JAKARTA
(voa-islam.com) - Cak Imin alias Muhaimin Iskandar, keponakan Gus Dur, yang
sudah ‘berbai’at’ kepada PDIP dan Jokowi, harus menelan ‘jadam arab’, akibat
perbuatannya yang menyerahkan ‘tubuh’ PKB kepada PDIP dan Jokowi dalam pilpres
mendatang.
Tindakan
dan langkah Cak Imin itu, mula-mula mendapatkan ‘gebukan’ dari Rhoma Irama,
yang langsung hengkang dari PKB, dan melarang pendukungnya memberikan dukungan
kepada Jokowi.
Berikutnya,
sesudah mendapatkan ‘gebukan’ akibat kelakuan Cak Imin itu, sekarang tak
tanggung-tanggung, Cak Imin mendapatkan ‘gebukan’ lagi dari Ketua PB NU, Siad
Agil Siradj, di mana ‘bos’ NU itu terang-terangan mendukung pasangan
Prabowo-Hatta.
Pernyataan
yang begitu heboh itu, dinyatakan secara terbuka oleh Said Aqil Sirajd, Kamis,
15/5/2014. Dalam pernyataannya, "Warga NU bebas memilih siapa saja sebagai
capres, tetapi saya pribadi mendukung Prabowo," kata Said Aqil di sela
cara pelantikan PCNU Kota Depok di Masjid Kubah Mas Depok, Jabar.
Selanjutnya,
Aqil berpendapat, sebagai seorang purnawirawan jenderal bintang tiga, Prabowo
mempunyai sikap tegas, berani, mempunyai wibawa untuk membawa bangsa Indonesia
ke arah yang lebih baik lagi. Tentu, pribadi atau karakter Prabowo sangat
berbeda dengan Jokowi, yang sudah didukung oleh Cak Imin.
“Beliau
juga saya nilai merupakan sosok warga Indonesia yang tegas dan memikirkan
rakyat kecil seperti petani, buruh, nelayan, dan lainnya, “ tambah Said Aqil.
Persoalan kemandirian bangsa dan kedaulatan ekonomi juga menjadi bagian
dariasan Said Aqil. "Jangan sampai bangsa Indonesia dikangkangi oleh para
investor," ujar dia.
Sebenarnya
dukungan Said Aqil itu tidak mengejutkan. Desember tahun lalu, dukungan serupa
pernah ditegaskan ketua PBNU itu kepada Prabowo. Alasannya, selain sebagaimana
pernyataan serupa yang dinyatakan di Depok, Prabowo memiliki visi misi yang
sama dengan PBNU.
"Kita
mengharapkan pemimpin yang konsisten, tegas, sprotif, bersih, berani,
nasionalis, religius. Sampai saat semua ini masih ada pada Prabowo," kata
Said, di Kantor PBNU, Jakarta, 17 Desember 2013. Pernyataan itu langsung
diutarakan di hadapan Prabowo yang saat itu bersilaturahmi.
Oleh
keluarga Gus Dur, baik Megawati maupun Muhaimin, dianggap pernah mengkhianati
almarhum. Mega dalam urusan kepresidenan, dengan menyempal dan berhadapan
dengan Gus Dur setelah almarhum mengeluarkan Dekrit Presiden yang tak pernah
terlaksana. Sementara Muhaimin dianggap mendongkel Gus Dur dari kepemimpinan di
PKB.
Tentu
saja, meski signifikansi dampak dukungan Said Aqil kepada warga nahdliyin masih
bisa diperdebatkan, dukungan itu menggerus andil PKB terhadap koalisi Jokowi.
Setelah Rhoma mencabut dukungan kepada PKB karena kekecewaannya, manuver Said
Aqil tersebut sejatinya menjadi masalah besar bagi Muhaimin.
Jelas,
pihak PDIP sebagai partai induk di koalisi layak mempertanyakan efektivitas dan
andil PKB dalam kelompok mereka. Persoalan itu kian besar manakala seandainya
Megawati—yang terus menegaskan posisi kuncinya sebagai pengambil keputusan
siapa cawapres Jokowi, memilih Jusuf Kalla. Setidaknya, secara terang-terangan
Ketua Lajnah Ta’lif wa Nasyr (Departemen Media dan Informasi Publik) PBNU,
Khatibul Umam Wiranu, menyatakan akan ada banyak warga NU yang langsung memilih
Prabowo, ujarnya.
Sebuah
perubahan yang terjadi dikalangan tokoh-tokoh NU, sesudah melihat sosok Jokowi
yang ‘misterius’ dan orang-orang yang dibelakangnya, yaitu ‘Asing dan A Seng’,
yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia. (jj/dbs/voa-islam.com)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Runtuhnya
kaum muslimin dan majunya kaum kafirin karena di kalangan tokoh kaum muslimin
sendiri ada yang berada di barisan kafirin untuk menghancurkan Islam dan
mendukung tegaknya kekufuran. Missi dan vissi barisan kafirin kapanpun dan
dimanapun adalah menegakkan ajaran kekufuran dan menjatuhkan ajaran Islam,
melarangnya lalu dig anti dengan menegakkan kedurhakaan.
Mereka
yang berada dibarisan kafirin mirip dengan kaum munafikin sebagaimana ayat sbb:
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا
يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ
أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِن
قُوتِلْتُمْ لَنَنصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka
yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya
kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada
siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan
membantu kamu". Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka
benar-benar pendusta. Al hasyer 11.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan