Ahmad Musyaffa Zahir
INFO DUNIA
Jika Pemerintah Membiarkan
Radikal Syiah, Ribuan
Pendukung ISIS akan Muncul di
Indonesia
Senin, 6 Dzulqa'dah 1435 H
JAKARTA (Panjimas.com) -
Ketua Harian Aliansi Nasional
Anti Syiah (ANNAS), KH Athian
Ali M Dai menegaskan bahwa
munculnya gerakan Islamic
State of Iraq and Sham (ISIS)
karena kekejaman radikal
Syiah.
Faktanya, ISIS ada di Iraq dan
Surah karena di sana umat
Islam dibantai oleh
pemerintahan Syiah.
“ISIS itu sebenarnya gerakan
radikal tapi kita tahu lahirnya
gerakan radikal ISIS ini akibat
dari adanya gerakan radikal
Syiah. Kenapa ISIS ada di Suriah
dan di Iraq, karena di sana
terjadi pembantaian terhadap
Umat Islam. Sudah lebih dari
130 ribu orang umat Islam di
Suriah dibantai oleh
pemerintah Bashar Al-Assad
yang Syiah, kemudian di Iraq
sudah 200 ribu umat Islam
dibantai,” kata KH Athian Ali M
Dai di Gedung MUI Pusat, Jalan
Proklamasi No.51 Menteng
Jakarta Pusat, pada Selasa
(26/8/2014).
Maka menurut KH Athian Ali,
pemerintah seharusnya
melihat akar masalah yang
terjadi bahwa Syiah radikal
itulah musuh sebenarnya dan
mengancam NKRI.
“Kenapa kita selalu berbicara
asap, tetapi tidak pernah
berbicara api? ISIS itu berapa
sih jumlahnya di sini? Hanya
segelintir orang, bahkan yang
ada mungkin sudah pada
hijrah ke luar. Kenapa kita ribut
seperti ini, tetapi justru tidak
mempersoalkan musuh yang
sebenarnyanya (Syiah) dan ini
ancaman bagi NKRI,” ungkap
ketua Forum Ulama Umat Islam
(FUUI) tersebut.
Oleh sebab itu, jika pemerintah
Indonesia membiarkan
gerakan radikal Syiah ini, maka
niscaya gerakan ISIS di
Indonesia juga akan
membesar karena mereka
terpaksa harus berjuang
mempertahankan keimanan
yang dinodai oleh Syiah.
“Sekian ribu ISIS akan muncul
di negeri ini, kelompok-kelomp
ok radikal ini akan muncul,
saya jamin, ketika pemerintah
membiarkan kelompok radikal
Syiah ini hidup di negeri ini.
Saya yakin akan bermunculan
kelompok-kelomp ok radikal
yang terpaksa
mempertahankan
keyakinannya dan rela
mengorbankan nyawanya,
saya yakin itu dan mudah-
mudahan ini menjadi
peringatan bagi pemerintah!”
tegasnya. [ak/pm]
Komentarku( Mahrus ali) :
Keterangan yang rasional, faktual
tidak emosi atau meng ada - ada
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan