By: Junaedi Putra
apa yang terlintas dalam benak anda jika disebut kata "bid'ah", "sesat", dan berbagai vonis lainnya?
sebagian orang akan langsung ingat dengan sebuah harokah yang menamai dirinya dengan sebutan "salafi".
tidak sepenuhnya salah memang mengingat memang "salafi" ini sangat gemar mengumbar vonis sesat, bid'ah, dll kepada harokah lain. sehingga hampir semua harokah mendapatkan sebutan itu kecuali harokahnya sendiri.
image ini muncul sebagai akibat dari hal yang selalu diulang bertahun-tahun.
sehingga akhirnya kiyai-kiyai NU turun tangan dan menjelaskan masalahnya dengan perspektifnya. dan harokah-harokah lain pun turun tangan untuk menjelaskan masalahnya satu persatu.
dulu, jika kita membaca situs milik ustadz salafi, maka dada kita akan dibuat sesak karena begitu mudahnya mereka mengumbar vonis kepada saudara seiman.
tapi perlu dicatat, itu dulu. sekarang? saya melihat mereka mulai berubah. cara dakwahnya mulai "merakyat", dan mengedepankan basyir daripada nadzir.
mereka kini sudah membedakan mana yang ushul dimana harus tegas, dan dimana hal furu' yang memungkinkan adanya ikhtilaf dalam memahami dalil dan mereka menerimanya.
jika ingin buktinya, silakan buka user youtube yg satu ini
http://www.youtube.com/user/moslemchannel/videos
dalam situs ini terdapat ratusan bahkan ribuan video yang menjelaskan ttg keislaman dengan "gaya" yang lebih "renyah" dan lebih berfokus untuk mentarbiyah bukan memvonis.
jika anda melihat user youtube yang satu ini, maka anda akan lebih kaget lagi
http://www.youtube.com/user/yufidedu/videos
di user ini kita disuguhkan pelajaran biologi, fisika, dll dengan gaya yang sangat "renyah", ada juga pelajaran bahasa arab, dll.
singkatnya, saya melihat bahwa "gaya" dakwah "salafi" mulai berubah dari yang terlihat "sangar" menjadi "teduh".
saya melihat ini adalah sebuah kemajuan yang sangat luar biasa. perlu saya apresiasi.
bukan hanya itu, "salafi" yang dikenal sangat anti demokrasi bahkan mengharamkannya dan mengharamkan seluruh yg berkaitan dg demokrasi termasuk pileg, pilpres,dll. kini mereka terus belajar dan akhirnya mereka menyadari bahwa ada "pertarungan" besar dalam setiap pemilihan itu.
walaupun sistem pemilu bukanlah sistem yang ideal, namun itu adalah pertarungan dan harus dimenangkan oleh kaum muslimin.
sehingga kita bisa melihat di pileg kemarin ust Firanda terang2an menyerukan kepada umat islam untuk memilih PKS.
dan di pilpres ini lebih dahsyat lagi, hampir seluruh ustadz salafi menyatakan dukungannya kepada prabowo.
di sisi lain saya melihat budaya kritik dan nasihat sangat subur di kalangan ulama "salafi". sehingga jika mereka menemukan kesalahan siapapun termasuk temannya sendiri maka akan ditegurnya. jika kesalahannya sudah tersebar luas, maka akan ditegur secara terbuka.
hal ini sangat bagus menurut saya. karena memang beginilah seharusnya kaum muslimin bersikap, selalu memperbaiki diri, dan bersikap terbuka dalam menerima semua kritik.
salafi sudah memperbaiki diri, dan melesat jauh.
bagaimana dengan harokah lain?
wa fii dzalika fal yatanafasihil mutanafishun
(dan pada yang demikianlah seharusnya orang yang suka berlomba-lomba, berlomba-lomba)
fastabiqul khoirot
(berlomba-lombalah dalam kebaikan)
apa yang terlintas dalam benak anda jika disebut kata "bid'ah", "sesat", dan berbagai vonis lainnya?
sebagian orang akan langsung ingat dengan sebuah harokah yang menamai dirinya dengan sebutan "salafi".
tidak sepenuhnya salah memang mengingat memang "salafi" ini sangat gemar mengumbar vonis sesat, bid'ah, dll kepada harokah lain. sehingga hampir semua harokah mendapatkan sebutan itu kecuali harokahnya sendiri.
image ini muncul sebagai akibat dari hal yang selalu diulang bertahun-tahun.
sehingga akhirnya kiyai-kiyai NU turun tangan dan menjelaskan masalahnya dengan perspektifnya. dan harokah-harokah lain pun turun tangan untuk menjelaskan masalahnya satu persatu.
dulu, jika kita membaca situs milik ustadz salafi, maka dada kita akan dibuat sesak karena begitu mudahnya mereka mengumbar vonis kepada saudara seiman.
tapi perlu dicatat, itu dulu. sekarang? saya melihat mereka mulai berubah. cara dakwahnya mulai "merakyat", dan mengedepankan basyir daripada nadzir.
mereka kini sudah membedakan mana yang ushul dimana harus tegas, dan dimana hal furu' yang memungkinkan adanya ikhtilaf dalam memahami dalil dan mereka menerimanya.
jika ingin buktinya, silakan buka user youtube yg satu ini
http://www.youtube.com/user/moslemchannel/videos
dalam situs ini terdapat ratusan bahkan ribuan video yang menjelaskan ttg keislaman dengan "gaya" yang lebih "renyah" dan lebih berfokus untuk mentarbiyah bukan memvonis.
jika anda melihat user youtube yang satu ini, maka anda akan lebih kaget lagi
http://www.youtube.com/user/yufidedu/videos
di user ini kita disuguhkan pelajaran biologi, fisika, dll dengan gaya yang sangat "renyah", ada juga pelajaran bahasa arab, dll.
singkatnya, saya melihat bahwa "gaya" dakwah "salafi" mulai berubah dari yang terlihat "sangar" menjadi "teduh".
saya melihat ini adalah sebuah kemajuan yang sangat luar biasa. perlu saya apresiasi.
bukan hanya itu, "salafi" yang dikenal sangat anti demokrasi bahkan mengharamkannya dan mengharamkan seluruh yg berkaitan dg demokrasi termasuk pileg, pilpres,dll. kini mereka terus belajar dan akhirnya mereka menyadari bahwa ada "pertarungan" besar dalam setiap pemilihan itu.
walaupun sistem pemilu bukanlah sistem yang ideal, namun itu adalah pertarungan dan harus dimenangkan oleh kaum muslimin.
sehingga kita bisa melihat di pileg kemarin ust Firanda terang2an menyerukan kepada umat islam untuk memilih PKS.
dan di pilpres ini lebih dahsyat lagi, hampir seluruh ustadz salafi menyatakan dukungannya kepada prabowo.
di sisi lain saya melihat budaya kritik dan nasihat sangat subur di kalangan ulama "salafi". sehingga jika mereka menemukan kesalahan siapapun termasuk temannya sendiri maka akan ditegurnya. jika kesalahannya sudah tersebar luas, maka akan ditegur secara terbuka.
hal ini sangat bagus menurut saya. karena memang beginilah seharusnya kaum muslimin bersikap, selalu memperbaiki diri, dan bersikap terbuka dalam menerima semua kritik.
salafi sudah memperbaiki diri, dan melesat jauh.
bagaimana dengan harokah lain?
wa fii dzalika fal yatanafasihil mutanafishun
(dan pada yang demikianlah seharusnya orang yang suka berlomba-lomba, berlomba-lomba)
fastabiqul khoirot
(berlomba-lombalah dalam kebaikan)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya, kebenaran tetap satu, bukan dua atau tiga.
Kita berpegangan kepada ayat:
فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ
فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
maka tidak ada
sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan
(dari kebenaran)?
Ajaran selain Islam
adalah ajaran hawa nafsu yang menyesatkan . Allah berfirman :
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ
اْلأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan
kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka
ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui.
Ajaran selain Islam
mengajak ke fasikan sebagaimana ayat :
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik.
Hukum selain dari
Allah adalah hukum Iblis . Allah berfirman :
فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
maka putusan
(sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ
رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ
Yang demikian adalah
karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya
orang-orang yang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka. Demikianlah
Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.
Kerusakan suatu kaum
karena kebenaran dulu, sekarang di
salahkan dan kesalahan dulu lalu sekarang dibenarkan. Ini namanya tahrif yang dilakukan kaum Yahudi sebagaimana ayat:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا
قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا
مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا
قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka,
dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan
(Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa
yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan
melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak
berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.[1]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan