Yusuf Kalla (JK) telah dipilih
oleh PDI Perjuangan dan rekan koalisinya untuk menjadi pendamping Joko
Widodo (Jokowi) pada pertarungan Capres-Cawapres Juli mendatang.
Jokowi yang nasionalis dan abangan disandingkan dengan JK yang berlatar
belakang agamis. Muncul sebagai slogan bagi pasangan ini
Nasionalis-Religius. Ini sengaja dilakukan agar dapat menarik suara umat
Islam.
Tak disangka, ternyata JK yang dijagokan oleh PDI P dan rekan koalisinya
belum bisa dijadikan wakil untuk umat Islam. JK bersikap tak bijak
dalam menyikapi keadaan umat Islam.
JK yang disangka sebagai sosok tokoh muslim memiliki anggapan bahwa
Wahabi adalah ajaran yang suka menyebarkan tuduhan dusta dan fitnah. Hal
ini dia katakan saat dijelaskan padanya tentang sesat dan bahayanya
ajaran Syi’ah. Terlihat jelas pembelaannya terhadap para pengikut
Abdullah bin Saba’.
"Semua ini tidak benar (sesat dan bahayanya Syi’ah), ini hanya fitnah
dan tuduhan dari Wahabi," kata JK, seperti disampaikan sumber terpercaya
gemaislam.com, Ahad (18/5/2014).
Seperti diketahui, hubungan JK sebagai Ketua DMI (Dewan Masjid
Indonesia) cukup dekat dengan para ulama Syi’ah di Iran, bahkan DMI pada
tahun 2013 silam berencana akan kerjasama dengan Dewan Masjid Iran.
“Kami membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama
antara Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar
pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta,
Selasa (28/5/2013).
Inilah Capres dan Cawapres yang dijagokan oleh PDI P. JK yang diandalkan
sebagai wakil dari Islam ternyata menyakiti hati umat Islam.
(bms/gemaislam)
Artikel Terkait
siapapun yang terpilih sbg presiden dr kedua pasangan ini, yakinlah belum tentu mampu mereka segera mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat khususnya yang pribumi dan kaum Muslim di Indonesia ini.
BalasHapusPOLITISI PPP MEMBUAT DAGELAN MEMALUKAN?
BalasHapusWakil Ketua DPC PPP Kota Makassar, terang-terangan meminta uang di hadapan Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Makassar Amar Busthanul dan Sekretaris DPC Arif Bahagiawan.
"Kita harus bahas memang-mi soal dana di sini, dari awal. Supaya tidak ada lagi persoalan di belakang. Gerindra mestinya persiapkan itu, " ujar Fasruddin.
Mendengar 'seloroh' caleg suara terbanyak Kota Makassar ini, elite parpol pengusung Prabowo-Hatta sempat terdiam, sebelum mereka menghambur tawa.
Fasruddin mengatakan, Gerindra sebagai partai pengusung utama mestinya mengajak parpol untuk merapatkan dana dan menyiapkan dana tersebut.
Menurutnya, PPP bukanlah partai miskin namun, keuangan kader PPP telah menipis. "Rata-rata teman di sini kan caleg ji, habis (uang sudah habis) miki,"
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/21/deklarasi-prabowo-hatta-elite-ppp-minta-uang-ke-partai-gerindra