Kita harus bedakan dulu antara Jokowi
sebagai seorang pribadi dengan Jokowi sebagai pejabat Negara agar kita
tidak terjebak pada penyerangan terhadap pribadi seseorang.
Pernah dalam sebuah LPJ organisasi (Laporan Pertanggungjawaban -red), saya mengkritisi habis seorang teman saya yang melaporkan pertanggung jawabannya sebagai ketua saat itu, tapi saya katakan, hari ini saya mengkritisi anda sebagai ketua, bukan mengkritisi anda sebagai pribadi/personal, sebab anda adalah seorang pribadi yang baik, tapi ketika anda menjadi ketua, itu soal lain, ada hal-hal yang harus dinilai dari kepemimpinan anda.
Tentu jika Jokowi ditanya tentang kenapa rumput di belakang rumahnya panjang-panjang tapi tidak dipotong? lalu jawabnya “saya gak ngerti, saya gak mikir”, saya tidak akan ambil pusing karena itu urusan pribadi beliau.
Akan tetapi, jika beliau ditanya soal Century kemudian jawabnya “saya gak ngerti”. Saya kira siapapun boleh menghujat, sebab ini soal kapasitas dia sebagai pejabat Negara dan calon pejabat tertinggi Negara -Presiden-.
Aneh sekali. Padahal sejak dalam organisasi skala SMA, kampus dan di luar kampus saja kita sudah dibiasakan debat panjang soal kemampuan calon-calon pemimpin yang ada dengan menghujam pertanyaan-pertanyaan sangat tajam. Tapi dalam skala presiden, anda begitu saja menerima capres yang jika ditanya jawabnya "gak tahu, gak ngerti dan gak mikir" ??
Saya berangan-angan, nanti jika menjadi Presiden, jangan-jangan ketika ditanya soal devisa, energi, swasembada, pertahanan negara, BUMN, transportasi, sektor industri ekstraktif, nonekstaktif dan fasilitatif, agrobisnis, ekonomi makro dan mikro, freeport, dll jawabnya "saya gak ngerti, saya gak mikir".
Lalu apa ide yang ditawarkan untuk Indonesia ke depan??
***
Ini soal Negara dengan segala transparansinya, juga soal transparansi kapasitas dan kemampuan seorang calon pemimpin Negara -Presiden-. Bukan sedang pemilihan ketua RT. (hs)
Oleh: Muhamad Miftah Alaflah
Pernah dalam sebuah LPJ organisasi (Laporan Pertanggungjawaban -red), saya mengkritisi habis seorang teman saya yang melaporkan pertanggung jawabannya sebagai ketua saat itu, tapi saya katakan, hari ini saya mengkritisi anda sebagai ketua, bukan mengkritisi anda sebagai pribadi/personal, sebab anda adalah seorang pribadi yang baik, tapi ketika anda menjadi ketua, itu soal lain, ada hal-hal yang harus dinilai dari kepemimpinan anda.
Tentu jika Jokowi ditanya tentang kenapa rumput di belakang rumahnya panjang-panjang tapi tidak dipotong? lalu jawabnya “saya gak ngerti, saya gak mikir”, saya tidak akan ambil pusing karena itu urusan pribadi beliau.
Akan tetapi, jika beliau ditanya soal Century kemudian jawabnya “saya gak ngerti”. Saya kira siapapun boleh menghujat, sebab ini soal kapasitas dia sebagai pejabat Negara dan calon pejabat tertinggi Negara -Presiden-.
Aneh sekali. Padahal sejak dalam organisasi skala SMA, kampus dan di luar kampus saja kita sudah dibiasakan debat panjang soal kemampuan calon-calon pemimpin yang ada dengan menghujam pertanyaan-pertanyaan sangat tajam. Tapi dalam skala presiden, anda begitu saja menerima capres yang jika ditanya jawabnya "gak tahu, gak ngerti dan gak mikir" ??
Saya berangan-angan, nanti jika menjadi Presiden, jangan-jangan ketika ditanya soal devisa, energi, swasembada, pertahanan negara, BUMN, transportasi, sektor industri ekstraktif, nonekstaktif dan fasilitatif, agrobisnis, ekonomi makro dan mikro, freeport, dll jawabnya "saya gak ngerti, saya gak mikir".
Lalu apa ide yang ditawarkan untuk Indonesia ke depan??
***
Ini soal Negara dengan segala transparansinya, juga soal transparansi kapasitas dan kemampuan seorang calon pemimpin Negara -Presiden-. Bukan sedang pemilihan ketua RT. (hs)
Oleh: Muhamad Miftah Alaflah
Artikel Terkait
Jokowi
- SIMAK PERNYATAAN PANGLIMA TNI KEADAAN NKRI
- Pertemuan rahasia di Istana
- Sri Bintang: "Jokowi Kalap Ditekan Polit-Biro RRC"
- Tidak adail Jokowi
- Mahasiswa: Penegakan Hukum Era Jokowi seperti Jaring Laba-Laba, Hanya Menjerat yang Lemah
- Bungkamnya Media Nasional atas aksi unjuk rasa Mahasiswa di Istana Negara, Pertanda apa?
- Aktivis Malari: Sungguh menjijikkan rezim sekarang ini, selalu berpihak kepada cukong dan para taipan
- Muhammadiyah Pertanyakan Pertemuan "Haram" Hakim MK dengan Presiden
- Pengamat: Sumber pembiayaan pemerintah Jokowi mulai roboh, untuk bayar utang sudah tak sanggup
- SBP: Jokowi sengaja biarkan mafia Cina tak bayar pajak, dananya dipakai untuk proyek apartemen guna menampung jutaan Cina yang masuk dari RRC
- "DEFISIT ANGGARAN: SOEHARTO-ROUSEFF-PETRUK"
- HEBOH….!! Permadi SH: Presiden Jokowi Akan Lengser Di Tahun 2016
- Dikritik Gak Mau, Didoain Kepanasan, Terus Maunya Apa
- Doa Jokowi di dengar kata Husni Kamil yg teمah mennggal
- SURVEI INI TERNYATA Mayoritas Rakyat Indonesia Inginkan Presiden Jokowi Berhenti Sampai Disini
- Inilah Perda Bernafaskan Islam yang Dihapus Presiden Jokowi
- Perda Islami Dihapus, Jokowi Rezim Anti Islam dan Pro Kapitalis!
- Pengamat: TNI terus dihina & dilecehkan Rezim Jokowi, kesabaran para Jenderal senior akan habis
- Dua Sejoli Jokowi-Ahok adalah Bencana Bagi NKRI Dan Sarana Cukong Jarah NKRI"
- Duh, Muncul Petisi Desak Jokowi Tes DNA dengan Sujiyatmi
- Jokowi Temui Politikus Cina, Bahas Kerja Sama dengan Partai Komunis Cina
- SBY Sindir Revolusi Mental Jokowi Mirip Ajaran Komunisme
- Rezim Jokowi-JK Menyengsarakan Rakyat Dengan Timbunan Utang
- Ngakunya Tiga Bank BUMN Pinjam ke China untuk Infrastruktur, Ternyata Buat 47 Perusahaan Ini
- Uang Jajan Anak Jokowi Capai 5Miliar/Bulan Ini Pengakuan Kaesang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan