Ada juga hadis yang menyatakan orang mati tidak bisa menjawab
sebagaimana hadis sbb:
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لاَ
يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يُجِيبُوا
: Demi Tuhan
yang jiwaku ditanganNya, mereka lebih
mendengar dari pada kalian, tapi
mereka tidak bisa menjawab. [1]
Hadis terahir
ini juga menyatakan bahwa mayat tidak bisa menjawab, dan inilah yang tepat sesuai dengan ayat:
وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي
اْلقُبُوْرِ
dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur
dapat mendengar.[2]
Ada hadis sbb:
عَنْ جَابِرٍ بْنِ سُلَيْمٍ قَالَ:
لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ..فَقُلْتُ عَلَيْكَ
السَّلاَمُ، فَقَالَ: عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَيِّتِ..!
Jabir bin Sulaim
berkata: Aku berjumpa dengan Rasulullah SAW, aku berkata: Alaikas salam, lalu beliau bersabda: Alaikas salam adalah
ucapan salam bagi orang mati. [3]
Ada sebagian orang
yang berpendapat bahwa mayat menjawab salam dengan hadis tsb, namun pendapat itu perlu di kaji ulang dan
tidak benar. Sebab maksudnya sebagaimana
komentar al Khotthobi sbb:
قَالَ الْخَطَّابِيُّ هَذَا
يُوهِمُ أَنَّ السُّنَّةَ فِي تَحِيَّةِ الْمَيِّتِ أَنْ يُقَالَ لَهُ عَلَيْك
السَّلاَمُ كَمَا يَفْعَلُهُ كَثِيرٌ مِنْ الْعَامَّةِ وَقَدْ ثَبَتَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ دَخَلَ الْمَقْبَرَةَ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ دَارِ
قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ فَقَدَّمَ الدُّعَاءَ عَلَى اِسْمِ الْمَدْعُوِّ لَهُ هُوَ فِي
تَحِيَّةِ اْلأَحْيَاءِ وَإِنَّمَا كَانَ ذَلِكَ الْقَوْلُ مِنْهُ إِشَارَةً إِلَى
مَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ مِنْهُمْ فِي تَحِيَّةِ اْلأَمْوَاتِ إِذْ كَانُوا
يُقَدِّمُونَ اِسْمَ الْمَيِّتِ عَلَى الدُّعَاءِ وَهُوَ مَذْكُورٌ فِي
أَشْعَارِهِمْ كَقَوْلِ الشَّاعِرِ: عَلَيْك سَلاَمُ اللهِ قَيْسَ بْنَ عَاصِمٍ
وَرَحْمَتُهُ إِنْ شَاءَ أَنْ يَتَرَحَّمَا وَكَقَوْلِ الشَّمَّاخِ: عَلَيْك
السَّلاَمُ مِنْ أَمِيرٍ وَبَارَكَتْ يَدُ اللهِ ذَلِكَ اْلأَدِيمَ الْمُمَزَّقَ
وَالسُّنَّةُ لاَ تَخْتَلِفُ فِي
تَحِيَّةِ اْلأَحْيَاءِ وَاْلأَمْوَاتِ بِدَلِيلِ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ
الَّذِي ذَكَرْنَاهُ وَالله ُ أَعْلَمُ اِنْتَهَى
Al khotthobi
berkata: Ini memberikan pengertian bahwa untuk salam kepada mayat adalah dengan alaikas salam sebagaimana
yang di lakukan kebanyakan orang
awam. Tapi dalam hadis sahih, Rasulullah
SAW sendiri pernah masuk kuburan, lalu
membaca:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ
دَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
Beliau
mendahulukan mendoakan dan nama orang yang di doakan diakhirkan. Dan salam
seperti itu adalah salam untuk orang –
orang hidup.
Jadi sabda
Rasulullah SAW itu sebagai isarat
kebiasaannya dari kalangan mereka untuk salam pada mayat – mayat dengan mendahulukan nama mayat dari pada doa
dan hal itu di cantumkan dalam syair – syair mereka sebagaimana
perkataan seorang penyair:
عَلَيْك سَلاَمُ اللهِ قَيْسَ بْنَ
عَاصِمٍ وَرَحْمَتُهُ
إِنْ شَاءَ أَنْ يَتَرَحَّمَا
Untukmu
salam wahai qais bin Ashim
Dan
rahmatNya bila Dia hendak memberikan
rahmat.[4]
Syammakh juga
berkata:
عَلَيْك السَّلاَمُ مِنْ أَمِيرٍ
وَبَارَكَتْ يَدُ اللهِ ذَلِكَ اْلأَدِيمَ الْمُمَزَّقَ
Untukmu
salam dari amir, dan tangan Allah semoga memberkahi kulit yang robek – robek
itu.
Jadi menurut
hadis tidak ada perbedaan salam untuk
orang – orang hidup atau yang mati karena
ada hadis Abu Hurairah tadi [5]
Ibnul Qayyim
dalam kitab Tahdzib dan Ali Al Qari menyebutnya dalam kitab Al Mirqat 406,479
/2
Jadi sampai
sekarang saya belum menjumpai hadis yang pas yang menjelaskan bahwa mayat menjawab salam.
Al hafizh berkata dalam kitab al fath 5/11. Imam Nawawi berkata: Kami
telah meriwayatkan hadis alaikas salam adalah salam orang mati dalam sunan Abu Dawud dan Tirmidzi dan beliau
menyatakan sahih dan lainnya dengan
sanad – sanad yang sahih.
Saya katakan: Maksud dengan sanad
– sanad yang sahih seolah
menunjukkan hadis tersebut mempunyai berbagai jalur
riwayat ke sahabat tersebut. Pada hal tidak begitu. Ia hanya di riwayatkan oleh
Abu Jurai. Walaupun demikian, permasalahannya adalah kepada perawi Abu
Tamimah Al Hujaimi dari Abu Jurai.
Imam Ahmad, Nasai dan Al Hakim
juga menyatakan hadis tsb sahih. Ia juga
tercantum dalam kitab Takhrij ahadisil
ihya` 443/ 4. Al albani menyatakan hadis
tsb sahih dalam sahihul jami` 7402
Ibnu Hajar al
hafizh berkata lagi 444/ 17 fathul bari
وَإِنَّمَا
مَعْنَى قَوْله " عَلَيْك السَّلاَم تَحِيَّة الْمَوْتَى " إِخْبَار
عَنْ الْوَاقِع لاَ عَنْ الشَّرْع ، أَيْ أَنَّ الشُّعَرَاء وَنَحْوهمْ يُحَيُّونَ
الْمَوْتَى بِهِ وَاسْتَشْهَدَ بِالْبَيْتِ الْمُتَقَدِّم وَفِيهِ مَا فِيهِ
Maksud alaikas
salam sebagai salam orang mati adalah
memberi kabar bahwa kenyataannya begitu
dan bukan menjelaskan syariat. ya`ni para penyair dan sesama mereka membaca
salam kepada orang – orang sudah mati
dengan cara seperti itu. Buktinya
syair tadi.
Ibnu Batthal
menyatakan hadis alaikas salam sebagai
salam orang mati tidak sahih. [6]
[1] Hr Ahmad 1365
[2] Fathir 22
[3] HR Abu
dawud 179/2 . Tirmidzi 120/2 Cetakan Bulak , Al Hakim 186/4 . Dan beliau
menyatakan sahih . Adz dzahabi mendukungnya , dan memang begitu. Ah kamul
janaiz 259/1
[4] Jadi alaika salamullah dulu baru di sebut nama
yaitu Qais bin Ashim
[5] Tuhfatul ahwadzi 25/7
[6] Syarah Ibnu Batthol 32/17
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan