Idrus Ramli menyatakan lagi sbb:
Dzikir Syirik" yang dibantah oleh Tim LBM PCNU Jember
melalui buku "Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kyai NU Menggugu Shalawat & Diukir Syirik . Dengan sangat extrim Mahrus Ali mengharamkan dan bahkan memusyrikkan
orang yang bertawassul, berdzikir dan bershalawat yang telah
berkembang dan mengakar sejak masa sahabat Nabi SAW.
melalui buku "Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kyai NU Menggugu Shalawat & Diukir Syirik . Dengan sangat extrim Mahrus Ali mengharamkan dan bahkan memusyrikkan
orang yang bertawassul, berdzikir dan bershalawat yang telah
berkembang dan mengakar sejak masa sahabat Nabi SAW.
Lihat
buku Kiyai
NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar.
Komentarku
( Mahrus ali):
Saya dijuluki tokoh wahabi itu adalah
lucu sekali, saya tidak merasa untuk masuk ke jaringan wahabi dan saya tidak
seberapa mengerti hakikat wahabi itu, lalu mengapa saya dikatakan sebagai
tokohnya. Itu adalah kedustaan yang disajikan kepada umat bukan kejujuran. Itu
trik penyesatan bukan pengarahan kepada jalan yang benar, pembelaan kepada
kebid`ahan yang benar untuk menumpas sunnah
yang benar.
Lihat Habibmaulana menulis tentang
saya dan saya kutipkan sebagian saja sbb:
Jihad di
Tanah Air
Setiba di tanah air lembaran baru mulai dibuka, genderang jihad mulai ditabuh, kebenaran sudah saatnya disuarakan. Apa yang didapat dari sana ia syi’arkan lewat dunia tulis-menulis. Puluhan buku yang sudah diterbitkan, diantaran karya-karyanya yang menghebohkan dan menggemparkan adalah “Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat Nariyah, Al-Fatih, Munjiyat, Thibbul Qulub. Isi buku ini menerangkan dengan jelas dan gamblang bahwa beberapa amalan yang selama ini diagung-agungkan oleh para ulama, kyai dan di pondok-pondok pesantren selama ini dipercaya mempunyai khasiat luar biasa tersebut, ternyata hampir seluruhnya berlumur dengan kalimat syirik dan kufur kepada Allah !. Beliau mengkaji dan memaparkan seluruhnya berdasar Al-Quran dan Al-Hadits, juga petuah-petuah ulama Saudi Arabia tentang berbagai kesyirikan yang banyak terjadi di tengah masyarakat seperti persembahan, rajah, jimat, “kutang Ontokusumo”, keris dan benda-benda sakti lainnya yang pernah ia koleksi dan dipercaya sebagai sarana keselamatanpun dinyatakan syirik...sesat !. Beliau menilai bahwa kaum muslim sekarang ini banyak yang meninggalkan, mengacuhkan ilmu serta pengetahuan Qur’an dan hadist, sehingga dengan mudahnya mereka terjebak dalam jurang kebid’ahan yang berujung kesyirikan. Harta, kesuksesan dunia digapai sementara pemahaman agama kian terbenam, bahkan setanpun dianggap bisa memberi perantara kepada Rabbnya.
Tantangan dari Para Kyai
Para ulama, kyai dan tokoh-tokoh NU Jawa Timurpun “merah” telinganya setelah membacanya. Mereka mengecam, mengucilkan, mencemooh bahkan menuding sesat, keluar dari ahlussunnah wal jamaah, kafir dan sebagainya. Namun semua itu Beliau tanggapi dengan sesuatu yang biasa, wajar dalam menegakkan kebenaran. Karena dulu Rasulullah SAW pun juga begitu perjuangannya, malah lebih hebat lagi tantangannya, diusir keluar dari Mekkah bahkan sampai mau dibunuh oleh kafir Quraisy.
Selamat berjuang menegakkan kebenaran, semoga muncul Mahrus Ali-Mahrus Ali lainnya yang mengikuti jejakmu...Amin.(mas Imam).[1]
Setiba di tanah air lembaran baru mulai dibuka, genderang jihad mulai ditabuh, kebenaran sudah saatnya disuarakan. Apa yang didapat dari sana ia syi’arkan lewat dunia tulis-menulis. Puluhan buku yang sudah diterbitkan, diantaran karya-karyanya yang menghebohkan dan menggemparkan adalah “Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat Nariyah, Al-Fatih, Munjiyat, Thibbul Qulub. Isi buku ini menerangkan dengan jelas dan gamblang bahwa beberapa amalan yang selama ini diagung-agungkan oleh para ulama, kyai dan di pondok-pondok pesantren selama ini dipercaya mempunyai khasiat luar biasa tersebut, ternyata hampir seluruhnya berlumur dengan kalimat syirik dan kufur kepada Allah !. Beliau mengkaji dan memaparkan seluruhnya berdasar Al-Quran dan Al-Hadits, juga petuah-petuah ulama Saudi Arabia tentang berbagai kesyirikan yang banyak terjadi di tengah masyarakat seperti persembahan, rajah, jimat, “kutang Ontokusumo”, keris dan benda-benda sakti lainnya yang pernah ia koleksi dan dipercaya sebagai sarana keselamatanpun dinyatakan syirik...sesat !. Beliau menilai bahwa kaum muslim sekarang ini banyak yang meninggalkan, mengacuhkan ilmu serta pengetahuan Qur’an dan hadist, sehingga dengan mudahnya mereka terjebak dalam jurang kebid’ahan yang berujung kesyirikan. Harta, kesuksesan dunia digapai sementara pemahaman agama kian terbenam, bahkan setanpun dianggap bisa memberi perantara kepada Rabbnya.
Tantangan dari Para Kyai
Para ulama, kyai dan tokoh-tokoh NU Jawa Timurpun “merah” telinganya setelah membacanya. Mereka mengecam, mengucilkan, mencemooh bahkan menuding sesat, keluar dari ahlussunnah wal jamaah, kafir dan sebagainya. Namun semua itu Beliau tanggapi dengan sesuatu yang biasa, wajar dalam menegakkan kebenaran. Karena dulu Rasulullah SAW pun juga begitu perjuangannya, malah lebih hebat lagi tantangannya, diusir keluar dari Mekkah bahkan sampai mau dibunuh oleh kafir Quraisy.
Selamat berjuang menegakkan kebenaran, semoga muncul Mahrus Ali-Mahrus Ali lainnya yang mengikuti jejakmu...Amin.(mas Imam).[1]
Isman Purwanto
mengatakan...
bagus pak
ustad tulisannya kalau boleh minta alamat atau hp H mahrus ali, aku cocok
sekali dengan perjuangan beliau. Ini hp saya isman purwanto 085740548629 atau
08812413097
Tentang buku “ Mantan kiyai NU
menggugat shalawat dan dzikir yang katanya telah di bantah oleh TIM LBMNU
Jember, ternyata bantahan TIM LBM NU Jember itu penuh dengan hadis lemah
atau palsu yang di katakan sahih. Jadi penuh dengan kesesatan, kedustaan bukan
kejujuran. Boleh dibaca dalam buku saya : “ Sesat tanpa sadar”.
Bacalah
sanjungan seorang mantan mahasiswa
Amirika SH setelah baca buku” sesat tanpa
sadar” dan buku serial mantan kiyai nu lainnya sbb:
Kesan
menarik setelah membaca buku serial “Mantan Kiai NU” oleh KH. Mahrus Ali.
-
Seorang pemberi kesan, tentu setidak-tidaknya
sudah pernah membaca bukunya.
-
Bersama rekan-rekan saya di Surabaya
memang sebagai pemburu buku baru tulisan beliau.
-
Tapi setiap ada berita tentang adanya buku baru, petugas toko buku, selalu
menjawab, “wah sudah laku pak!!”.
-
Dari itu, timbul sifat Suroboyoan, nekat, mencari kediaman penulis.
-
Alhamdulillah, setelah ketemu, koleksi buku Mantan Kiai NU bertambah.
-
Tambahan buku pada tanggal 2 Mei 2012 itu tentang:
· Do’a-do’a Rasulullah yang shahih dan lemah dalam
shalat.
· I9 tuntunan salat sunat dan 9 salat sunat bid’ah.
· Ternyata Rasulullah SAW menjalankan shalat wajib di
atas tanah tanpa tikar dan sajadah.
-
Kesannya menarik, bahkan boleh ditambah dengan kata, “sangat”.
-
Sangat menarik, dengan 2 (dua) alasan:
Pertama :
Berani menulis apa adanya atau bermental baja.
Kedua :
Patut disebut guru sejati.
Pertama :
Kalau tidak punya mental baja, karena tidak banyak orang berani menyetujui
menulis cover buku yang “ngedap-edapi” atau “mengagumkan itu. “Mantan Kiai NU
Menggugat Tahlilan, Istigosahan dan Ziarah Para Wali”.
-
Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik.
-
Mantan Kiai NU Membongkar Praktek Syirik.
-
Mantan Kiai NU Bongkar Habis Kasidah Syirik.
-
Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-Ritual Kiai Ahli Bid’ah yang dianggap sunnah.
-
Sesat Tanpa Sadar – Membongkar kesesatan Kiai LBM NU Jember dalam Bertawasul /
Berdoa dengan melalui perantara mayat nabi, wali, kyai, jimat dan shalawat
syirik.
-
Apa yang digugat tersebut di atas sementara beliau dahulu melakukannya secara
aktif, bukan hanya sebagai peserta, tapi bertindak sebagai pendekar juga
sekaligus suhunya.
-
Kok tidak segan-segan dengan temannya yang senasib seperjuangan dalam
mengarungi samudera lumpur kebid’ahan, kesyirikan dan kekufuran kepada Allah
SWT.
-
“Ngegirisi” (bahasa Jawa) menakutkan sekali.
-
Dulu disanjung-sanjung setinggi langit, sekarang “dikeplekake” (bahasa Jawa)
dibanting keras-keras.
-
Sedang umat yang mengaku Islam, sudah kronis kejangkitan penyakit Taqlid, Bid’ah
dan Churafat (TBC). Sedu sedan tangis dalam dzikir berjamaah, usum tahlilan
tidak hanya pada saat ada kematian, tapi semakin berkembang, menjelang naik
haji, tahlilan, kemantenan, tahlilan, lulus S2, tahlilan. Juga yasinan
berkembang maju pesat bahkan kitab suci Al-Qur’an, yang sudah ada dianggap
kurang lengkap, perlu ditambah Yasin Fadilah. Belum lagi mauludan, haul dan
sebagainya.
-
Hal itu Bpk Mahrus Ali sanggup menunjukkan kepada halayak ramai bahwa
amaliyah-amaliyah yang dilakukan itu, bukan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Amaliyah itu mengada-ada, istilah kerennya Bid’ah.
Sejelek-jelek
perbuatan adalah mengada-ada”.
3.
Hari gini kok berani-beraninya
ngomong begitu.
Itulah
kesan saya, bahwa Bpk Mahrus Ali bermental baja.
Kedua :
Patut disebut Guru Sejati
-
Guru sejati kalau memberi ilmu kepada muridnya tidak ada yang disimpan, yang
ditutup-tutupi.
-
“Perbuatan ini baik”, karena begini, begini, begini. Dasarnya ini.
-
“Perbuatan ini jelek”, buruk, karena begini, begini dan begini”. Dasarnya ini.
Sehingga
murid yang menerima ilmu itu akan meniru, tidak sekedar bicara”. “Perbuatan ini
baik”, karena ini, ini, ini. Dasarnya ini.
“Perbuatan
ini jelek”, karena ini, ini dan ini. Dasarnya ini.
Sehingga
dapat punya murid pandai-pandai dan cerdas-cerdas.
Contoh : Ada
buku yang ditulis oleh Tim LBM NU Cab Jember dalam menanggapi buku “Mantan Kiai
NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik, ditulis oleh H. Mahrus Ali.
Tim LBM NU
Cab Jember, menanggapi buku “Mantan Kiai NU” dimaksud, dengan menghadirkan hadits-hadits
shohih. Karena ditulis begitu. Ketua penulisnya seorang Kiai, punya gelar lagi
– ahli hadits – KH. Abdullah Syamsul Arifin, MHI.
-
Siapapun orangnya yang membaca buku bantahan itu, saya yakin banyak orang
percaya kebenaran hadits-hadits itu.
-
Saya menanti jawaban dari H. Mahrus Ali – cukup lama dalam penantian.
-
Begitu hadir buku “Sesat Tanpa Sadar”, H. Mahrus Ali membongkar kesesatan Kyai
LBM NU Cab Jember itu, Membongkar Hadits-Hadits yang katanya shahih, ternyata
hadits do’if bahkan ada yang palsu-.
-
H. Mahrus Ali tidak sekedar mengatakan, itu salah, itu doif, itu palsu, tapi
beliau menunjukkan bahwa hadits itu lemah bahkan palsu itu dari para ahli
hadits yaitu ini, ini dan ini, lengkap.
Beliau
memberi ilmu dengan rinci dan teliti, tidak sekedar tampil, sehingga murid
mengatakan, “terima kasih guru”.
Secara
tuntas ilmu itu diberikan kepada murid, itulah karakter seorang guru sejati.
3.
Semoga ada gunanya.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Surabaya,
2 Juni 2012
H. Didit Supardi, SH
Rungkut
Harapan Blok KK No. 6
Surabaya
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan