Sabtu, April 13, 2013

Hadis lemah ke 53



Ada juga hadis yang menyatakan orang mati tidak bisa menjawab sebagaimana  hadis sbb:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يُجِيبُوا
: Demi Tuhan yang jiwaku ditanganNya,  mereka lebih mendengar dari pada kalian,  tapi mereka  tidak bisa menjawab. [1]
Hadis terahir ini juga menyatakan bahwa mayat tidak bisa menjawab,   dan inilah yang tepat sesuai dengan ayat:

وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي اْلقُبُوْرِ
dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.[2]
Ada hadis sbb:
عَنْ جَابِرٍ بْنِ سُلَيْمٍ قَالَ: لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ..فَقُلْتُ عَلَيْكَ السَّلاَمُ، فَقَالَ: عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَيِّتِ..!
Jabir bin Sulaim berkata: Aku berjumpa dengan Rasulullah SAW, aku berkata: Alaikas salam,  lalu beliau bersabda: Alaikas salam adalah ucapan salam bagi orang mati. [3]
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa mayat menjawab salam dengan hadis tsb,  namun pendapat itu perlu di kaji ulang dan tidak benar. Sebab maksudnya sebagaimana  komentar al Khotthobi sbb:

قَالَ الْخَطَّابِيُّ هَذَا يُوهِمُ أَنَّ السُّنَّةَ فِي تَحِيَّةِ الْمَيِّتِ أَنْ يُقَالَ لَهُ عَلَيْك السَّلاَمُ كَمَا يَفْعَلُهُ كَثِيرٌ مِنْ الْعَامَّةِ وَقَدْ ثَبَتَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَنَّهُ دَخَلَ الْمَقْبَرَةَ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ دَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ فَقَدَّمَ الدُّعَاءَ عَلَى اِسْمِ الْمَدْعُوِّ لَهُ هُوَ فِي تَحِيَّةِ اْلأَحْيَاءِ وَإِنَّمَا كَانَ ذَلِكَ الْقَوْلُ مِنْهُ إِشَارَةً إِلَى مَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ مِنْهُمْ فِي تَحِيَّةِ اْلأَمْوَاتِ إِذْ كَانُوا يُقَدِّمُونَ اِسْمَ الْمَيِّتِ عَلَى الدُّعَاءِ وَهُوَ مَذْكُورٌ فِي أَشْعَارِهِمْ كَقَوْلِ الشَّاعِرِ: عَلَيْك سَلاَمُ اللهِ قَيْسَ بْنَ عَاصِمٍ وَرَحْمَتُهُ إِنْ شَاءَ أَنْ يَتَرَحَّمَا وَكَقَوْلِ الشَّمَّاخِ: عَلَيْك السَّلاَمُ مِنْ أَمِيرٍ وَبَارَكَتْ يَدُ اللهِ ذَلِكَ اْلأَدِيمَ الْمُمَزَّقَ
وَالسُّنَّةُ لاَ تَخْتَلِفُ فِي تَحِيَّةِ اْلأَحْيَاءِ وَاْلأَمْوَاتِ بِدَلِيلِ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ الَّذِي ذَكَرْنَاهُ وَالله ُ أَعْلَمُ اِنْتَهَى
Al khotthobi berkata: Ini memberikan pengertian bahwa untuk salam kepada mayat adalah  dengan alaikas salam  sebagaimana  yang di lakukan kebanyakan  orang awam. Tapi dalam hadis sahih,  Rasulullah SAW  sendiri pernah masuk kuburan,   lalu membaca:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ دَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
Beliau mendahulukan  mendoakan dan nama  orang yang di doakan diakhirkan. Dan salam seperti itu adalah  salam untuk orang – orang hidup.
Jadi sabda Rasulullah SAW itu  sebagai isarat kebiasaannya  dari kalangan mereka  untuk salam pada mayat – mayat  dengan mendahulukan nama mayat dari pada doa dan hal itu di cantumkan dalam syair – syair mereka  sebagaimana  perkataan seorang penyair: 

عَلَيْك سَلاَمُ اللهِ قَيْسَ بْنَ عَاصِمٍ   وَرَحْمَتُهُ إِنْ شَاءَ أَنْ يَتَرَحَّمَا
Untukmu salam  wahai qais bin Ashim
Dan rahmatNya  bila Dia hendak memberikan rahmat.[4]

Syammakh juga berkata:
عَلَيْك السَّلاَمُ مِنْ أَمِيرٍ وَبَارَكَتْ يَدُ اللهِ ذَلِكَ اْلأَدِيمَ الْمُمَزَّقَ
Untukmu salam  dari amir,  dan tangan Allah  semoga memberkahi kulit yang robek – robek itu.
Jadi menurut hadis tidak ada  perbedaan salam untuk orang – orang hidup atau yang mati karena  ada hadis Abu Hurairah tadi [5]
Ibnul Qayyim dalam kitab Tahdzib dan Ali Al Qari menyebutnya dalam kitab Al Mirqat 406,479 /2

Jadi sampai sekarang saya belum menjumpai hadis yang pas yang   menjelaskan bahwa mayat menjawab salam.
Al hafizh berkata dalam kitab al fath 5/11. Imam Nawawi berkata: Kami telah meriwayatkan hadis alaikas salam adalah salam orang mati  dalam sunan Abu Dawud dan Tirmidzi dan beliau menyatakan sahih dan lainnya   dengan sanad – sanad yang sahih.
Saya katakan: Maksud  dengan sanad – sanad yang sahih  seolah menunjukkan   hadis tersebut mempunyai berbagai jalur riwayat ke sahabat tersebut. Pada hal tidak begitu. Ia hanya di riwayatkan oleh Abu Jurai. Walaupun demikian,   permasalahannya adalah kepada perawi Abu Tamimah  Al Hujaimi  dari Abu Jurai.
 Imam Ahmad, Nasai dan Al Hakim juga menyatakan hadis tsb sahih.  Ia juga tercantum dalam kitab  Takhrij ahadisil ihya`  443/ 4. Al albani menyatakan hadis tsb sahih dalam  sahihul jami`  7402
Ibnu Hajar al hafizh berkata lagi   444/ 17  fathul bari
وَإِنَّمَا مَعْنَى قَوْله " عَلَيْك السَّلاَم تَحِيَّة الْمَوْتَى " إِخْبَار عَنْ الْوَاقِع لاَ عَنْ الشَّرْع ، أَيْ أَنَّ الشُّعَرَاء وَنَحْوهمْ يُحَيُّونَ الْمَوْتَى بِهِ وَاسْتَشْهَدَ بِالْبَيْتِ الْمُتَقَدِّم وَفِيهِ مَا فِيهِ
Maksud alaikas salam sebagai salam orang mati  adalah memberi kabar bahwa kenyataannya  begitu dan bukan menjelaskan syariat. ya`ni para penyair dan sesama mereka membaca salam kepada orang – orang sudah mati  dengan cara seperti itu. Buktinya  syair tadi.
Ibnu Batthal menyatakan  hadis alaikas salam sebagai salam orang mati tidak sahih. [6]



[1] Hr Ahmad 1365
[2] Fathir 22
[3]  HR Abu dawud 179/2 . Tirmidzi 120/2 Cetakan Bulak , Al Hakim 186/4 . Dan beliau menyatakan sahih . Adz dzahabi mendukungnya , dan memang begitu. Ah kamul janaiz 259/1

[4] Jadi alaika salamullah dulu baru di sebut nama yaitu Qais bin Ashim
[5] Tuhfatul ahwadzi  25/7
[6] Syarah Ibnu Batthol  32/17
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan