Kuburan Utsman
bin Madh`un
Muhammad Ma`ruf Khozin menulis dalam buku menjawab tuduhan sebagai penyembah kuburan hal
139-140 sbb:
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hanya Bukhari yang
mencantumkannya dalam kitab – kitab hadis yang saya miliki. Selain kitab sahih
Bukhari, tiada yang mencantumkannya setahuku. Ia di rwayatkan oleh
Bukhari tanpa sanad tidak sebagaimana
riwayat lainnya yang menggunakan sanad.
Sanadnya sbb:
" (15/396) مِنْ
طَرِيْقِ ابْنِ إِسْحَاقَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ أَبِي عُمْرَةَ اْلأَنْصَارِي قَالَ سَمِعْتُ
خَارِجَةَ بْنَ زَيْدٍ بْنِ ثَابِتٍ .. فَذَكَرَهُ .
وَهَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيْفٌ ، يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللهِ اْلأَنْصَارِي هَذَا مَجْهُولٌ ، لاَ نَعْلَمُ َلهُ رَاوِيًا غَيْرَ ابْنِ إِسْحَاقَ ، ذَكَرَهُ اْلبُخَارِي فيِ "التَّارِيْخِ اْلكَبِيْرِ" (8/284) وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ فِي "الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيْلِ" (9/162) واَبْنُ حِبَّانَ فِي "الثِّقَاتِ" (7/603) بِرِوَايَةِ ابْنِ إِسْحَاقَ فَقَطْ عَنْهُ ، وَلَمْ يُوَثِّقْهُ أَحَدٌ ، وَذَكَرَ ابْنُ حِبَّانَ إِيَّاهُ فيِ الثِّقَاتِ لاَ يُعَدَّ تَوْثِيْقًا مُعْتَبَرا ؛ ِلَأنَّهُ يَذْكُرُ فِيْهِ الْمَجْهُولِيْنَ وَمَنْ يُصَرِّحُ بِنَفْسِهِ أَنَّهُ لاَ يَعْرِفْ مَنْ هُوَ وَلاَ مَنْ أَبُوْهُ .
انظر كتاب "الثقات" له : (4/146) ، (6/418) .
فالرجل مجهول ، لا يُعتد بروايته .
وَهَذَا إِسْنَادٌ ضَعِيْفٌ ، يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللهِ اْلأَنْصَارِي هَذَا مَجْهُولٌ ، لاَ نَعْلَمُ َلهُ رَاوِيًا غَيْرَ ابْنِ إِسْحَاقَ ، ذَكَرَهُ اْلبُخَارِي فيِ "التَّارِيْخِ اْلكَبِيْرِ" (8/284) وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ فِي "الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيْلِ" (9/162) واَبْنُ حِبَّانَ فِي "الثِّقَاتِ" (7/603) بِرِوَايَةِ ابْنِ إِسْحَاقَ فَقَطْ عَنْهُ ، وَلَمْ يُوَثِّقْهُ أَحَدٌ ، وَذَكَرَ ابْنُ حِبَّانَ إِيَّاهُ فيِ الثِّقَاتِ لاَ يُعَدَّ تَوْثِيْقًا مُعْتَبَرا ؛ ِلَأنَّهُ يَذْكُرُ فِيْهِ الْمَجْهُولِيْنَ وَمَنْ يُصَرِّحُ بِنَفْسِهِ أَنَّهُ لاَ يَعْرِفْ مَنْ هُوَ وَلاَ مَنْ أَبُوْهُ .
انظر كتاب "الثقات" له : (4/146) ، (6/418) .
فالرجل مجهول ، لا يُعتد بروايته .
Kisah dari Kharijah bin Zaid
itu dari jalur Ibn Ishak , lalu berkata:
bercerita kepada ku Yahya bin Abdillah bin Abd Rahman bin Abi Umrah al ansari
lalu berkata: Aku mendengar Kharijah bin Zaid bin Tsabit ………………….
Sanad tsb lemah . Yahya bin
Abdillah al anshari tidak dikenal , Kami tidak mengetahui perawi yang
meriwayatkan dari padanya kecuali Ibnu
Ishak. Kisah itu di cantumkan oleh
Bukhari dalam kitab Tarikh kabir 284/8, Ibnu Abi Hatim
dalam kitab al Jarh wat ta`dil 162/9
dan Ibn Hibban dalam al tsiqat
603/7 dari riwayat bnu Ishak dari
padanya. Tiada seorangpun yang menyatakan Yahya bin Abdillah terpercaya.
Ibn Hibban mencantumkan Yahya
bin Abdillah dalam kitab kumpulan perawi
– perawi terpercaya tidak kredible.
Sebab beliau mencantumkan perawi – perawi yang tidak dikenal identitasnya dalam kitab tsb begitu juga di cantumkan dalam kitab itu orang yang telah menyatakan tidak tahu siapakah dia dan ayahnya.
Lihat kitab al Tsiqat karya
Ibnu Hibban 146/4 418/6. [1]
Kuburan Usman bin Madh`un di Baqi`
Pengertian hadits mu'allaq
Imam Ibnu Shalah rahimahullah
berkata
:
الْمُعَلَّقُ وَهُوَ الَّذِي حُذِفَ مِنْ
مُبْتَدَأِ إِسْنَادِهِ وَاحِدٌ أَوْ أَكْثَرُ
" Hadits mu'allaq adalah hadits yang terhapus sanadnya
diawal satu orang rawi atau lebih." ( Muqadimmah Ibnu Shalah hal 24 )
Syaikh Muhammad bin Shalih Al
'Utsaimin rahimahullah mendefinisikan hadits mu'allaq :
مَا حُذِفَ أَوَّلُ إِسْنَادِهِ
" Hadits yang dibuang permulaan sanadnya." (
Musthalahul Hadits hal 13 )
Syaikh Dr Mahmud Thahan
mendefinisikan hadits mu'allaq sebagai :
مَا حُذِفَ مِنْ مَبْدَأ إِسْنَادِهِ رَاوٍ
فَأَكْثَرُ عَلَى التَّوَالِي
" Hadits yang
perawinya dibuang di permulaan
sanad baik seorang ataupun lebih secara
berturutan." ( Taisir hal 84 )
Dan yang pertama kali
memberikan istilah dengan " hadits mu'allaq " menurut Imam Ibnu
Shalah adalah Al Hafidz Abul Hasaan Ad Daraaquthniy ( Imam Ad Daraaquthniy -
pent ) dimana Ibnu Shalah berkata :
يُسَمَّى تَعْلِيْقًا سَمَّاهُ بِهِ الإِمَامُ
أَبوُ الْحَسَنِ الدَّارَقُطْنِي
" Dinamakan dengan ta'liiq dinamai dengannya oleh Al Imam
Abul Hasan Ad Daraaquthniy." ( Shiyanatus Shahih Muslim hal 76 )
Hadits mu'allaq termasuk
hadits yang tertolak ( dhaif - pent ), sebagaimana perkataan Syaikh Dr Mahmud
Thahan sebagai berikut :
الْحدِيْثُ الْمُعَلَّقُ مَرْدُوْدٌ؛ ِلأَنَّهُ
فَقَدَ شَرْطًا مِنْ شُرُوطِ اْلقَبُولِ، وَهُوَ اتِّصَالُ السَّنَدِ، وَذَلِكَ بِحَذْفِ
رَاوٍ أَوْ أَكْثَرَ مِنْ إِسْنَادِهِ، مَعَ عَدَمِ عِلْمِنَا بِحَالِ ذَلِكَ الرَّاوِي
الْمَحْذُوْفِ
Hadits mu’allaq adalah
tertolak karena tidak adanya salah satu syarat hadits maqbul (yang diterima) yaitu
tersambungnya sanad. Karena dalam hadits mu’allaq ada satu rawi atau lebih yang
dihilangkan, padahal kita tidak tahu keadaan rawi yang dihilangkan. ( Taisir
hal 85
)
Imam Asy Suyuthi didalam
Tadribur Rawi berkata :
(الرَّاِبعَةُ مِنْ مَسَائِلِ الصَّحِيْحِ
(مَا رَوَيَاهُ) أي الشَّيْخَانِ (بِالإِسْنَادِ الْمُتَّصِلِ فَهُوَ الْمَحْكُوْمُ
بِصِحَّتِهِ، وَأَمَّا مَا حُذِفَ مِنْ مُبْتَدَأِ إِسْنَادِهِ وَاحِدٌ أَوْ أَكْثَرُ)
وَهُوَ الْمُعَلَّقُ، وَهُوَ فِي الْبُخَارِي كَثِيْرٌ جِدًّا، كَمَا تَقَدَّمَ عَدَدُهُ،
وَفِي مُسْلِمٍ فِي مَوْضِعٍ وَاحِدٍ فِي التَّيَمُّمِ
Masalah keempat dari masalah
masalah ash shahih : apa yang diriwayatkan oleh Asy Syaikhan ( Bukhari dan
Muslim )dengan sanad yang bersambung maka dipastikan akan keshahihannya, adapun
yang dihilangkan diawal sanad satu atau lebih dari rawi dan disebut sebagai
mu'allaq maka didalam Al Bukhari terdapat banyak sekali sebagaimana jumlahnya
telah disebutkan diawal, sedangkan dalam Muslim terdapat pada satu tempat
didalam bab Tayamum." ( Tadribur Rawi hal 120 )
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dari perkataan Imam
Suyuthi jelas menyatakan bahwa hadis
muallaq sekalipun dalam sahih
Bukhari dan Muslim tetap di nyatakan tidak sahih.
Kuburan Usman bin Madh`un.
Ternyata tanpa kubah juga tidak
tinggi di Baqi`.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan