Bila kamu beromocorah , banyak kemungkaran yang kamu jalan kan , maka sudah tentu kamu hanya dapat ilmu yang menyesatkan dan sulit mengingat hapalan ayat al quran  ,mudah menghapal kemungkaran  dan kejelekan.
Sebetulnya  masih banyak  kiat agar kuat menghapal al quran dan kokoh atau  sulit lenyap hapalanmu . Tapi saya  cukupi sekian dulu .
Saya akan mengkaji hadis dalam artikel tadi  sbb :
 Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:

نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ

“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Ia juga di riwayat kan oleh
Abu Dawud 1392 ,Ibnu Majah 1345
Komentarku ( Mahrus ali )

Sanadnya menurut Ahmad  sbb :
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيُّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَوْسٍ الثَّقَفِيِّ عَنْ جَدِّهِ أَوْسِ بْنِ حُذَيْفَةَ

Bercerita kepada kami  Abdul Rahman bin Mahdi lalu mengatakan , Bercerita kepada kami  Abdullah bin Abdul Rahman Al-tha`ifi dari  Usman Bin Abdullah bin Aus Tsaqafi dari kakeknya Aus bin Hudzaifah.

Ada perawi cacat yaitu :
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيُّ
Abdullah bin Abdul Rahman Al-tha`ifi
Identitasnya :


عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ يَعْلَى بْنِ كَعْبٍ الْطَّائِفِىِّ ، أَبُوْ يَعْلَى الْثَّقَفِىُّ
الْطَّبَقَةُ : 7 : مِنْ كِبَارَ أَتْبَاعِ الْتَّابِعِيْنَ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرَ : صَدُوْقٌ يُخْطِىِءُ وَ يَهِمُ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيِ : قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : لَيْسَ بِقَوِىٍّ
Abdullah bin Abdul Rahman bin Ka'b bin Ya`la at thoifi , Abu Ya`la  Tsaqafi
Rank : 7:  termasuk  pengikut tabiin yang  senior
Peringkat menurut Ibnu Hajar:  Jujur , keliru dalam menghapal dan ngelantur .
Peringkat menurut dzahabi : Kata Abu Hatim:  Dia tidak kuat hapalannya. [1]

Muhammad Fadhil bin Bilal al Ghozal menyatakan dalam
 http://www.akssa.org/vb/showthread.php?t=971
اسْنَادُهُ حَسَنٌ
وَقَالَ أَحْمَدُ شَاكِر فِيْمَا نَقَلَهُ فِيْ –تَهْذِيْبِ الْسُّنَنِ -(2/113) عَنْ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ:أَنَّ ابْنَ مَعِيْنٍ قَالَ : حَدِيْثُهُ عَنِ الْنَّبِيّ - صَلَّى الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِيْ تَحْزِيبِ الْقُرْآَنِ لَيْسَ بِالْقَائِمِ. وَضَعَّـفَهُ الْأَلْبَانِيُّ فِيْ دِفَاعٍ عَنِ الْحَدِيْثِ ، كَمَا فِيْ ضَعِيْفِ ابْنِ مَاجَهْ (283). لَكِنْ حَسَّنَهُ الْحَافِظُ الْعِرَاقِيُّ فِيْ تَخْرِيْجِ الْإِحْيَاءِ (1/276) وَالْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ كَمَا فِي الْفُتُوحَاتِ لِابْنِ عَلاَّنَ (3/229). وَأَوْرَدَهُ الْحَافِظُ ابْنُ كَثِيْرٍ فِيْ تَفْسِيْرِهِ مُحْتَجَّا بِهِ عَلَى أَنَّ الْمُفَصَّلَ يَبْتَدِئُ مِنْ سُوْرَةِ (قَ). وَاحْتَجَّ بِهِ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّه فِيْ حَدِيْثِهِ عَنْ الْتَّحْزِيبِ بِالسُّوَرِ.
Sanadnya  Hasan
Ahmad Syakir berkata sebagaimana  di kutip  di Tahdzibis  Sunan - (2 / 113) dari Ibnu 'Abd al-Barr: Bahwa Ibnu Ma`in berkata , Hadisnya dari  Nabi - saw tentang pengelompokan Quran bukan hadis yang sahih ( lemah )  . Dan Al bani juga melemahkan  dalam kitab Difa` anil hadis seperti dalam kitab  dhoif ibnu Majah  (283). Tapi al Iraki menyatakan  sebagai hadis hasan dalam  kitab Takhrij ihya` (1 / 276) dan Al-Hafiz Ibnu Hajar juga dalam al futuhat  karya Ibn Allan (3 / 229). Dan  Al  Hafiz Ibnu Katsir juga mencantumkan  hadis tsb  dalam  kitab tafsirnya  dengan menyatakan bahwa Al mufasshol  dimulai dari Surat ( Qaf ).  Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah juga berpegangan kepadanya dalam ceramahnya tentang  pengelompokan surat al quran .
Komentarku ( Mahrus ali )
Muhammad Fadhil bin Bilal al Ghozal menyatakan :

Tapi al Iraki menyatakan  sebagai hadis hasan dalam  kitab Takhrij ihya` (1 / 276)
Komentarku ( Mahrus ali )
 Sekalipun di hasan kan oleh Al Iraki , namun masih tetap melalui jalur perawi Abdullah bin Abd rahman yang lemah itu . Di buat hujjah oleh Ibnu Taimiyah tidak ber arti  hadis lemah itu menjadi sahih atau perawi yang jelas sering keliru menjadi perawi yang di percaya.  Hadis itu tidak dikenal di kalangan sahabat , lihat pernyataan Abul mu`athi  sbb :
المسند الجامع - (ج 3 / ص 170)
أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ 4/9(16266) وَ4/343(19230) قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْرَّحْمَانِ بْنُ مَهْدِيٍّ. وَ"أَبُوْ دَاوُدَ" 1393 قَالَ : حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، أَخْبَرَنَا قُرَّانُ بْنُ تَمَّامٍ (حَ) وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ سَعِيْدٍ ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ خَالِدٍ. وَ"ابْنُ مَاجَةَ" 1345 قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا أَبُوْ خَالِدٍ الْأَحْمَرِ.
ثَلَاثَتُهُمْ (ابْنُ مَهْدِيٍّ ، وَقُرَّانُ ، وَأَبُوْ خَالِدٍ) عَنْ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عَبْدِ الْرَّحْمَانِ بْنِ يَعْلَى الْطَّائِفِيُّ ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ أَوْسٍ ، فَذَكَرَهُ.
Diriwayatkan oleh Ahmad, 4 / 9 (16 266) dan 4 / 343 (19 230) lalu berkata: Bercerita  kepada kami Abdul Rahman bin Mahdi. Dan "Abu Dawud" 1393 berkata: Bercerita kepada  kami Musaddad , Bercerita kepada  kami Qurran  Bin Tamam (Pindah sanad ) Bercerita kepada kami  Abdullah Bin Said, lalu mengatakan bercrita kepada kami  Abu Khaled. Dan "Ibnu Majah," berkata 1345: Bercerita kepada kami  Abu Bakar bin Abi Shaybah, Abu Khalid al ahmar bercerita kepada kami .
Ketiga dari mereka (Ibn Mahdi, dan Quran, dan Abu Khalid)  dari Abdullah bin Abdul Rahman bin Ya`la al tha`ifi ,  dari  Utsman bin Abdullah bin Aus, lalu dia menyebutkan…………………. hadis itu.

Komentarku ( Mahrus ali )
Lihat , ternyata hadis tsb hanya dari satu jalur perawi yaitu Abdullah bin Abd rahman yang lemah itu  bukan perawi terpercaya  . Bila ada orang yang mensahihkan atau menghasankan tiada  gunanya . Ada gunanya bagi orang yang tidak mengerti . Pada  hakikatnya  juga dari jalur Abdullah bin Abd rahman yang lemah , tiada jalur lain yang mendukungnya baik sahih atau lemah . Dan Usman bin Abdullah sendiri – gurunya  , juga  masih di perselisihkan kwalitasnya  dalam hapalan .Karena itu , Imam Dzahabti  no comment . 
Bacalah artikel berikut ini  untuk tambah ilmu yang benar : 

10 Apr 2011
10 Apr 2011
Hadis salat untuk menghafal Al Quran dari Dhofer bin Ali Al Hamdani , dari Abu Manshur – Mahmud bin Muhammad bin Ismail Asshorfi dari Ahmad bin Muhammad bin Al Husain dari Sulaiman bin Ahmad Atthobroni dari ...

18 Agt 2011
29 Agt 2011
26 Agt 2011
26 Agt 2011



[1] Mausuah ruwatil hadis 3438

Artikel Terkait

4 komentar:

  1. apakah pak mahrus sudah hafal al qur'an

    BalasHapus
  2. Jawabannya bacalah di artikel ini

    MANTAN KYAI NU: Riwayat hidupku dan al bani
    28 Jul 2011

    BalasHapus
  3. pak saya mau tanya ada temen saya, slalu mendakwai saya, yang saya kurang suka, menurut saya dia baru belajar beberapa tahun dan untuk hapalan hadist, saya kira dia jg baru hapal stelah denger dari ceramah atau mungkin baca buku,
    tp cara berbicaranya sudah seperti ustad yg tau agama sendiri, lalu saya sindir ada orang yg baru bisa 1 atau 2 hads uda seperti ulama, tp dia malah jawab sampaikanlah walau satu ayat, buat saya benar memang benar, cuma sok mengguruinya itu loh pak? menurut bapak bagaimana?

    BalasHapus
  4. Bila cocok dengan quran dan hadis terimalah dengan baik . Bila kamu tolak , dia untung dan kamu rugi .Bila tidak cocok tolaklah dengan cara yang baik , jangan sampai kamu mau di kibuli dan tunjukkan dalilnya dalam al quran .

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan