ADA
APA DENGAN RADIO RODJA & RODJA TV?
(Nasehat Syaikh Al-'Allaamah Sholeh
Al-Fauzaan hafizohullah agar para dai ahlus sunnah bersatu)
---------------------------------------------
Akhir-akhir ini semakin marak dan
tersebar dakwah sunnah di tanah air –dengan semata-mata karunia dan anugrah
Allah-, terlebih-lebih dengan kemudahan menangkap siaran Radio Rodja dan
RodjaTV di seantero tanah air. Kita hanya bisa memuji Allah atas segalanya…sama
sekali tidak ada andil kita dalam tersebarnya dakwah Sunnah…semuanya dari
Allah…lisan dan kata-kata tidak mampu untuk mengungkapkan kegembiraan di hati
sebagian orang atas masuknya dakwah sunnah sampai di daerah-daerah terpencil. Bahkan
beberapa waktu yang lalu saya mendengar kegembiraan salah seorang mahasiswa
Universitas Islam Madinah yang berasal dari Sulawesi Utara, yang menceritakan
bahwa masyarakat di kampung kelahirannya sangat jauh dari agama. Jika ia pulang
kampung dan hendak sholat di masjid kampung, maka ia harus membersihkan terlebih
dahulu mesjid yang kotor dan penuh dengan kotoran kambing-kambing yang masuk ke
dalam masjid. Masjid ditinggalkan masyarakat. Diapun yang mengumandangkan adzan,
lalu yang mengumandangkan iqomat, dan dia hanya bisa sholat sendirian tanpa
jama'ah. Dialah sang muadzin, sang imam, dan sang makmum??!!
Kepulangan terakhirnya di kampungnya
membahwa kebahagiaan tersendiri, tatkala ia melihat masyarakat di kampungnya
ternyata menonton RodjaTV…ternyata masjid mulai terisi menjadi bersaf-saf…sungguh
kegembiraan yang sulit ia ungkapkan dengan kata-kata.
Kisah-kisah yang seperti ini banyak,
diantaranya kisah seorang preman yang bertaubat karena Rodja TV, silahkan lihat
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/24/preman-yang-taubat-nasuha-karena-stasiun-tv-498065.html,
demikian juga pengakuan seorang dai, Al-Ustadz Ja'far Sholeh hafizohullah yang
menyebutkan bahwa bibinya mengenal sunnah karena radio rodja. Beliau berkata :
"Rodja besar sekali manfaatnya, khususnya di jabotabek dan sekitarnya, menembus
setiap lapisan dari tukang ojek sampe istri pejabat, bibi ana juga dapat
hidayah melalui Rodja. Jazahumullahukhairan" (lihat : http://www.facebook.com/siregardiapari/posts/135740426439096).
Demikian pula saya sendiri pernah bertemu dengan seorang bekas pemain sinetron
yang sadar karena Radio rodja. Saya juga bertemu dengan seorang sutradara yanga
sadar, bahkan saya juga mengenal bos para preman di salah satu daerah
Jadebotabek yang sadar karena Radio Rodja, bahkan –alhamdulillah- sekarang
menjadi donatur tetap dakwah. Seseorang tatkala mendengar kisah-kisah yang seperti
ini… …maka ia hanya bisa meneteskan air mata kegembiraan.
Tentu…RodjaTV atau Radio rodja
hanyalah sebab…Allahlah yang membuka hati-hati mereka....
Namun akhir-akhir ini pula mulai
muncul pernyataan-pernyataan kebencian terhadap RodjaTV dan Radio Rodja…
Jikalau para ahlul bid'ah semakin
menunjukkan ketidaksukaannya dan kebencian bahkan permusuhan mereka -dan apa
yang tersimpan dalam hati-hati mereka mungkin lebih parah-, maka ini adalah hal
yang biasa dalam medan
dakwah.
Akan tetapi yang menyedihkan jika
kebencian dan permusuhan tersebut muncul dari sebagian dai yang dikenal sebagai
dai ahlus sunnah ??!!!
Bahkan para ahlul bid'ah dengan
serta merta segera mengupload bantahan dan tahdziran para da'i ahlus sunnah
terhadap Rodja TV, perkataan para dai tersebut dijadikan dalil dan hujjah oleh
musuh-musuh sunnah !!!
Kita hanya bisa menarik nafas
panjang dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun…sungguh suatu
musibah.
Sebelum saya lanjutkan, demi Allah
tulisan ini bukan semata-mata untuk membela radio dan tv rodja, tetapi membela
apa yang di dakwahkan oleh radio dan tv rodja dan yang semisal dengannya, yaitu
berupa ajakan kepada mentauhidkan Allah Ta’ala, mendekatkan dengan sunnah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjauhkan kaum muslim dari
kesyirikan dan bid’ah
Diantara alasan/hujjah para sahabat
kita yang mentahdzir Radio/TV Rodja adalah :
PERTAMA : Alasan/hujjah yang menarik
dan sepertinya meyakinkan, akan tetapi sesungguhnya merupakan dalil yang sangat
aneh.
Dalil tersebut adalah bahwasanya
Radiorodja itu jangan cuma bisa menyampaikan rojaa' (harapan) saja, akan tetapi
harus diseimbangkan dengan khouf (rasa takut), karena dakwah dan Islam itu
dibangun diatas roja' dan khouf. Silahkan dengar di
Powered by RapidPlugins
Ini tentunya dalil sangat lucu, bisa
ditinjau dari dua perkara :
Pertama : Rodja itu artinya bukan
artinya rojaa' (berharap) akan tetapi singkatan dari RadiO Dakwah ahlus sunnah
wal JAmaa'ah. Karenanya saya berhusnudzon bahwa sang ustadz yang berfatwa
tentang sesatnya Radiorodja dan bahwasanya para pengisi di Radiorodja adalah
para ahlul bid'ah, sang ustadz tersebut sedang bercanda. Tapi anehnya juga ia
menukil fatwanya ini dari seorang Syaikh di Madinah. Tentu hal ini sangat aneh
luar biasa.
Kedua : Tentunya kaidah yang
terkenal bahwasanya yang menjadi penilaian bukanlah nama akan tetapi hakekat
sesuatu. Riba dinamakan bunga atau faidah, akan tetapi nama tersebut tidak
merubah hakekatnya sebagai riba yang merupakan dosa besar.
Demikian pula halnya, jika memang
Radio Rodja artinya adalah Radio "Harapan", maka tentunya kalau
seseorang hendak menyesatkan radio ini maka ia harus mengetahui hakekat radio
ini, apa yang didakwahkan oleh radio ini. Jangan hanya menilai dari namanya
saja. Apakah Radiorodja hanya mendakwahkan rojaa' (harapan) saja???.
Jika penilaian hanya berdasarkan
nama, maka semua lembaga/yayasan/pondok, dll yang namanya "Rojaa", atau
"Rahmat", atau "Bisyaaroh" dan nama-nama yang sejenis ini, akan
dikatakan lembaga murji'ah !!!
KEDUA : Larangan Dai Untuk Muncul Di
TV, karena video hukumnya haram
Permasalahan haram dan tidaknya video
adalah permasalahan khilafiyah. Dan kita sekarang tidak sedang membahas tentang
khilaf ulama tentang permasalahan ini. Akan tetapi barang siapa yang
mengharamkan rekaman video maka silahkan dia tidak berdakwah melalui sarana
televisi. Akan tetapi hendaknya dia sadar bahwasanya banyak para ulama yang
telah meninggal ataupun yang masih hidup saat ini yang membolehkan berdakwah di
televisi bahkan memotivasi hal ini.
Sebuah pertanyaan pernah ditujukan
kepada Syaikh Bin Baaz rahimahullah:
الاستفادة من وسائل الإعلام الحديثة وبخاصة
التي فيها صور الاستفادة منها في مجال الدعوة إلى الله كثير من أهل العلم يتحرجون
من استخدامها فهل لكم رأي في هذا الموضوع الذي يعتبر مهما في عصرنا هذا؟
"Banyak dari ulama yang berat
untuk memanfaatkan sarana-sarana komunikasi modern, khususnya yang ada video-video,
bila dimanfaatkan untuk lahan-lahan dakwah kepada Allah. Lalu bagaimana
pendapat Anda tentang permasalahan ini, yang di zaman kita sekarang ini
dipandang penting?
الجواب:
نعم هناك من يتحرج من أجل التصوير الذي يكون
لأجل المشاركة في التلفاز ومن نشر العلم في التلفاز وهذا يختلف بحسب ما أعطى الله
الناس من العلم والإدراك والبصيرة والنظر في العواقب.
فمن شرح الله صدره لذلك واتسع أفق علمه ليعمل
في التلفاز ويبلغ رسالات الله فله أجره وله ثوابه عند الله ومن اشتبه عليه الأمر
ولم ينشرح صدره لذلك فنرجو أن يكون معذوراً.
Benar, memang ada orang yang berat (memanfaatkan
sarana-sarana tersebut), karena adanya rekaman video yang harus ada untuk
partisipasi di televisi, dan menyebarkan ilmu dengan televisi. Hukum masalah
ini akan berbeda (antara orang yang satu dengan yang lainnya), berdasarkan ilmu
dan pandangan yang diberikan oleh Allah kepada masing-masing, serta
pandangannya terhadap efek yang ditimbulkannya.
Barang siapa yang Allah lapangkan
dadanya untuk ikut partisipasi, dan luas cakrawala ilmunya untuk berdakwah di
televisi dan menyampaikan risalah-risalah Allah, maka baginya pahala dan
ganjaran di sisi Allah. Namun bagi orang yang melihat perkara itu masih syubhat
dan dadanya tidak lapang untuk berpartisipasi di televisi, maka kami harap ia
mendapat udzur"
(Lihat kitab Liqoo'aatii ma'a as-Syaikhoini,
karya Prof DR Abdullah bin Muhammad At-Thoyyaar, Terbitan Maktabah Ar-Rusyd, al-Qism
al-Awwal, hal 80-81, Liqoo ke 11, pertanyaan
ke 3)
Bahkan Syaikh Bin Baaz yang
memotivasi untuk berdakwah di TV. Beliau pernah ditanya :
ما هي الطرق الناجحة لديكم للقيام
بالدعوة إلى الله في هذا العصر؟
"Apakah metode-metode yang
berhasil -menurut Anda-, untuk menegakkan dakwah ke jalan Allah di zaman
sekarang ini?"
Beliau –rahimahullah- menjawab :
أنجح الطرق في هذا العصر وأنفعها استعمال وسائل
الإعلام، لأنها ناجحة وهي سلاح ذو حدين. فإذا استعملت هذه الوسائل في الدعوة إلى
الله وإرشاد الناس إلى ما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم من طريق الإذاعة
والصحافة والتلفاز فهذا شيء كبير ينفع الله به الأمة أينما كانت، وينفع الله به
غير المسلمين أيضاً حتى يفهموا الإسلام وحتى يعقلوه ويعرفوا محاسنه ويعرفوا أنه
طريق النجاح في الدنيا والآخرة.
"Metode yang paling berhasil
dan paling bermanfaat adalah memanfaatkan sarana-sarana komunikasi, karena
sarana-sarana tersebut sukses, dan ia adalah senjata yang memiliki dua mata. Jika
sarana-sarana tersebut digunakan untuk berdakwah di jalan Allah dan untuk
mengarahkan masyarakat kepada ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik
melalui radio, koran-koran, dan televisi, maka ini merupakan perkara agung yang
Allah jadikan bermanfaat bagi umat ini dimanapun mereka berada.
(Bahkan) ia akan memberi manfaat
kepada orang-orang non muslim, untuk memahami Agama Islam, memikirkannya, mengetahui
keindahan-keindahannya, dan bahwa Islam adalah jalan keselamatan di dunia dan
akhirat.
والواجب على الدعاة وعلى حكام المسلمين أن
يساهموا في هذا بكل ما يستطيعون، من طريق الإذاعة، ومن طريق الصحافة، ومن طريق
التلفاز ومن طريق الخطابة في المحافل، ومن طريق الخطابة في الجمعة وغير الجمعة،
وغير ذلك من الطرق التي يمكن إيصال الحق بها إلى الناس وبجميع اللغات المستعملة
حتى تصل الدعوة والنصيحة إلى جميع العالم بلغاتهم.
Dan wajib bagi para da'i dan para
penguasa kaum muslimin untuk berpartisipasi dalam hal ini dengan seluruh
kemampuan mereka, baik melalui sarana radio, koran-koran, dan televisi, serta
melalui ceramah-ceramah, baik di acara-acara
pertemuan, khutbah jum'at, maupun
ceramah di selain khutbah jum'at.
Demikian juga metode-metode lainnya
yang dapat menyampaikan kebenaran kepada seluruh umat, dan dengan semua bahasa
yang digunakan, agar dakwah dan nasehat bisa sampai ke seluruh dunia dengan
bahasa-bahasa mereka" (silahkan
lihat : http://www.binbaz.org.sa/mat/1678)
Syeikh Muhammad Nashiruddin al
Albani berkata :
التلفزيون اليوم لا شك أنه حرام، لأن التلفزيون
مثل الراديو والمسجل، هذه كغيرها من النعم التي أحاط الله بها عباده كما قال: {وإن
تعدوا نعمة الله لا تحصوها}، فالسمع نعمة والبصر نعمة والشفتان نعمة واللسان، ولكن
كثيرا من هذه النعم تصبح نقما على أصحابها لأنهم لم يستعملوها فيما أحب الله أن
يستعملوها؛ فالراديو والتلفزيون والمسجل أعتبرها من النعم ولكن متى تكون من النعم؟
حينما توجه الوجهة النافعة للأمة.
التلفزيون اليوم بالمئة تسعة وتسعون فسق،
خلاعة، فجور، أغاني محرمة، إلى آخره، بالمئة واحد يعرض أشياء قد يستفيد منه بعض
الناس. فالعبرة بالغالب، فحينما توجد دولة مسلمة حقا وتضع مناهج علمية مفيدة للأمة
حينئذ لا أقول : التلفزيون جائز، بل أقول واجب.
Jawaban beliau, “Tidaklah diragukan
bahwa hukum menonton televisi pada masa kini adalah haram. Televisi itu seperti
radio dan tape recorder. Benda-benda ini dan yang lainnya adalah di antara
limpahan nikmat Allah kepada para hamba-Nya.
Sebagaimana firman Allah yang
artinya, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak bisa
menghitungnya”
Pendengaran adalah nikmat Allah. Penglihatan
juga merupakan nikmat. Dua bibir dan lidah juga nikmat. Akan tetapi, banyak
dari berbagai nikmat yang menjadi sumber bencana bagi orang yang mendapatkan
nikmat tersebut karena mereka tidak mempergunakan nikmat dalam perkara yang
Allah inginkan.
Radio, televisi dan tape recorder
adalah nikmat ketika dipergunakan untuk perkara yang mendatangkan nikmat bagi
umat. Isi televisi pada masa kini 99 persen adalah kefasikan, pornografi atau
porno aksi, kemaksiatan, nyanyian yang haram dan seterusnya.
Sedangkan hanya 1% saja dari
tontonannya yang bisa diambil manfaatnya oleh sebagian orang. Sedangkan kaedah
mengatakan bahwa nilai sesuatu itu berdasarkan unsur dominan dalam sesuatu
tersebut.
Ketika ada negara Islam yang
sesunggunnya lalu negara membuat program acara TV yang ilmiah dan bermanfaat
bagi umat maka –pada saat itu- kami tidak hanya mengatakan bahwa hukum menonton
TV adalah boleh bahkan akan kami katakan bahwa menonton TV hukumnya wajib"
(Silahkan lihat : http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=37470)
Beliau rahimahullah juga berkata :
لو أن القائمين على التلفاز لا يُخرجون فيه إلا
الجائز شرعاً فلا أرى بأساً بجواز إدخاله في البيوت
"Kalau seandainya pengurus
televisi tidak menayangkan kecuali program yang dibolehkan oleh syari'at maka
aku memandang tidak mengapa untuk memasukan televisi di rumah-rumah" (Lihat
kitab Al-Imam Al-Albaani, duruus wa mawaaqif wa 'ibar, karya DR Abdul Aziz As-Sadhaan,
hal 108, Daar At-Tauhid, kitabnya bisa didownload di disini)
Para
ulama kibar yang masih hidup sekarangpun banyak yang berdakwah melalui sarana
televisi. Diantaranya adalah Mufti Kerajaan Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz Aalu
Syaikh hafizohulloh, beliau berdakwah di TV, dan bisa di searching di youtube.
(Diantaranya di http://www.youtube.com/watch?v=hzFWY7XGP-k),
Syaikh Al-'Allaamah Sholeh Al-Fauzaan
hafizohulloh, beliau juga berdakwah di TV, diantaranya silahkan lihat di
http://www.youtube.com/watch?v=V2mQv_2HdgU,
lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=vyRVoc1nyRM, lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=QQtswcNhEas,
dan masih banyak lagi, silahkan searching di youtube)
KETIGA : Radio rodja atau Rodja TV
dipegang oleh para dai At-Turootsi.
Dalam alasan ini, akan banyak
pertanyaan yang timbul:
Apakah maksudnya
(1) para dai yang mengisi di radio
rodja menerima bantuan dari Yayasan Ihyaa' At-Turoots??, atau maksudnya
(2) para dai At-Turoots berada di
atas manhaj Ihyaa At-Turoots?, ataukah maksudnya
(3) para dai tersebut tidak
menyatakan bahwa yayasan Ihyaa At-Turoots sebagai yayasan bid'ah?, ataukah
maksudnya
(4) para dai tersebut tidak membid'ahkan
orang-orang yang menerima bantuan dari yayasan Ihyaa At-Turoots??
Permasalahan mengenai Ihyaa At-Turoots
telah saya bahas dengan panjang lebar, diantara perkataan saya ((…Demikian juga
tatkala kita menghadapi permasalahan mengambil dana dari yayasan Ihyaa At-Turoots.
Karena inilah yang menjadi permasalahan utama, bukan masalah apakah yayasan
Ihyaa At-Turoots ini hizbi atau tidak, karena mayoritas yang ditahdziir dan
dikatakan sururi adalah orang-orang yang tidak mengambil dana sama sekali, akan
tetapi kena getahnya terseret arus tahdzir gaya MLM, yaitu barang siapa yang tidak
mentahdziir si fulan maka dia juga sururi??!!. Jika kita sepakat bahwasanya
Ihyaa At-Turoots adalah yayasan hizbi maka apakah yang mengambil dana otomatis
menjadi sururi?,inilah permasalahannya.!!. lantas apakah orang yang tidak
mengambil dana akan tetapi tidak mentahdzir orang yang mengambil dana juga
dihukumi dengan hukum yang sama yaitu sururi??!! Inilah permasalahan kita, tahdzir
gaya MLM yang
telah dilakukan oleh saudara-saudara kita…)) silahkan baca kembali (Salah
Kaprah Tentang Hajr (Boikot) Terhadap Ahlul Bid'ah (Seri 6): Tahdziir dan
Tabdii' Berantai Ala MLM (Awas Sururi!!))
Saya juga telah berkata ((Diantara
mereka ada yang memvonis saudaranya Sururi, namun tatkala ditanya apakah yang
dimaksud dengan Sururiyyah? Bagaimana ciri-cirinya? Maka ia terdiam seribu
bahasa; atau ia berkata, “Pokoknya ia adalah Sururi sebagaimana kata ustadz
Fulan….” Subhanallah, apakah demikian sikap seorang Ahlus Sunnah dalam
membid’ahkan saudaranya tanpa dalil dan bayyinah? Hanya dengan taqlid buta? Bukankah
kita mengenal manhaj Salaf karena lari dari taqlid? Lantas kenapa tatkala kita
mengenal manhaj Salaf justru mempraktekan taqlid buta? Kalau taqlid dalam
perkara hukum yang berkaitan dengan diri sendiri maka perkaranya masih ringan, namun
taqlid dalam memvonis dan men-tabdi' orang lain, sementara terdapat hukum-hukum
yang berat yang dibangun di balik vonis tersebut, maka perkaranya adalah besar.
Apakah yang akan ia katakan di Akhirat kelak jika dimintai pertanggung jawaban
oleh Allah? Bagaimana mungkin seseorang memvonis orang lain dengan perkataan
yang ia sendiri tidak paham maknanya? Pantaskah seseorang mengatakan orang lain
sebagai musyrik jika ia sendiri tidak memahami makna syirik? Pantaskah
seseorang mengatakan saudaranya ahli bid'ah, sementara ia sendiri tidak paham
makna bid’ah? Dikhawatirkan justru dialah yang merupakan ahli bid'ah dengan
pembid'ahan ngawur yang dilakukannya. Pantaskah seseorang mengatakan saudaranya
Sururi, padahal ia tidak paham makna Sururiyyah? Jangan-jangan ia sendiri yang
terjatuh dalam praktek Sururiyyah sedangkan ia tidak menyadarinya. Yang sangat
disesalkan demikianlah kenyataannya, ternyata sebagian mereka justru terjatuh
dalam praktek Sururiyyah, seperti melakukan demonstrasi –yang mereka namakan "menampakkan
kekuatan", tetapi substansinya sama saja-, mencela pemerintah di hadapan
khalayak, dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri Sururiyyah.)), silahkan baca
di (Muwaazanah… Suatu Yang Merupakan Keharusan…? Iya, Dalam Menghukumi Seseorang
Bukan Dalam Mentahdzir !!)
Yang menyedihkan adalah sebagian
mereka tidak malu-malu untuk berdusta, diantara tuduhan yang tersebar tentang
radio rodja dan para dainya :
- Radio rodja dibiyai oleh hizbiyun.
- Radio rodja dibiyai oleh yayasan Ihyaa
At-Turoots
- Para
dai di Radio rodja setiap bulannya menerima gaji dari luar negeri
Sungguh tuduhan-tuduhan tanpa bukti….kedustaan
yang sangat memalukan yang muncul dari sebagian saudara-saudara kita.
Sebagian saudara-saudara kita yang
mulia dengan mudahnya menjatuhkan Radio rodja dengan perkataan yang singkat
tapi sangat pedas.
Diantaranya perkataan al-Ustadz Al-Faadil
Dzulqornain hafizohulloh. Tentunya kami sangatlah gembira tatkala melihat
perubahan Al-Ustadz Dzulqornain semenjak kepulangan beliau dari Arab Saudi, setelah
menimba ilmu dari Al-'Allaamah Syaikh Sholeh Al-Fauzan, dimana al-Ustadz lebih
banyak menjauh dari permasalahan-permasalahan tahdzir-tahdziran. Akan tetapi
akhir-akhir ini –yang sangat menyedihkan- yaitu kami dikagetkan dengan
pernyataan-pernyataan beliau yang cukup keras. Entah apa sebab yang menjadikan
beliau hafizohulloh keras kembali?
Berikut pertanyaan yang ditujukan
kepada beliau dan jawaban beliau hafizohulloh.
Tanya:
Bolehkah kita mendengarkan Radio
atau melihat TV Rodja, yang mana mereka berdakwah mirip atau sama dengan
Ahlussunnah??
Jawab:
"Saya tidak menasehatkan
mendengarkan atau melihat TV Rodja, karena adanya orang-orang didalam radio ini,
sebagian manhajnya tidak benar, dan sebagiannya tidak jelas, dan Alhamdulillah
fasilitas untuk belajar agama sudah sangat banyak dimasa ini"
Silahkan dengar file suaranya di
Powered by RapidPlugins
Tentunya kita ingin mengetahui
perincian dari sang ustadz,
Pertama : Siapa saja dai-dai yang
menyimpang tersebut dan apa saja penyimpangan mereka?
Kedua : Siapa saja dai-dai yang
tidak jelas manhajnya, dan apakah sebab ketidak jelasannya?
Sang al-Ustadz al-Faadhil
Hafizohulloh juga berfatwa tentang Yayasan Ihyaa At-Turoots. Berikut pertanyaan
dan jawaban :
Tanya:
Ustadz ana punya majalah yang di
kelola oleh dai-dai ihya At-Turats, tapi dalam masalah ekonomi saja. Bolehkah
mengambil ilmu ekonomi dari mereka?
Jawab:
"Ini Masalah mengambil ilmu
dari ahlul Bid'ah atau orang-orang yang mendukung at-Turats, berada diatas pemikiran mereka, ini
adalah dai-dai yang tidak berjalan diatas jalan Sunnah, maka tidak boleh
seorang mengambil dari ilmu Sunnah dalam bidang apapun dari orang-orang yang
tidak berada diatas sunnah, Bukan berartinya seluruh yang disebut ahlul Bid'ah
itu pasti salah, tidak, tapi para Ulama Sepakat untuk memboikot ahlul bid'ah
dan tidak menganjurkan manusia belajar, sebab mungkin saja ada hal-hal yang
mereka masukkan disela-sela pembahasan mereka yang lain dianggap bagus.
Kemudian dari sisi yang kedua
mengenai masalah ilmu ekonomi sekarang, semua orang ingin bicara masalah
ekonomi, semuanya ngambil dari para ulama ahlussunnah, ngapain ngambil dari
orang-orang yang bermasalah, ilmu apa saja ada dari kalangan para ulama
ahlussunnah, ada diterangkan dan tidak perlu seseorang menjatuhkan dirinya
kedalam bahaya"
Silahkan dengar file suaranya di :
Powered by RapidPlugins
Majalah yang dimaksud oleh penanya
tentunya majalah yang sudah tersohor, yaitu majalah "Pengusaha Muslim".
Apakah majalah tersebut dikelola oleh para dai Ihyaa At-Turoots??, tentunya ini
sebuah kebohongan nyata di siang bolong. Majalah ini sama sekali tidak dibantu
oleh yayasan Ihyaa At-Turoots, bahkan dibiayai oleh seorang sahabat saya, seorang
pengusaha, yang tentu ia tidak ingin disebutkan namanya di sini. –semoga Allah
menjaga keikhlasannya-
Sebuah pertanyaan pantas untuk
diajukan kepada sang al-Ustadz al-Faadhil, bahwa para penyaji materi di majalah
ini adalah para ahul bid'ah??, dimanakah letak bid'ah mereka??, sungguh
berbahayakah menimba ilmu dari mereka??
Bukankah al-Ustadz Al-Fadil
Dzulqornain hafizohulloh juga mengajarkan buku ahlul bid'ah?. Beliau telah
mengajarkan buku al-waroqoot karya
Imamul Haramain Abul Ma’ali Al Juwaini. Padahal kita tahu bersama
bahwasanya Al-Juwaini adalah salah seorang ulama besar madzhab Asyaa'iroh !!!
(lihat di http://aboeshafiyyah.wordpress.com/2012/11/21/rekaman-kitab-al-qawaidul-kulliyyah-dan-kitab-al-waraqat-al-ustadz-dzulqarnain/)
Untuk menjawab fatwa al-Ustadz al-Faadil
hafizohulloh maka cukup saya menukil fatwa dari guru beliau Al-'Allamah Asy-Syaikh
Sholeh Al-Fauzaan hafizohulloh (anggota Kibar Ulama/Ulama Besar Arab saudi dan
juga anggota al-Lajnah ad-Daimah/dewan komite fatwa Arab Saudi), yang kebetulan
saya bersama teman saya Doktor Hasan Ali dari Somalia sempat mengunjungi beliau
di Daarul Iftaa' pada hari Senin 4 Februari 2013.
Berikut Transkrip tanya jawab antara
kami dan Syaikh hafizohulloh:
Fatwa Syaikh Sholeh Al-Fauzaan
hafizohulloh
الدكتور حسن: المشكلة عندنا شيخنا هناك في
البلد -الصومال- جماعة تسمت بالاعتصام بالكتاب والسنة والقائمون عليها من طلاب
الجامعة الإسلامية، وبعضهم من جامعة الإمام ينشرون العقيدة والتوحيد لكن يحصل منهم
أحياناً التعصب لجماعتهم وكذا. وفي المقابل جماعة آخرى يقولون نحن ضد هذه الجماعات
والحزبيات ويشددون عليهم ويبدعونهم بل ويبدعوننا نحن لماذا تتعاملون معهم!!!
Penanya (DR Hasan Somali) : "Syaikhuna,
yang menjadi permasalahan pada kami, adalah di negeri kami -Somalia- ada
sebuah jama'ah yang bernama 'Jamaa'ah Al-I'tishoom bil Kitaab was Sunnah'. Yang
menjalankan jama'ah tersebut adalah para mahasiswa lulusan Universitas Islam
Madinah, dan sebagiannya lagi lulusan Universitas Al-Imaam Muhammad bin Su'ud.
Jama'ah ini menyebarkan Sunnah dan
Tauhid, hanya saja terkadang timbul dari mereka fanatik terhadap jama'ahnya. Selain
mereka ada jama'ah lain yang mengatakan bahwa kami berlawanan dengan jama'ah-jama'ah
dan kelompok-kelompok ini, mereka bersikap keras terhadap jama'ah (yang pertama)
dan membid'ahkan mereka, bahkan mereka membid'ah kami, kenapa?, karena kami
bermu'amalah dengan mereka (yakni 'Jamaa'ah Al-I'tishoom bil Kitaab was Sunnah')"
قال الشيخ: وهذه الآفة بين المسلمين
Syaikh Soleh al-Fauzaan berkata :
"Ini adalah penyakit yang ada diantara kaum muslimin"
الدكتور حسن: فما موقفنا نحن كطلاب العلم إذا
نزلنا إلى الساحة؟.
الشيخ: الموقف هو الإصلاح بين المسلمين. وَإِنْ
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا، على كل
الإصلاح، نحن كلنا مسلمون وكلنا هدفنا واحد فلماذا يعني الاختلاف, وعدونا متفق
الآن خلونا نجتمع، خلونا على الكتاب والسنة.
Hasan : "Bagaimana sebaiknya
sikap kami -sebagai penuntut ilmu-, jika kami terjun ke medan dakwah?
Syaikh berkata : "Sikap kalian
adalah ishlaah (mendamaikan) diantara Kaum Muslimin. Allah berfirman (yang
artinya):
"Jika ada dua golongan dari
mereka yang beriman itu berperang, hendaklah kamu damaikan antara keduanya".
(QS Al-Hujuroot : 9)
Bagaimanapun juga (pilih jalan) perdamaian,
kita semua adalah muslim, kita semua tujuannya sama, lantas mengapa kita
berselisih? Sementara musuh-musuh kita sekarang bersatu?, Hendaknya kita
bersatu, hendaknya kita di atas al-Qur'an dan as-Sunnah !!
الدكتور حسن: هم يقولون: الكتاب والسنة بس
الاختلاف الآن الوحيد هل يجوز إنشاء -مثلاً- جماعة, تأسيس جماعة مثلا تدعوا إلى
الكتاب والسنة بما أنه ليس هناك دولة أو حاكم يهتم بهذا هل يجوز هذا؟
الشيخ: حسب الاستطاعة .ولكن مثل ما قلت، ترى
التخاذل والانقسام هو الذي يفرح العدو, اسعوا بالاصلاح بين المسلمين، بين المسلمين
الذين يقولون نحن مسلمون، أصلحوا بينكم
خلوكم جماعة واحدة، وتعاونوا يكون لكم إن شاء الله دورا في بلدكم.
Hasan : "Mereka (Jama'ah al-I'tishoom)
juga berpegang dengan Qur'an dan Sunnah, hanya saja satu-satunya perselisihan
yang ada sekarang adalah "Apakah boleh mendirikan -misalnya- sebuah jama'ah
yang menyeru kepada Qur'an dan Sunnah? Karena negara atau penguasa tidak
memperhatikan urusan ini, apakah boleh (mendirikan jama'ah)?
Syaikh menjawab : "Itu sesuai
kemampuan. Yang jelas sebagaimana yang aku katakan, kamu melihat sendiri adanya
sikap saling meninggalkan dan berpecah belah, itulah yang membuat musuh gembira.
Berusahalah untuk mendamaikan Kaum Muslimin, yakni mereka yang mengatakan kami
muslim. Hendaknya kalian menjadi jama'ah yang satu, saling bekerja samalah
kalian! Insyaa Allah hal ini akan menjadikan kalian bermanfaat bagi negeri
kalian".
الدكتور حسن: مثل هذه الجماعة يا شيخ هل بيدع
كونهم أسسوا جماعة؟
الشيخ: بينوا لهم بينوا لهم (كلمة غير واضحة) والله
ما يصلح التبديع ولا التفسيق هذا ما يصلح بين المسلمين، كلنا مسلمون وإن كان بعضنا
عنده قصور أو عنده خطأ, ما يمنع أنه أخونا نتعاون نحن وإياه.
Hasan : "Ya Syaikh, apakah Jama'ah
seperti ini bisa dikatakan jama'ah bid'ah, karena telah mendirikan jama'ah?"
Syaikh berkata: "Jelaskan
kepada mereka… Jelaskan kepada mereka… (kalimat tidak jelas)… Demi Allah, sikap
tabdi' (membid'ahkan), dan tafsiiq (memfasikkan), tidaklah pantas dilakukan diantara
Kaum Muslimin. Kita semua kaum muslimin, meskipun ada diantara kita yang
memiliki kekurangan, atau memiliki kesalahan, maka itu tidak menghalanginya
untuk tetap menjadi saudara kita, kita bisa bekerja sama dengan dia"
الدكتور حسن: هل يجوز أن نتعامل معهم في الدعوة
إلى الله؟
الشيخ: ما هم مسلمين!!؟
الدكتور حسن: مسلمين بل ينقلون عن الشيخ محمد
بن عبدالوهاب وابن تيمية وكتب العقيدة والطحاوية والواسطية.
الشيخ: مسلمون الحمد لله المسلم يقبل الخير،
يقبل الحق.
Hasan : "Bolehkan kita bekerja
sama dengan mereka ('Jamaa'ah Al-I'tishoom bil Kitaab was Sunnah') dalam rangka
berdakwah di jalan Allah?"
Syaikh berkata: "Apakah mereka
muslim?"
Hasan : "Mereka muslim, bahkan
mereka biasa menukil dari Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan Ibnu Taimiiyah, begitu
pula dari buku-buku aqidah, seperti At-Thohawiyah dan Al-Washithiyah"
Syaikh berkata : "Alhamdulillah
mereka muslim, dan seorang muslim itu menerima kebaikan dan menerima kebenaran"
السائل : سؤال يتعلق بإندونيسيا، الحمد لله
عندنا الآن قناتان تلفيزيونية على السنة، قبل السنة تقريباً، يشارك فيها الشيخ
عبدالرزاق شيخي الشيخ العباد البدر، يلقي فيها كل الأسبوع مرتين
الشيخ : يروح إلى إندونيسيا؟
السائل : الشيخ عبد الرزاق ذهب إلى إندونيسيا
مرتين، وكنت مترجما له في المرة الأولى، اجتمع تقريبا مائة ألف من الحاضرين،
وللمرة الثانية تقريباً مائة وثلاثين ألف، وهذا أكبر تجمع في هذا المسجد له خمسة
أدوار، يدل على الكثرة، وأن الناس الآن يعرفون السنة الحمد لله، والقناة لها دور
كبير، وترجمنا أيضا مثلاً فتاواكم وفتاوى الشيخ ابن باز والشيخ العثيمين رحمهم
الله.
Penanya (Firanda) : Pertanyaan
berkaitan dengan Indonesia,
Alhamdulillah sekarang kami memiliki dua stasiun televisi yang berada di atas
Sunnah, sudah sekitar setahunan. Syaikh Abdur Rozzaq Al-Abbad Al-Badr -guru
saya- juga berpartisipasi dalam stasiun televisi tersebut, dan memberi
pengajian setiap pekan 2 kali.
Syaikh : Apakah syaikh Abdur Rozzaq
selalu pergi ke Indonesia?
Firanda : Syaikh Abdur Rozzaq sudah
dua kali pergi ke Indonesia,
dan saya yang menjadi penerjemahnya saat kepergiannya yang pertama, dan yang
hadir saat itu sekitar 100 ribu orang. Sedang pada kepergian beliau yang ke dua, ada sekitar 130 ribu orang yang hadir. Dan
ini merupakan perkumpulan terbesar di mesjid ini, mesjid ini punya 5 lantai. Ini
adalah jumlah yang banyak, yang menunjukkan bahwa masyarakat sekarang mengenal
sunnah, Alhamdulillah. Dan stasiun TV ini punya andil yang besar (dalam dakwah
ini), kami terjemahkan fatwa-fatwa Anda, fatwa Syaikh Bin Baaz, dan fatwa
Syaikh Utsaimin –rahimahumulloh-.
ولكن الإشكال عندنا تعرف أن الإخوة كما حصل في
كل مكان ينقسم إلى قسمين، بعضهم يحذر من القناة
الشيخ : مصيبة هذه
السائل : فيه من يتكلم في نفس القناة، وفيه من
يتكلم في الدعاة الذين يخرجون في القناة، مع أن قلنا فيه الشيخ عبد الرزاق والشيخ
إبراهيم الرحيلي أيضا يشارك أحيانا
الشيخ : إبراهيم بن عامر؟
السائل : نعم، أحيانا يشارك. المشكلة، واحد من
إخواننا يتكلم في القناة وهو مشهور بأنه من طلابك الشيخ
الشيخ : من هو؟
السائل : هو اسمه ذو القرنين
الشيخ : معروف
السائل : وهو رجل ما شاء الله عنده علم
الشيخ : رجل طيب
Akan tetapi yang menjadi
permasalahan pada kami -sebagaimana Anda tahu-; bahwasanya ikhwan sekalian -sebagaimana
terjadi di seluruh tempat- terpecah menjadi dua, dan sebagian mereka
memperingatkan (masyarakat) dari bahaya Stasiun TV tersebut.
Syaikh : Ini merupakan musibah.
Firanda : Ada yang menjelekan
stasiun TV tersebut, dan ada yang membicarakan (mentahdzir) para dai yang
muncul di stasiun TV tersebut, padahal sebagaimana yang kami katakan, dalam
stasiun tersebut ikut serta Syaikh Abdur Rozzaq, dan sesekali juga Syaikh
Ibrahim Ar-Ruhaili.
Syaikh : Ibrahim bin 'Aamir?
Firanda : benar, sesekali beliau
berpartisipasi (mengisi pengajian-pen). Yang jadi permasalahan, salah seorang
dari saudara-saudara kami yang membicarakan (mentahdzir) stasiun TV tersebut, adalah
orang yang terkenal sebagai murid Anda.
Syaikh : Siapa dia?
Firanda : Namanya Dzul Qornain.
Syaikh : Ma'ruuf (saya mengenalnya)
Firanda : Ia adalah seorang yang
memiliki ilmu -masyaAllah-.
Syaikh : Ia seorang yang baik.
السائل : لكنه يتكلم في القناة ويحذر من مشاهدة
القناة. نحن الآن ما نأخذ الدعم من أي جمعية ما نأخذ من جمعية إحياء التراث، ولا نأخذ
من السعودية، المحسنين من إندونيسيا
الشيخ : تعاونوا مع ذي القرنين، هو رجل طيب وإن
كان كما تقول أنه متشدد شوي
السائل : نحن ما نحذر منه
الدكتور حسن : القضية ليست معه، المسالة : هل
يجوز مثلا خروج الداعية في القنوات؟ وتأسيس القناة الإسلامية تنشر الإسلام؟
الشيخ : ما معنا وسيلة غيرها
حسن : يستفاد منها
الشيخ : أي نعم، يستفاد منها
السائل : مثل هذا، الشيخ، ما نفعل بزميلنا هذا
الشيخ :أصلحوه واستصلحوا وتألفوا
حسن : بينوا له يكلم الشيخ صالح في الموضوع
مثلاً
الشيخ : يكتب لي يكتب لي وأنا أرد عليه
Firanda : "Akan tetapi ia (Dzulqornain)
membicarakan tentang (keburukan) Stasiun TV tersebut, dan memperingatkan
masyarakat dari menonton stasiun TV tersebut.
Kami sekarang tidak mengambil
bantuan dari yayasan manapun, kami tidak mengambil bantuan dari Yayasan Ihyaa
Ut Turoots, dan kami pun tidak mengambil bantuan dari Arab Saudi, para
donaturnya dari Indonesia"
Syaikh : "Bekerja-samalah
dengan Dzulqornan, ia adalah orang yang baik, meskipun dia agak keras -sebagaimana
kau katakan- "
Firanda : "Kami tidak
mentahdzirnya"
Hasan : Permasalahannya bukanlah
tentang dia, akan tetapi bolehkah -misalnya- seorang dai berdakwah melalui
stasiun-stasiun televisi? Bolehkan mendirikan Stasiun Televisi Islami yang
menyebarkan Islam?
Syaikh : Kita tidak punya sarana yang
lain
Hasan : Sarana televisi itu boleh
dimanfaatkan?
Syaikh : Iya, sarana televisi itu boleh dimanfaatkan.
Firanda : Ya Syeikh, pada kondisi
demikian, apa yang harus kami lakukan terhadap sahabat kami ini (Dzulqornain)?
Syaikh : Berdamailah dengannya…
Saling berdamailah dan saling bersatulah.
Hasan : Sampaikan kepada Dzulqornain,
agar ia berbicara dengan Syaikh tentang permasalahan ini.
Syaikh : Hendaknya ia (Dzulqornain) menulis
surat kepadaku,
hendaknya ia menulis kepadaku, dan aku akan membalas suratnya.
السائل : مسألة جمعية إحياء التراث دائما إلى
الآن سبب الخلاف بين الإخوة، مسالة جمعية إحياء التراث بالكويت
الشيخ : بالكويت، أيش فيها؟
السائل :
فيه ناس قليل تعاونوا مع هذه الجمعية، أخذوا المساعدة من الجمعية، لكن
غالبنا ما ياخذون. المشكلة ذو القرنين وأصحابه يحذرون من الجمعية ويبدعون الجمعية
الشيخ : أي جمعية؟
حسن : جمعية إحياء التراث بالكويت
الشيخ : الذي يساعدكم خذوا مساعدته وانتفعوا به
السائل : المشكلة الذين لا يتكلمون في
الجمعية أيضا يبدعون
الشيخ : الرسول صلى الله عليه وسلم قبل
الهدايا من الكفار، قبل من المقوقس، يقبل يقبل الهدية، الذي يعينكم خذوا
السائل : سيقولون سيشترطون وكذا ويوجهون في
الدعوة
الشيخ : على كل حال تعاونوا، يقضى على قضية
الانقسام يقضى عليه
السائل : يعني أكلم الشيخ ذو القرنين يراسلك
الشيخ : أي نعم
السائل : الله يبارك فيك
Firanda : "Permasalahan Yayasan
Ihyaa At-Turoots, selalu menjadi sebab khilaf diantara ikhwan hingga sekarang, (maksudku)
permasalahan Yayasan Ihyaa At-Turoots yang di Kuwait"
Syaikh : Yang ada di Kuwait? Ada apa dengan yayasan
tersebut?
Firanda : Ada sedikit orang yang bekerja sama dengan
yayasan ini, mereka mengambil bantuan dari yayasan ini, akan tetapi mayoritas
kami tidak mengambil bantuan. Yang menjadi permasalahan adalah Dzulqornain dan
para sahabatnya mentahdzir yayasan itu dan membid'ahkannya.
Syaikh : Yayasan apa?
Hasan : Yayasan Ihyaa At-Turoots
dari Kuwait
Syaikh : "Yang membantu kalian,
ambillah bantuannya dan manfaatkan bantuan tersebut"
Firanda : Yang menjadi permasalahan;
orang-orang yang tidak mentahdzir yayasan itu juga di-tabdi'
Syaikh : Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam telah menerima hadiah-hadiah dari orang-orang kafir, beliau menerima
dari Raja Muqouqis, beliau menerima hadiah. Yang membantu kalian, maka ambillah
(bantuannya)"
Firanda : Mereka akan berkata; "Yayasan
akan memberi persyaratan… Akan ikut mengatur dakwah?"
Syaikh : "Bagaimanapun juga, hendaknya
kalian saling bekerja sama, hilangkan perpecahan, hilangkanlah perpecahan"
Firanda : "Apa saya
menyampaikan ke Syaikh Dzulqornain, agar mengirim surat kepada Anda?"
Syaikh : Iya
Firanda : Baarokallahu fiik"
(Demikian tanya jawab yang
berlangsung antara kami dan al-'Allaamah Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan
hafizohulloh pada pagi hari senin tanggal 4 Februari 2013 di kantor kerja
beliau di Daarul Iftaa') silahkan dengar ceramahnya disini:
Powered by RapidPlugins
Mengingat kedekatan Al-Ustadz Al-Fadil
Dzulqornain dengan Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan maka kami sangat berharap Al-Ustadz
Al-Faadil Dzulqornain mau bertanya langsung kepada Asy-Syaikh Sholeh Fauzan
perihal berikut ini :
- Apakah Yayasan Ihyaa At-Turoots Al-Kuwaiti
adalah yayasan hizbi dan yayasan mubtadi'ah?. Dan kalau Asy-Syaikh tidak
mengetahui hakekat kesesatan Yayasan Ihyaa At-Turoots maka hendaknya Al-Ustadz
Al-Fadil menjelaskan kepada beliau agar tidak ada tuduhan bahwasanya Asy-Syaikh
berfatwa tanpa ilmu, memuji Ihyaa At-Turots karena Asy-Syaikh jahil tentang
yayasan tersebut
- Jika Ternyata Asy-Syaikh menyatakan
yayasan tersebut adalah yayasan Ahlus Sunnah maka selesailah perkaranya, dan
tidak perlu kita beranjak kepada pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Akan tetapi
jika Asy-Syaikh menyatakan bahwa yayasan tersebut adalah yayasan bid'ah atau
yayasan sururi, maka tolong tanyakan lagi apakah boleh menerima bantuan dari
yayasan tersebut?. Atau apakah yang menerima bantuan dana dari yayasan tersebut
otomatis menjadi ahlul bid'ah, menjadi sururi??
- Jika ternyata Asy-Syaikh membolehkan
mengambil bantuan dana, maka selesailah perkaranya. Akan tetapi jika Asy-Syaikh
mengharamkan mengambil bantuan dana dari yayasan dan menyatakan bahwa yang
mengambil dana otomatis menjadi ahlul bid'ah, maka tanyakanlah kepada beliau
apakah apakah yang tidak membid'ahkan yayasan juga otomatis menjadi sururi?, yang
tidak membid'ahkan yang mengambil dana juga otomatis jadi sururi?
Tolong pertanyaan dan jawaban di
transkrip secara lengkap, dan jangan jawabannya saja. Dan kami sangat menantikan
hal ini, karena jangan sampai seperti sikap salah seorang dari sebagian antum
yang telah bertanya panjang lebar kepada Asy-Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah
tentang hukum jihad di Ambon lantas pertanyaan
dan fatwa Asy-Syaikh disembunyikan dan tidak disebarkan !!!
RENUNGAN….
Beikut ini beberapa renungan yang
saya tujukan kepada saudara-saudaraku terkhususkan para kawan-kawan yang suka
mentahdzir sesama ahlu sunnah hanya karena permasalahan ijtihadiyyah
PERTAMA : Renungkanlah kembali sikap-sikap
keras antum selama ini. Ya ikhwati… apakah demikian manhaj yang diajarkan oleh
para ulama salafiyin yang telah diakui oleh semua pihak. Dalam hal ini terutama
Syaikh Bin Baaz, Syaikh al-Utsaimin, dan Syaikh Al-Albani rahimahullah???
Apakah dakwah mereka seperti cara
dakwah kalian??, adakah ceramah-ceramah mereka dan buku-buku mereka seperti gaya ceramah antum saat
ini??. Saya mengajak kita bersama untuk bersikap jujur…
Tidak mengapa jika antum menyelisihi
metode dakwah mereka bertiga, tidak mengapa juga antum merasa dan meyakini
bahwa manhaj yang antum jalani adalah manhaj yang terbenar…, akan tetapi harus
diakui bahwasanya metode dakwah mereka ternyata berbeda dengan metode dakwah
kalian
KEDUA : Semua orang tahu, bahwasanya
"Gaya seorang guru bisa dilihat dari gaya murid-muridnya".
Ternyata yang ada, metode dakwah
dari mayoritas murid-murid ketiga ulama besar tersebut, berbeda metode dakwah
mereka dengan metode dakwah kalian. Bahkan antum menganggap banyak murid-murid
senior ketiga para ulama tersebut adalah ahul bid'ah. Murid-murid senior Syaikh
Al-Albani rahimahullah tidak selamat dari tahdziran dan lisan kalian…Terlebih
lagi murid-murid syaikh Al-Utsaimin yang ada di kota al-Qosiim ??!!!
KETIGA : Saya juga ingin tahu, sebenarnya
ulama/masyaikh salafy yang antum akui -sama diatas gaya dan metode antum dalam hal tahdzir dan
tabdi'- yang ada di kerajaan Arab Saudi itu ada berapa?. Coba kita hitung…, (1)
Syaikh Robii' Al-Madkholi, (2) Syaikh Muhammad bin Haadi Al-Madkholi, (3) Syaikh
Ubaid Al-Jaabiri, (4) Syaikh Abdullah Al-Bukhari, (5) Syaikh Ahmad Bazmuul….hafizohumulloh
Apakah masih ada para ulama atau
masyaikh yang lain??, kalau ada berapakah jumlah mereka??, saya berbicara
tentang masyaikh yang ma'ruf dan tersohor di Kerajaan Arab Saudi. Meskipun Asy-Syaikh
Abdullah al-Bukhari dan Asy-Syaikh Ahmad Bazmuul tidak ma'ruf, akan tetapi
tetap saya masukan karena keduanya dijadikan rujukan oleh kalian.
Nah sekarang apakah anggota kibar
ulamaa, dan juga anggota lajnah daimah yang lainnya juga adalah salafy menurut
kalian? Semanhaj dengan manhaj kalian?, saya ingin kejujuran antum!!!. Syaikh
salafy yang ada di Riyadh
ada berapa sih??
Apakah hanya syaikh Sholeh al-Fauzaan??
Itupun ternyata manhaj dan metode beliau tidak sama dengan manhaj kalian…
Demian pula, manakah para Imam
Masjid Nabawi dan Masjid Haram yang menurut antum salafy (selain Syaikh Al-Hudzaifi
hafizohullah)?. Demikian juga manakah dari dari pengajar-pengajar resmi di
Masjid Nabawi yang antum anggap salafy 100 persen seperti antum selain Syaikh
Abdul Muhsin Al-Abbad??, itupun Syaikh Abdul Muhsin manhajnya tidak sama dengan
manhaj guluw antum dalam mentahdzir dan mentabdi'. Ini mau tidak mau harus
diakui.
Puluhan ulama di Riyaad, puluhan
ulama di Madinah, apakah manhaj dan metode dakwah mereka seperti metode dakwah
kalian??
Tidaklah mengapa jika antum berkata,
"Kebenaran tidak diukur dengan jumlah yang banyak…". Saya hanya
sekedar ingin agar antum mengakui bahwasanya manhaj antum tidak sama dengan
manhaj Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Utsaimin, Syaikh Al-Albani dan juga
kebanyakan para ulama dan masyayikh di Arab Saudi. Maksud saya dalam hal ini
adalah manhaj guluw dalam mentahdzir dan mentabdi' sesama dai ahlus sunnah.
KEEMPAT : Ternyata setelah saya
dengarkan hujatan-hujatan antum terhadap radiorodja atau rodja TV yang ada
bukanlah menyebutkan kesalahan…, akan tetapi hanya karena link-link (kerja sama)
serta hubungan-hubungan dengan orang-orang yang dianggap sebagai ahlul bid'ah, yang
kebanyakan link-link tersebut hanyalah dugaan dan prasangka. Jika ada link-link
tersebut maka kami ingin buktinya, maka tolong sebutkan link-link para ustadz
Radiorodja !!
Sebenarnya hukum bermu'amalah dengan
ahlul bid'ah sudah dijelaskan panjang lebar oleh para ulama, diantaranya
dijelaskan panjang lebar oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim
rahimahumallahu. Demikian pula masalah hajr (memboikot) ahlul bid'ah yaitu
dengan melihat dan menimbang antara maslahat dan mudhorot (silahkan baca
kembali (Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) terhadap Ahlul Bid'ah (Seri 2): Hajr
Bukan Merupakan Ghoyah (Tujuan), Akan Tetapi Merupakan Wasilah)
Bahkan terkadang bekerja sama dengan
ahlul bid'ah dianjurkan jika memang mendatangkan kemaslahatan
Ibnul Qoyyim rahimahulloh -tatkala
menjelaskan faedah dari kisah perjanjian hudaibiyah-, mengatakan:
أن المُشْرِكين، وأهلَ البِدَع والفجور،
والبُغَاة والظَّلَمة، إذا طَلَبُوا أمراً يُعَظِّمُونَ فيه حُرمةً مِن حُرُماتِ
الله تعالى، أُجيبُوا إليه وأُعطوه، وأُعينوا عليه، وإن مُنِعوا غيره، فيُعاوَنون
على ما فيه تعظيم حرمات الله تعالى، لا على كفرهم وبَغيهم، ويُمنعون مما سوى ذلك،
فكُلُّ مَن التمس المعاونةَ على محبوب للهِ تعالى مُرْضٍ له، أُجيبَ إلى ذلك
كائِناً مَن كان، ما لم يترتَّب على إعانته على ذلك المحبوبِ مبغوضٌ للهِ أعظمُ
منه، وهذا مِن أدقِّ المواضع وأصعبِهَا، وأشقِّهَا على النفوس
"Sesungguhnya kaum musyrikin, ahlul
bid'ah, dan ahlul fujur, serta para pemberontak dan orang-orang yang zholim, jika
mereka menuntut sesuatu untuk mengagungkan salah satu dari syari'at-syari'at
Allah, maka permintaan mereka itu dipenuhi dan ditunaikan, serta mereka dibantu,
meskipun pada perkara-perkara lain (yang tidak merupakan syari'at Allah-pen) mereka
tidak dipenuhi permintaannya. Jelasnya mereka dibantu pada perkara-perkara yang
padanya ada pengagungan terhadap syari'at Allah, bukan ditolong dalam kekufuran
dan kezoliman mereka, dan tidak dibantu pada perkara-perkara yang lain.
Maka setiap orang yang meminta
pertolongan dalam perkara yang dicintai oleh Allah dan mendatangkan keridoannya
maka permohonan bantuannya boleh dipenuhi siapapun orangnya. Selama tidak
menimbulkan perkara yang dibenci oleh Allah yang lebih parah. Ini termasuk
pembahasan yang paling detail, paling sulit, dan paling berat bagi jiwa" (Zaadul
Ma'aad 3/303)
Diantara dalil yang menunjukan
perkataan Ibnul Qoyyim ini adalah :
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam :
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لا يَسْأَلُونِى خُطَّةً
يُعَظِّمُونَ فِيهَا حُرُمَاتِ اللَّهِ إِلا أَعْطَيْتُهُمْ إِيَّاهَا
"Demi Dzat yang jiwaku berada
di tanganNya, tidaklah mereka (kaum musyrikin Arab) meminta kepadaku sesuatu
kondisi yang padanya mereka mengagungkan syari'at Allah, kecuali aku akan
memberikannya kepada mereka" (HR Al-Bukhari no 2731)
Ini jelas, bahwasanya jika Kaum
Musyrikin meminta bantuan Nabi untuk menegakkan hak dan syari'at Allah, maka
Nabi akan memenuhi permintaan mereka.
Dalam Hilful Fudhul/Al-Muthoyyabin, Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda ;
مَا شهدتُ مِنْ حلف قُرَيْش إِلَّا حِلف
المطيبين ، وَمَا أحب أَن لي حمر النعم ، وَإِنِّي كنت نقضته
"Aku tidak pernah menghadiri
hilf (perjanjian kesepakatan) kaum Quraisy kecuali Hilful Muthoyyabin, dan aku
tidak suka jika aku membatalkannya meskipun aku diberi onta merah" (Lihat
takhriif hadits ini dalam Al-Badr Al-Muniir, karya Ibnul Mulaqqin 7/325-327).
Perjanjian ini adalah perjanjian
yang dilakukan oleh orang-orang Kafir Quraisy dalam rangka untuk menolong
seorang yang terzolimi, agar haknya dikembalikan dari orang yang telah
menzoliminya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghadirinya tatkala beliau
belum diangkat menjadi seorang Nabi. Akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi
mengenang perjanjian ini, bahkan beliau menyatakan jika beliau diajak oleh
mereka dan beliau sudah menjadi seorang Nabi, maka beliau tetap akan
menghadirinya.
Beliau berkata :
لقد شهدتُ فِي دَار عبد الله بن جدعَان حلفا ،
لَو دُعِيْتُ بِهِ فِي الْإِسْلَام لَأَجَبْت
"Sungguh aku telah menghadiri
Hilf (Al-Muthoyyabin) di rumah Abdullah bin Jad'aan. Kalau seandainya aku
diajak saat sudah ada Islam (yakni setelah aku menjadi Nabi-pen), maka aku akan
penuhi ajakan tersebut" (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih
fiqh Shiroh, lihat juga penjelasan al-'Umari dalam Shirah An-Nabawiyah As-Shahihah
1/111)
Kedua hadits ini menegaskan
pernyataan Ibnul Qoyiim rahimahullah, akan bolehnya bekerja sama/membantu orang-orang
yang menyimpang jika tujuannya untuk menegakkan syari'at Allah atau kebenaran. Dengan
syarat tidak menimbulkan kemudorotan.
Sekarang marilah kita melihat link-link
(kerja sama dengan ahlul bid'ah) yang dilakukan oleh para ulama dan para syaikh
salafy, diantaranya :
(1) Bukankah sangat banyak ulama
salafy yang memiliki link dengan yayasan Ihyaa At-Turoots di Kuwait. Seperti
Syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin rahimahumulloh, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad, dan
Syaikh Abdurrozzaq??
Bahkan sebagian mereka mengisi
pengajian di yayasan Ihyaa At-Turoots. Lantas apakah mereka ahlul bid'ah??, apakah
mereka sururi??. Apalagi sampai memuji yayasan??!!. Bukankah sikap mereka ini "menurut
kacamata kalian" menyesatkan umat karena menjalin link dengan yayasan
Ihyaa At-Turoots??. Kalau hanya seorang dai tingkat nasional yang berhubungan
dengan yayasan Ihyaa At-Turoots sih masih mending, akan tetapi sangatlah
berbahaya dan parah kalau yang berhubungan dengan yayasan tersebut para ulama
kaliber dunia…sungguh sangat menyesatkan umat "menurut kacamata kalian"
(Lihat pujian para ulama Asy-Syaikh Bin Baaz rahimahullah, Asy-Syaikh Utsaimin
rahimahullah, Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan, Asy-Syaikh Al-Mufti Abdul Aziz Alu
Syaikh, Mentri Agama Arab Saudi Asy-Syaikh Sholeh Alu Syaikh, dan Imam Al-Masjid
Al-Haroom Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sudais hafzohumulloh di http://www.turathkw.com/topics/current/index.php?cat_id=13)
Al-'Allaamah Asy-Syaikh Abdul Muhsin
Al-'Abbad hafizohulloh berkata tentang peran serta Asy-Syaikh Bin Baaz dan Asy-Syaikh
Al-'Utsaimin dalam mengisi kajian di yayasan Ihyaa' At-Turoots. Beliau berkata :
من أهل السنة في هذا العصر من يكون ديدنه وشغله
الشاغل تتبع الأخطاء والبحث عنها، سواء كانت في المؤلفات أو الأشرطة، ثم التحذير
ممن حصل منه شيءٌ من هذه الأخطاء، ومن هذه الأخطاء التي يُجرح بها الشخص ويحذر منه
بسببها تعاونه مثلاً مع إحدى الجمعيات بإلقاء المحاضرات أو المشاركة في الندوات،
وهذه الجمعية قد كان الشيخ عبد العزيز بن باز والشيخ محمد بن عثيمين رحمهما الله
يُلقيان عليها المحاضرات عن طريق الهاتف، ويعاب عليها دخولها في أمر قد أفتاها به
هذان العالمان الجليلان، واتهام المرء رأيه أولى من اتهامه رأي غيره، ولا سيما إذا
كان رأياً أفتى به كبار العلماء
"Diantara ahlus sunnah di zaman
ini ada yang kesibukannya -yang selalu menyibukannya- adalah mencari-cari
kesalahan, apakah kesalahan-kesalahan yang ada di buku-buku ataupun yang di
kaset-kaset. Setelah itu mentahdzir masyarakat akan bahaya orang yang
terjerumus dalam sebagian kesalahan-kesalahan tersebut. Dan diantara kesalahan-kesalahan
yang menyebabkan seseorang ditahdzir dan dijarh adalah orang tersebut bekerja
sama dengan salah satu yayasan yaitu dengan mengisi pengajian atau ikut serta
dalam seminar. Padahal yayasan tersebut dahulu Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz
dan Asy-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahumallahu mengisi pengajian-pengajian
melalui telepon. Demikian juga yayasan ini dicela karena ikut serta dalam suatu
perkara yang kedua orang alim yang mulia ini berfatwa akan kebolehannya. Dan
seseorang mencela pendapatnya sendiri lebih layak daripada mencela pendapat
orang lain, terlebih lagi jika pendapat lain tersebut adalah pendapat yang
difatwakan oleh para ulama kibar" (Silahkan baca kitab Rifqon Ahlas Sunnah
hal 16)
(2) Syaikh Bin Baaz rahimahullah
mendirikan lembaga Roobitoh al-'AAlam al-Islaami. Sekarang kalau mau jujur, bukankah
lembaga ini beranggotakan banyak dai dari seantero dunia?, lantas apakah semua
anggotanya salafy??. Jawabannya : Tentu tidak, justru sebagian kecil saja yang
bermanhaj salafy "menurut kacamata kalian", itupun kalau ada??!!. Jika
perkaranya demikian, lantas buat apa syaikh Bin Baaz mengumpulkan mereka?, bahkan
memfasilitasi mereka???. Apakah syaikh bin Baaz tidak faham manhaj salafy???. Lembaga
ini hingga saat ini masih eksis di Arab Saudi, lantas kenapa ia selamat dari
tahdziran-tahdziran antum sekalian??
(3) Lembaga al-Majma' Al-Fiqhi Al-Islaami
(Komite Fikih Islam), yang beranggotakan banyak ulama dari berbagai negara-negara
Islam. Ini adalah lembaga resmi. Lantas apakah seluruh para ulama tersebut
bermanhaj salaf "ala salafy kalian"?. Tentu berdasarkan kacamata "salafy"
kalian, kebanyakan mereka adalah ahul bid'ah, dan saya tidak tahu apakah ada
satu saja yang salafy menurut kacamata kalian??. Lantas kenapa lembaga ini
selamat dari tadhziran kalian??
(4) Bukankah Syaikh Muhammad bin
Hadi, dan Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizohumallahu mengajar di Universitas
Islam Madinah?. Beliau berdua berasal dari fakultas hadits. Coba antum tanyakan
kepada mereka berdua, "Siapakah masyaikh salafy yang ada di Universitas
Islam Madinah??" berapakah jumlahnya selain mereka berdua??'. Di fakultas
hadits sendiri, siapakah syaikh salafy selain mereka berdua??.
Lantas buktinya mereka berdua masih
tetap saja bisa satu fakultas dengan dosen-dosen yang bukan salafy (dalam
kacamata kalian). Jika ternyata syaikh salafy di Universitas Islam Madinah
hanya 3 atau 4 orang (dalam kacamata salafy kalian), lantas kenapa kedua syaikh
ini masih betah mengajar di Universitas Islam Madinah??!!!
(5) Kerajaan Arab Saudi -melalui
kementrian agama Arab Saudi- memberikan gaji bulanan kepada para dai-dai di
seluruh dunia. Diantaranya dai-dai yang ada di Indonesia. Ternyata dai-dai
tersebut kebanyakannya bukan dai salafy. Lantas apakah kementerian ini
merupakan lembaga hizbi karena memfasilitasi para dai hizbi??, bukankah ini
penyesatan yang nyata??, lantas kenapa antum tidak sibuk-sibuk menyesat-nyesatkan
kementrian agama kerajaan Arab Saudi??. Kenapa antum tidak sibuk mentahdzir dan
mentabdi' Sang Menteri Agama Arab Saudi Syaikh Sholeh bin Abdil Aziz Aalu
Syaikh??, apalagi beliau sering mencukur pendek janggut beliau hafizohulloh??. Kenapa
juga antum tidak mentahdzir para ulama yang tidak mentahdzir beliau, bahkan
berhubungan baik dengan beliau??!!. Kenapa hanya sibuk ribut dengan saudara-saudara
antum yang tidak mengambil dana dari Ihyaa At-Turoots, hanya saja mereka tidak
mau membid'ahkan yayasan itu???
(6) Bukankah kerajaan Arab Saudi
juga setiap tahunnya mengadakan lomba hafalan dan tilawah al-Qur'an?. Bahkan sering lomba-lomba ini disiarkan
langsung oleh Radio Al-Qur'an Arab Saudi. Yang jadi pertanyaan, "Dimanakah
mereka mengadakan lomba tersebut??, apakah di markaz dan masjid Salafy?". Lantas
siapakah yang menjadi panitia lomba tersebut??, apakah salafy atau???, demikian
juga para pesertanya???. Dan bisa jadi, atau bahkan banyak diantara antum yang
menganggap lomba-lomba seperti ini adalah bid'ah yang menyesatkan??. Lantas
kenapa antum tidak sibuk mentahdzir dan mentabdi' mereka??. Lantas juga kenapa
antum tidak mentahdzir para ulama kibar di Arab Saudi yang mendukung acara-acara
seperti ini???
(7) Bukankah Universitas Islam
Madinah setiap tahunnya mengadakan dauroh ilmiyah di Indonesia, bahkan juga di banyak
negara-negara Islam. Bahkan di Indonesia selalu acara dauroh tersebut diadakan
di markaz-markaz ahlul bid'ah, lantas kenapa antum tidak metahdzir dan mentabdi'
para masyayikh yang ikut serta dauroh tersebut??!!. Bukankah ini berarti
mendukung markaz ahlul bid'ah??. Bahkan Syaikh Abdullah Al-Bukhari juga ikut
serta dalam acara dauroh Universitas Islam Madinah sebagai pemateri??!!.
Sekalian saja antum menyatakan bahwa
Universitas Islam Madinah jami'ah sesat dan menyesatkan???.
Masih lebih baik Radiorodja dan
RodjaTV yang para da'i nya tidak bercampur dan beraneka ragam!!!
(8) Idzaa'atul Qur'an Al-Kariim yang
merupakan radio dakwah Arab Saudi yang sangat didukung oleh para ulama. Cobalah
kita renungkan, bukankah kebanyakan para pemateri dalam radio tersebut bukan
salafy "menurut kacamata/standar" kalian?.
(9) Coba antum perhatikan link-link
ceramah di televisi yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Al-Mufti Abdul Aziz Aalu
Syaikh dan juga Asy-Syaikh Soleh Al-Fauzaan (yang telah saya cantumkan di atas).
Bukankah mereka ceramah di stasiun televisi SaufiTV1 (المملكة
العربية السعودية القناة الأولى), ternyata stasiun tersebut bukan stasiun
TV dakwah murni, akan tetapi stasiun TV umum, dan program-program acaranya pun
umum. Sehingga yang muncul di stasiun TV tersebut berbagai macam model. Lantas
kenapa bisa kedua syaikh ini mau mengisi ceramah di stasiun TV yang seperti ini
modelnya??!!
Jika kami mengikuti manhaj antum "manhaj
MLM dalam mentahdzir dan mentabdi" maka kami katakan antum juga sebenarnya
ahlul bid'ah, karena tidak membid'ahkan Robithoh al-'Aaalam Al-Islaami, dan
juga tidak membid'ahkan pemrakarsanya –yaitu Syaikh Bin Baaz rahimahullah-, antum
juga tidak membid'ahkan al-Majma' al-Fiqhi, antum juga tidak membid'ahkan para
ulama yang bermu'amalah dengan yayasan Ihyaa At-Turoots, terlebih-lebih lagi
para ulama yang memuji yayasan tersebut???.
Akan tetapi tentu kami tidak mau
menggunakan manhaj tahdzir dan tabdi' ala MLM antum ini !!!
KELIMA : Ketahuilah bahwa manhaj
antum dalam tahdzir dan guluw sangat tipis perbedaannya dengan manhaj
haddadiyah yang jika ada seorang yang salah sekali atau dua kali atau 10 kali
lantas antum keluarkan dari ahlus sunnah sehingga menjadi ahlul bid'ah yang
harus dijauhi.
Padahal para ulama telah menjelaskan
dengan panjang lebar bahwasanya untuk menghukumi seseorang keluar dari ahlus
sunnah tidaklah mudah, harus dilihat jenis kesalahannya, kemudian apakah
kesalahannya banyak atau tidak….?
Karena kalau setiap ada yang salah
lantas dikeluarkan dari ahlus sunnah (itupun kalau salah, bahkan bisa jadi
merupakan kebenaran…) maka tidak seorangpun yang akan selamat.
(Silahkan baca kembali tulisan : Muwaazanah…
Suatu Yang Merupakan Keharusan…? Iya, Dalam Menghukumi Seseorang Bukan Dalam
Mentahdzir !!)
Antum tentu bukan bermanhaj
haddadiyah yang menyatakan Ibnu Hajar dan An-Nawawi sebagai ahlul bid'ah dan buku-buku
mereka hendaknya dibakar. Antum tentu memberi udzur kepada kedua imam ini, karena
kebaikan mereka yang begitu banyak. Lantas kenapa antum tidak memberi udzur
kepada saudara-saudara antum sebagai sesama dai ahlus sunnah?. Padahal
kesalahan para dai tersebut belum tentu salah (karena merupakan permasalahan
ijtihadiah), bahkan bisa jadi mereka yang benar. Jika merekapun salah maka
bukan dalam permasalahan aqidah. Jika mereka salahpun kesalahan mereka tidak
banyak, hanya tentang mengenai cara atau metode bermuamalah dengan orang-orang
di luar ahlus sunnah. Kesalahan-kesalahan mereka sangat-sangatlah kecil
dibandingkan kesalahan Imam An-Nawawi dan Ibnu Hajar rahimahumallah. Lantas kenapa antum tidak memberi udzur
kepada mereka??
Syaikh al-'Utsaimin telah menegaskan
bahwasanya orang yang manhajnya seperti ini, yaitu hanya mengingat satu atau
dua kesalahan dan melupakan banyak kebaikan adalah manhajnya para wanita. Beliau
rahimahullah berkata : “Ibnu Rajab
berkata dalam muqaddimah kitab Qawaa’id-nya, 'Orang yang adil adalah orang yang
memaafkan kesalahan seseorang yang sedikit karena kebenarannya yang banyak.' Tidaklah
seorang pun mengambil kesalahan dan lupa dengan kebaikan melainkan ia telah
menyerupai para wanita. Sebab jika engkau berbuat baik kepada seorang wanita
sepanjang zaman lalu ia melihat satu keburukan padamu niscaya ia akan berkata,
'Aku sama sekali tidak melihat kebaikan pada dirimu.' Tidak seorang lelaki pun
ingin kedudukannya seperti ini, yaitu seperti wanita, yang mengambil satu
kesalahan kemudian melupakan kebaikan yang banyak.” (Liqaa' al-Baab al-Maftuuh,
no (120), side A)
Berikut ini potongan-potongan dari
perkataan Syaikh Al-'Utsaimin tentang perselisihan yang terjadi diantara ahlus
sunnah
"Apakah engkau Quthbi ataukah
Jamiah? Ini semua tidak perlu….
Jika para pemuda dididik di atas
manhaj seperti ini maka keesokan hari akan menimbulkan keburukan yang sangat
besar….
Apakah termasuk keadilan jika
seseorang mencela orang lain dan sama sekali tidak menyebutkan kebaiknnya?, manhaj
seperti ini jelas salah" (ini hanya potongan-potongan perkataan syaikh
Utsaimin, silahkan dengarkan file suaranya secara lengkap di
Powered by RapidPlugins
)
KEENAM : Antum tentu sangat paham
bahwasanya permasalahan al-jarh wa at-ta'diil terhadap seorang rawi tertentu
ternyata sangat banyak pula terjadi perselisihan diantara para ulama hadits. Ternyata
permasalahan menta'dil atau menjarh adalah permasalahan ijtihadiah. Demikian
pula praktek para ulama zaman sekarang, bisa kita lihat contohnya antara
perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para ulama dalam menghukumi
seseorang. (silahkan lihat kembali Salah Kaprah Tentang Hajr (Boikot) terhadap
Ahlul Bid'ah (Seri 5): Contoh Nyata Khilaf Ijtihadiah Diantara Para Ulama
Tentang Menghukumi Seseorang)
Demikian pula bahwasanya
permasalahan tentang yayasan Ihyaa At-Turoots juga merupakan permasalahan
ijtihadiah. Dan hal ini juga tentu telah diakui oleh sebagian antum (silahkan
lihat peryataan Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizohulloh di
Powered by RapidPlugins
)
Yang anehnya sebagian orang mengajak
untuk bersikap keras dengan berdalil bahwasanya jika seorang berijtihad bisa
benar dan bisa salah, bukan benar terus.
Kita katakan, ini merupakan perkara
yang telah diketahui oleh orang awam salafy. Akan tetapi yang menjadi
permasalahan "Bagaimanakah manhaj Ahlus Sunnah dalam menghadapi
permasalahan khilaf ijtihadiyah??"
Apakah seseorang yang tidak ikut
mentabdi' yayasan Ihyaa At-Turots otomatis menjadi ahlul bid'ah? Apakah jika
seseorang tidak setuju dengan hobi antum yang suka mentabdi' maka iapun menjadi
ahlul bid'ah??!!
Renungkanlah Fatwa Syaikh Al-'Utsaimin
rahimahullah berikut ini:
السائل: البارحة
تكلمتُ معكم ولديَ بعض الأسئلة
الشيخ ابن عثيمين: تفضل!
السائل: يا شيخ أنت تعلم ماذا يجري الآن مِن
فتنة بين أهل السنة في هذه البلاد خاصة، وهذا الأمر تحوَّل عندنا إلى أمرٍ خطير،
حتى إن كثيرا من المساجد تفرق الإخوة فيها!
فلديَّ سؤال؛ السؤال الأول -يا شيخ-: إذا اختلف
بعض العلماء في بعض الدعاة في تجريح..
الشيخ ابن عثيمين -مقاطِعًا-: إيش.. إيش؟
السائل: إذا اختلف بعضُ الدعاة في تجريح شخصٍ
أو تعديله؛ يعني: بعض الدعاة عدَّل والبعض الآخر جرَّح، هل يلزم من ذلك تجريحُ مَن
عدَّل؟
الشيخ ابن عثيمين: لا، ما يلزم.
Penanya : Kemarin malam aku telah
berbicara dengan Anda, dan saya memiliki beberapa pertanyaan.
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah : Silahkan
Penanya : Ya syaikh, engkau tahu apa
yang terjadi sekarang tentang fitnah diantara ahlus sunnah di negara ini
khususnya. Perkara ini di tempat kami telah menjadi perkara yang berbahaya, bahkan
banyak masjid-masjid yang para ikhwah berpecah di dalamnya.
Maka saya memiliki pertanyaan. Pertama
ya syaikh, jika sebagian ulama berbeda pendapat tentang (hukum) sebagian dai
dalam menjarhnya (atau mentahdzirnya)
Syaikh : Apa? Apa?
Penanya : Jika sebagaian dai berbeda
pendapat dalam menjarh (mentahdzir) atau menta'dil (merekomendasi) seseorang?, sebagian
dai merekomendasi dan sebagian yang lain menjarh, apakah hal ini mengharuskan
untuk menjarh dai yang merekomendasi?
Syaikh : Tidak harus demikian.
السائل: ما يلزم من ذلك..
الشيخ ابن عثيمين: لا، ما يلزم؛ لأن الذي عدَّل
عدَّل على حسب اعتقاده، فإن أصاب فله أجران، وإن أخطأ فله أجر.
السائل: نعم، ولكن هو الذي عدَّل لا يلزم
أنَّنا نجرِّحه؟
الشيخ ابن عثيمين-: قلتُ لكَ: لا، لا يلزم
السائل: نعم -شيخ-.
Penanya : Tidak harus demikian?
Syaikh : Tidak, tidak harus, karena
orang yang merekomendasi, ia merekomendasi berdasarkan keyakinannya, jika ia
benar maka ia mendapatkan dua pahala, dan jika ia salah maka ia mendapatkan
satu pahala.
Penanya : Iya, akan tetapi apakah
kita tidak wajib menjarh orang yang merekomendasi?
Syaikh : Aku telah katakan kepadamu,
tidak wajib
Penanya : Iya syaikh.
طيب؛ نحن -الآن-شيخنا- نمر بمرحلة: أن كثير من
المساجد -الآن- الإخوة أصبحوا يُطلقوا علينا أنَّنا مبتدِعة وأنَّنا ضُلَّال؛
لأننا لم نُبدِّع مَن أرادوا أن يُبدِّعوه، أو نجرِّح مِن أرادوا أن يُجرِّحوه.
الشيخ ابن عثيمين: إن كان ما قلتَه حقًا: فهؤلاء
اتَّبعوا أهواءهم.
السائل: بارك الله فيك -يا شيخ-.
الشيخ ابن عثيمين: المسائل الاجتهادية ما
يُجرَّح بها الإنسان إلا إذا خالف السَّلف.
Baik, ya syaikhunaa, sekarang kami
sampai pada suatu tahapan dimana banyak dari masjid-masjid, yang para ikhwahnya
sekarang menyebut kami sebagai mubtadi' dan sesat, karena kami tidak membid'ahkan
orang yang hendak mereka bid'ahkan, atau kami tidak menjarh orang yang mereka
hendak jarh.
Syaikh : Jika apa yang kau katakan
benar, maka sesungguhnya mereka telah mengikuti hawa nafsu mereka.
Penanya : Baarokallahu fiik ya
syaikh.
Syaikh : Tidak boleh seseorang
menjarh yang lain dalam permasalahan ijtihadiah, kecuali jika ia menyelisihi
para salaf.
السائل: نعم. القضية هي مُتعلقة في عَين رجل -شيخ-،
وهو -أتصوِّر تعرفه- الشيخ عدنان عرعورز
الشيخ ابن عثيمين: نعم. أنا أقول -بارك الله
فيك-: لا يحل لنا أن نجعل أشخاصًا رموزًا -نوالي مَن والاهم، ونُعادي مَن عاداهم-؛
لأن الإنسان يُخطئ ويُصيب.
السائل: نعم. شيخ؛ نحن لدينا -هنا- دورات -أحيانًا-
علميَّة، وندعو فيها أمثال الشيخ عدنان، فهل تنصحنا بدعوةِ الشَّيخ عدنان؟
الشيخ ابن عثيمين: مَن قال لكَ إنِّي أجرِّح
عدنان؟
السائل: أنا ما قلتُ أنك تجرِّح..
الشيخ ابن عثيمين: هذا غلط منك! هل أنا أقول
للناس: لا تدعون فلان ولا تدعون فلان؟،
!! اقْبَل
الحق ولو مِن الشيطان. تعرف الشيطان ولا ما تعرف الشيطان؟!!
السائل: نعم - شيخ- نعم، حديث أبي هريرة.
شيخ؛ أنا أسأل هذا السؤال؛ لأن بعض الإخوة -في
مناطق أخرى- قالوا أنكم تُجرِّحون الرجلَ، ولا تنصحون باستدعائه واستقدامِه لإلقاء
محاضرات ودروس؛ هل هذا صحيح؟
الشيخ ابن عثيمين: هذا كذب علينا، وما أكثر ما
يُكذب علينا!!
السائل: بارك الله فيك -يا شيخ- وهذا ظننا بكم.
Penanya : Iya syaikh, permasalahannya
berkaitan dengan individu, saya rasa engkau mengenalnya, beliau Syaikh 'Adnan 'Ar'ur.
Syaikh : Iya (saya mengenalnya), saya
katakan -baarokallahu fiik- : Tidak halal bagi kita, menjadikan sebagian orang
sebagai simbol dalam berwala (loyal), yaitu loyal kepada orang yang loyal
kepadanya, dan memusuhi orang yang memusuhinya, karena seseorang bisa benar dan
bisa salah.
Penanya : Iya ya syaikh, kami kadang
menyelenggarakan dauroh-dauroh ilmiyah dan kami mengundang dai seperti Syaikh
Adnan, maka apakah anda menasehati kami untuk mengundang Syaikh Adnan??
Syaikh : Siapa yang menyampaikan
kepadamu bahwa saya menjarh 'Adnan?
Penanya : Saya tidak berkata bahwa
engkau menjarhnya…
Syaikh : Ini adalah kesalahan, apakah
aku mengatakan kepada masyarakat "Janganlah kalian mengundang si fulan dan
sifulan?", terimalah kebenaran meskipun dari syaitan. Apakah engkau tahu
syaitan atau tidak?
Penanya : Iya, iya syaikh, hadits
Abu Huroiroh. Syaikh, saya bertanya tentang pertanyaan ini karena sebagian
ikhwah di daerah-daerah yang lain mengatakan bahwa Anda menjarh Syaikh Adnan, dan
engkau tidak menasehatkan untuk mengundang dan mendatangkannya untuk
menyampaikan pengajian-pengajian. Apakah ini benar?
Syaikh : Ini adalah dusta, dan
betapa banyak kedustaan yang disandarkan atas nama kami.
Penanya : Baarokallahu fiik, itulah
anggapan kami terhadap Anda
والسؤال الثالث -شيخ-؛ وهو مسألة التحاكُم بين
الشيخ ربيع والشيخ عدنان؛ لماذا -يا شيخ- ما تحكموا أنتم في هذه المسألة، ونرتاح
من هذه الفتنة العظيمة؟
الشيخ ابن عثيمين: نحن -الآن- نسعى في هذا،
ونسأل الله أن يسهِّل.
السائل: طيب، وهل المشايخ يَقبلون..
الشيخ ابن عثيمين -مقاطعًا-: دعونا في هذا،
وأسأل الله أن ييسر.
Pertanyaan ketiga wahai syaikh, tentang
permasalahan tahaakum (pengadilan) antara Syaikh Robii' dan Syaikh Adnan. Ya
Syaikh, kenapa kalian tidak menghukumi dalam permasalahan ini, sehingga kami
bisa bebas dari fitnah yang besar ini.
Syaikh : Kami sekarang sedang
berusaha untuk ini, dan kami berdoa semoga Allah memudahkannya.
Penanya : Baik, apakah para
masyayikh mau menerima?
Syaikh : Biarkanlah kami dengan
usaha kami ini, aku mohon kepada Allah semoga Dia memudahkannya"
Silahkan dengar file suaranya di
Powered by RapidPlugins
KETUJUH : Coba renungkanlah kembali
kondisi antum sekarang ini…sudah menjadi berapakah kelompok antum sekarang ini…??,
antum selalu berpecah belah…sahabat menjadi lawan.., guru menjadi musuh…, murid
berbalik menyerang…??. Ini adalah hasil dari sikap antum yang ekstrim dalam
mentabdi'.
Seorang syaikh yang dahulunya sering
ke Indonesia
menasehati kalian…bahkan mendamaikan kalian…sekarang harus menjadi mubtadi' di
mata sebagian kalian??. Apakah ini ciri ahlus sunnah wal jamaa'ah??
Sehingga akhirnya antum menjadi
bahan tertawaan ahlul bid'ah yang mengatakan bahwa ciri alhul bid'ah (khususnya
khawarij) adalah senantiasa berpecah belah.
Padahal antum sama-sama sepakat
tidak mengambil dana dari yayasan Ihyaa At-Turoots, bahkan antum sepakat membid'ahkan
yayasan…, bahkan membid'ahkan orang yang diam dan tidak mentahdziir…!. Lantas
kenapa antum masih terus berselisih dan saling membid'ahkan…
Demi Allah… apa sih permasalahan-permasalahan
yang menyebabkan antum saling membid'ahkan??, apakah permasalahan aqidah?, ataukah
permasalahan sepele yang dibesar-besarkan??
Adapun kami, meskipun ada sedikit
perselisihan akan tetapi tidak sampai pada tahapan membid'ahkan…, siapa sih
yang tidak lepas dari kesalahan??
KEDELAPAN : Orang-orang yang antum
tuduh sebagai sururi (Radiorodja, pondok Imam Al-Bukhari, Pondok Jamilurrahman,
dll) apakah mereka pernah terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah….setelah
sekitar 15 tahun antum mentahdzir dan membid'ahkan…coba sebutkan kepada saya
apa saja kesalahan-kesalahan mereka yang merupakan ciri-ciri sururiyah??
Bukankah justru antum yang pernah
terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah??, yang anehnya tatkala
sementara antum terjerumus dalam kesalahan-kesalahan sururiyah antum masih
sempat-sempatnya menuduh kami sururi??, bukankah ini yang disebut dalam pepatah
"maling teriak maling.."??
Berikut pengakuan al-Ustadz Al-Fadhil
Muhammad As-Sewed hafizohulloh tentang kesalahan-kesalahan kalian…
Beliau –hafizohulloh- berkata :
"Saat kami menjalani jihad di Ambon (Maluku) dan Poso (Sulteng), karena dalam jihad
tersebut kami banyak terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan lain yang tidak
sejalan dengan Manhaj Salaf.
Tanpa terasa kami terjerumus ke
dalam berbagai penyimpangan yang bermuara pada satu titik yaitu politik massa atau penggunaan potensi massa dalam perjuangan. Sungguh kesesatan
seperti inilah yang terjadi pada Ahlul bid’ah dan hizbiyyun dari kalangan
Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyin (pengikut Sayyid Quthb) dan Sururiyyin (pengikut
Muhammad Surur) dan lain-lain. Dengan penyimpangan yang kami jalani saat itu, muncullah
tindakan-tindakan persis seperti yang dilakukan Ikhwanul Muslimin, diantaranya :
1. Sistem komando yang meluas
menjadi organisasi yang digerakkan dengan sistim imarah dan bai’at.
2. Lebih mementingkan kuantitas
daripada kualitas dalam organisasi
3. Demonstrasi, unjuk rasa dan yang
sejenisnya menjadi hal yang biasa
4. Mencari dukungan politis dari berbagai
kelompok dengan tidak memperhatikan apakah mereka Ahlus Sunnah, orang awam atau
Ahlul Bid’ah
5. Dari sinilah timbul ide untuk
mengadakan Musyawarah Kerja Nasional. (Mukernas) dengan mengundang tokoh-tokoh
politik dan Ahlul Bid’ah
6. Mulai menggampangkan dusta dengan
dalih bahwa perang adalah tipu daya
7. Bermudah-mudahan dalam maksiat
seperti fotografi dan ikhtilath
karena mengimbangi orang awam
8. Mengingkari kemungkaran dengan
menggunakan gerakan massa
dan kekerasan dan seterusnya…"
Demikian cuplikan perkataan Ustadz
Muhammad As-Sewed hafizohulloh, sebagaimana bisa dilihat di (http://www.salafy.or.id/ruju/)
KESEMBILAN : Antum tentu paham
bahwasanya bid'ah bertingkat-tingkat, tidaklah sama antara bid'ah dalam
permasalahan mu'amalah dengan bid'ah yang berkaitan dengan aqidah. Tidak sama
antara bid'ah yang tidak sampai pada kekufuran dengan bid'ah yang sampai pada
kekufuran.
Demikian pula mensikapi para
pelakunya juga tentu ada perbedaan. Yang jadi masalah, antum mengambil
perkataan-perkataan salaf tentang kerasnya mereka terhadap ahlul bid'ah
jahmiyah (yang merupakan bid'ah kekufuran) lantas antum terapkan pada orang-orang
yang sama sekali tidak melakukan bid'ah… akan tetapi hanya tidak ikut-ikutan gaya antum yang tukang
mentahdzir???
KESEPULUH : Apakah antum tidak bermu'amalah
sama sekali dengan ahlul bid'ah??? Ataukah antum menimbang dengan dua
timbangan…?, kalau antum yang bermu'amalah maka tidak mengapa??
(1) Apakah antum hanya mengisi
pengajian di masjid-masjid salafy saja?. Ternyata banyak kajian antum yang
dilaksanakan di masjid-masjid umum?. Bukankah takmir-takmir masjid tersebut
tidak semuanya salafy?, lantas kenapa antum masih mau kerjasama untuk meminta
izin kepada mereka??. Bukankah ahlul bid'ah juga ikut mengisi di masjid-masjid
tersebut??
(2) Tentunya antum tahu, bahwasanya
para salaf tatkala menyuruh untuk menghajr mubtadi', adalah dengan menghajrnya
secara total, bahkan dalam urusan dunia pun tidak boleh bermu'amalah. Lantas
apakah antum sama sekali tidak pernah bermu'amalah dengan ahlul bid'ah??
Apakah antum tatkala belanja di
pasar hanya membeli ke toko-toko salafy?, apakah antum tatkala umroh dan haji
hanya naik pesawat salafy?
KESEBELAS : Mengingatkan kembali
nasehat Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizohulloh agar kita bersatu dan bekerjasama,
dan hendaknya adanya kekurangan diantara kita tidak menghalangi kita untuk
saling bersaudara, tentu nasehat tetap berjalan diantara kita.
Sementara musuh-musuh kita bersatu….
Kita sekarang bisa melihat di tanah
air kita…betapa giatnya dakwah syi'ah…betapa semarak dan berkembangnya dakwal
liberal…kaum sufi pun tidak patah semangat untuk terus memfitnah dakwah
salafiyah…
Sementara kita …sibuk…sibuk mencari
kesalahan saudara-saudara sesama ahlus sunnah, sibuk mentahdzir…
Jikalau seandainya setiap kita
memfokuskan energi dan memeras otaknya untuk membantah aliran-aliran sesat yang
ada di tanah air maka sungguh akan banyak mendatangkan keberkahan dan perbaikan.
Sungguh telah banyak waktu, energi, dan pikiran yang terkuras hanya karena
untuk mencari-cari kesalahan saudara sendiri sesama Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah.
Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbaad
hafizohulloh berkata :
وإن مما يؤسف له في هذا الزمان ما حصل من بعض
أهل السنة من وحشة واختلاف، مما ترتب عليه انشغال بعضهم ببعض تجريحاً وتحذيراً
وهجراً، وكان الواجب أن تكون جهودهم جميعاً موجهة إلى غيرهم من الكفار وأهل البدع
المناوئين لأهل السنة، وأن يكونوا فيما بينهم متآلفين متراحمين، يذكر بعضهم بعضاً
برفق ولين
"Sesungguhnya diantara perkara
yang menyedihkan di zaman ini adalah pertikaian dan kerenggangan yang terjadi
diantara ahlus sunnah. Hal ini menyebabkan sibuk saling mentahdzir, menghajr, dan
saling menjatuhkan diantara mereka. Padahal yang wajib adalah memfokuskan
energi dan kerja keras mereka seluruhnya untuk menghadapi selain mereka, dari
kalangan orang-orang kafir dan para ahlul bid'ah yang memusuhi ahlus sunnah. Dan
hendaknya mereka (ahlus sunnah) saling bersatu diantara mereka, saling
merahmati diantara mereka, saling mengingatkan diantara mereka dengan lembut
dan ramah" (lihat muqoddimah kitab Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah)
Syaikh Soleh Al-Fauzaan hafizohullah
berkata :
أنا أقول اتركوا الكلام في الناس اتركوا الكلام
في الناس ، فلان حزبي ... فلان كذا ... اتركوا الكلام في الناس ابذلوا النصيحة
وادعو الناس إلى اجتماع الكلمة ، وإلى تلقي العلم عن أهله ، وإلى الدراسة الصحيحة
، إما دراسة دينية وهذه أحسن ، أو دراسة دنيوية تنفع نفسك وتنفع مجمتعك ، أما
الاشتغال بالقيل والقال ، فلان مخطىء ، وفلان مصيب ، وفلان كذا... هذا هو الذي
ينشر الشر ، ويفرق الكلمة ، ويسبب الفتنة...إذا رأيتَ على أحدٍ خطأ ..تناصحه بينك
وبينه مب تجلس في مجلس ، تقول فلان سوى كذا وفلان سوى كذا...تناصحه فيما بينك
وبينه ..هذه النصحية أما كلامك في المجلس عن فلان هذه ليست نصيحة هذه فضيحة..هذه
غيبة..هذه شر . نعم
"Aku katakan tinggalkan
penghujatan kepada manusia, si fulan hizbi.., si fulan demikian dan demikian…, tinggalkanlah
penghujatan kepada manusia, berikanlah nasehat, ajak masyarakat kepada
persatuan dan menimba ilmu dari ahlinya, kepada belajar yang benar. Apakah
belajar agama –dan ini yang terbaik- atau belajar ilmu dunia, memberi manfaat
bagi dirimu dan bagi masyarakatmu. Adapun sibuk dengan qiila wa qoola (katanya..dan
katanya…), si fulan salah, si fulan benar, si fulan demikian…inilah yang
menebarkan keburukan dan memecahkan persatuan, dan menyebabkan fitnah. Jika
engkau melihat ada seseorang yang salah maka nasehatilah dia antara engkau dan
dia, bukan engkau duduk di majelis lalu engkau berkata, "Si fulan telah
melakukan demikian…, si fulan telah melakukan demikian..", engkau
menasehatinya antara engkau dan dia. Ini adalah nasehat, adapun engkau
membicarakannya di majelis tentang si fulan maka ini bukanlah nasehat, ini
adalah pencemaran.., ini adalah gibah, ini adalah keburukan" silahkan
dengar file suaranya di
Powered by RapidPlugins
KEDUA BELAS : Kita sangat
mengkhawatirkan sebagian orang yang ikut-ikutan mentahdzir karena "takut"
ditahdzir jika tidak mentahdzir. Atau takut menyapa saudara seberangnya karena "takut
ketahuan" dan akhirnya ditahdzir juga.
Jangan sampai kita hanya ikut-ikut
mentahdzir dan mentabdi' tanpa ada keyakinan dan kepastian, akan tetapi karena
takut dan mencari keridoan sahabat-sahabat kita yang tukang tahdzir dan tukang
tabdi'. Atau seseorang ikut-ikutan mentahdzir dan bersikpa keras hanya karena
takut ditabdi' dan ditahdzir oleh gurunya jika tidak bersikap keras. Ketahuilah
ini semua adalah bentuk beramal karena manusia dan bukan beramal karena Allah. Ini
merupakan salah satu bentuk kesyirikan …!!!!
Sungguh kita sangat gembira tatkala
mengetahui banyak saudara-saudara kita yang meskipun mengajinya di seberang
akan tetapi ternyata juga hobi mendengarkan Radio rodja atau menonton Rodja TV.
Mudah-mudahan ini merupakan langkah awal menuju persatuan di kemudian hari.
Kota
Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 09-04-1434 H / 19 Februari 2013 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
sumber:
www.firanda.com
http://firanda.com/index.php/artikel/manhaj/383-ada-apa-dengan-radiorodja-rodja-tv
Diposkan oleh Almishbah Herbal di 17.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi
ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Radio Dakwah, radio Rodja, TV
rodja, Ustadz Firanda
6 komentar:
1.
Abdul Hadanallah18 April 2013 12.50
Bismillah, Alhadmdulillah ana sudah
dapat pencerahan, dimana subahat muncul dari kelompok Laukaman,Askari, Umar Sewes,
yang memang berdakwah dengan metode Yahudi Srigala berbulu domba. Semoga Allah
menujukan keburukan sehingga mereka segera bertobat. Jazakallah.
Balas
Balasan
1.
fahmippe23 Mei 2013 08.50
Sudahi saja ya akhi....ana juga
ambil ilmu dari kedua belah pihak. Ust. Firanda sudah mengklarifikasikan sudut
pandangnya, begitu pula dengan Ust. Dzulqarnain. Sebenarnya kedua artikel ini
sudah dihapus oleh masing2 ustadz, hanya saja ana kaget kok muncul kembali
disini.
Ya, ana gak pungkiri kalo Ust. As
Sewed -hafizhahullah- dan beberapa orang ustadz lainnya masih cukup sengit, tapi
jadilah salafy yang merdeka. Jangan ikut sebagian ikhwah kita yang membela
habis2an ustadznya, kita hormati mereka tp tidak fanatik
Barakallahu fiyk
2.
ummu hammam23 Mei 2013 21.46
woy antm yg berdakwah metode yahudi,
sembarangan ngomong,,bukankah sebaik2 manusia jika mempunyai kesalahan iya
langsung merujuk? Alhamdulillah ustadz sewed ud mengaku semu ..tp klo antm
tidak maw rujuk sama sekali. Dn pertanyaan2 yg diajukan firanda sgt tidak adil..seharusnya
2 kubu harus diberikan kesempatan untuk berbicara dihadapan syeikh..menceritakan
bgmn sesungguhny.
Balas
2.
www.aburafa.blogspot.com5 Mei 2013 00.20
alhamdulillah syubahat ini
terpecahkan.
Balas
3.
HANTU BANYU16 Mei 2013 17.25
ya banyak yg menuduh rodja tv adalah
aliran wahabi yg menyesatkan...
tapi selama saya menonton tidak
pernah saya temui ajaran yg di ajarkan rodja tv acaranya menyesatkan...menurut
saya semua ilmu yg saya dapat dari rodja tv....masuk akal sesuai dgn dalil2...bukan
menurut pendapat manusia saja...tapi mereka berani berpendapat sesuai Alquran
dan sunnah nabi muhammad...
Balas
4.
Muhammad bin Hafsh At Tawakkili23
Mei 2013 16.38
Bismillah.
Akhi, bukannya sudah terjadi
kesepakatan antara Ustadz Firanda dan Ustadz Dzulqarnain untuk meyudahi ini. Dan
beliay pun telah menghapus artikel ini dari web nya. Ahsant antum juga amanah
sebaigaimana Ustadz Firanda untuk menghapus ini. mari kita jaga persatuan
dakwah ini, dan jangan sedikitpun kita biarkan perusak dakwah merusaknya. Barakallahfik.
Saudaramu
Muhammad ibn Hafsoh at Tawakk
Artikel Terkait
Yang punya blog ini ketinggalan kereta tolong dihapus saja artikel ini.
BalasHapusJangan sepihak dr Ustad Firanda nggak fair itu