Kekeliruan
dalam tahlil.
Tahlilan bukan budaya Islam , tapi
budha dan ini jelas dilarang karena ada ayat:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى
الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan
hati.[1]
Bila mengagungkan syi`ar – syi`ar Allah tumbuh dari hati yang bertakwa, maka
menghidupkan syi`ar Budha tumbuh dari hati yang durhaka kepada Allah dan setia
kepada Iblis.
Juga melanggar surat al kafirun sbb:
قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ(1)لَا أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ(2)وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ(3)وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا
عَبَدْتُمْ(4)وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ(5)لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ
دِينِ(6)
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah
agamamu, dan untukkulah, agamaku". Surat
al kafirun.
Menegakkan ritual Budha atau Hindu tidak
diperkenankan, bahkan pendeta Hindu sendiri melarang anggotanya
untuk menegakkan ritual – ritual Islam lalu mengubur ritual Hindu. Ini sudah
tak asing lagi, ia sudah mashur dan populer sekali.
Baca al fatihah untuk mayat itu juga menyalahi ayat:
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي
وَفَّى أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ
إِلَّا مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى
Ataukah belum
diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan seorang manusia tiada memperoleh balasan
selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan .
Kemudian akan diberi balasan dengan
balasan yang paling sempurna,[2]
Keluarga mayat membikin makanan untuk orang –
orang yang tahlil sama dengan memberi beban yang berat kepada keluarga mayat
itu. Mereka sudah sedih karena ditinggal mayat dan ditambah kesedihannya dengan
menyediakan makanan yang banyak dan dana yang cukup banyak. Pada hal, keluarga
tsb kadang termasuk keluarga yang kurang mampu. Ini termasuk tindakan kezaliman
bukan keadilan dan kebijakan yang menjadi karakter ajaran agama Islam. Ikuti
saja budaya para sahabat yang tidak mengadakan tahlilan setelah kematian. Ikuti
ayat :
وَالسَّابِقُوْنَ الأَوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم
بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9.100. Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. At-Taubah (9): 100
وَأَمَا مِنْ نَاحِيَةِ فِقْهِ الْأثَرِ ، فَقَدْ أَوْرَدَهُ الْحافِظُ اِبْنُ حَجَرَ فِي بَابِ (
صَنْعَةِ الطّعامِ لِأهْلِ الْمَيْتِ )(
5 / 328 ) فَجَعَلَ الطَّعَامَ لِأهْلِ الْمَيْتِ لَا مِنْهُمْ ، وَهُوَ عَلَى هَذَا الْوَجْهِ مَشْرُوعٌ كَمَا فِي حَديثِ عَبْدِ اللهِ
بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ: لَمَّا جَاءَ نَعْي جَعْفَرٍ قَالِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيه وَسَلَّمَ: اِصْنَعُوا لِأهْلِ جَعْفَرٍ طَعَامَا فَإِنَّه قَدْ جَاءَهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ.
رَوْاهُ التِّرْمِذِيَّ وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.
وَقَدْ كَانَ بَعْضُ
أهْلِ الْعِلْمِ
يَسْتَحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى
أهْلِ الْمَيِّتِ
شَيْئًا لِشُغْلِهُمْ بِالْمُصِيبَةِ ، وَهُوَ
قَوْلُ الشّافِعِيِّ.
اه.
وَأَبُو داوُدَ وَاِبْنُ ماجِهُ ، وَحَسِّنَّهُ الألباني.
وَرَاجِعْ فِي ذِلِّكَ الْفَتْوَيِينَ: 4271
، 5010.
Dari segi fiqih atsar tersebut, sungguh Al
Hafidh Ibn Hajar di bab: “ membuat makanan
untuk keluarga mayat 328/5, beliau menjadikan makanan untuk keluarga mayat bukan mereka yang
membikinnya. Membuatkan makanan untuk keluarga mayat adalah di anjurkan sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Ja`far
yang berkata:
Ketika
datang kabar kematian Abdullah bin Ja`far, Nabi SAW bersabda: Buatkan makanan untuk keluarga
Ja`far. Sesungguhnya mereka telah menerima kabar yang membikin mereka sibuk (
bingung atau sedih ).
HR
Tirmidzi dan beliau menyatakan hasan sahih.
Sungguh
sebagian ahlil ilmi menyatakan sunnat memberikan sesuatu kepada keluarga korban karena mereka sibuk dengan
musibah. Itulah pendapat Imam Syafii.
Ia juga
diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah dan di hasankan oleh al albani. Rujuklah
ke dua fatwa 4271. 5010
Dalam akhir tahlil, kadang dibacakan kalimat syirik
sbb:
هُوَ الحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفاَعَتُهُ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الأَهْوَالِ مُقْتَحِمٍ
Dia ( Muhammad ) kekasih yang syafaatnya selalu di
harap pada setiap bahaya
yang menimpa
Ket : Kesyirikan disini pernyatan bahwa Muhammad satu figur yang syafaatnya di harapkan untuk melenyapkan
segala bahaya dan penderitaan didunia
maupun akhirat bukan Allah . Ia bertentangan dengan ayat :
مَا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَا
يُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa
rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang
ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya
sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Apa saja yang
Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang
dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun
yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. Begitu juga kasidah
sbb :
يَارَبِّ باِلْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَناَ وَاغْفِرْلَناَ مَامَضَى ياَوَاسِعَ الكَرَمِ
Wahai Tuhanku dengan
Rasul yang terpilih , jadikanlah
tujuan – tujuan kami tercapai dan ampunilah dosa – dosa kami yang telah lampau wahai Tuhan yang luas kemurahanNya ( Minta pengampunan dan tercapai tujuan
dengan kehurmatan Nabi saw, syair tsb juga sirik sekali ).
Dalam doa
tahlil kadang di isi dengan shalawat
nariyah yang syirik.
Tahlil sendiri
bertentangan dengan hadis sbb:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ
رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang
siapa yang bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di
dalamnya maka tertolak . HR Bukhari dan
Muslim .
Artikel Terkait
Di Karawang Pak Kyai, saudara teman saya sampe harus jual sawah buat ngadain tahlilan, abis itu langsung jatuh miskin. Ini namanya sudah jatuh, tertimpa tangga...
BalasHapusApabila iya bisa menghilangkan kesedihannya dengan tahlilan kenapa dilarang. keluarga yg meninggal akan merasa senang jika banyak yang mendo'akan. Tahlilan atas kemauan keluarga yang berduka bukan orang lain. secara tidak langsung keluarga yg berduka memberi sedekah makanan kepada orang lain tentunya mendapat nilai pahala donk. salahnya dimana ?
HapusMiskin harta lebih baik daripada miskin hati. Bukankah rejeki yang sebenarnya adalah yang dimakan dan disedekahkan, sedangkan yang disimpan adalah calon rejeki (harta) karena tidak bernilai pahala, dan bisa saja hilang bahkan tidak dibawa mati, hanya yang bernilai pahalalah yang dibawa keakhirat, seperti kewajiban kita memberi makan tubuh ini dan bersedekah.
Karena tahlilan itu tidak ada dalilnya, dan ikut ajaran Hindu bukan ajaran Islam dan jangan menyerupai orang kafir
Hapus