ektabilitas capres yang diusung Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) mengalami penurunan
drastis. Hal tersebut berdasarkan hasil survei terakhir yang dilakukan Saiful
Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap 2.040 koresponden.
“Menurut indikator tren suka tokoh terhadap Jokowi terjadi penurunan. Pada bulan Maret tren suka terhadap Jokowi ada 93 persen tapi di akhir April turun menjadi 85 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Djayadi Hanan dalam diskusi kebijakan publik di Fakultas Kedokteran – Universitas Indoneaia (FK UI), Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).
Sedangkan untuk elektabilitas Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerindra yang diusung oleh koalisi partai-partai berbasis massa Islam bersama Golkar menunjukkan kenaikan yang signifikan.
“Hal yang berbeda didapati dari tren suka terhadap Prabowo Subianto . Di bulan Maret 74 persen masyarakat menyukai Prabowo, namun di akhir April meningkat menjadi 82 persen,” papar Djayadi.
Berdasarkan temuan survei tersebut, lanjut Djayadi, kemudian muncul pertanyaan apa yang membuat elektabilitas Jokowi menurun. “Ini kan menandakan ada sesuatu yang terjadi sehingga orang menjadi tidak suka dengan Jokowi,” paparnya.
Sedangkan dari segi kriteria calon presiden yang didambakan rakyat, Prabowo berada di peringkat pertama terkait soal ‘ketegasan’, yakni sebesar 51 persen. Sedangkan Jokowi berada di peringkat kedua sebesar 29 persen.
Tak hanya tegas, khalayak juga mendambakan pemimpin yang perhatian pada rakyat. Dari sisi tersebut, Jokowi berada di peringkat pertama dengan perolehan persentase sebesar 55 persen sedangkan Prabowo berada di bawahnya dengan persentase 23 persen.
Survei SMRC dilakukan dengan metode wawancara pada Maret 2014. Dalam survei ini, SMRC melakukan wawancara terhadap 2.040 koresponden dan margin of error 2.2 persen. [KbrNet/Merdeka.com/adl]
“Menurut indikator tren suka tokoh terhadap Jokowi terjadi penurunan. Pada bulan Maret tren suka terhadap Jokowi ada 93 persen tapi di akhir April turun menjadi 85 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Djayadi Hanan dalam diskusi kebijakan publik di Fakultas Kedokteran – Universitas Indoneaia (FK UI), Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).
Sedangkan untuk elektabilitas Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerindra yang diusung oleh koalisi partai-partai berbasis massa Islam bersama Golkar menunjukkan kenaikan yang signifikan.
“Hal yang berbeda didapati dari tren suka terhadap Prabowo Subianto . Di bulan Maret 74 persen masyarakat menyukai Prabowo, namun di akhir April meningkat menjadi 82 persen,” papar Djayadi.
Berdasarkan temuan survei tersebut, lanjut Djayadi, kemudian muncul pertanyaan apa yang membuat elektabilitas Jokowi menurun. “Ini kan menandakan ada sesuatu yang terjadi sehingga orang menjadi tidak suka dengan Jokowi,” paparnya.
Sedangkan dari segi kriteria calon presiden yang didambakan rakyat, Prabowo berada di peringkat pertama terkait soal ‘ketegasan’, yakni sebesar 51 persen. Sedangkan Jokowi berada di peringkat kedua sebesar 29 persen.
Tak hanya tegas, khalayak juga mendambakan pemimpin yang perhatian pada rakyat. Dari sisi tersebut, Jokowi berada di peringkat pertama dengan perolehan persentase sebesar 55 persen sedangkan Prabowo berada di bawahnya dengan persentase 23 persen.
Survei SMRC dilakukan dengan metode wawancara pada Maret 2014. Dalam survei ini, SMRC melakukan wawancara terhadap 2.040 koresponden dan margin of error 2.2 persen. [KbrNet/Merdeka.com/adl]
Artikel Terkait
Prabowo
- BLACKLIST Singapura Pada Jend. Suryo Prabowo Atas "Pesanan" Indonesia?
- Keputusan MK kebiasaan buruk praktik hukum negri ini.
- Sri Bintang Pamungkas : Prabowo Boleh Kalah, Tapi Jokowi Tidak Boleh Menang
- Prabowo-Hatta Akan Terus Memperjuangkan Keadilan Bagi Rakyat Indonesia
- Keputusan MK Bukan Kebenaran Mutlak dan Bersifat Keadilan Substantif
- Yusril: MK tak Akan Mampu Periksa Gugatan Pilpres Secara Mendalam
- Kopassus Indonesia: Jurnalis Asing Dikempesin Sampai Skak Mat!
- Pemenang Pilpres Belum Ada, AS Dukung Prabowo?
- Kemenangan Prabowo-Hatta Terbuka Lebar
- Pilpres 2014 Hasilkan Presiden-Wapres Palsu
- MK Jakarta Diuji Seperti MK Thailand, Beranikah?
- Yusril dan Saiful Mujani Terlibat Twitwar
- Sebut DPT Oplosan, Saksi Ahli Prabowo Tawarkan Audit Forensik
- Yusril: Prabowo Mungkin Benar, Cuma
- DPT Oplosan jadi Senjata Baru Prabowo-Hatta
- Tim Prabowo-Hatta: Yang Buka Kotak Suara Bukan KPU
- Indikasi Kecurangan Pilpres 2014 Semakin Jelas
- Gerindra Desak Polri Tangkap Husni Kamil Manik
- 45 Ribu Pemilih di Tangsel 'Nyoblos' Tanpa KTP
- Semakin Terbukti Dicurangi Elektabilitas Prabowo-Hatta Kian Naik
- Prabowo-Hatta Berpeluang Menang di MK
- Bawaslu: Tidak Etis KPU Buka Kotak Suara tanpa Perintah MK
- Pembongkaran Kotak Suara Bukti Kecurangan Pilpres?
- Australia Alami Prabowo-Phobia
- Hasil Pilpres 2014 Terindikasi Banyak Kecurangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan