BUKU Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK
Kelas XI kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga terindikasi
ikut menyebarkan pemahaman Syiah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Da’wah Kabupaten
Aceh Barat Daya Ustad. Iin Supardi,SS.M.E.I kepada serambi indonesia dalam
rilisnya ia memaparkan tentang ketidaklayakan buku tersebut menjadi referensi
mengajar dan pembelajaran untuk kalangan siswa di sekolah, Ini kelihatan sangat
jelas sekali materi tersebut mengandung pemahaman prinsipil syiah.
Di halaman lima
pada buku tersebut, tertulis makna kosakata “ulil amri” dalam Surat An Nisa
ayat 59: yang oleh penulis, yang terdiri dari Hj. Iim Halimah; H. Abd. Rahman;
H.A. Sholeh Dimyathi; dan H. Ridhwan itu menjelaskan makna “ulil amri” sebagai
berikut:
Para ulama berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang berpendapat
bahwa maksud kata ‘penguasa’ adalah imam-imam di kalangan ‘ahlul bait’
(keluarga Nabi saw. Dari keturunan Ali dan Fatimah), ada yang mengatakan bahwa
maksudnya adalah ‘penyeru-penyeru’ pada kebaikan dan ada pula yang berpendapat
‘pemuka-pemuka agama yang diikuti kata-katanya’.
Jika dianalisa dari tulisan Buku tersebut ini
menunjukkan bahwa mereka telah memperkenalkan paham prinsipil syiah, walaupun
tidak secara tegas.
Di kesempatan yang lain Ketua Umum Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Blangpidie Bob Fakhrulrazi secara tegas mengkritik
penerbitan buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK kelas XI
Kurikulum 2013 yang terindikasi mengandung pengenalan paham Syiah melalui
siswa.
“Kita tidak mengetahui secara mendalam maksud dari
beredarnya paham syiah dalam materi buku tersebut, kalau ingin mengetahui
secara mendalam perlu mendengarkan klarifikasi oleh pihak Penerbit Erlangga itu
sendiri, dan kita sangat menunggu untuk diklarifikasi. Ini bukan perkara kecil
namun sangat sensitif di dalam masyarakat, khususnya di Aceh yang kental dengan
nilai-nilai Islam Sunni,” ujarnya panjang lebar dalam keterangannya kepada
Islampos, Ahad (24/8).
Kedua organisasi tersebut sepakat mengusulkan
kepada pemerintah untuk membentuk Badan Sensor Buku sekolah sehingga hal serupa
tidak lagi terjadi, siswa sangat sensitif dengan apa yang didapatkan dari
berbagai materi yang diajarkan karena akan menjadi sebuah pemahaman mendasar
juga mempengaruhi keyakinan pemahaman Islam yang benar pada siswa.
Untuk itu Kedua lembaga tersebut mengajak segenap
masyarakat untuk pro aktif menjaga kemurnian nilai Islam pada keluarga terutama
kalangan remaja dan anak.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama,
terlebih Kepada MPU, Kemenag, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, serta Dinas
Pendidikan Kab/kota seluruh Aceh dan Dinas Syariat Islam serta Badan Pendidikan
Dayah harus memanggil Penerbit Erlangga untuk dilakukan klarifikasi, sangat
disayangkan apabila buku pelajaran disusupi hal-hal yang merusak kemurnian
nilai Islam di bumi Aceh yang dikenal dengan Serambi Mekkah dan Syariat Islam,”
terangnya.
Kepada penerbit Erlangga kedua lembaga mendesak untuk
sesegera mungkin menarik peredaran buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada jenjang SMK Kelas XI kurikulum 2013 yang telah beredar di sekolah dan Toko
Buku Di seluruh Aceh. [Pz/Islampos]
(nahimunkar.com)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Abu
Mushlih Ari Wahyudi menyatakan:
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Wahai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri diantara
kalian.” (QS. an-Nisaa’: 59)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,
“Para ulama mengatakan: Yang dimaksud dengan
ulil amri adalah orang-orang yang Allah wajibkan untuk ditaati yaitu penguasa
dan pemerintah. Inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama
salaf/terdahulu dan kholaf/belakangan dari kalangan ahli tafsir maupun ahli
fikih dan selainnya. Ada
yang berpendapat bahwa ulil amri itu adalah para ulama. Ada yang mengatakan bahwa mereka itu
adalah umara’/pemerintah dan ulama. Adapun orang yang berpendapat bahwa
ulil amri itu hanya para Sahabat maka dia telah keliru.” [1]
Adapun
pendapat yang dikuatkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa
kandungan ayat ini mencakup kedua kelompok tersebut; yaitu ulama
maupun umara/pemerintah. Dikarenakan kedua penafsiran ini sama-sama terbukti
sahih dari para Sahabat [2]
Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, “Mereka (ulil amri) adalah parapemimpin/pemerintah.”
Penafsiran serupa juga diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dan yang
lainnya. Sedangkan Jabir bin Abdullah berkata bahwa mereka itu adalah
para ulama dan pemuka kebaikan. Mujahid, Atha’, al-Hasan, dan Abul
Aliyah mengatakan bahwa maksudnya adalah para ulama. Mujahid menafsirkan
bahwa yang dimaksud adalah para Sahabat. Pendapat yang dikuatkan oleh
Imam asy-Syafi’i adalah pendapat pertama, yaitu ulil amri adalah
para pemimpin/pemerintah[3]
Referensi:
[1] Syarh Muslim [6/467] cet. Dar Ibnu
al-Haitsam
[2] adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [2/235
dan 238] [3] Fath al-Bari [8/106]
—
Penulis:
Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id
Artikel Muslim.Or.Id
Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya : Ulil
amri adalah penguasa , khalifah dalam pemerintahan Islam bukan penjajahegitu juga
gubernur, bupati, lurah dalam
pemerintahan Islam bukan rezim Thaghut.
Setahu saya,
Ulil amri di artikan ulama, saya masih
belum tahu dalilnya. Ulil amri itu yang
megang kekuasaan, boleh juga komendan
militer Islam bukan militer thaghut.
أيسر التفاسير للجزائري - (ج 1 / ص 284)
هُمْ أُمَرَاءُ السَّرَايَا اْلمُجَاهِدَة
Mereka ( ulil amri ) adalah para amir kontingen tentara
yang berjihad. Iihat aisarut tafasir 384/1
Ada ayat
sbb:
وَإِذَا
جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ
إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ
مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ
الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
Dan apabila datang kepada
mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri[322]
di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri)[323]. kalau tidaklah
karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan,
kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (Qs. An-Nisa: 83)
Ulil amri di katakan sebagai
para imam ahlil bait, maka ini hanya Syi`ah yang menyatakan seperti itu, bukan ahlus sunnah. Mereka
menyatakan bahwa Abu bakar, Umar dan
Usman bukan ulil amri tapi thaghut. Dan ini
adalah fanatisme golongan sesat bukan fanatik pada dalil yang benar. Ini
kekeliruan yang nyata bukan kebenaran yang samar
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan