Hidayatullah.com—Dua
pelajar Muslim peserta pertukaran pelajar di Perham, Minnesota, Amerika
Serikat mengaku diusir dari gereja, setelah mereka mempertanyakan
pembicara tamu yang mengatakan “Islam sama dengan terorisme,” lapor
situs Wday.com Selasa (5/3/2013).
Dua pemuda itu, Fikri Rahmat dari Indonesia dan Elshan Mirzazade asal Azerbaijan yang tinggal dengan keluarga Mary Anderson tertarik untuk menghadiri forum publik Assembly of God setelah mendengar Walid Shoebat menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Di Amerika Serikat, Walid Shoebat dikenal luas sebagai mantan Muslim yang murtad menjadi pemeluk Kristen, mengaku sebagai mantan teroris yang kemudian menjadi pakar anti-terorisme dan kerap menjelek-jelekkan Islam. Dia pernah berkata, “Al-Qur`an adalah hasil korupsi dari Bibel.”
Kedua pelajar berusia belasan tahun itu diusir keluar dari Gereja Assembly of God di Perham, saat sesi tanya jawab dengan Walid Shoebat sebagai pembicara.
“Kami tidak bermaksud untuk beradu argumentasi dengannya, tetapi kami ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa apa yang dikatakannya salah,” kata Elshan, kepada stasiun televisi lokal WDay yang mewawancarainya.
“Saya menyimpulkan dalam pikiran saya bahwa dia menjadi marah karena mungkin dia takut akan kebenaran. Salah seorang temannya mendatangi kami dan berkata, 'keluar, keluar' dengan kasar kepada kami,” cerita Fikri.
Elshan menambahkan, “Mereka menggiring kami keluar dan menyuruh kami pergi dan kami berkata, 'OK, OK'. Maka ketika kami pergi, saya berteriak, 'Cara bagus untuk mempromosikan perdamaian, bravo, bravo'.”
Pihak gereja berdalih, kedua remaja itu disuruh pergi saat emosi sudah memuncak.
“Tidak ada yang diusir keluar karena mereka Muslim,” kata Dirk Currier, pastor Assembly of God.
“Dialog itu bukan dialog. [Dialog] Itu berubah menjadi semacam lomba teriak,” kata Currier.
Mary Anderson yang menjadi ibu asuh kedua pemuda Muslim tersebut mengaku kecewa.
“Saya pikir saya mengirim kedua anak itu ke rumah kasih sayang, dan saya kecewa sebab justru kebencian yang diajarkan di sana,” katanya.
Kedua pemuda itu lantas mencari tahu lebih banyak tentang Shoebat. Ternyata kredibilitas pembicara tamu yang disebut-sebut sebagai pakar anti-terorisme yang diundang Gereja Assembly of God itu diragukan.
Menurut WDay, stasiun televisi CNN dan media lainnya pernah mencari tahu kebenaran klaim Shoebat, yang mengaku Homeland Security --lembaga kemanan dalam negeri AS-- pernah memberikannya dana untuk berbicara keliling Amerika guna mengkampanyekan anti-terorisme. Pengakuan Shoebat pernah menjadi anggota Organisasi Pembebasan Palestina PLO juga dipertanyakan kebenarannya. Sementara keluarga dan temannya mengatakan, pengakuan-pengakuan palsu itu dikarang Shoebat untuk keuntungan pribadinya sendiri.
Menyusul laporan WDay mengenai dua pemuda Muslim yang diusir gereja ini, pihak stasiun televisi itu mengaku dihubungi organisasi Muslim terbesar dan disegani di Amerika, Council on American Islamic Relations (CAIR) yang
berbasis di Washington DC.*
Komentarku:
Cocok sekali dengan ayat yang menjelaskan bahwa para pendeta itu suka membohongi umat, dan tidak berbuat jujur.
Dua pemuda itu, Fikri Rahmat dari Indonesia dan Elshan Mirzazade asal Azerbaijan yang tinggal dengan keluarga Mary Anderson tertarik untuk menghadiri forum publik Assembly of God setelah mendengar Walid Shoebat menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Di Amerika Serikat, Walid Shoebat dikenal luas sebagai mantan Muslim yang murtad menjadi pemeluk Kristen, mengaku sebagai mantan teroris yang kemudian menjadi pakar anti-terorisme dan kerap menjelek-jelekkan Islam. Dia pernah berkata, “Al-Qur`an adalah hasil korupsi dari Bibel.”
Kedua pelajar berusia belasan tahun itu diusir keluar dari Gereja Assembly of God di Perham, saat sesi tanya jawab dengan Walid Shoebat sebagai pembicara.
“Kami tidak bermaksud untuk beradu argumentasi dengannya, tetapi kami ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa apa yang dikatakannya salah,” kata Elshan, kepada stasiun televisi lokal WDay yang mewawancarainya.
“Saya menyimpulkan dalam pikiran saya bahwa dia menjadi marah karena mungkin dia takut akan kebenaran. Salah seorang temannya mendatangi kami dan berkata, 'keluar, keluar' dengan kasar kepada kami,” cerita Fikri.
Elshan menambahkan, “Mereka menggiring kami keluar dan menyuruh kami pergi dan kami berkata, 'OK, OK'. Maka ketika kami pergi, saya berteriak, 'Cara bagus untuk mempromosikan perdamaian, bravo, bravo'.”
Pihak gereja berdalih, kedua remaja itu disuruh pergi saat emosi sudah memuncak.
“Tidak ada yang diusir keluar karena mereka Muslim,” kata Dirk Currier, pastor Assembly of God.
“Dialog itu bukan dialog. [Dialog] Itu berubah menjadi semacam lomba teriak,” kata Currier.
Mary Anderson yang menjadi ibu asuh kedua pemuda Muslim tersebut mengaku kecewa.
“Saya pikir saya mengirim kedua anak itu ke rumah kasih sayang, dan saya kecewa sebab justru kebencian yang diajarkan di sana,” katanya.
Kedua pemuda itu lantas mencari tahu lebih banyak tentang Shoebat. Ternyata kredibilitas pembicara tamu yang disebut-sebut sebagai pakar anti-terorisme yang diundang Gereja Assembly of God itu diragukan.
Menurut WDay, stasiun televisi CNN dan media lainnya pernah mencari tahu kebenaran klaim Shoebat, yang mengaku Homeland Security --lembaga kemanan dalam negeri AS-- pernah memberikannya dana untuk berbicara keliling Amerika guna mengkampanyekan anti-terorisme. Pengakuan Shoebat pernah menjadi anggota Organisasi Pembebasan Palestina PLO juga dipertanyakan kebenarannya. Sementara keluarga dan temannya mengatakan, pengakuan-pengakuan palsu itu dikarang Shoebat untuk keuntungan pribadinya sendiri.
Menyusul laporan WDay mengenai dua pemuda Muslim yang diusir gereja ini, pihak stasiun televisi itu mengaku dihubungi organisasi Muslim terbesar dan disegani di Amerika, Council on American Islamic Relations (CAIR) yang
berbasis di Washington DC.*
Komentarku:
Cocok sekali dengan ayat yang menjelaskan bahwa para pendeta itu suka membohongi umat, dan tidak berbuat jujur.
Artikel Terkait
Kristen
- Pemuka Agama Katolik di Aceh: Syariat Islam Melindungi Kami
- Peristiwa 18 Agustus 1945 : Pengkhianatan Kelompok Sekular Menghapus Piagam Jakarta Oleh: Artawijaya
- Mengenang Tragedi Maluku II (Pengkhianatan Kristen) : "Lebih Dari 5 Ribu Umat Islam Tewas Dibantai Salibis Kristen Maluku !"
- Ketika Gereja Spanyol Menyiksa Siapapun Yang Berkata Kami Muslim
- Sang Uskup berjudi
- *BELAJAR DARI KASUS BOSNIA
- Di Belanda Tiap Pekan 2 Gereja Ditutup, Di Jerman Tiap 75 Detik Orang Tinggalkan Gereja
- Sepi Jemaat, Keuskupan Katolik Roma New York akan Tutup 33 Gereja
- Akhirnya 30 Pendeta Vatikan dan 3000 Umat Kristen Kenya Masuk Islam, Mau Tahu Alasannya Klik Di Sini Dan Jangan Lupa Untuk Di Bagikan!!!!
- Masya Allah, Pastor Lulusan Terbaik Vatikan Ini Sekarang Hafidz Quran
- Pendeta Georgia Mencuri Uang Gereja Rp 3,3 Miliar
- Mantan Misionaris: Ahok Lebih Berpihak kepada Kepentingan Gereja
- Awas! Beredar Buku Doa, Tampilan Islami Isinya Kristenisasi
- Ini Dalilnya Seorang Muslim Haram Ikut Mengamankan Perayaan Natal
- Riyanto mati untuk bela kesyirikan bukan menegakkan tauhid
- Sayang Sekali bukan FPI ataupun Ormas Islam
- Urutan Nabi Diubah, Nabi Isa Menjadi Nabi Terakhir
- Agar orangtua melek kalo IAIN tersebar aliran dan pemikiran sesat...!!
- Innalillahi, Adzan Dikumandangkan untuk Iringi Lagu Rohani Kristen di Natal Bersama Nasional
- Begini Jasad Warga Muslim yang Jadi Korban Pembantaian Kafir Kristen di Tobadak
- Bukan Teman Ahok menulis:
- Surat Terbuka Ustadz Fadzlan: Terima Kasih GIDI
- : Nasihat Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal perihal pembakaran Masjid di Papua ::
- Apa tujuan masjid dibakar di Papua ?
- PERTIKAIAN DI TOLIKARA 11 ORANG TERLUKA AKIBAT TEMBAKAN POLISI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan