Rabu, Mei 14, 2014

Kesesatan dalam buku Idrus Ramli. Kajianku ke 20




Komentarku ( Mahrus ali): 


 Dikatakan dalam kata pengantar Habib Zain Baharun sbb;

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . Teriring pernyataan Syukur kepada Allah, sholawat serta salam alal habib sayyidil wujud, Muhammad Rasulullah serta seluruh keluarga dan sahabatnya.  ( lihat buku Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar? ).



Komentarku ( Mahrus ali): 



Kalimat sayyidil wujud itu tidak terdapat dalilnya, ya`ni ia bid`ah sekali memberi nama Rasulullah SAW dengan sayyidil wujud. Bukan tuntunan Rasulullah SAW, mungkin tuntunan Sufi dan orang – orang mistik atau sederajat Abu jahal.
Para sahabat, tabiin, dan ulama salaf tiada yang menamakan Rasulullah SAW dengan sayyidil wujud. Bahkan ulama ahli hadis seperti Bukhari, Muslim < Ibn Majah, Ahmad, Tirmidzi, Abu dawud dan seluruh penghuni kota hijrah dan ummul qura tidak pernah menamakan Rasulullah SAW dengan nama tsb.
  Ia barang baru bukan barang lama yang berdalil. Kok sampai hati menamakan Rasulullah SAW dengan nama seperti itu, mengapa sebelum menamai Rasulullah SAW dengan nama tsb tidak melihat terlebih dulu kepada kitab – kitab kuning yang berbahasa arab, apakah ada  kitab – kitab tsb yang menggunakan nama tsb dengan dalil yang sahih atau sekedar penamaan saja lalu diikuti tanpa dalil. Apakah tidak terdengar ayat Allah yang menyatakan;
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا(36)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak tahu dalilnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al Isra

Ayat tsb menjelaskan mengatakan ajaran agama harus berdalil. Bila tidak, maka harus diam saja dan jangan  langsung menjelaskan. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: “Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”.[1]

 Ikutilah para sahabat yang dulu, jangan membuang prilaku para sahabat lalu mengambil teladan kepada tokoh – tokoh agama sekarang. Kita di tuntut mengikuti para sahabat sebagaimana dalam ayat;
وَالسَّابِقُوْنَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9.100. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. At-Taubah (9): 100
 Pengertian wujud itu termasuk Rasulullah SAW, para nabi yang lalu, seluruh malaikat, hewan dan gunung dll, begitu juga Allah juga wujud. Kalau Muhammad di namakan sayyidul wujud ber arti Allah dibawahnya dan Muhammad diatasNya. Ini yang membahayakan bukan membawa keselamatan.

As syamikh dari Al Jazair berkata:

لِأَنَّ سَيِّدَ الْوُجُودِ هُوَ اللهُ ، وَلَيْسَ إلّا هُوَ ، وَجَعْلُ الرَّسُولِ سَيِّدَ الْأَكْوَانِ أَوْ سَيِّدَ الْوُجُودِ شِرْكٌ بِاللهِ ، لِأَنَّ كَلِمَةَ ( الْوُجُودِ ) تَشْمَلُ وُجُودَ الْخَالِقِ وَالْمَخْلُوقِ جَمَادٌ وَنباتٌ وَحَيَوَانٌ وَقَوْلُهُمْ: مُحَمَّدُ سَيِّدُ الْوُجُودِ بِالْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ مَعَنَاهُ هُوَ الْآمِرُ الَّذِي لَهُ السِّيادَةُ الْمُطْلَقَةُ عَلَى جَمِيعِ الْمَخْلُوقَاتِ ، لِأَنَّه سَيِّدُ الْوُجُودِ ، وَلَا يَخْفَى عَلَى الْإِنْسانِ مَا يَعْنِيهِ هَذَا اللَّفْظُ مِنْ الشِّرْكِ بِاللهِ ، إِذَا قَصَدْنَا بِهِ غَيْرَ اللَّهِ ، وَكَمَا وَجْدَنَا فِي أَقْوَالِ النَّصَارَى مِنْ يَدَّعِي كَوْنَ الْمَسِيحِ هُوَ أَوَّلَ مَوْجُودٍ ، وَمِنْه خَلْقُ الْوُجُودِ ، نَجِدُ هَذَا الْقوْلَ عِنْدَ مِنْ يَدَّعُونَ مَحَبَّةَ الرَّسُولِ ، وَمَنْ قَالَ بِهَذَا الْقوْلِ فَهُوَ مُشْرِكٌ بَيِّنُ الشِّرْكِ وَكُفْرٌ بِمَا أنُزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ.
Sebab sayyidul wujudf adalah Allah, bukan lainNya. Lalu Rasulullah SAW dijadikan  sebagai sayyidul akwan atau sayyidul wujud adalah syirik kepada  Allah, sebab kalimat al wujud mencakup sang pencipta dan mahlukNya  - baik berupa  benda padat, tumbuhan dan hewan.
Perkataan mereka, muhammad  sayyidul wujud dengan ma`na bahasanya  adalah yang memerintah. Dia punya kekuasaan mutlak  kepada seluruh mahluk. Sebab dia adalah sayyidul wujud. Tidak samar lagi bagi manusia apa yang dikehendaki dengan kalimat itu mengandung kesyirikan kepada Allah. Bila kita maksudkan kalimat  tsb selain Allah. Sebagaimana kita jumpai dalam perkataan kaum kristiani orang yang menganggap bahwa Isa al masih adalah permulaan perkara yang wujud, lalu dari padanya  segala benda di ciptakan. Kita jumpai  perkataan sedemikian ini  dikalangan orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW. Barang siapa yang mengatakan  sedemikian ini maka termasuk musrik yang jelas dan kufur terhadap apa diturunkan oleh Allah kepada Muhammad.[2]





[1] Namel 64
[2] http://www.maqalaty.com
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan