Komentarku ( Mahrus
ali):
Dikatakan dalam kata pengantar Habib Zain
Baharun sbb;
Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . Teriring pernyataan Syukur
kepada Allah, sholawat serta salam alal habib sayyidil wujud, Muhammad
Rasulullah serta seluruh keluarga dan sahabatnya. ( lihat buku Kiyai NU atau wahabi yang sesat
tanpa sadar? ).
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kalimat sayyidil wujud itu
tidak terdapat dalilnya, ya`ni ia bid`ah sekali memberi nama Rasulullah SAW
dengan sayyidil wujud. Bukan tuntunan Rasulullah SAW, mungkin tuntunan Sufi dan
orang – orang mistik atau sederajat Abu jahal.
Para sahabat, tabiin, dan ulama salaf tiada yang menamakan
Rasulullah SAW dengan sayyidil wujud. Bahkan ulama ahli hadis seperti Bukhari,
Muslim < Ibn Majah, Ahmad, Tirmidzi, Abu dawud dan seluruh penghuni kota hijrah dan ummul
qura tidak pernah menamakan Rasulullah SAW dengan nama tsb.
Ia barang baru bukan barang lama yang
berdalil. Kok sampai hati menamakan Rasulullah SAW dengan nama seperti itu,
mengapa sebelum menamai Rasulullah SAW dengan nama tsb tidak melihat terlebih
dulu kepada kitab – kitab kuning yang berbahasa arab, apakah ada kitab – kitab tsb yang menggunakan nama tsb
dengan dalil yang sahih atau sekedar penamaan saja lalu diikuti tanpa dalil.
Apakah tidak terdengar ayat Allah yang menyatakan;
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ
عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولًا(36)
Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak tahu dalilnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al Isra
Ayat
tsb menjelaskan mengatakan ajaran agama harus berdalil. Bila tidak, maka harus
diam saja dan jangan langsung
menjelaskan. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah:
“Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”.[1]
Ikutilah
para sahabat yang dulu, jangan membuang prilaku para sahabat lalu mengambil
teladan kepada tokoh – tokoh agama sekarang. Kita di tuntut mengikuti para
sahabat sebagaimana dalam ayat;
وَالسَّابِقُوْنَ الأَوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم
بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9.100. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar. At-Taubah (9): 100
Pengertian
wujud itu termasuk Rasulullah SAW, para nabi yang lalu, seluruh malaikat, hewan
dan gunung dll, begitu juga Allah juga wujud. Kalau Muhammad di namakan
sayyidul wujud ber arti Allah dibawahnya dan Muhammad diatasNya. Ini yang
membahayakan bukan membawa keselamatan.
As syamikh
dari Al Jazair berkata:
لِأَنَّ سَيِّدَ الْوُجُودِ هُوَ اللهُ ، وَلَيْسَ إلّا هُوَ ، وَجَعْلُ الرَّسُولِ سَيِّدَ الْأَكْوَانِ أَوْ سَيِّدَ الْوُجُودِ شِرْكٌ بِاللهِ ، لِأَنَّ كَلِمَةَ (
الْوُجُودِ )
تَشْمَلُ وُجُودَ الْخَالِقِ وَالْمَخْلُوقِ جَمَادٌ وَنباتٌ وَحَيَوَانٌ وَقَوْلُهُمْ: مُحَمَّدُ سَيِّدُ الْوُجُودِ بِالْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ مَعَنَاهُ هُوَ الْآمِرُ الَّذِي لَهُ السِّيادَةُ الْمُطْلَقَةُ عَلَى جَمِيعِ الْمَخْلُوقَاتِ ، لِأَنَّه سَيِّدُ الْوُجُودِ ، وَلَا يَخْفَى عَلَى الْإِنْسانِ مَا يَعْنِيهِ هَذَا اللَّفْظُ مِنْ الشِّرْكِ بِاللهِ ، إِذَا قَصَدْنَا بِهِ غَيْرَ اللَّهِ ، وَكَمَا وَجْدَنَا فِي أَقْوَالِ النَّصَارَى مِنْ يَدَّعِي كَوْنَ الْمَسِيحِ هُوَ أَوَّلَ مَوْجُودٍ ، وَمِنْه خَلْقُ الْوُجُودِ ، نَجِدُ هَذَا الْقوْلَ عِنْدَ مِنْ يَدَّعُونَ مَحَبَّةَ الرَّسُولِ ، وَمَنْ قَالَ بِهَذَا الْقوْلِ فَهُوَ مُشْرِكٌ بَيِّنُ الشِّرْكِ وَكُفْرٌ بِمَا أنُزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ.
Sebab sayyidul wujudf adalah Allah, bukan lainNya. Lalu
Rasulullah SAW dijadikan sebagai
sayyidul akwan atau sayyidul wujud adalah syirik kepada Allah, sebab kalimat al wujud mencakup sang
pencipta dan mahlukNya - baik berupa benda padat, tumbuhan dan hewan.
Perkataan mereka, muhammad sayyidul wujud dengan ma`na bahasanya adalah yang memerintah. Dia punya kekuasaan
mutlak kepada seluruh mahluk. Sebab dia
adalah sayyidul wujud. Tidak samar lagi bagi manusia apa yang dikehendaki dengan kalimat itu mengandung
kesyirikan kepada Allah. Bila kita maksudkan kalimat tsb selain Allah. Sebagaimana kita jumpai
dalam perkataan kaum kristiani orang yang menganggap bahwa Isa al masih adalah
permulaan perkara yang wujud, lalu dari padanya
segala benda di ciptakan. Kita jumpai
perkataan sedemikian ini
dikalangan orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW. Barang siapa yang
mengatakan sedemikian ini maka termasuk
musrik yang jelas dan kufur terhadap apa diturunkan oleh Allah kepada Muhammad.[2]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan