Syiah Ali, Sebaik-baik Makhluk Analisa Hadis Mengenai Syiah
Syiah Ali, Sebaik-baik Makhluk – Hadis tentang Syiah
“Sungguh
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga
‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Tuhan-nya.” (Qs. Al-Bayyinah [98]: 7-8)
Berkenaan
dengan ayat di atas, kita memfokuskan pembicaraan pada kata-kata,
khairul bariyyah, sebaik-baik makhluk. Bariyyah berasal dari kata baraa
yang artinya ciptaan.
Karenanya
kita mengenal Allah SWT dengan sebutan Al-Barii yang artinya khaliq
atau pencipta dan makhluk atau ciptaan-Nya disebut, Bariyyah. Pendapat
lain mengatakan, Bariyyah, berasal dari kata baryan (meraut), seperti
pada kalimat baraitul qalam, saya meraut pensil. Karena itulah makhluk
disebut juga bariyyah, karena Allah SWT lewat firman-Nya, meraut atau
membentuk ciptaannya dalam bentuk yang berbeda-beda, sebagaimana
misalnya pabrik yang memproduksi pensil dalam bentuk yang
bermacam-macam.
Untuk lebih
dalam menelisik makna khairul bariyyah, kita bisa memulainya dari ayat
sebelumnya pada surah yang sama. Pada ayat surah Al-Bayyinah, Allah SWT
berfirman, “Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” Pada ayat ini Allah
SWT berbicara mengenai, syarrul bariyyah, seburuk-buruknya makhluk.
Seburuk-buruk makhluk khusus pada ayat ini adalah orang-orang kafir dari
kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik. Mengenai seburuk-buruknya
makhluk kita juga bisa melihat misalnya pada surah Al-Anfal ayat 22,
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya di sisi Allah
ialah orang-orang yang bisu dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun.”
Pada ayat ini, Allah lebih memperluas cakupan siapa saja yang termasuk
seburuk-buruknya makhluk dengan memperinci karakteristiknya. Dalam surah
Al-A’raf ayat 179 Allah SWT lebih memperincinya lagi, mereka mempunyai
hati namun tidak mempergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah,
mempunyai mata namun tidak menggunakannya untuk melihat tanda-tanda
kekuasaan Allah dan mempunyai telinga namun tidak menggunakannya untuk
mendengarkan ayat-ayat Allah, oleh Allah mereka tidak hanya disebut
sebagai seburuk-buruknya makhluk bahkan lebih sesat dari binatang
ternak.
Mengenai
syarrul bariyyah, yang dimaksud pada surah Al-Bayyinah -sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT pada ayat-ayat sebelumnya- tidaklah mencakup
seluruh orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab ataupun seluruh
orang-orang musyrik, namun terbatas hanya bagi mereka yang telah
mendapatkan hujjah yang sangat jelas mengenai kebenaran ajaran Islam
yang dibawa Nabi Muhammad saww, namun mereka bukan hanya sekedar
menolaknya namun juga melakukan penentangan yang keras. Sementara mereka
yang tidak beriman dan bertauhid yang benar, karena dakwah Islam belum
sampai kepada mereka atau karena memiliki halangan-halangan tertentu,
bukan karena sejak awal melakukan penentangan, perhitungannya ada pada
sisi Allah SWT.
Selanjutnya,
kita kembali berbincang mengenai khairul bariyyah. Pada ayat ke tujuh
dan delapan, Allah SWT menyampaikan karakteristik orang-orang yang
termasuk khairul bariyyah.
Pertama,
orang-orang yang beriman (alladziina aamanuu). Yang dimaksud mereka yang
beriman adalah yang beriman kepada Allah SWT, para Anbiyah as dan
kitab-kitab yang mereka bawa serta mereka yakin akan keberadaan hari
akhirat. Sementara mereka yang musyrik ataupun orang-orang kafir dari
kalangan ahli kitab ataupun dari agama-agama selain Islam tidak termasuk
dalam golongan ini.
Kedua,
mereka yang beramal shalih (wa ‘amilushshaalihat). Setelah mereka
mengimani Allah SWT dan ajaran-ajaran yang dibawa para Anbiyah as mereka
mengejewantahkannya dalam laku perbuatan, dalam amalan-amalan dzahir
mereka. Pengertian amal saleh, telah sedemikian jelas dan tidak
memerlukan penjelasan lebih lanjut, sebagaimana yang termaktub dalam
Shahih Muslim kitab al-Iman disebutkan bahwa sekedar menghilangkan
penghalang yang menganggu pada jalanan yang dilalui kaum muslimin
termasuk amal shalih dan sebaik-baiknya amal shalih adalah beriman
kepada Allah SWT dan bersaksi hanya Allah yang berhak untuk disembah.
Ketiga,
mereka yang takut pada Tuhannya (dzalika liman khasiya Rabba). Mereka
yang termasuk dalam khairul bariyyah adalah mereka yang beriman, beramal
shalih dan takut kepada Rabbnya. Ketiga karakteristik ini mesti
dimiliki seseorang yang ingin termasuk dalam khairul bariyyah, tidak
memilah dan mengabaikan yang lain. Amal shalih misalnya, bisa saja
dilakukan tanpa mesti beriman atau atas dasar takut kepada Allah, bisa
saja karena paksaan, takut atau karena terbentuk dari kebiasaan dan
tradisi keluarga atau lingkungan dimana dia berada.
Setelah
menjelaskan karakteristik khairul bariyyah, Allah SWT melanjutkannya,
dengan menyampaikan balasan bagi mereka. Di akhirat mereka tidak hanya
mendapat balasan dan pahala secara lahiriah saja namun juga secara
maknawi atau batiniah. Sebagaimana mafhum, manusia terdiri atas dua
bagian, lahiriah dan batiniah, jasmani dan ruhiyah, maka masing-masing
dari kedua sisi manusia ini mendapatkan balasannya. Sebagaimana pada
ayat terakhir pada surah Al-Bayyinah, “Balasan mereka di sisi Tuhan
mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya.” ini menunjukkan balasan lahiriah. Dan
kata-kata selanjutnya, “Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun
ridha kepada-Nya.” Menunjukkan balasan atau pahala maknawi. Keridhaan
adalah perasaan batiniah. Keridhaan Allah terhadap mereka karena
amalan-amalan shalih mereka di dunia yang dibaluri keimanan yang kuat
kepada-Nya dan keridhaan mereka kepada Allah karena balasan dan
pemberian Allah berupa kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara kepada
mereka. Alangkah beruntungnya mereka yang termasuk khairul bariyyah,
adakah kenikmatan dan balasan yang lebih mulia daripada keridhaan Allah
SWT?.
Pertanyaan
yang biasanya hadir ketika berbicara mengenai ayat, diantaranya, apakah
ayat tersebut termasuk ayat umum atau ayat khusus?. Berkenaan dengan
pembahasan kita, maka kemungkinan timbul pertanyaan, apakah yang
dimaksud Allah SWT khairul bariyyah adalah mencakup kesemua kaum
mukminin yang beramal shalih atau hanya terbatas pada kelompok
tertentu?. Untuk menjawabnya, tidak ada cara lain selain melihat asbabun
nuzul (penyebab turunnya ayat), yang terdapat dalam riwayat-riwayat
nabawiyah. Di sini saya mengajukan beberapa referensi dari kitab-kitab
Ahlus Sunnah. Pada tafsir Tabari, jilid 30 hal. 171 diriwayatkan dari
Ibnu Hamid mengatakan bahwa, Isa bin Farqad dari Abil Jarud dari
Muhammadi bin Ali, Rasulullah saww ketika ditanya siapakah khairul
bariyyah itu, beliau saww menjawab,:”Hum anta, wa syi’atuka….Engkau ya
Ali dan Syiahmu ( pengikutmu)”. Sementara riwayat lain menyebutkan,
Jabir bin Abdullah Anshari ra berkata ketika ayat ‘khairul bariyyah’
turun, Nabi saww menghadap kepada Ali as dan berkata, “Hum anta, wa
syi’atuka, taridu ‘alayya wa syi’atuka radhiina mardiyyiina, (maksud
dari khairul bariyyah) adalah kamu (Ali) dan pengikutmu, di hari kiamat
kamu dan syiahmu masuk bersama saya dalam keadaan Allah ridha kepadamu,
dan kamu ridha kepada Allah.” Riwayat ini terdapat dalam kitab Syawahid
at Tanzil, oleh Imam Al-Hakim An-Naisyaburi, pada jilid 2 hal. 360.
Saya
mencukupkan dengan menukilkan riwayat dari dua kitab ini saja. Akan
sangat membutuhkan banyak tempat kalau harus menukilkan dari semua kitab
yang menjelaskan asbabun nuzul ayat yang sedang kita bicarakan, yang
jelas semua riwayat mengerucut pada imam Ali as dan Syiahnya lah yang
dimaksud Khairul Bariyyah. Timbul pertanyaan, mengapa harus ada tambahan
persyaratan untuk terkategorikan sebagai makhluk yang terbaik, yakni
harus menjadi pengikut dan syiahnya Imam Ali as?. Sebagaimana masyhur
telah tercatat dalam kitab-kitab tarikh yang mu’tabar, umat Islam
sepeninggal nabi Muhammad saww -terutama di masa pemerintahan Imam Ali
as- terpecah menjadi bergolong-golongan. Perseteruan antara Imam Ali as
dan Muawiyah menjadikan umat Islam setidaknya berpecah menjadi 4
kelompok besar. Pengikut imam Ali as, pengikut Muawiyah, Khawarij (yang
tidak mengikuti salah satu diantara keduanya, malah membenci dan
memusuhi keduanya) dan kelompok keempat yang terdiri dari banyak sahabat
Nabi, tidak menjadi pengikut salah satu diantara keduanya, namun juga
tidak membenci keduanya. Keempat golongan besar ini kesemuanya
mendakwahkan diri sebagai umatnya Muhammad saww, namun lewat nubuat yang
jauh-jauh sebelumnya telah disampaikan Nabi, bahwa tidak mungkin
keempat golongan yang berpecah dan saling bermusuhan ini, bahkan
terlibat dalam pertumpahan darah yang tragis semuanya benar.
Sesungguhnya Nabi Muhammad saww ketika memberi penjelasan mengenai ayat
“Khairul Bariyyah”, hakekatnya ingin menyampaikan, bahwa untuk menjadi
makhluk yang terbaik, ikutilah Ali as jika terjadi perselisihan
sepeninggalku.
Saya menutup
tulisan ini, dengan menukilkan kembali sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim rahimahullah, dari Ali as yang berkata, “Demi Allah
yang menumbuhkan jenis biji, menciptakan jenis insan, sesungguhnya
Rasulullah saww telah menegaskan kepadaku, bahwa takkan cinta kepadaku
kecuali orang mukmin, dan takkan benci kepadaku kecuali orang munafik.”
(HR. Muslim hadits no. 48 bab Keimanan jilid I).
Rasulullah
saww menyampaikan kepada kita diantara bukti keimanan adalah memberikan
kecintaan kepada Imam Ali as, sebaik-baiknya makhluk Allah SWT. Semoga
kita termasuk diantara pengikutnya. Insya Allah.
Wallahu ‘alam bishshawwab
Qom, 24 Juli 2010 M, 12 Sya’ban 1431 H, 2 Murdad 1389 HS (Abna.ir)
Syiah Ali, Sebaik-baik Makhluk – Hadis tentang Syiah
Komentarku ( Mahrus
ali):
(تفسير
الطبري12/657).
فيه أبو الجارود: زياد بن المنذر الكوفي : قال عنه الحافظ ابن حجر » رافضي كذبه يحيى بن معين« (التقريب 2101) وفيه عيسى بن فرقد وهو الذي يروي عن الكذابين والمتروكين مثل جابر الجعفي (جامع الجرح والتعديل 1/122) الرافضي الذي كان يؤمن أن عليا هو دابة الأرض وأنه لم يمت وإنما هو في السحاب وسوف يرجع.
وحكيم بن جبير (جمع الجرح والتعديل1/190). كما حكاه عنه ابن ابي حاتم في (الجرح والتعديل 6/284).
وهو مناقض لحديث أنس أن رجلا قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم « يا خير البرية. فقال: ذلك
فيه أبو الجارود: زياد بن المنذر الكوفي : قال عنه الحافظ ابن حجر » رافضي كذبه يحيى بن معين« (التقريب 2101) وفيه عيسى بن فرقد وهو الذي يروي عن الكذابين والمتروكين مثل جابر الجعفي (جامع الجرح والتعديل 1/122) الرافضي الذي كان يؤمن أن عليا هو دابة الأرض وأنه لم يمت وإنما هو في السحاب وسوف يرجع.
وحكيم بن جبير (جمع الجرح والتعديل1/190). كما حكاه عنه ابن ابي حاتم في (الجرح والتعديل 6/284).
وهو مناقض لحديث أنس أن رجلا قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم « يا خير البرية. فقال: ذلك
Hadis sebaik baik mahluk adalah Ali
dan pengikutnya, hadis lemah.
Terdapat didalamnya perawi bernama
Ziyad bin Al Mundzir al Kufi .
Al Hafidh Ibn Hajar berkata: Dia
adalah pengikut Syi`ah Rafidhah .
Ibn Ma`in menyatakan; Dia pendusta. Taqrib
2101
Sanadnya juga terdapat Isa bin Farqad
yang meriwayatkan hadis dari para pendusta dan yang ditinggalkan oleh ulama
ahli hadis seperti Jabir al Ju`fi. Lihat Jami` al jarh watta`dil 122/1
Dialah yang percaya bahwa Ali adalah
mahluk yang tidak akan mati , tapi berada di awan dan akan kembali
Begitu juga Hakim bin Jubair (
Jam`ul jarh watta`dil 190/1 sebagaimana dikisahkan oleh Ibn Abi hatim dalam al jarh watta`dil 284/6
Ia juga bertentangan dengan hadis
Anas bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah SAW, wahai sebaik – baik manusia.
Beliau bersabda: Itu adalah Ibrahim
. ( HR Abu Dawud , Tirmidzi dengan sanad
sahih
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kita kembali saja kepada ayat
sbb:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ(7)
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Al
Bayyinah.
Kaum ahlus sunnah senang kepada Ali, Abu bakar , Umar , Usman. Dan
Syi`ah menyatakan Abu bakar , Umar , Aisyah dan Hafshah di Neraka. Bila benci
kepada Ali saja di katakan munafik, apakah benci kepada Abu bakar dikatakan
mukmin sejati? Benci kepada Abu bakar dan Umar termasuk menentang ayat:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ(100)
Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar. Tobat.
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart
freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan