H. Muhammad Najih MZ
Saya menolak adanya pergerakan para elite politik PPP
yang mewacanakan PPP berkoalisi dengan PDI-P yang
mengusung Jokowi sebagai Capres. Saya tidak rela
PPP berkoaliasi dengan partai kaum abangan yang
anti islam.
Sebagai satu-satunya Partai Islam yang masih konsis,
platform PPP jelas berbeda dengan ideologi dan
platform PDI-P. Betapa gigihnya PPP menolak aliran-
aliran sesat di Indonesia, memperjuangkan RUU
Pornoaksi-Pornografi, UU Pendidikan dan UU lainnya
yang berbau islami.
Sementara PDIP adalah partai yang anti Islam. Hal itu
dibuktikan dari berbagai produk legislasi Islami yang
coba dijegal oleh PDIP. Semua RUU yang diajukan PPP
ke DPR dan berbau Islami pasti PDI menolaknya. UU
Pendidikan mereka walk out, UU Bank Syariah, UU
Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, UUPornografi
juga mereka tidak setuju. Nah, sekarang UU Jaminan
Produk Halal untuk makanan dan obat-obatan mereka
juga tidak setuju.” Selain itu, dalam pemilu 2014 lalu,
PDI-P memasang 52% caleg non Muslim dalam Daftar
Caleg Tetap-nya. PDI-P sendiri sebenarnya merupakan
fusi dari partai Nasionalis dan partai Kristen seperti
IPKI, PNI, Murba, Partai Katolik, dan Parkindo (Partai
Kristen Indonesia).
Disisi lain, pencapresan Jokowi tidak didukung oleh
prestasi, kinerja, dan hasil positif. Dalam pertarungan
pilpres nanti, pasti rakyat akan melihat hasil kerja,
bukan pencitraan.
Sebagai partai Islam, harusnya PPP merasa hina,
berkoalisi dengan partai yang anti Islam, mendukung
capres yang menjadi boneka Barat-Zionis-mafia China,
ataukah hanya demi uang, para elite politik itu telah
mengkhianati amanat para sesepuh pendiri PPP
dengan menggadaikan ideologi PPP..?!
Sarang,1 Mei 2014
H. Muhammad Najih
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan