Penyelidikan korupsi Transjakarta dihentikan hingga usai Pilpres?
JAKARTA (Arrahmah.com)
– Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN
Bersatu Arif Poyuono mengatakan mendapat informasi bahwa Direktur Penyelidikan
di Kejaksaan Agung bernama Syahrudin sedang menjalani masa pendidikan di
Lemhanas selama tiga bulan. Menurut dia, informasi tersebut berarti untuk
sementara waktu penyelidikan kasus bus Transjakarta berkarat akan berhenti.
Bila dihitung lamanya waktu pendidikan, maka kasus ini setidaknya tak
akan diselidiki hingga akhir Agustus 2014 atau sampai sesudah Pemilu Presiden
2014 berakhir. “Artinya, kalau (pejabat itu) disekolahkan, maka penyelidikan
kasus bus transjakarta akan tertunda selama tiga bulan atau akan dilanjutkan
lagi seusai pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli,” papar Arif, tulis Kompas.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar
Pristono telah berupaya meminta bantuan hukum kepada serikat yang dipimpinnya,
terkait dengan status Pristono sebagai tersangka dalam kasus proyek pengadaan
bus transjakarta asal China.
Menurut Arif, Pristono mengaku terjepit karena diposisikan sebagai
aktor utama dalam proyek pengadaan bus tersebut. Padahal, kata dia, Pristono
mengaku hanya bawahan yang menjalankan perintah atasan.
“Pak Pristono meminta kami membantu beliau mengungkap kasus ini karena
dalam kasus ini seolah-olah beliau dijadikan sebagai satu-satunya tersangka
(utama). Padahal tidak demikian,” kata Arif saat dihubungi, Selasa (20/5/2014).
Tersangka lainnya dalam kasus bus berkarat ini adalah Prawoto, Direktur
Pusat Teknologi dan Sistem Transportasi di Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Dalam kasus ini, Pristono telah dua kali diperiksa penyidik.
Pemeriksaan pertama dilaksanakan pada 7 April 2014 dan pemeriksaan kedua pada 9
Mei 2014.
Pada pemeriksaan terakhir, Pristono masih diperiksa sebagai saksi dua
tersangka sebelumnya, yakni Drajat Adhyaksa selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Pengadaan Bus dari Dishub DKI, dan Setyo Tuhu selaku Ketua Panitia Pengadaan
Barang/Jasa. (azm/arrahmah.com)
KOmentarku ( Mahrus ali ):
Ini permainan politik agar Jokowi yang ditengarahi terlibat dalam korupsi Trans Jakarta itu bisa cuci tangan dan selamat dari padanya, untuk memenangkan pilpresnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan